Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH HORMON TIROID, ANTI TIROID DAN

HORMON PERTUMBUHAN

Dosen Pengampu : dr. Rezi Ilman M

Disusun Oleh Kelompok 3 :

Rhestu Raynanda Siswandhy (4003210005)

Ilfatul Hikmah (4003210007)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

STIKes BINA PUTERA BANJAR

2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah “hormon tiroid, anti tiroid dan
hormon pertumbuhan” ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa
shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW, keluarganya,sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah”farmakologi


”dengan judul makalah “hormon tiroid, anti tiroid dan hormon pertumbuhan”
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber
bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan
informasi yang akan menjadi bahan makalah.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Banjar,14 Juni 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kelenjar tiroid terletak tepat dibawah laring pada kedua sisi dan sebelah
anterior trakea. Tiroid menyekresikan dua hormon utama, tiroksin dan
triiodotironin serta hormon kalsitonin yang mengatur metabolisme kalsium
bersama dengan parathormon yang dihasilkan oleh kelenjar paratiroid

Kerja kelenjar tiroid ini dipengaruhi oleh kecukupan asupan iodium.


Defisiensi hormon tiroid ini dapat menimbulkan gangguan tertentu yang
spesifik. Cretinism, misalnya, yang ditandai dengan gangguan pertumbuhan
dibawah normal disertai dengan retardasi mental merupakan akibat dari
hormon tiroid yang inadekuat pada saat perkembangan janin. Kekurangan
asupan yodium yang biasanya terjadi pada daerah goiter (gondok) endemis
banyak terjadi karena defisiensi yodium menyebabkan hipotiroidisme sehingga
mengakibatkan pembengkakan kelenjar.

Kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid, yang akan disimpan sebagai


residu asam amino tiroglobulin, tiroglobulin merupakan glikoprotein yang
menempati sebagian besar folikel koloid kelenjer tiroid.
Secara garis besar, sintesis, penyimpanan, sekresi dan konversi hormone tiroid
terdiri dari beberapa tahap:
• ambilan ion yodida oleh kelenjer
• oksidasi yodida dan yodinasi gugus tirosil pada tiroglobulin
• penggabungan residu yodotirosin dan menghasilkan yodotironin
• resorpsi koloid tiroglobulin dari lumen kedalam sel
• proteolsis tiroglobulin dan pengeluaran atau sekresi tiroksin ( T4 ) dan ( T3 )
ke aliran darah
• recyling yodium diantara sel-sel tiroid melalui deodinasi dari mono dan
diadotirasin dan penggunaan kembali ion yodida dan konversi T4 menjadi T3
di jaringan perifer da dalam kelenjer tiroid.

Setiap makhluk hidup tiap waktu terus bertambah tinggi dan besar. Tak
terkecuali manusia, hal ini dapat kita lihat saat manusia masih bayi mereka
terus tumbuh hingga dewasa.
Manusia tidak hanya juga terus bertumbuh, manusia juga terus
mengembangkan kemampuannya, baik itu kemampuan motorik,
sensorik maupun sosialnya.
HGH (HumanGrowth Hormon) adalah suatu hormon anabolik yang
berperan sangat besar dalam pertumbuhan dan pembentukan tubuh,
terutama pada masa anak-anak dan puberitas. Growth Hormon
berperan meningkatkan ukuran dan volume dari otak, rambut, otot
danorgan-organ di dalam tubuh.HG bertanggung jawab atas
pertumbuhan manusia sejak dari kecil sampai dia tumbuh besar.

Rumusan Masalah

Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

1. HORMON TIROID

A.  Hormon Tiroid

Tahap pertama pembentukan hormon tiroid adalah pompa iodida dari


darah ke dalam sel dan folikel kelenjar tiroid. Membran basal sel tiroid
memompakan iodida masuk ke dalam sel yang disebut dengan penjeratan
iodida (iodide trapping). Sel-sel tiroid kemudian membentuk dan
mensekresikan tiroglobulin dari asam amino tirosin. Tahap berikutnya
adalah oksidasi ion iodida menjadi oleh enzim peroksidase. Selanjutnya
terjadi iodinasi tirosin menjadi monoiodotirosin, diiodotirosin, dan
kemudian diatur oleh enzim iodinase. Kemudian, hormon tiroid yang telah
terbentuk ini disimpan di dalam folikel sel dalam jumlah yang cukup untuk
dua hingga tiga bulan. Setelah hormon tiroid terbentuk di dalam
tiroglobulin, keduanya harus dipecah dahulu dari tiroglobulin, oleh enzim
protease. tiroid. Keduanya diangkut dengan menggunakan protein plasma.
Karena mempunyai afinitas yang besar terhadap protein plasma, hormon
tiroid, khususnya tiroksin, sangat lambat dilepaskan ke jaringan. Kira-kira
tiga perempat dari tirosin yang teriodinasi dalam tiroglobulin tidak akan
pernah menjadi hormon tiroid, hanya sampai pada tahap monoiodotirosin
atau diiodotirosin. Yodium dalam monoiodotirosin dan diiodotirosin ini
kemudian akan dilepas kembali oleh enzim deiodinase untuk membuat
hormon tiroid tambahan

Regulasi hormon tiroid adalah sebagai berikut. Hipotalamus sebagai


master gland mensekresikan TRH (Tyrotropine Releasing Hormone) untuk
mengatur sekresi TSH oleh hipofisis anterior. Kemudian tirotropin atau
TSH (Thyroid Stimulating Hormone) dari hipofisis anterior meningkatkan
sekresi tiroid dengan perantara cAMP. Mekanisme ini mempunyai efek
umpan balik negatif, bila hormon tiroid yang disekresikan berlebih,
sehingga menghambat sekresi TRH maupun TSH. Bila jumlah hormon
tiroid tidak mencukupi, maka terjadi efek yang sebaliknya
B. Fungsi dan Efek Hormon Tiroid
Secara garis besar, hormon tiroid mempunyai fungsi:

1) meningkatk an aktivitas metabolik

2)  hormon pertumbuhan, dan

3) mempengaruhi mekanisme tubuh yang spesifik (seperti pada


metabolisme dan sistem kardiovaskular), serta mempengaruhi sekresi
sebagian besar kelenjar endokrin lain.

Efek yang umum dari hormon tiroid adalah mengaktifkan transkripsi


inti sejumlah besar gen. Oleh karena itu, di semua sel tubuh sejumlah besar
enzim protein, protein struktural, protein transpor, dan zat lainnya akan
disintesis. Hasil akhirnya adalah peningkatan menyeluruh aktivitas
fungsional di seluruh tubuh. Hormon tiroid meningkatkan aktivitas
metabolik selular dengan cara meningkatkan aktivitas dan jumlah sel
mitokondria, serta meningkatkan transpor aktif ion-ion melalui membran
sel. Hormon tiroid juga mempunyai efek yang umum juga spesifik
terhadap pertumbuhan. Efek yang penting dari fungsi ini adalah
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak selama kehidupan
janin dan beberapa tahun pertama kehidupan pascalahir .

Efek hormon tiroid pada mekanisme tubuh yang spesifik meliputi


peningkatan metabolisme karbohidrat dan lemak, peningkatan kebutuhan
vitamin, meningkatkan laju metabolisme basal, dan menurunkan  berat
badan. Sedangkan efek pada sistem kardiovaskular meliputi peningkatan
aliran darah dan curah jantung, peningkatan frekuensi denyut jantung, dan
peningkatan kekuatan jantung. Efek lainnya antara lain peningkatan
pernafasan, peningkatan motilitas saluran cerna, efek merangsang pada
sistem saraf pusat (SSP), peningkatan fungsi otot, dan meningkatkan
kecepatan sekresi sebagian besar kelenjar endokrin lain.

Ada 4 golongan penghambat sintesis hormon tiroid, yaitu

1) antitiroid—menghambat sintesis hormon secara langsung;

2) penghambat ion—yang memblok mekanisme transpor iodida;

3) yodium dengan konsentrasi tinggi—yang dapat mengurangi sintesis


dan pengeluaran hormon dari kelenjarnya

4) yodium radioaktif—yang merusak kelenjar dengan radiasi ionisasi.


Juga ada beberapa obat yang tidak berefek pada hormon di kelenjar,
tetapi digunakan sebagi terapi ajuvan, bermanfaat untuk mengatasi
ejala tirotoksikosis, misalnya antagonis reseptor-β dan penghambat
kanal Ca++

C . Gangguan Fungsi Tiroid

1) Hipofungsi Tiroid ( Hipotiroid )

Akibat kekurangan T3 dan T4 dan penurunan metabolisme umum.


Hipotiroidisme, bila hebat disebut miksedema , merupakan penyakit gangguan
tiroid yang paling umum. Kegagalan kelenjer tiroid untuk memproduksi
hormone tiroid yang cukup merupakan penyebab paling umum dari hipotiroid
dan ini disebut sebagai hipotiroidisme primer.

Hipotiroidisme non goiter umumnya berhubungan dengan degenerasi dan


artrofi kelenjer atau terjadi setelah operasi tiroid atau destruksi akibat yodium
radioaktif. Hipotiroid ini dapat terjadi sesudah penggunaan obat anti tiroid.
Hipotiroidisme dengan goiter terjadi bila ada gangguan sintesis hormone tiroid
yang hebat. Bila penyakit ini tidak ringan gejala tidak nyata, sementara
progresivitras penyakit dapat berjalan terus, dengan gejala :

- Keadaan mental mundur


- Lesu dan mengantuk
- Kulit menebal
- Struma (gondok di leher )
- Kekerdilan
- Bicara melambat , nada suara rendah dan parau
- Anoreksia, gangguan saluran cerna
- Tonus otot berkurang.

2) Hipertiroid
Hipertiroid adalah suatu keadaan akibat dari produksi hormone tiroid yang
berlebihan oleh kelenjar tiroid sehingga menyebabkan kadar hormone tiroid di
dalam darah berlebihan, akibat kelebihan T3 dan T4.
Penyebab yang paling umum ( lebih dari 70% orang) adalah produksi berlebih
dari hormon tiroid oleh keseluruhan kelenjar tiroid. Kondisi ini juga dikenal
sebagai graves’ disease. Hipertiroidisme pada graves’ disease adalah akibat
antibodi reseptor TSH yang merangsang aktivitas TSH (Thyreoid Stimulating
Hormone) untuk mengeluarkan terlalu banyak hormon tiroid. Penyebab
hipertiroidisme lainnya adalah strauma noduler toksik, tiroiditis, penyakit
troboblastis, pemakaian yodium yang berlebihan ( lee 2006 ).

Gejala hipertiroid :
• Peningkatan frekuensi denyut jantung
• Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
ketokolamin
• Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas,
intoleran terhadap panas, keringat berlebihan
• Penurunan berat badan, peningkatan rasa lapar
• Peningkatan frekuensi BAB
• Gondok
• Gangguan reproduksi
• Cepat letih
• Haid sedikit dan tidak tetap
• Mata melotot

2.    Hormon Anti Tiroid

Ada 4 golongan penghambat sintesis hormon tiroid :

(1) antitiroid, yang mengganggu sintesis hormon secara langsung

(2) penghambat ion yang menghalangi mekanisme transport yodida;

(3) yodida yang pada konsentrasi tinggi memiliki efek supresi terhadap


kelenjar tiroid dan

(4) yodium radioaktif yang merusak kelenjar dengan radiasi ion.

(a.) Mekanisme kerja Antitiroid yang mengganggu sintesis hormone secara


langsung.

Antitiroid menghambat sintesis hormon tiroid dengan jalan menghambat


proses pengikatan ion antitiroid juga menghambat proses penggabungan dari
gugus yodotirosil untuk membentuk yodotironin. Cara kerjanya dapat dijelaskan
dengan adanya hambatan terhadap enzim peroksidase sehingga oksidasi ion
yodida dan gugus yodotirosil terganggu.

Efek samping

Reaksi yang paling sering timbul adalah demam obat, yang terutama
terjadi dalam pengo batan. Gejala lain yang jarang sekali timbul adalah nyeri dan
kaku sendi, terutama pada lengan dan pergelangan: nyeri itu dapat pindah ke  sendi
lain.

Indikasi

Antitiroid digunakan untuk pengobatan hipertiroidisme, baik untuk


mengatasi gejala klinik sambil menunggu remisi spontan, maupun sebagai
persiapan operasi. Selain itu, obat ini juga dapat dipakai dalam kombinasi dengan
yodium radioaktif,dengan tujuan mempercepat timbulnya perbaikan klinis
sementara menunggu efek terapi yodium radioaktif. Efek terapi biasanya baru
tampak setelah masa laten yang agak panjang, dari beberapa hari sampai 1-2
minggu.

D . Jenis – jenis obat anti tiroid


1. Thionamides
Terdiri dari : propilthyourasil, methimazol, carbimazole.
- Mekanisme kerja
Inhibisi thyroksin peroksidase :
→ inhibisi oksidasi iodida menjadi iodine
→ inhibisi iodinasi tiroglobulin
→ inhibisi organifikasi ( pembentukan T3 dan T4 )
PTU ( kecuali methimazole ) : menghambat deodinasi T4 di perifer. Tidak
mempengaruhi up take iodida oleh tiroid.
PTU pada dosis 100 mg mempunyai masa kerja 6 – 8 jam, sedangkan
methimazole pada dosis 30 – 40 mg bekerja selama kira – kira 24 jam. Dengan
dosis ini keadaan eutiroid biasanya tercapai dalam waktu 12 minggu. Setelah
ini tercapai, dosis perlu dikurangi tapi terapi sebaiknya jangan dihentikan.
PTU pada umumnya tidak berefek buruk pada kehamilan. Dapat diberikan
pada ibu menyususi, tapi sebaiknya dosis obat ini dikurangi terutama pada
trimester ketiga kehamilan untuk menghindari terjadinya goiter pada fetus.
PTU tersedia dalam bentuk tablet 50 mg. Biasanya diberikan dengan dosis 100
mg setiap 8 jam. Methimazole tersedia dalam bentuk tablet 5 mg dan 10
mg,dosis dianjurkan 30 mg sekali.

Dosis dan aturan pakai :


• PTU : untuk anak 5 – 7 mg / kgBB / hari, dosis terbagi setiap 8 jam.
Untuk dewasa : 3000 mg / hari, dosis terbagi setiap 8 jam.
Untuk hipertiroid berat 450 mg / hari, untuk hipertiroid acasional 600 – 900
mg / hari, dosis pelihara 100 – 150 mg / hari,dosis terbagi setiap 8 jam sampai
12 jam.
Untuk orang tua : 150 – 300 mg / hari.
• Methimazole : untuk anak 0,4 mg / kgBB / hari ( 3 kali sehari ), dosis
pelihara 0,2 mg / kgBB / hari ( 3 kali sehari ), maksimum 30 mg dalam sehari.
Untuk dewasa : hipertiroid ringan 15 mg / hari, sedang 30 – 40 mg / hari, berat
60 mg / hari, dosis pelihara 5 – 15 mg / hari.
Nama dagang metimazole adalah tapazole.
Kontra indikasi hipersensitif terhadap methimazole dan wanita hamil.
• Carbimazole suatu derivat methimazole, terdapat dalam bentuk tablet 5 mg
dan 10 mg. Dosisnya sama dengan methimazole.

- Efek samping
PTU dan methimazole jarang sekali menimbulkan efek samping. Tapi bila
timbul biasanya mempunyai gambaran yang sama ( frekuensinya 3 % untuk
PTU dan 7 % untuk methimazole ). Agranulositosis akibat dari PTU
menimbulkan frekuensi 0,44 % dan methimazole 0,12 %. Meski jarang,
agranulositosis merupakan efek samping yang serius, efek ini bersifat
tergantung dosis ( dose – dependent ), sedangkan untuk PTU tidak tergantung
dosis.

- Gejala yang ditimbulkan :


• Nyeri dan kaku sendi, terutama pada tangan dan pergelangan
• Reaksi demam obat
• Hepatitis dan nefritis ( pada penggunaan PTU dosis tinggi )
• Kelainan kulit
• Iritasi usus
• Timbulnya hipotiroid, bila dosis obat tidak diturunkan

2. Penghambat Transpor Ion Yodida ( Ionic Blockers )


Penghambat ion yodida adalah obat yang dapat menghambat aktif ion yodida
kedalam kelenjar tiroid. Obat tersebut berupa anion monovalen yang bentuk
hidratnya mempunyai ukuran hampir sebesar ion yodida, misalnya :
thiocyianate, perchelorate, nitrate, pertechnetate, fluoroborate. Obat ini jarang
digunakan.

3. Yodida
Merupakan obat tertua yang digunakan untuk pengobatan hipertiroid sebelum
ditemukan berbagai macam anti tiroid. Pemberian yodida pada pasien
hipertiroid memberikan efek yang nyata, yaitu menekan fungsi tiroid. Goiter
yang terjadi karena pemberian anti tiroid, dapat diperbaiki dengan pemberian
sediaan tiroid dan yodida. Jadi dalam hal ini yodida memperbaiki fungsi tiroid.
Natrium yodida ( NaI ) dan kalium iodida ( KI ) Tersedia dalam bentuk kapsul,
tablet, dosis sehari cukup dengan 3 kali 0,3 mg sehari.
Efek samping : hipersensitifitas terhadap yodida, iritasi gastrointestinal, erupsi
kulit, ISPA, metalic taste.
Kontra indikasi : tidak diberikan pada wanita hamil karena dapat menembus
sawar darah plasenta dan menyebabkan goiter pada fetus.

4. Yodium Radioaktif ( Radioactive Iodine )


Cepat terkonsentrasi di kelenjar tiroid. Terutama dalam kondisi
hipertiroidisme. Pada proses radiasi oleh suatu unsur radiaktif dipancarkan
sinar – sinar alfa ( inti helium ), sinar beta ( elektron ), dan sinar gamma
( gelombang elektro magnetik yang sejenis dengan sinar – X ).
Bentuk sediaan larutan natrium iodida dapat diberikan secara oral dan intra
vena, sedangkan kapsul natrium iodida tersedia dalam bentuk pemberian
secara oral. Pada setiap sediaan biasanya disebutkan jumlah dan macam
campuran dalam larutan, dosis terapi, dan sebagainya.
Indikasi :
- hipertiroid pada usia lanjut atau dengan penyakit jantung.
- Penyakit graves yang menetap atau kambuh setelah tiroidektomi subtotal atau
setelah memakai obat anti tiroid dalam jangka waktu lama.
- Goiter nodular toksik
- Goiter multi nodular non toksik yang disertai gejala kompresi
- Karsinoma tiroid
- Sebagai alat diagnostik fungsi tiroid

Efek samping : resiko perubahanneoplastik dan hipotiroidisme


Dosis : 0,03 mg. Dosis tunggal.
Kontra indikasi : bahan radioaktif tidak boleh digunakan selama kehamilan dan
pada anak –anak, yodium ini sebaiknya diberikan pada pasien 25 – 30 tahun
keatas.

3. Hormon Pertumbuhan

Human Growth Hormon (HGH) atau Hormon Pertumbuhan


Manusia adalah hormon yang bertanggung jawab atas pertumbuhan
manusia sejak dari kecil sampai dia tumbuh besar. Setelah manusia
sudah bertumbuh besar, bukan berarti hormon ini tidak berguna, akan
tetapi hormon ini bertugas untuk menjaga agar organ tubuh tetap pada
kondisi yang prima. HGH mempengaruhi hampir semua sel dalam
tubuh kita, meremajakan kulit dan tulang, regenerasi jantung, hati,
paru-paru dan ginjal serta membawa fungsi organ dan jaringan tubuh
kembali ke tingkat muda. Kelenjar yang bertanggung jawab untuk
memproduksi HGH adalah kelenjar Pituitary.
Hormon pertumbuhan (GH) adalah berbasis poli-protein- hormon
peptida . Ini merangsang pertumbuhan, sel reproduksi dan regenerasi
pada manusia dan hewan lainnya. Ini adalah asam amino-191, satu rantai
polipeptida hormon yang disintesis, disimpan, dan dikeluarkan oleh
somatotroph sel dalam sayap lateral hipofisis anterior kelenjar.
Somatotropin mengacu pada hormon pertumbuhan diproduksi native
dan alami pada hewan, sedangkan somatropin merujuk pada hormon
pertumbuhan yang diproduksi oleh teknologi DNA rekombinan , dan
disingkat “rhGH” pada manusia.
2.1 Macam-macam Hormon Pertumbuhan Buatan
1. SOMATREM
Hormon pertumbuhan yang dihasilkan dengan cara rekayasa
genetik ini memiliki satu gugus metionin tambahan pada terminal-N.
Hal ini mungkin menjadi penyebab timbulnya antibodi dalam kadar
rendah terhadap sediaan ini pada ± 30% pasien, adanya antibodi ini
tedak mempengaruhi perangsangan pertumbuhan oleh hormon. Efek
biologisnya sama dengan somatropin. 1 mg somatrem setara dengan
2.6 IU hormon pertumbuhan.
Kegunaan klinik: Diindikasikan untuk difesiensi hormon
pertumbuhan pada anak.
Penggunaann pada difisiensi parsial dan anak pendek normal masih
harus diteliti. Suntikan lepas lambat yang melepas obat perlahan-lahan
dapat diberikan subcutan sebulan sekali. Ada pula preparat yang
diberikan 3-6 kali perminggu. Kadar puncak dicapai dalam 2-4 jam dan
kadar terapi bertahan 36 jam.Bila terapi tidak berhasil, setelah 6 bulan
obat harus dihentikan
2. SOMATROPIN
Secara kimia identik dengan hormon pertumbuhan manusia tetapi
dibuat dengan rekayasa ginetik, efek geologik sama tetapi tidak ada
resiko kontaminasi virus penyebab penyakit Creutzfeldt-Zacob 1 ml
gram obat ini setara 2,6 IU hormon pertumbuhan.
Kegunaan klinik. Sama dengan somatrem.

2.2 ManfaatHormon Pertumbuhan Pada Orang Dewasa


Pada orang dewasa GH berperan terutama untuk menjaga volume
dan kekuatanyang cukup dari kulit, otot-otot, dan tulang. Selain itu GH
juga berperan meningkatkan fungsi, perbaikan dan memelihara
kesehatan dari otot, jantung, paru-paru, hati, ginjal, persendian,
persarafan tubuh, dan otak. Kelenjar yang bertanggung jawab untuk
memproduksi HGH (Human GrowthHormon) adalah kelenjar pituitary.
Kelenjar pituitary terletak di bawah otak manusia. Ukuran dari kelenjar
ini adalah sebesar kacang kedelai. Walaupun kecil, kelenjar ini
merupakan kontroler bagi seluruh kelenjar yang memproduksi hormon
di tubuh manusia. Produksi dari HGH(Human Growth Hormon) sangat
mempengaruhi produksi hormon- hormon lain di dalam tubuh.HGH
diproduksi pada tiga sampai empat jam pertama dari waktu tidur, dan
produksinya mencapai puncak pada masa remaja, hingga mencapai
kadar 1500 µg perhari.
Pada pria dan wanita muda dengan usia 25 tahun dan bertumbuh dengan
baik, produksi HGH mencapai 350 µg perhari. Secara normal,
seseorang akan mengalami penurunan kadar dari HGH sejak usia
memasuki 20 tahun yaitu menurun sebesar 14 % setiap pertumbuhan 10
tahun, dan akan memiliki HGH dalam jumlah yang sedikit ataupun
tidak sama sekali pada usia 65 tahun. Penurunan kadar HGH di dalam
tubuh akan menyebabkan berbagai kemunduran, baik kemunduran fisik
maupun mental. Tanda dan gejala tanda- tanda adanya penurunan GH
pada orang dewasa diantaranya adalah rambut yang menipis, kulit
menjadi tipis, kering dan mengendur, kedua belah pipi yangmengendur,
gusi yang menyusut, perut yang membesar dan kenyal seperti karet ban,
otot-otot tubuh yang mengendur, mudah atau senantiasa merasa leleh
dan sulit kembali menjadi bugar walupun telah beristirahat, perasaan
tidak menyukai dan pandangan yang buruk tentang lingkungan sekitar
sehingga cenderung lebih suka menyendiri dan disertai perasaan cemas
serta khawatir yang dialami terus menerus. Kemunduran fisik maupun
mental akibat penurunan kadar GH didalam tubuh dapat diketahui
melalui pemeriksaan Insulin-like Growth Factor 1 (IGF-I) atau yang
juga dikenal dengan Somatomedin C, dan seseorang dianggap
mengalami kekurangan GH apabila didapatkan kadar IGF-1 kurang dari
350 ng/ml.
Kekurangan HGH dapat diatasi dengan terapi pemberian hormon atau
sulih hormon dengan menggunakan sediaanH GH yang diberikan
memalui suntikan dan sediaan tersebut telah banyak tersedia di pasaran.
2.3 Mekanisme Kerja Hormon Pertumbuhan
HGH yang dihasilkan oleh kelenjar pituitary pertama-tama mengalir
melalui pembuluh darah menuju ke organ hati. Di dalam hati, HGH
dirubah menjadi IGF 1 (insulinlike Growth Factor 1). Lalu melalui
peredaran darah pula, IGF 1 dialirkan keseluruh organ-organ yang ada
di tubuh manusia. IGF 1 inilah yang bertanggung jawab untuk
memelihara seluruh organ-organ di dalam tubuh manusia. Oleh karena
terpeliharanya organ-organ di dalam tubuh manusia, maka system
imunisasi di dalam tubuh manusia juga ikut terpelihara. Tidak heran
mengapa seseorang pada usia muda yang dimana produksi HGH-nya
masih banyak, mereka lebih tahan terhadap serangan penyakit dan
hampir tidak dijumpai adanya penyakit- penyakit yang biasa ditemukan
pada orang yang sudah berumur cukup tua.

2.4 IndikasiHormon Pertumbuhan


HGH yang dihasilkan oleh kelenjar pituitary pertama-tama mengalir
melalui pembuluh darah menuju ke organ hati. Di dalam hati, HGH
dirubah menjadi IGF 1 (insulinlike Growth Factor 1). Lalu melalui
peredaran darah pula, IGF 1 dialirkan keseluruh organ-organ yang ada
di tubuh manusia. IGF 1 inilah yang bertanggung jawab untuk
memelihara seluruh organ-organ di dalam tubuh manusia. Oleh karena
terpeliharanya organ-organ di dalam tubuh manusia, maka system
imunisasi di dalam tubuh manusia juga ikut terpelihara. Tidak heran
mengapa seseorang pada usia muda yang dimana produksi HGH-nya
masih banyak, mereka lebih tahan terhadap serangan penyakit dan
hampir tidak dijumpai adanya penyakit- penyakit yang biasa ditemukan
pada orang yang sudah berumur cukup tua.

2.5 Akibat Dari kelebihan dan kekurangan Hormon Pertumbuhan


1. Kekurangan Hormon
Pertumbuhan Dwarfism
(cebol)
yaitu gangguan pertumbuhan akibat gangguan pada fungsi hormon
pertumbuhan / growth hormone. Gejalanya berupa badan pendek,
gemuk, muka dan suara imatur (tampak seperti anak kecil), pematangan
tulang yang terlambat, lipolisis (proses pemecahan lemak tubuh) yang
berkurang, peningkatan kolesterol total / LDL, dan hipoglikemia.
Biasanya intelengensia / IQ tetap normal kecuali sering terkena
serangan hipoglikemia berat yang berulang.Hormon pertumbuhan ini
diproduksi oleh somatrotop (bagian dari sel asidofilik) yang ada di
kelenjar hipofisis. Hormon ini merupakan hormon yang penting untuk
pertumbuhan setelah kelahiran dan metabolisme normal karbohidrat,
lemak, nitrogen serta mineral. Hormon ini tidak bekerja secara langsung
dalam mempengaruhi pertumbuhan, tetapi melalui perantaraan suatu
peptida yang disebut somatomedin (IGF I dan IGF II) yang produksinya
diinduksi oleh hormonpertumbuhan. Somatomedin yang produksi
utamanya di hati ini dipengsaruhi juga oleh usia dan status gizi
seseorang. Somatomedin inilah yang akan berikatan dengan reseptor-
reseptor dalam sel tubuh guna merangsang pertumbuhan melalui:
1. Sistesis protein. Hormon pertumbuhan akan meningkatkan produksi
protein dan transportasinya ke sel-sel otot sehingga merangsang
pertumbuhan otot dan jaringan pada umumnya.
2. Metabolisme karbohidrat. Hormon pertumbuhan memiliki efek
antagonis terhadap insulin sehingga meningkatkan kadar gula dalam
darah, yang nantinya akan meningkatkan proses konversi karbohidrat
menjadi protein.
3. Metabolisme lemak. Hormon pertumbuhan akan meningkatkan
penguraian lemak tubuh menjadi asam lemak bebas dan gliserol
sehingga kadar lemak dalam darah meningkat.
4. Metabolisme mineral. Hormon pertumbuhan meningkatkan kadar
kalsium, magnesium serta fosfat sehingga merangsang pertumbuhan
panjang dari tulang keras dan pertumbuhan tulang rawan terutama pada
anak-anak.
Efek mirip prolaktin sehingga merangsang kelenjar payudara dan
produksi susu saat kehamilan.
Kekurangan hormon pertumbuhan ini akan mempengaruhi
pertumbuhan tulang dan otot serta mengganggu metabolisme
karbohidrat, lemak dan mineral yang bermanifestasi menjadi cebol.

Ada dua sebab kekurangan hormon pertumbuhan yaitu:


a. Kekurangan hormon pertumbuhan yang congenital (bawaan) yaitu
karena produksinya memang kurang atau karena reseptor dalam sel
yang kurang atau tidak sensitive terhadap ragsangan hormon. Biasanya
gejala mulai tampak sejak bayi hingga puncaknya pada dewasa, jadi
dari kecil postur tubuhnya selalu lebih kecil dari anak yang lain.
Misalnya karena agenesis hipofisis atau defek /mutasi dari gen tertentu
yang menyebabkan kurangnya kadar hormon seperti sindroma laron
dan fenomena pada suku pygmi di Afrika.
b. Kekurangan hormon pertumbuhan yang didapat. Biasanya gejala baru
muncul pada penghujung masa kanak-kanak atau pada masa pubertas,
jadi saat kecil sama dengan yang lain, namun kemudian tampak
terhentinya pertumbuhan sehingga menjadi lebih pendek dari yang lain.
Kadang juga disertai gejala-gejala lain akibat kurangnya hormon-
hormon lain yang juga diproduksi hipofisis. Penyebab paling sering
adalah tumor pada hipothalamus – kelenjar hipofisis seperti
kraniofaringioma, glioma, histioma atau germinoma. Iradiasi kronis juga
dapat mengurangi produksi hormon.
Terapi untuk Dwarfism (cebol) akibat kekurangan hormon
pertumbuhan dapat berupa pemberian hormon pertumbuhan dari luar
terutama pada produksi yang berkurang atau tumor pada hipofisis
setelah tumor diatasi terlebih dahulu. Sedangkan pada reseptor yang
kurang atau resisten terhadap hormon belum ada terapi yang dapat
dilakukan.
2. Akibat Kelebihan Hormon Pertumbuhan
a. Gigantisme
Kelebihan hormon pertumbuhan/growth hormone disebut dengan
gigantisme (berperawakan raksasa). Gigantisme dapat terjadi bila
keadaan kelebihan hormon pertumbuhan terjadi sebelum lempeng
epifisis tulang menutup atau masih dalam masa pertumbuhan. Penyebab
kelebihan produksi hormon pertumbuhan terutama adalah tumor pada
sel-sel somatrotop yang menghasilkan hormon pertumbuhan.
Ciri utama gigantisme:adalah perawakan yang tinggi hingga mencapai 2
meter atau lebih dengan proporsi tubuh yang normal. Hal ini terjadi
karena jaringan lunak seperti otot dan lainnya tetap tumbuh. gigantisme
dapat disertai gangguan penglihatan bila tumor membesar hingga
menekan khiasma optikum yang merupakan jalur saraf mata.
Yang lebih bahaya adalah bila kelebihan hormon pertumbuhan terjadi
setelah masa pertumbuhan lewat atau lempeng epifisis menutup karena
akan menimbulkan penebalan tulang terutama pada tulang akral tanpa
diikuti pertumbuhan jaringan lunak di sekitarnya yang disebut
akromegali. Penebalan tulang terutama pada wajah dan anggota gerak.
Akibat penonjolan tulang rahang dan pipi, bentuk wajah menjadi kasar
secara perlahan dan tampak seperti monyet.Tangan dan kaki membesar
dan jari-jari tangan kaki dan tangan sangat menebal. Sering terjadi
gangguan saraf perifer akibat penekanan saraf oleh jaringan yang
menebal. Dan karena hormon pertumbuhan mempengaruhi metabolisme
beberapa zat penting tubuh, penderita sering mengalami problem
metabolisme termasuk diabetes mellitus.
Terapi yang paling tepat untuk kelebihan hormon pertumbuhan tak lain
adalah pengangkatan tumor pada hipofisis sedini mungkin untuk
mencegah efek negatif darinya. Terapi reseksi operasi pada adenoma
yang memproduksi GH merupakan terapi pilihan pertama pada
akromegali. Angka kesembuhan dengan reseksi ini sekitar 80-90%
pada mikroadenoma dan 50% pada makroadenoma
Terapi gigentisme lain yang juga efektif adalah dengan analog
somatostatin seperti octreotide. Dosis 50-500ug sc tiap 8 jam dikatakan
efektif menurunkan kadar GH selama terapi jangka panjang, namun
sekitar 35% pasien tidak berespon terhadap terapi ini.
Pengecilan massa tumor dibuktikan secara radiografik pada 40% pasien
yang diterapi dengan 300-750ug octreotide /hari. Kriteria kesembuhan
bila kadar GH kurang dari 2 ng/ml setelah 70-100gr pemberian glukosa
oral dan penurunan kadar IGF-1 hingga kadar normal. Efek samping
yang biasanya timbul yaitu gangguan saluran cerna seperti diare, nyeri
perut, dan mual. Efek samping serius berupa timbulnya batu empedu
ditemukan pada sekitar 23.5% pasien. Agonis dopamin, seperti
bromokriptin dapat digunakan untuk tatalaksana akromegali dengan
dosis yang lebih tinggi sekitar 20-30mg/hari. Beberapa laporan
menyarankan terapi kombinasi octreotide dan bromokriptin agar lebih
efektif. Namun terapi dengan octreotide saja masih menjadi terapi
utama untuk akromegali.
Kasus gigantisme
Seorang remaja perempuan usia 17 tahun berobat ke dokter Puskesmas
dengan keluhan sejak 1 tahun yang lalu tinggi badan semakin bertambah
dengan cepat dibanding teman- teman sebayanya, dan saat ini tinggi
badannya adalah 193 cm. Dokter menganjurkan ia berobat ke RS untuk
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Analisis Masalah
Berdasarkan kasus, pasien ialah seorang remaja perempuan berusia 17
tahun. Pasien berobat ke dokter Puskesmas dengan keluhan sejak 1
tahun yang lalu tinggi badannya semakin bertambah dengan cepat
dibanding teman-teman sebayanya, dan saat ini tinggi badannya adalah
193 cm. Hal ini menandakan terrdapat gangguan pada metabolisme
badan pasien yang mungkin dikarenakan oleh hormon pertumbuhan
yang berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan seluruh tubuh
dengan cara mempengaruhi pembentukan protein, pembelahan sel, dan
diferensiasi sel. Hormon pertumbuhan disekresikan oleh kelenjar
hipofisis yang letaknya di sela tursika dan dihubungkan dengan
hipotalamus oleh tangkai hipofisis. Hipotalamus berfungsi sebagai
pengatur sekresi kelenjar hipofisis.
Materi Makalah Sistem Hormon Manusia - Hormon berasal dari kata
Hormaein yang artinya memacu atau menggiatkan atau merangsang.
Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (sedikit),
tetapi jika kekurangan atau berlebihan akan mengakibatkan hal yang
tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan serta proses metabolisme tubuh.

Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai


fungsi untuk memacu atau menggiatkan proses metabolisme tubuh.
Dengan adanya hormon dalam tubuh maka organ akan berfungsi
menjadi lebih baik.

Hormonologi :

yaitu ilmu yang mempelajari mengenai seluk beluk hormon.

Pada makhluk hidup, khususnya manusia hormon dihasilkan oleh


kelenjar yang tersebar dalam tubuh. Cara kerja hormon di dalam tubuh
tidak dapat diketahui secara cepat perubahannya, akan tetapi
memerlukan waktu yang lama. Tidak seperti sistem saraf yang cara
kerjanya dengan cepat dapat dilihat perubahannya. Hal ini karena
hormon yang dihasilkan akan langsung diedarkan oleh darah melalui
pembuluh darah, sehingga memerlukan waktu yang panjang.

Kelenjar dalam tubuh manusia dibedakan menjadi 2 bagian

yaitu : Kelenjar eksoktrin

Kelenjar eksokrin yaitu kelenjar yang mempunyai saluran khusus dalam


penyaluran hasil sekretnya/getahnya.

Example : kelenjar-kelenjar pencernaan.

Kelenjar endokrin

Kelenjar endokrin yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus


dalam penyaluran hasil sekretnya/getahnya.

Example : kelenjar hipofisis, thyroid, thymus dll.

Fungsi Hormon adalah:

Memacu pertumbuhan dan metabolisme tubuh.


Memacu reproduksi.

Mengatur keseimbangan cairan


tubuh/homeostasis. Mengatur tingkah laku.

Macam-macam kelenjar :

A. Berdasarkan aktivitasnya :

1.Kelenjar yang bekerja sepanjang masa.


Kelenjar golongan ini akan bekerja terus menerus sepanjang kehidupan
manusia dan akan terhenti jika sudah tidak ada kehidupan pada manusia
tersebut. Sehingga tidak terbatas pada usia.

Ex : Hormon metabolisme.

2.Kelenjar yang bekerjanya mulai masa tertentu.


Hormon golongan ini tidak akan dapat berfungsi jika belum mencapai
proses perkembangan dalam diri manusia atau proses pendewasaan sel
yang terjadi dalam tubuh manusia. Kedewasaan sel akan terjadi pada
saat usia tertentu seperti pada saat usia pubertas.

Ex : Hormon kelamin.

3.Kelenjar yang bekerja sampai pada masa tertentu.


Hormon golongan ini bekerja pada saatn manusia itu dilahirkan sampai
pada usia tertentu. Pada usia tersebut terjadi proses pertumbuhan dari
seluruh oragn-organ tubuh manusia sampai dengan penyempurnaan
organ. Sehingga masing-masing organ tersebut dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Kecuali organ yang membutuhkan persyaratan
kedewasaan sel.

Hormon ini akan berhenti dihasilkan pada saat tubuh mulai


memperlambat atau menghentikan proses pertumbuhan. Biasanya
hormon ini bekerja pada kisaran usia 0 hari sampai 17 tahun (masa
pertumbuhan).

Ex : Hormon pertumbuhan, kelenjar tymus.


B. Berdasarkan letaknya :

1. Kelenjar hipophysis/pituitary di dasar cerebrum, dibawah


hypothalamus.
2. Kelenjar pineal/epiphysis di cerebrum.
3. Kelenjar thyroid di daerah leher.
4. Kelenjar parathyroid di dekat kelenjar thyroid.
5. Kelenjar thymus di rongga dada.
6. Kelenjar adrenal/suprarenalis di atas ren.
7. Kelenjar pulau langerhans/pankreas di rongga perut.
8. Kelenjar Usus dan lambung di rongga perut.
9. Kelenjar kelamin :
a. Ovarium di rongga perut.
b. Testis di rongga perut bawah.

Macam kelenjar endokrin :

1. Kelenjar PINEAL
Hormon melatonin : warna/pigmen kulit melanin. Hormon ini dapat juga
mengatur rasa kantuk pada diri seseorang. Pada remaja hormon ini
dihasilkan lebih banyak bila dibandingkan dengan orang dewasa.

Hormon vasotocin (Mammalia) : mirip fungsinya dengan vasopresin dan


oksitosin.

2. Kelenjar HIPOFISIS/PITUITARY/MASTER OF
GLANDS
LOBUS ANTERIOR/ADENOHYPOPHYSIS :

Hormon yang dihasilkan oleh lobus anterior lebih di dominasi oleh


hormon yang mengatur mengenai pertumbuhan, reproduksi dan masalah
stress.

Macam-macam hormon yang dihasilkan :

1. STH (Somatotrof Hormone)/GH (Growth Hormon)/Somatotropin :

Fungsi Hormon STH (Somatotrof Hormone)/GH


(Growth Hormon)/Somatotropin

a. Memacu pertumbuhan terutama pada peristiwa osifikasi, pada


cakraepifise.
b. Mengatur metabolisme lipid dan karbohidrat.

Hipersekresi :

Bila kelebihan hormon ini terjadi pada masa pertumbuhan akan


mengakibatkan pertumbuhan yang tidak terkendali/menjadi lebih cepat.
Pertumbuhan yang seperti ini dikenal dengan gigantisme.
Sedangkan bila kelebihan hormon ini terjadi pada masa dewasa akan
mengakibatkan pertumbuhan yang tidak normal pada beberapa bagian
organ tubuh. Hal yang paling terlihat adalah pertumbuhan jari tangan
yang tidak normal, seperti membesar seperti bengkak serta raut wajah
yang kelihatan lebih tebal kulitnya, dagu memanjang. Pertumbuhan
yang seperti
ini dikenal dengan akromegali. Pertumbuhan akromegali biasaya terjadi
diatas usia 25 tahun.

Hiposekresi :

Bila penghasilan hormon ini kurang akan menyebabkan pertumbuhan


kretinisme/dwarfisme, yaitu pertumbuhan yang terhambat. Pada
pertumbuhan ini pertumbuhan berjalan normal, hanya saja pertumbuhan
tulang sangat terhambat.

2.LTH (Luteotropic Hormone)/PROLACTIN/Lactogenic Hormone,


Fungsi Hormon LTH (Luteotropic
Hormone)/PROLACTIN/Lactogenic Hormone:

a. Merangsang Kelenjar mammae/kelenjar susu untuk menghasilkan air


susu.
b.Memacu ovarium untuk menghasilan hormon estrogen dan
progesterone. Mempunyai symbol PRL

3.TSH (Thyroid Stimulating


Hormone)/TREOTROP/Thyrotropin : Hormon ini berfungsi
:
Merangsang sekresi kelenjar thyroid.

4.ACTH (Adrenocorticotropic
Hormone)/ADRENOTROPIN/Corticotropin : Hormon ini berfungsi
:
a. Merangsang kerja kelenjar adrenal.

5. GONADOTROPIC/HORMON KELAMIN :
- FSH/Folicle Stimulating Hormone : memengaruhi pembentukan
folikel sel ovum dan proses spermatogenesis.
- LH (Luteinizing Hormone) atau ICSH (Interstitial Cell Stimulating
Hormone)
: Berfungsi untuk memacu sekresi hormon testosteron pada sel Leydig
dan proses ovulasi sel ovum.
LOBUS INTERMEDIA

1. MSH (Melanotropin Stimulating Hormone) atau


INTERMEDIN: Hormon ini berfungsi :

- Memacu pembentukan pigmen melanin kulit.


- Mengatur penyebaran pigmen melanin

LOBUS POSTERIOR/NEUROHIPOPHYISIS

1. OKSITOSIN/OXYTOCIN :
Hormon ini berfungsi :

- Merangsang kontraksi otot polos dinding uterus saat persalinan.


- Merangsang kontraksi sel-sel kontraktil kelenjar susu.

2.VASOPRESIN :
Hormon ini berfungsi :

- Mengatur tekanan darah dengan cara menyempitkan/pembesaran


pembuluh darah (Vasodilatasi).

3.ADH :
Hormon ini berfungsi :

- Mengatur pengeluaran urine.


- Mengatur reabsorpsi air dari tubulus ren.

3. kelenjar THYROID

Kelenjar ini merupakan kelenjar yang kaya akan pembuluh darah dan
merupakan sepasang kelenjar yang terletak berdampingan di sekitar
leher.

Macam hormon yang dihasilkan :

1. Hormon Tiroksin (T4) dan Triiodotironin (T3)

-Hormon ini berfungsi :


1. Mengatur metabolisme karbohidrat.
2. Memengaruhi perkembangan mental.
3. Memengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi sel.
4. Memengaruhi kegiatan sistem saraf.

2. Hormon Calsitonin.

-Hormon ini berfungsi :


1. Menurunkan kadar Ca (Calsium) darah.
2. Mengatur absorpsi Calcium oleh tulang.

Pembengkakan kelenjar Thyroid dikenal dengan istilah GOITER. Hal ini


dapat disebabkan karena menurunya hormon yang dihasilkan sehingga
menyebabkan stimulasi produksi TSH berlebihan. Resiko terkena
penyakit ini lebih banyak dialami oleh wanita dengan perbandingan
wanita : pria adalah 5 : 1. Kisaran wanita yang terkena penyakit ini
adalah anatar 40 – 60 tahun. Biasanya banyak dialami oleh penduduk
daerah marjinal yang sulit mendapatkan garam beryodium. Dengan
mineral Yodium/Iodium dapat
mengatur pengeluaran hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini
sehingga tubuh tidak akan kekurangan hormon dari kelenjar Thyroid.

Hiperthyroidisme :

a. Jika terjadi pada usia pertumbuhan, maka akan menyebabkan


penyakit morbus basedowi dengan cirri-ciri : meningkatnya metabolisme
tubuh, meningkatnya denyut jantung, gugup, mudah berkeringat, sulit
meningkatkan berat badan, emosional, mata melebar, lidah terjulur
keluar, frekuensi BAB cenderung meningkat.
b. Jika terjadi pada usia dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan
gigantisme.
c. Hal ini dapat diatasi dengan terapi iodium radioaktif.

Hipothyroidisme :

a. Jika terjadi pada usia pertumbuhan, akan menyebabkan pertumbuhan


yang lambat atau kerdil dan dikenal dengan istilah kretinisme.
b. Jika terjadi pada usia dewasa, akan menyebabkan penyakit

miksodema dengan ciri-ciri : aktivitas peredaran darah menurun/laju


metabolisme rendah, obesitas, konstipasi, mudah lelah, depresi, gelisah,
menstruasi tidak teratur, nyeri sendi pada tangan dan kaki, bentuk badan
menjadi kasar, bengkak pada mata dan wajah, rambut rontok.
c. Hal ini dapat diatasi dengan terapi menggunakan suplemen thyroid.

4. kelenjar PARATHYROID
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang menempel pada kelenjar Thyroid.
Setiap kelenjar Thyroid mempunyai sepasang kelenjar Parathyroid,
sehingga semuanya berjumlah 4 buah kelenjar parathyroid.

Hormon yang dihasilkan Hormon PTH (Parathormon).

- Fungsi hormon Parathormon:


a. Mengatur metabolisme Ca 2+ (Calcium) dan PO4 3+ (phosphat).
b. Mengendalikan pembentukan tulang.

- Hipersekresi :
Bila terjadi kelebihan dalam penghasilan hormon ini akan menyebakan
pertumbuhan :

- Kretinisme bila terjadi pada masa pertumbuhan.


- Miksodema bila terjadi pada masa dewasa.
- Batu ginjal dalam pelvis renalis/rongga ginjal.
-Hiposekresi :
Bila terjadi kelebihan dalam penghasilan hormon ini akan menyebabkan :

- Pertumbuhan Morbus basedowi.


- Kejang otot/tetani.

5. Kelenjar THYMUS
- Merupakan penimbunan dari hormon somatotrof dalam tubuh.
- Hormon ini dihasilkan selama masa pertumbuhan sampai dengan masa

pubertas, setelah melewati mas pubertas, secara perlahan hormon ini


akan berkurang sedikit demi sedikit.
- Hormon ini berfungsi :
1. Mengatur proses pertumbuhan.
2. Kekebalan tubuh/imunitas setelah kelahiran.
3. Memacu pertumbuhan dan pematangan sel Limfosit yang

menghasilkan Lymphocyte cell/T Cell.

- Bila kekurangan atau kelebihan, gejalanya hampir mirip dengan


hormon tiroksin.

6. Kelenjar ADRENAL/SUPRARENALIS

- BAGIAN KORTEX

1. Hormon Cortison atau antiadison


- Berfungsi sebagai anti peradangan dan membantu pembentukan

formasi karbohidrat.

-Hiposekresi :
Bila kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit
Adison. Gejalanya :

a) Kulit memerah/timbulnya ruam pada kulit.


b) Dapat menimbulkan kematian.
c) Tekanan darah rendah.
d) Nafsu makan hilang.
e) Pengendapan pigmen melanin yang banyak.
2. Hormon Glukokortikoid
- Berfungsi : merangsang kenaikan jumlah kadar gula darah.
- Hipersekresi :
Bila penghasilan hormon ini berlebihan akan dapat menyebabkan
Cushing syndrome

3. Hormon Cortisol
- Berfungsi :
a. Memacu metabolisme karbohidrat.
b. Meningkatkan respon imunitas tubuh.

-Hipersekresi :
Bila terjadi kenaikan dalam penghasilan hormon ini akan dapat
menyebabkan cushing syndrome.

4. Hormon Aldosterone
- Berfungsi :
a. Mengatur keseimbangan mineral dan air dalam ren.
b. Membuang kelebihan Kalium.

5. Hormon Corticosterone
- Berfungsi :
a. Mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan lipid.
b. Meningkatkan respon imunitas tubuh.

6. Hormon Mineralokortikoid
- Berfungsi :
a. Mengatur keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh.
b. Merangsang reabsorbsi Na+ dan Cl- dalam tubulus ginjal.

-Hiposekresi :
Bila kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit Adison.

letak kelenjar adrenal


- BAGIAN MEDULLA
1. Hormon Adrenalin/Epinefrin
- Hormon ini secara umum berfungsi :
a. Memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak tubuh.
b. memicu reaksi terhadap efek lingkungan, seperti suara yang tinggi,

intensitas cahaya dll.

- Secara khusus hormon ini berfungsi :


a. Memacu aktivitas cor/jantung.
b. Menaikkan tekanan darah.
c. Mengerutkan otot polos pada arteri.
d. Mengendurkan otot polos bronchiolus
e. Mempercepat glikolisis.
f. Pengeluaran keringat dingin.
g. Rasa keterkejutan/shock.
h. Mengatur metabolisme glukosa saat stress.
i. Memengaruhi otak yang akan mengakibatkan :
- Indera perasa menjadi kebal terhadap rasa sakit.
- Kemampuan berfikir dan ingatan meningkat.
- Pulmo akan menyerap oksigen lebih banyak.
- Banyak menghasilkan sumber energy dari proses glikolisis.
j. Mencegah efek penuaan dini.
k. Melindungi dari penyakit Alzheimer, penyakit jantung, kanker

payudara, kanker ovarium dan osteoporosis.

-Hiposekresi :
Bila terjadi kekurangan penghassilan hormon adrenalin/epinefrin akan
menyebabkan penyakit Adison. Gejalanya dapat dilihat pada hiposekresi
Hormon Mineralokortikoid dan Hormon Cortison.

2. Hormon Androgen
- Berfungsi :
a. Menentukan sifat kelamin sekunder pada pria dan wanita.

- Hipersekresi :
Bila terjadi kelebihan hormon ini akan menyebabkan penyakit Cushing
Syndrome/sindrom Cushing serta penyakit kelainan ciri kelamin
sekunder pada laki-laki dan perempuan

Gejala Cushing syndrome :


a) Membulatnya wajah/muka.
b) Obesitas.
c) Penimbunan lemak di daerah leher.
d) Pengecilan pada daerah lengan dan kaki.
e) Terhentinya atau terganggunya periode menstruasi.
f) Penurunan daya sexualitas.
g) Kenaikan tekanan darah dan kadar gula darah.
h) Melemahnya atau rapuhnya tulang.
i) Masalah rambut pada wanita.

7. Kelenjar VENTRICULUS
- Dihasilkan Hormon Gastrin

- Hormon ini berfungsi :


a. Memacu pengeluaran sekret/getah lambung.
b. Membantu dalam proses pencernaan.

8. Kelenjar USUS
1. Hormon Sekretin
- Berfungsi memacu sekresi getah usus dan pankreas.

2. Hormon Kolesistokinin
- Berfungsi memacu sekresi getah empedu dan pankreas.

9. Kelenjar LANGERHANS/PANKREAS

1. Hormon Insulin
- Bersifat antagonis dengan hormon adrenalin.
- Hormon ini berfungsi :
a. Mengatur kadar glukosa dalam darah.
b. Membantu pengubahan glukosa menjadi glikogen dalam hepar dan
otot.

-Hiposekresi :
Bila kekurangan dalam penghasilan hormon ini akan menyebabkan
penyakit diabetes mellitus/penyakit kencing manis.
Gejala penyakit diabetes mellitus :
- Kenaikan jumlah gula dalam darah.
- Badan menjadi lems.
- Sering merasa haus/banyak minum.
- Banyak melakukan urinasi (pembuangan urine).
- Energy berkurang.
- Merasa selalu lapar.

2. Hormon Glukagon
- Hormon ini mempunyai sifat kerja yang sinergis dengan hormon
adrenalin.
- Hormon ini berfungsi :
a. Meningkatkan kadar gula dalam darah.
b. Mengubah glikogen menjadi glukosa dalam peristiwa glikolisis.

10. Kelenjar KELAMIN/GONAD

- Menghasilkan hormon dan sel kelamin


- Macamnya ada 2 sel kelamin :
1. Sel Testis
- Menghasilkan Hormon Androgen, Ex : Hormon Testosteron,

merupakan satu hormon yang terpenting dalam pembentukan sel


spermatozoa.

- Fungsi Hormon Testosteron :


a. Mengatur ciri kelamin sekunder.
b. Mempertahankan proses spermatogenesis.

2. Sel Ovarium
- Menghasilkan 3 hormon penting dalam seorang wanita :
a. Hormon Estrogen
Hormon ini berfungsi untuk : memperlihatkan ciri-ciri kelamin sekunder
wanita.

b.Hormon
Progesteron Hormon
ini berfungsi :
- Mempersiapkan masa kehamilan dengan menebalkan dinding uterus.
- Menjaga kelenjar susu dalam menghasilkan air susu.
Hormon Relaksin
c.
Hormon ini berfungsi untuk membantu proses persalinan dalam
kontraksi otot.

Hubungan Sistem Hormon dengan Sistem Saraf


Kedua sistem ini mempunyai hubungan yang sangat erat. Walaupun
sistem endokrin/sistem hormon diatur oleh master of glands/kelenjar
hipofisis tetapi hal tersebut tidaklah mutlak atau bersifat otonom. Hal ini
karena kerja dari kelenjar hipofisis tersebut dipengaruhi oleh
hypothalamus.

Berikut ini adalah hubungan sistem hormon dengan sistem saraf yang
digambarkan dalam bentuk skema atau bagan :

Releasing Factor/Faktor pembebas

Adalah faktor yang memperbaiki situasi atau kondisi tubuh, sehingga


kondisi tubuh menjadi lebih baik. Faktor tersebut adalah hormon-hormon
yang mencegah terjadinya kondisi tubuh tersebut.

Inhibitor Factor/Faktor penghambat

Adalah faktor yang terus mendukung situasi atau kondisi tubuh, sehingga
kondisi tubuh menjadi tidak baik/memperburuk kondisi tubuh. Faktor
tersebut adalah hormon-hormon yang mendukung terjadinya kondisi
tubuh tersebut.

Anda mungkin juga menyukai