Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TUGAS SEBAGAI BIDAN BERDASARKAN ETIK DAN KODE ETIK PROFESI


Dosen Pengampu :
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehinga kami dapat menyelesaikan Makalah Asuhan Kebidanan
Kehamilan tentang Tugas Sebagai Bidan Berdasarkan Etika dan Kode Etik.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,
sehingga makalah ini selesai sesuai dengan waktunya. Penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun khususnya
dari dosen mata kuliah Etika Profesi dan Hukum Kesehatan sangat penyusun harapkan, guna
menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penyusun untuk lebih baik di masa yang akan
datang.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para mahasiswa keperawatan yang ingin
menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang Tugas Sebagai Bidan Berdasarkan Etika dan
Kode Etik serta memberikan inspirasi terhadap pembaca. Penyusun juga mengharapkan makalah
ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan
dan ilmu pengetahuan kita semua.

Penyusun,

Ilfatul Hikmah
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

2.1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Etika berkaitan dengn nilai baik dan buruk tindakan manusia dalam melaksanakan hak dan
kewajiban moral dalam masyarakat. Bidan dikatakan professional bila memiliki etika sebab etika
pada profesi bidan memiliki hak membuat keputusan sendiri untuk melaksanakan tanggung
jawabnya. Dalam melaksanakan tanggung jawabnya, seorang bidan hendaklah berpengetahuan yang
memadai dan memahami etika yang berhubungan dengan ibu dan bayi.
Secara umum kode etik profesi merupakan pernyataan menyeluruh dari suatu profesi yang
merupakan penuntun bagi anggotanya dalam menjalankan praktik profesinya baik yang berhubungan
dangan klien, keluarga, masyarakat, teman sejawat profesi, maupun diri sendiri.
Bidan adalah profesi yang berkaitan dengan etika dank kode etik profesi sebab lingkup kegiatan
bidan saat melaksanakan tugasnya berhubungan langsung dengan masyarakat. Oleh karena itu, selain
memiliki pengetahuan dan keterampilan, seorang bidan juga harus memiliki etika yang baik sehingga
dalam melaksanakan tugasnya bidan memberikan pelayanan yang professional dan berkualitas sesuai
dengan standar asuhan kebidanan sehingga terhindar dari pelanggaran etik atau moral.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan etika?
b. Apa yang dimaksud dengan kode etik profesi?
c. Apa tujuan Kode etika?
d. Apa fungsi dari kode etik?
e. Apa saja prinsip dan dimensi dari kode etik?
f. Apa saja Tugas bidan berasarkan etik dank ode etik?

1.3 Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui, mengerti dan menjelaskan Tugas Bidan Berdasarkan Etik dan
Kode Etik.

1.4 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ETIKA
A. Definisi Etika
Etika diartikan "sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan keburukan
dalam hidupmanusia khususnya perbuatan manusia yang didorong oleh
kehandak dengan didasaripikiran yang jernih dengan pertimbangan perasaan".
Menurut kamus bahasa Indonesia (poerwadarminta ,1953)Etikaartinya ilmu
pengetahuan tentang azas akhlak (moral).
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (Depdikbud,1988) etika mengandung
arti :
1. Ilmu ttg apa yg baik dan apa yg buruk ttg hak dan kewajiban moral.
2. Kumpulan azas atau nilai yg berkenaan dgn akhlak.
3. Nilai mengenai benar dan salah yg dianut suatu golongan atau masyarakat .

Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam menghargai suatu tindakan apakah benar atau salah dan apakah
penyelesaiannya baik atau salah (Jones, 1994). Penyimpangan mempunyai
konotasi yang negatif yang berhubungan dengan hukum. Seorang bidan dikatakan
profesional bila ia mempunyai etika. Semua profesi kesehatan memiliki etika
profesi, namun demikian etika dalam kebidanan mempunyai kekhususan sesuai
dengan peran dan fungsinya seorang bidan bertanggung jawab menolong
persalinan. Dalam hal ini bidan mempunyai hak untuk mengambil keputusan
sendiri yang berhubungan dengan tanggung jawabnya.

Untuk melakukan tanggung jawab ini seorang bidan harus mempunyai


pengetahuan yang memadai dan harus selalu memperbaharui ilmunya dan
mengerti tentang etika yang berhubungan dengan ibu dan bayi.

B. Istilah dalam Etika


Sebelum melihat masalah etik yang mungkin timbul dalam pelayanan
kebidanan, maka ada baiknya dipahami beberapa istilah berikut ini:
1. Legislasi (Lieberm, 1970)
Ketetapan hukum yang mengatur hak dan kewajiban seseorang yang berhubungan
erat dengan tindakan.
2. Lisensi
Keputusan yang diambil berdasarkan keterkaitan atau hubungan dengan
tugas dalam pengambilan keputusan" perhatian utama pada tugas.
3. Deontologi
Keputusan yang diambil berdasarkan keterkaitan atau hubungan dengan
tugas dalam pengambilan keputusan" perhatian utama pada tugas.
4. Hak
Keputusan berdasarkan hak seseorang yang tidak dapat diganggu. Hak
berbeda dengan keinginan" kebutuhan dan kepuasan.
5. Instusionist
Keputusan diambil berdasarkan pengkajian dari dilema etik dari kasus per
kasus. Dalam teori ini ada beberapa kewajiban dan peraturan yang
sama pentingnya.
6. Beneficience
Keputusan yang diambil harus selalu menguntungkan klien.
7. Mal Eficience
Keputusan yang diambil merugikan pasien.
8. Mal Praktek
a. Gagal melakukan tugas atau kewajiban pada klien
b. Tidak melakanakan tugas sesuai dengan standar
c. Melakukan tindakan yang mencederai pasien
d. Klien cedera karena kegagalan melakukan tugas

Mal Praktek terjadi karena :


a. Ceroboh
b. Lupa
c. Gagal Mengkomunikasikan

2.2 Kode Etik profesi


A. Definisi
Kode Etik merupakan norma-norma yang harus diindahkan oleh etiap profesi
dalam melaksanakan tugas profesinya dan hidupnya di masyarakat. Norma
tersebut berisi petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka
menjalankan profesinya dan larangan, yaitu ketentuan tentang apa yang boleh
dan tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh anggota profesi, tidak saja
dalam menjalankan tugas profesinya melainkan juga menyangkut tingkah laku
pada umumnya dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat
B. Kode Etik Bidan
Kode etik kebidanan merupakan suatu pernyataan komprehensif profesi
yang menuntut bidan melaksanakan praktik kebidanan baik yang
berhubungan dengan kesejahteraan keluarga, masyarakat, teman sejawat,
profesi dan dirinya. Penetapan kode etik kebidanan harus dilakukan dalam
Kongres Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
Kode etik bidan pertam kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan dalam
Kongres Nasional IBI X tahun 1988. Petunjuk pelaksanaan kode etik bidan
disahkan dalam Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) IBI tahun 1991. Kode etik
bidan sebagai pedoman dalam berperilaku, disusun berdasarkan pada penekanan
keselamatan klien.
C. Tujuan kode Etik Bidan
Pada dasarnya tujuan menciptakan atau merumuskan kode etik suatu
profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi,
tetapi secara umum tujuan menciptakan kode etik adalah sebagai berikut
:
1. Untuk Menjunjung Tinggi Martabat dan Citra Profesi
Dalam hal ini yang dijaga adalah "image" dari pihak luar atau
masyarakat, mencegah orang luar memandang rendah atau "remeh" suatu
profesi. Oleh karena itu setiap kode etik suatu profesi akan melarang
berbagai bentuk tindak tanduk atau kelakuan anggota profesi yang dapat
mencemarkan nama baik profesi di dunia luar.Dari segi ini kode etik juga
disebut "kode kehormatan".
2. Untuk Menjaga dan Menelihara Kesejahteraan Para anggota
Yang dimaksud kesejahteraan disini ialah kesejateraan materiil dan
spiritual atau mental. Dalam hal kesejateraan materiil anggota profesi,
kode etik umumnya menetapkan larangan-larangan bagi anggotanya untuk
melakukan perbuatan yang merugikan kesejahteraan. Kode etik juga
menciptakan peraturan-peraturan yang di tunjukan kepada pembatasan
tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur para anggota profesi dalam
interaksinya dengan sesama anggota profesi.
3. Untuk Meningkatkan Pengabdian Para Anggota Profesi
Dalam hal ini kode etik juga berisi tujuan pengabdian profesi
tertentu" sehingga para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui
tugas dan tanggung jawab pengabdian profesinya. Cleh karena itu kode
etik merumuskan ketentuan- ketentuan yang perlu dilakukan oleh para
anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.
4. Untuk Meningkatkan Mutu Profesi
Kode etik juga memuat tentang norma-norma serta anjuran agar para
profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu profesi sesuai dengan
bidang pengabdiannya. Selain itu kode etik juga mengatur bagaimana )ara
memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi. Dari uraian
diatas" jelas bahwa tujuan suatu profesi menyusun kode etik adalah untuk
menjunjung tinggi martabat profesi" menjaga dan memelihara kesejahteraan
para anggota" meningkatkan pengabdian anggota" dan meningkatkan mutu
profesi serta meningkatkan mutu organisasi profesi.

D. Fungsi Kode Etik


Kode Etik memiliki beberapa fungsi yaitu :
1. Memberi panduan dalam membuat keputusan tentang masalah etik
2. Menghubungkan nilai atau norma yang dapat diterapkan dan dipertimbangkan dalam
memberi pelayanan
3. Merupakan cara untuk mengevaluasi diri
4. Menjadi landasan untuk memberi umpan balik bagi rekan sejawat
5. Menginformasikan kepada calon bidan tentang nilai dan standar profesi
6. Menginformasikan kepada profesi lain dan masyarakat tentang nilai moral

E. Prinsip dan Dimensi Kode Etik


Prinsip Kode Etik :
1. Menghargai Otonomi
2. Melakukan Tindakan yang benar
3. Mencegah Tindakan yang dapat merugikan
4. Memperlakukan manusia denga adil
5. Menjelaskan dengan benar
6. Menepati janji yang telah disepakati
7. Menjaga Kerahasiaan

Dimensi Kode Etik :


1. Anggota Profesi Klien/Pasien
2. Anggota Profesi dan Sistem Kesehatan
3. Anggota Profesi dan Profesi Kesehatan
4. Anggota Profesi dan Sesama Anggota Profesi

F. Penetapan Kode Etik


Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh organisasi untuk para anggotanya. Kode etik suatu
organisasi akan mempunyai pengaruh yang kuat dalam menegakkan disiplin dikalangan
profesi, jika semua individu menjalankan profesi yang sama tergabung dalam suatu organiasi
profesi. Jika setiap orang menjalankan suatu profesi secara otomatis tergabung dalam suatu
organisasi atau ikatan profesi, barulah ada jaminan bahwa profesi tersebut dapat dijalankan
secara murni dan baik, karena setiap anggota profesi yang melakukan pelanggaran terhadap
kode etik dan dikenai sanksi.

G. Pembentukan Kode Etik Bidann Di indonesia


Kode etik bidan pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan dalam Kongres Nasional
IBI X tahun 1988. Petunjuk pelaksanaan kod eetik bidan disahkan dalam Rapat Kerja
Nasional (RKERNAS) IBI tahun 1991. Kode etik bidan sebagai pedoman daam berperilaku,
disusun berdasarkan pada penekanan keselamatan klien.
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan di dorong oleh keinginan luhur demi tercapainya :
1. masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.
2. Pembangunan manusia seutuhnya
3. Tingkat kesehatan yang optimal bagi setiap warga negara indonesia

Maka ikatan bidan Indonesia sebagai organisasi profesi kesehatan yang menjadi wadah
persatuan dan kesatuan para bidan di Indonesia menciptakan Kode Etik Bidan Indonesia yang
disusun atas dasar penekanan keselamatan klien diatas kepentingan lainnya.
Terwujudnya kode etik ini merupakan bentuk kesadaran dan  sesungguh dari setiap bidan
untuk memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan sebagai anggota tim
kesehatan  demi tercapainya cita-cita pembangunan nasional di bidang kesehatan, KIA/KB
Dan pada khususnya Segala sesuatu agar pada detik-detik yang menentukan pada saat
menyambut kelahiran Insan generasi secara selamat dan nyaman merupakan tugas Sentral
dari para bidan
Menelusuri tuntunan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang terus meningkat Sesuai
dengan perkembangan zaman dan nilai-nilai sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat,
Sudah sewajarnya kode etik bidan ini berdasarkan Pancasila dan undang-undang undang-
undang 1945 sebagai landasan ideal dan garis-garis besar haluan negara sebagai landasan
operasional sesuai etik ini merupakan pedoman dalam tata cara dan keselarasan dalam
pelaksanaan pelayanan profesional. Bidan senantiasa berupaya memberikan pemeliharaan
kesehatan yang komprehensif terhadap ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita khususnya,
sehingga mereka tumbuh berkembang menjadi Insan Indonesia yang sehat jasmani dan rohani
dengan tetap memperhatikan kebutuhan Masyarakat khususnya.

H. Tujuh Kode Etik Bidan di Indonesia


1. Kewajiban Terhadap Klien dan Masyarakat
2. Kewajiban Terhadap Tugasnya
3. Kewajiban Bidan Terhadap sejawat dan Tenaga kesehatan Lainnya
4. Kewajiban terhadap Profesinya
5. Kewajiban terhadap Diri Sendiri
6. Kewajiban Terhadap Pemerintah Nusa, Bangsa dan Tanah Air
7. Penutup

I. Tugas Bidan Berdasarkan Etik dan Kode Etik Profesi


Dalam menghadaptasi teori etika seorang bidan mampu menyesuaikan dengan kedan dirinya
dab berlandaskan pada kode etik dan standar profesi. Bidan tidak dapat memaksakan untuk
mengadaptasi suatu teori etik secarakaku, karena hal ini akan merugikan bidan itu sendiri.
Bidan harus menilai kemsmpusn dirinya dalam melakukan sesuatu namun tidak menyimpang
dari prinsip pelayanan, yaitu berusaha mengutamakan keselamatan ibu, bayi dan keluarga.
Contohnya ketika seorang bidan desa harus menolong persalinan, disaat jadwal pemerikasaan
kehamilan, selain itu ada beberapa ibu yang memerlukan pelayanan KB dan Asuhan BBL.
Maka kemungkinan besar ia hanya dapat mencoba menghasilkan yang terbaik bagi semua
orang sesuai kemampuannya.

Sebagai Pendidik, bidan harus memberikan pengajaran yang jelas, tidak bias. akan tetapi,
bidan harus menghindari kecenderungan untuk menciptakan bidan kaku (tidak mengikuti
informasi terkini dari literature yang jelas tentang perkembangan pelayanan kebidanan)
sehingga akan menimbulkan sikap “sok tau”. Contohnya pada saat menolong persalinan
mahasiswa bidan diajarkan untuk tidak melakukan episiotomi.

Jika pola pengajaran tidak tepat mahasiswa akan sepenuhnya menyerah materi tersebut,
akibatnya, ia tidak akan melakukan episiotomi tanpa melihat ada tidak nya indikasi.
Sebagai konselor bidan harus menjelaskan tentang tindakan yang akan di berikan kepada
klien dengan jelas, Contohnya seorang ibu datang ke bidan yang ingin menjadi akpestor KB
IUD namun timbul ketakutan akibat rumor negatif yang beredar di masayarakat tentang IUD.
Masalah etika yang timbul yaitu ketika bidan tidak dapat menjelaskan dengan baik, sehingga
pandangan klien tentang IUD tidak berubah dan mengurungkan niat nya untuk menjadi
akseptor KB.

Bidan juga dapat berperan sebagai teman, sehingga klien merasa nyaman ketika menerima
pelayanan yang diberikan kepada klien, namun peran sebagai teman juga harus memiliki
batasannya. Sikap profesional terhadap klien harus dijaga, sehinghga klien dan keluarganya
memandang bidan sebagai orang yang berwibawa dan mampu mengendalikan diri sehingga
mampu melindungi kliennya. Peran Dosen Bidan sebagai teman juga diperlukan, sehingga
siswa tidak merasa sungkan dalam proses belajar mengajar.

Namun lagi-lagi peran sebagai teman tetap batasnya, Jangan sampai penilaian terhadap
mahasiswa terjadi subyektif, ketika mahasiswa bidan melakukan suatu kesalahan dpsen bidan
menutupi kesalahan mahasiswanya karana kedekatan yang berlebihan.

Etika berberan dalam penelitian kebidanan, contohnya dahulu praktik kebidanan masih
banyak berdasar kebiasaaan arau dogma, dengan kemajuan jaman praktikyang seperti itu
tidak dapat dilaksanakan lagi, tetapi dituntut praktik yang professional berdasarkan pada hasil
penelitian. bidan mungkin banyak terlibat dalam penelitian baik sebagai subyek maupun
subyek penelitian. Sehingga bidan perlu mengetahui tentang etika penelitian, demi
kepentingan melindungi klien institusi tempat praktik dan diri sendiri. Bidan wajib
mendukung penelitian yang bertujuan memajukan ilmu pengetahuan kebidanan. Bidan harus
siap mengadakan penelitian dan siap untuk memberikan pelayanan pada hasil penelitian.

a. Tugas Bidan

Anda mungkin juga menyukai