Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ETIKA PROFESI DENGAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA

Dosen Pengampu : Erry Muda Robuta, S.Tr.Kes.


Oleh :
Rismanita Yudiani (431220018)

4A/D3-TLM

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MAARIF HASYIM LATIF
SIDOARJO 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya jualah sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul Etika Profesi dengan Tenaga Kesehatan
Lainnya ini dapat terselesaikan.

Dalam penulisan makalah ini kami tidak henti-hentinya mengucapkan banyak


terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini termasuk kepada dosen Etika profesi kami, Bapak Erry Muda Robuta,
S.Tr.Kes. Penulisan makalah ini bertujuan memberikan informasi tentang
pentingnya etika profesi dengan tenaga kesehatan lainnya.

Kami sadar sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan sebagaimana pepatah “Tak ada gading yang tak retak”. Oleh
karenanya kami membuka tangan selebar-lebarnya guna menerima saran dan
kritik membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya kami mengharapkan agar makalah ini dapat berguna bagi para
mahasiswa khususnya di jurusan Analis Kesehatan.

Sekian dan Terima Kasih.

Sidoarjo, 22 Maret 2022

Rismanita Yudiani
DAFTAR ISI
Halaman Sampul....................................................................................................i
Kata Pengantar…...................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................4

A. Latar Belakang...........................................................................................4
B. Rumusan Masalah…..................................................................................5
C. Tujuan Penulisan…....................................................................................5
D. Manfaat Penulisan…..................................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN....................................................................................................6
BAB III
PENUTUP..............................................................................................................11
A. Simpulan........................................................................................... 11
B. Saran……………………………………………………………… 11
Daftar Pustaka........................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang
berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan
berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk
menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau
benar, buruk atau baik.
Etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan
mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya.
Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni
pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code)
tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip prinsip
moral yang ada.
Pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk
menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum
(common sense) dinilai menyimpang dari kode etik. Dengan demikian etika
adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena segala
sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial
(profesi) itu sendiri.
Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya
dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit
profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi
pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat
yang memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang semual dikenal sebagai
sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadisebuah
pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai
dengan nilai- nilai idealisme dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak-
adanya lagi respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para
elite profesional ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan etika profesi?
2. Apa yang dimaksud dengan tenaga kesehatan?
3. Bagaimana etika profesi terhadap tenaga kesehatan lainnya?

C. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui pengertian dari etika profesi dan tenaga kesehatan,


serta bagaimana etika profesi terhadap tenaga kesehatan lainnya.

D. Manfaat Penulisan

Sebagai acuan untuk mengetahui pengertian dari etika profesi dan


tenaga kesehatan, serta bagaimana etika profesi terhadap tenaga kesehatan
lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Etika Profesi
Kata etik atau etika berasal dari kata ethos (Yunani) yang berarti
karakter, watak kesusilaan atau adat. Etika berkaitan dengan konsep yang
dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-
tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.
Etika merupakan cerminan dari sebuah mekanisme kontrol yang dibuat
dan diterapkan oleh dan untuk kepentingan suatu kelompok sosial atau profesi.
Kehadiran organisasi profesi dengan kode etik profesi diperlukan untuk
menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi
masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan
keahlian
Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus
melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi
guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian
dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat
dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup
yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan
hidupnya; serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh
kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.
Ciri-ciri Profesi :
o Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki
sebuah profesi;
o Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan;
o Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada
masyarakat.
o Adanya proses lisensi atau sertifikat;
o Adanya organisasi;
o Otonomi dalam pekerjaannya.

Etika profesi Analis Kesehatan memiliki tiga dimensi utama, yaitu :

a. Keahlian (memiliki pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam


asosiasi dan terlatih)
b. Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal maupun non verbal)
c. Profesionalisme (mengetahui apa yang harus dilakukan dan yang
sebaiknya dilakukan)
B. Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan adalah setiap individu yang bekerja atau mengabdi
di bidang kesehatan, cukup pengetahuan dan keterampilan serta pernah
menempuh pendidikan di bidang kesehatan.
Dalam UU Tenaga kesehatan yang diatur dalam Pasal 11 ayat (1)
Undang Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan terdiri dari:
a. Tenaga medis
b. Tenaga psikologi klinis
c. Tenaga keperawatan
d. Tenaga kebidanan
e. Tenaga kefarmasian
f. Tenaga kesehatan masyarakat
g. Tenaga kesehatan lingkungan
h. Tenaga gizi
i. Tenaga keterapian fisik
j. Tenaga keteknisan medis
k. Tenaga teknik biomedika
l. Tenaga kesehatan tradisional; dan
m. Tenaga kesehatan lain

C. Etika Profesi dengan Tenaga Kesehatan Lain


Menurut Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan pasal 11, menyatakan bahwa tenaga kesehatan dikelompokkan
menjadi:
a. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
medis terdiri atas dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter
gigi spesialis.
b. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
psikologi klinis adalah psikologi klinis.
c. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
keperawatan yang terdiri atas berbagai jenis perawat.
d. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
kebidanan adalah bidan.
e. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
kefarmasian terdiri atas apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian.
f. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
kesehatan masyarakat yang terdiri atas epidomiolog kesehatan,
tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing
kesehatan kerja, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan,
tenaga biostatistik dan kependudukan, serta tenaga kesehatan
reproduksi
dan keluarga.
g. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
kesehatan lingkungan yang terdiri atas tenaga sanitasi lingkungan,
entimolog kesehatan dan mikrobiolog kesehatan.
h. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga gizi
yang terdiri atas nutrisionis dan dietisien.
i. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
keterapian fisik yang terdiri atas fisioterapis, okupasi terapis,
terapis wicara dan akupuntur.
j. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
keteknisan medis yang terdiri atas perekam medis dan informasi
kesehatan, teknik kardiovaskuler, teknisi pelayanan darah,
refraksionis optisien/optometris, teknisi gigi, piñata anestesi,
terapis gigi dan mulut, dan audiolologis.
k. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
teknik biomedika terdiri atas radiographer, elektromedis, ahli
teknologi laboratorium medic, fisikawan medic, radioterapis, dan
ortotik prostetik.
l. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
kesehatan tradisional terdiri atas tenaga kesehatan tradisional
ramuan dan tenaga kesehatan tradisional keterampilan.
m. Tenaga kesehatan lain yang ditetapkan oleh Menteri.

Adapun etika profesi yang harus dilakukan terhadap tenaga kesehatan


lain, adalah sebagai berikut.

1. Menghormati hak-hak dari tenaga kesehatan lain


Setiap tenaga kesehatan memiliki hak masing-masing dalam
melaksanakan profesinya baik dengan sesama maupun dengan tenaga
kesehatan profesi yang lainnya. Untuk itu perlu adanya rasa saling
menghormati antar tenaga kesehatan satu dengan tenaga kesehatan yang
lainnya, sehingga terciptalah suatu hubungan yang harmoni tanpa adanya
perpecahan dalam ruang lingkup profesi kesehatan.

2. Memperlakukan setiap tenaga kesehatan lain dalam batas-batas


norma yang berlaku
Setiap tenaga kesehatan lain perlu diperlakukan dengan baik dalam
batas-batas norma tertentu. Sesuai dengan Undang-Undang No. 36 tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan pasal 60 yang menyatakan bahwa tenaga
kesehatan bertanggung jawab untuk mengabdikan diri sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki. Maka dalam hal ini setiap tenaga kesehatan
perlu menjaga sikap dan perilaku terhadap tenaga kesehatan lainnya, sebab
setiap profesi kesehatan akan saling membutuhkan sesuai dengan tugas
profesinya masing-masing.

3. Menjunjung tinggi kesetiakawanan dalam melaksanakan profesi


Setiap tenaga kesehatan perlu untuk menjunjung tinggi
kesetiakawanan dalam melaksanakan profesi guna menjalin hubungan
kerjasama yang baik. Selain itu jika hal ini tidak dilakukan maka akan
berdampak secara tidak langsung terhadap pasien dan masyarakat sekitar
lingkungan tenaga kesehatan.

4. Membina hubungan kerjasama yang baik


Setiap tenaga kesehatan perlu untuk membina hubungan kerjasama
yang baik dengan tenaga kesehatan profesional lainnya dengan tujuan
utama untuk menjamin pelayanan tetap berkualitas tinggi. Untuk itu perlu
rasa saling menghargai antara sesama tenaga kesehatan guna membangun
kerjasama yang baik, yang secara tidak langsung akan berdampak positif
terhadap pasien dan masyarakat disekitar tenaga kesehatan
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
Dari makalah yang telah dipaparkan diatas, maka ditarik kesimpulan
bahwa etika profesi yang harus dilakukan terhadap tenaga kesehatan lain,
adalah antara lain:
1. Menghormati hak-hak dari tenaga kesehatan lain
2. Memperlakukan setiap tenaga kesehatan lain dalam batas-batas norma
yang berlaku
3. Menjunjung tinggi kesetiakawanan dalam melaksanakan profesi
4. Membina hubungan kerjasama yang baik

B. Saran
Menyadari bahwa kami selaku penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
makalah di ats dengan sumber-sumber yang lebih banyak, yang tentunya dapat
dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

Undang Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan.

IAKI SULSEL Blog. 2011. Etika Profesi Analis Kesehatan.


(http://organisasiku.blogspot.com/2011/04/etika-profesi-analis-kesehatan.html).

Diakses pada tanggal 08 Juni 2015.

Laras Dosti. 2012. Pentingnya Etika Profesi.


(http://solaras.blogspot.com/2012/12/pentingnya-etika-profesi.html). Diakses pada
tanggal 08 Juni 2015.

Rahman Syamsuddin. 2011. Etika Profesi dan Kode Etik Kesehatan.


(http://rahman7syamsuddin.blogspot.com/2011/02/etika-profesi-dan-kode-etik-
kesehatan.html). Diakses pada tanggal 08 Juni 2015.

Blog Kesehatan. 2014. Pengertian Tenaga Kesehatan.


(sehat.link/pengertian- tenaga-kesehatan.info). Diakses pada tanggal 08 Juni
2015

Anda mungkin juga menyukai