Disusun Oleh :
Ilfatul hikmah (4003210007)
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehinga kami dapat menyelesaikan Makalah Etika Profesi dan Hukum
Kesehatan tentang Tugas Sebagai Bidan Berdasarkan Etika dan Kode Etik.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,
sehingga makalah ini selesai sesuai dengan waktunya. Penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun khususnya
dari dosen mata kuliah Etika Profesi dan Hukum Kesehatan sangat penyusun harapkan, guna
menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penyusun untuk lebih baik di masa yang akan
datang.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para mahasiswa keperawatan yang ingin
menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang Tugas Sebagai Bidan Berdasarkan Etika dan
Kode Etik serta memberikan inspirasi terhadap pembaca. Penyusun juga mengharapkan makalah
ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan
dan ilmu pengetahuan kita semua.
Penyusun,
Ilfatul Hikmah
iii
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui, mengerti dan menjelaskan Tugas Bidan Berdasarkan Etik dan
Kode Etik.
1.4 Manfaat
Dapat merapkan ilmu yang telah diperolah serta mendapatkan pengetahuan tentang Tugas
Sebagai Bidan Berdasarkan Etika dan Kode Etik.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ETIKA
A. Definisi Etika
Berasal dari kata yunani “ethos”, yang berarti “cara hidup”, etika adalah cabang filsafat yang
berkaitan dengan perilaku manusia, lebih khusus perilaku individu dalam masyarakat . Etika
memeriksa pembenaran rasional untuk penilaiann moral , mempelajari apa yang secara moral
benar atau salah, adil atau tidak adil.
Etika diartikan "sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan keburukan dalam
hidupmanusia khususnya perbuatan manusia yang didorong oleh kehandak
dengan didasaripikiran yang jernih dengan pertimbangan perasaan".
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (Depdikbud,1988) etika mengandung arti :
1. Ilmu tentang apa yg baik dan apa yg buruk ttg hak dan kewajiban moral.
2. Kumpulan azas atau nilai yg berkenaan dgn akhlak.
3. Nilai mengenai benar dan salah yg dianut suatu golongan atau masyarakat
.
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam menghargai suatu tindakan apakah benar atau salah dan apakah
penyelesaiannya baik atau salah (Jones, 1994). Penyimpangan mempunyai
konotasi yang negatif yang berhubungan dengan hukum. Seorang bidan dikatakan
profesional bila ia mempunyai etika. Semua profesi kesehatan memiliki etika
profesi, namun demikian etika dalam kebidanan mempunyai kekhususan sesuai
dengan peran dan fungsinya seorang bidan bertanggung jawab menolong
persalinan. Dalam hal ini bidan mempunyai hak untuk mengambil keputusan
sendiri yang berhubungan dengan tanggung jawabnya. Untuk melakukan
tanggung jawab ini seorang bidan harus mempunyai pengetahuan yang
memadai dan harus selalu memperbaharui ilmunya dan mengerti tentang etika
yang berhubungan dengan ibu dan bayi.
2
2. bidan bertanggung jawab atas keputusan dan tindakannya, dan
bertanggung jawab atas hasil terkait tindakan bidan terhadap perempuan
yang dilayani nya.
3. Bidan dapat memutuskan untuk tidak berpartisipasi dalam pelayanan
jika bertentangan dengan prinsip moralnya. Namun, suara hati personal
hendaknya tidak menghalangi perempuan untuk mendapatkan
pelayanan kesehetan esensial.
4. Bidan yang berkeberatan terhadap permintaan layanan yang diberikan
wajib merujuk perempuan ke penyedia lain dimana layanan tersebut
tersedia.
5. Bidan memahami konsekuensi etis dan pelanggaran hak asasi manusia
terhadap kesehatan perempuan dan bayi, dan akan berusaha untuk
menghapuskan pelanggaran.
6. Bidan berpartisipasi dalam pengembangan dan implementasi kebijakan
kesehatan untuk mempromosikan kesehatan semua perempuan dan
keluarganya.
3
Mal Praktek terjadi karena :
a. Ceroboh
b. Lupa
c. Gagal Mengkomunikasikan
Kode etik bidan pertam kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan dalam
Kongres Nasional IBI X tahun 1988. Petunjuk pelaksanaan kode etik bidan
disahkan dalam Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) IBI tahun 1991. Kode etik
bidan sebagai pedoman dalam berperilaku, disusun berdasarkan pada penekanan
keselamatan klien.
4
Yang dimaksud kesejahteraan disini ialah kesejateraan materiil dan
spiritual atau mental. Dalam hal kesejateraan materiil anggota profesi,
kode etik umumnya menetapkan larangan-larangan bagi anggotanya untuk
melakukan perbuatan yang merugikan kesejahteraan. Kode etik juga
menciptakan peraturan-peraturan yang di tunjukan kepada pembatasan
tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur para anggota profesi dalam
interaksinya dengan sesama anggota profesi.
3. Untuk Meningkatkan Pengabdian Para Anggota Profesi
Dalam hal ini kode etik juga berisi tujuan pengabdian profesi
tertentu" sehingga para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui
tugas dan tanggung jawab pengabdian profesinya. Cleh karena itu kode
etik merumuskan ketentuan- ketentuan yang perlu dilakukan oleh para
anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.
4. Untuk Meningkatkan Mutu Profesi
Kode etik juga memuat tentang norma-norma serta anjuran agar para
profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu profesi sesuai dengan
bidang pengabdiannya. Selain itu kode etik juga mengatur bagaimana )ara
memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi. Dari uraian
diatas" jelas bahwa tujuan suatu profesi menyusun kode etik adalah untuk
menjunjung tinggi martabat profesi" menjaga dan memelihara kesejahteraan
para anggota" meningkatkan pengabdian anggota" dan meningkatkan mutu
profesi serta meningkatkan mutu organisasi profesi.
5
1. Anggota Profesi Klien/Pasien
Melayani dengan baik menerapkan etika, Hak klien diberikan, kewajiban bidan
dilaksanakan.
2. Anggota Profesi dan Sistem Kesehatan
Bidan memberi pelayanan sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan.
3. Anggota Profesi dan Profesi Kesehatan
Menjalin dan menjaga hubungan yang baik, Bidan, Dokter, Dokter SpOG, dan profesi
lainnya.
4. Anggota Profesi dan Sesama Anggota Profesi
Saling menghargai, membantu, minta bantuan, saling melengkapi, jangan saling
menjelekan.
Maka ikatan bidan Indonesia sebagai organisasi profesi kesehatan yang menjadi wadah
persatuan dan kesatuan para bidan di Indonesia menciptakan Kode Etik Bidan Indonesia yang
disusun atas dasar penekanan keselamatan klien diatas kepentingan lainnya.
Terwujudnya kode etik ini merupakan bentuk kesadaran dan sesungguh dari setiap bidan
untuk memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan sebagai anggota tim
kesehatan demi tercapainya cita-cita pembangunan nasional di bidang kesehatan, KIA/KB
Dan pada khususnya Segala sesuatu agar pada detik-detik yang menentukan pada saat
menyambut kelahiran Insan generasi secara selamat dan nyaman merupakan tugas Sentral
dari para bidan.
6
masyarakat, Sudah sewajarnya kode etik bidan ini berdasarkan Pancasila dan undang-undang
undang-undang 1945 sebagai landasan ideal dan garis-garis besar haluan negara sebagai
landasan operasional sesuai etik ini merupakan pedoman dalam tata cara dan keselarasan
dalam pelaksanaan pelayanan profesional.
7
menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberi pelayanan yang bermutu kepada
masyarakat.
b. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan
profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.
5. Kewajiban terhadap Diri Sendiri (2 butir)
a. Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas
profesinya dengan baik.
b. Setiap bidan harus berusaha secara terus-menerus untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6. Kewajiban Terhadap Pemerintah Nusa, Bangsa dan Tanah Air (2 butir)
a. Setiap bian dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-
ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KB/KIA
dan kesehatan keluarga dan masyarakat.
b. Setiap bidan melalui profesinya, berpartisipasidan menyumbangkan pemikirannya
kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan
terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.
7. Penutup (1 butir)
Setiap bidan dalam melaksanakan tugas sehari-hari, senantiasa menghayati dan
mengamalkan kode etik bidan Indonesia.
Sebagai Pendidik, bidan harus memberikan pengajaran yang jelas, tidak bias. akan tetapi,
bidan harus menghindari kecenderungan untuk menciptakan bidan kaku (tidak mengikuti
informasi terkini dari literature yang jelas tentang perkembangan pelayanan kebidanan)
sehingga akan menimbulkan sikap “sok tau”. Contohnya pada saat menolong persalinan
mahasiswa bidan diajarkan untuk tidak melakukan episiotomi.
Sebagai konselor bidan harus menjelaskan tentang tindakan yang akan di berikan kepada
klien dengan jelas, Contohnya seorang ibu datang ke bidan yang ingin menjadi akpestor KB
IUD namun timbul ketakutan akibat rumor negatif yang beredar di masayarakat tentang IUD.
Masalah etika yang timbul yaitu ketika bidan tidak dapat menjelaskan dengan baik, sehingga
8
pandangan klien tentang IUD tidak berubah dan mengurungkan niat nya untuk menjadi
akseptor KB.
Etika berberan dalam penelitian kebidanan, contohnya dahulu praktik kebidanan masih
banyak berdasar kebiasaaan atau dogma, dengan kemajuan jaman praktik yang seperti itu
tidak dapat dilaksanakan lagi, tetapi dituntut praktik yang professional berdasarkan pada hasil
penelitian. bidan mungkin banyak terlibat dalam penelitian baik sebagai subyek maupun
subyek penelitian. Sehingga bidan perlu mengetahui tentang etika penelitian, demi
kepentingan melindungi klien institusi tempat praktik dan diri sendiri. Bidan wajib
mendukung penelitian yang bertujuan memajukan ilmu pengetahuan kebidanan. Bidan harus
siap mengadakan penelitian dan siap untuk memberikan pelayanan pada hasil penelitian.
a. Tugas Bidan
Dalam menjalankan praktiknya, ada 3 pengelompokan tugas bidan yang dilakukan
berdasarkan etik dan kode etik profesi yaitu :
1. Tugas Mandiri
a. Menerapkan menejemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan
b. Memberikan pelayanan dasar pada anak ramaja dan wanita pra nikah dengan
melibatkan klien
c. Memberikan asuhan kepada klien selama kehamilan normal
d. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan
melibatkan klien dan keluarga
2. Tugas Kolaborasi
a. Menerapkan menejemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
b. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi
c. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan resiko tinggi dan
keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan
tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
d. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi
dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan
tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
3. Tugas Rujukan
a. Menerapkan menejemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi
keterlibatan klien dan keluarga
b. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan ibu hamil dengan
resiko tinggi dan kegawatdaruratan
c. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa
persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga
d. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam
masa nifas dengan resiko tinggi dan kegawatdaruratan
9
J. Bidan sebagai tenaga profesional
1. Peran bidan profesional
a. Pelaksana
b. pengelola
c. Pendidik
d. Meneliti
2. Pelayan Profesional
a. Berlandaskan sikap dan kemampuan profesional
b. Ditujukan untuk kepentingan yang menerima
c. Serasi dengan pandangan dan keyakinan profesi
d. Memberikan perlindungan bagi anggota profesi
3. Perilaku Profesional
a. Bertindak sesuai dengan keahlian dan di dukung oleh pengetahuan dan pengalaman
serta keterampilan yang tinggi
b. Bermoral tinggi
c. Berperilaku jujur, baik kepada orang lain maupun kepada diri sendiri
d. Tidak melakukan tindakan coba-coba yang tidak didukung ilmu pengetahuan
profesinya
e. Tidak memberikan janji yang berlebihan
f. Tidak melakukan tindakan yang semata-mata di dorong oleh pertimbangan komersial
g. Memegang teguh etika profesi
h. Mengenal batas-batas kemampuan
i. Menyadari ketentuan hukum yang membatasi gerakannya
10
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Etika sebagai salah satu cabang filsafat sering kali dianggap sebagai ilmu yang abstrak
dan kurang relevan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak uraian filsafat dianggap jauh dari
kenyataan, tetapi setidaknya etika mudah dipahami secara relevan bagi banyak persoalan
yang di hadapi. Etika sebagai filsafat moral mencari jawaban untuk menentukan serta
mempertahankan secara rasional teori yang berlaku tentang apa yang benar dan yang salah,
baik atau buruk, yang secara umum dapat di pakai sebagai suatu perangkat prinsif moral
yang menjadi pedoman bagi tindakan manusia.
Kode Etik merupakan norma-norma yang harus diindahkan oleh etiap profesi dalam
melaksanakan tugas profesinya dan hidupnya di masyarakat. Norma tersebut berisi petunjuk
bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka menjalankan profesinya dan larangan, yaitu
ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh anggota
profesi, tidak saja dalam menjalankan tugas profesinya melainkan juga menyangkut tingkah
laku pada umumnya dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat. Kode etik kebidanan
merupakan suatu pernyataan komprehensif profesi yang menuntut bidan melaksanakan
praktik kebidanan baik yang berhubungan dengan kesejahteraan keluarga, masyarakat, teman
sejawat, profesi dan dirinaya.
Bidan tidak dapat memaksakan untuk mengadaptasi suatu teori etik secara kaku, karena hal ini
akan merugikan bidan itu sendiri. Bidan harus menilai kemampuan dirinya dalam melakukan sesuatu
namun tidak menyimpang dari prinsip pelayanan, yaitu berusaha mengutamakan keselamatan ibu,
bayi dan keluarga. Contohnya ketika seorang bidan desa harus menolong persalinan, disaat jadwal
pemerikasaan kehamilan, selain itu ada beberapa ibu yang memerlukan pelayanan KB dan Asuhan
BBL. Maka kemungkinan besar ia hanya dapat mencoba menghasilkan yang terbaik bagi semua
orang sesuai kemampuannya.
Dalam menghadaptasi teori etika seorang bidan mampu menyesuaikan dengan keadaan
dirinya dan berlandaskan pada kode etik dan standar profesi. Bidan tidak dapat memaksakan
untuk mengadaptasi suatu teori etik secara kaku, karena hal ini akan merugikan bidan itu
sendiri. Maka kemungkinan besar ia hanya dapat mencoba menghasilkan yang terbaik bagi
semua orangsemua orang sesuai kemampuannya.
11
menimbulkan sikap «sok tau». Masalah etika yang timbul yaitu ketika bidan tidak dapat
menjelaskan dengan baik, sehingga pandangan klien tentang IUD tidak berubah dan
mengurungkan niat nya untuk menjadi akseptor KB.
a. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Soepardan, Suryani dan Dadi Anwwar Hadi. 2016. Etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Elyasari. 2022. Tugas Sebagai Bidan Berdasarkan etik dan kode Etik. Sumatera Barat: PT Global
Eksekutif Teknologi
Bayu, Niken. 2022. Etika Profesi Hukum Praktek Kebidanan.Sumatera Utara: Yayasan Kita
Menulis
13