NIM : 1902004
Tingkat : Satu AKBID
Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan dalam
Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia X tahun 1988, sedang petunjuk pelaksanaanya
disahkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rekernas) IBI tahun 1991, kemudian disempurnakan
dan disahkan pada Kongres Nasional IBI ke XII tahun1998.
Kode etik kebidanan merupakn ciri profesi yang bersumber dari nilai – nilai internal
dan external suatu disiplin ilmu dan merupakan komperehensif suatu profesi yang
memberikan tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.
C. Karekteristik Profesi
Kode etik profesi merupakan “suatu penyataan komprehensif dari profesi yang
memberikan tuntunan bagi anggotanya untuk melaksanakan praktik dalam bidang profesinya
baik yang berhubungan dengan klien/pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat, profesi
dan diri sendirinya”.
Kode etik suatu profesi adalah berupa norma-norma yang harus diindahkan oleh
setiap anggota profesi yang bersangkutan didalam melakasanakan tugas profesinya dan dalam
hidupnya di masyarakat.
Pada dasarnya tujuan menciptakan atau memutuskan kode etik suatu profesi adalah
untuk kepentingan anggota dan kepentingan Organisasi.
Dalam hal ini yang dijaga adalah image dari pihak luar atau masyarakat untuk
mencegah orang luar memandang rendah atau remeh suatu profesi. Oleh karena itu, setiap
kode etik suatu progfesi akan melarang berbagai bentuk tindak tanduk atau kelakuan anggota
profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi di dunia luar. Dari segi ini kode etik juga
disebut kode kehormatan.
Yang dimaksud kesejahteraan ialah kesejahteraan material dan spiritual atau mental.
Dalam kesejahteraan material anggota profesi kode etik umumnya menerapkan larangan-
larangan bagi anggota untuk melakukan perbuatan yang merugikan kesejahteraan. Kode etik
juga menciptakanperaturan-peraturan yang di tujukan kepada pembahasan tingkah laku yang
tidak pantas atau tidak jujur para anggota profesi dalam interaksinyadengan sesama anggota
profesi.
Dalam hal ini kode etik juga berisi tujuan pengabdian profesi tertentu, sehingga para
anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdian
profesinya. Oleh karena itu kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan
oleh para anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.
Kode etik juga memuat tentang norma-norma serta anjuran agar profesi selalu berusaha untuk
meningkatkan mutu profesi sesuai dengan bidang pengabdiannya. Selain itu kode etik juga
mengatur bagaimana cara memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi
1. Menghargai otonomi.
2. Melakukan tindakan yang benar.
3. Mencegah tindakan yang dapat merugikan.
4. Berlakukan manusia dengan adil.
5. Menjelaskan dengan benar.
6. Menepati janji yang telah disepakati.
7. Menjaga perasaan.
Kode etik bidan di Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan
dalam kongres nasional IBI X tahun 1988, sedangkan petunjuk pelaksanaannya disahkan
dalam rapat kerja nasional (RAKERNAS) IBI tahun 1991, kemudian disempurnakan dan
disahkan pada kongres nasional IBI XII tahun 1998. Sebagai pedoman dalam berperilaku,
kode etik bidan indonesia mengandung beberapa kekuatan yang semuanya bertuang dalam
mukadimah, tujuan dan bab.
Penerapannya :
1) Bidan harus melakukan tugasnya berdasarkan tugas dan fungsi bidan yang telah
ditetapkan sesuai dengan prosedur ilmu dan kebijakan yang berlaku dengan penuh
kesungguhan dan tanggung jawab.
2) Bidan dalam melakukan tugasnya, harus memberi pelayanan yang optimal kepada
siapa saja dengan tidak membedakan pangkat, kedudukan, golongan, bangsa dan
negara.
3) Bidan dalam melaksanakan tugasnya tidak akan menceritakan kepada orang lain dan
merahasiakan segala yang berhubungan dengan tugasnya
4) Bidan hanya boleh membuka rahasia klien apabila diminta untuk keperluan kesaksian
pengadilan
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat
kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
Penerapannya :
Memberi pelayanan sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki dan manusiawi secara
penuh tanpa mementingakan kepentingan pribadi dan mendahulukan kepentingan klien serta
menghargai klien sebagaimana bidan menghargai dirinya sendiri.
Dalam memberikan pelayanan, harus menjaga citra bidan sebagai profesi yang
memiliki nilai-nilai pengabdian yang sangat esensial. Pengabdian dan pelayanan bidan adalah
dorongan hati nurani yang tidak mendahulukan balas jasa.
3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan
tanggung jawabnya sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
Penerapannya :
1) Bidan dalam melaksanakan pelayanan harus sesuai dengan tugas dan kewajiban yang
telah digariskan dalam permenkes No 900/Permenkes/IX/2002.
2) Melayani bayi dan anak pra sekolah termasuk pengawasan dalam pertumbuhan
perkembangan bayi dan anak, pemberian vaksinasi sesuai dengan usia, melaksanakan
perawatan bayi dan memberi petunjuk kepada ibu tentang makanan bayi, termasuk
cara menyusui yang baik dan benar serta makanan tambahan sesuai dengan usia anak.
3) Memberi obat-obatan tertentu dalam bidang kebidanan sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi klien.
4) Mengadakan konsultasi dengan profesi kesehatan lainnya dalam kasus-kasus yang
tidak dapat diatasi sendiri.
5) Bidan melaksanakan perannya di tengah kehidupan masyarakat
Penerapannya :
Bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien yang masih percaya pada
kebudayaannya, tidak murni menghilangkan, tetapi memadukan dengan ilmu kebidanan yang
dimilikinya.
Penerapannya :
Ketika ada klien datang, sedangkan bidan mau ada kepentingan keluarga, bidan harus
mendahulukan untuk melayani klien yang datang tersebut daripada kepentingan pribadinya.
6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan
tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatannya secara optimal.
Penerapannya :
Penerapannya :
2. Setiap bidan berhak memberi pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam mengambil
keputusan dalam tugasnya, termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan atau rujukan.
Penerapannya :
3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau dipercayakan
kepadanya, kecuali jika diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan
kepentingan klien.
Penerapannya :
Bab III. Kewajiban Bidan terhadap Sejawat dan Tenaga Kesehatan Lainnya (2 Butir)
1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan
suasana kerja yang serasi.
Penerapannya :
1) Dalam melaksanakan tugas kebidanan baik pemerintah/non pemerintah, jika ada
sejawat yang berhalangan (cuti), bidan dapat saling menggantikan, sehingga tugas
pelayanan tetap berjalan.
2) Sesama sejawat harus saling mendukung, misalnya dengan mengadakan arisan, piknik
bersama, mengunjungi teman yang sakit, memenuhi undangan perkawinan keluarga,
khitanan.
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
Penerapannya :
1) Dalam menetapkan lokasi BPM, perlu diperhatikan jarak dengan lokasi yang sudah
ada.
2) Jika mengalami kesulitan, bidan dapat saling membantu dengan mengkonsultasikan
kesulitan kepada sejawat.
3) Dalam kerja sama antar teman sejawat, konsultasi atau pertolongnan mendadak
hendaknya melibatkan imbalan yang sesuai dengan kesepakatan bersama.
1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan
menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberi pelayanan yang bermutu kepada
masyarakat.
Penerapannya :
Penerapannya :
3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya
yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.
1. Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya
dengan baik.
Penerapannya :
Penerapannya :
Bab VI. Kewajiban Bidan Terhadap Pemerintah, Nusa, Bangsa dan Tanah Air (2
Butir)
Penerapannya :
Penerapannya :
1) Bidan harus menyampaikan laporan kepada setiap jajaran IBI tentang berbagai hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas bidan di daerah, termasuk faktor
penunjang maupun penghambat pelaksanaan tugas itu.
2) Mencoba membuat penelitian tentang masalah yang sering terjadi di masyarakat yang
berhubungan dengan tugas profesi kebidanan, misalnya penelitian mengenai :
a. Berapa biaya standar persalinan normal di suatu daerah
b. Berapa banyak animo masyarakat di suatu daerah terhadap fasilitas KIA/KB
yang telah disediakan oleh masyarakat.
1. Hak Bidan
2. Kewajiban Bidan
Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara
bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
a. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi
dengan menghormati hak-hak pasien.
b. Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai
kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.
c. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi suami atau
keluarga.
d. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai
dengan keyakinannya.
e. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien.
f. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan
serta risiko yang mungkiri dapat timbul.
g. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (informed consent) atas tindakan yang akan
dilakukan.
h. Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.
i. Bidan wajib mengikuti perkembangan PTEK dan menambah ilmu pengetahuannya
melalui pendidikan formal atau non formal.
Kode etik adalah norma-norma yang harus di indahkan oleh setiap anggota profesi
yang bersangkutan di dalam melaksanakantugas profesinya dan dalam hidupnya di
masyarakat.norma-norma tersebut berisi petunjuk-petunjuk bagi anggota profesi tentang
bagaimana mereka harus menjalankan profesinya dan larangan-larangan yang di atur di
dalamnya, yaitu berupa ketentuan-ketentuan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh
di perbuat atau di laksanakan oleh anggota profesi, melainkan juga dalam menjalankan tugas
profesinya, serta menyangkut tingkah laku pada umumnya dalam pergaulan sehari-hari di
dalam masyarakat.