Anda di halaman 1dari 13

Nama : NURHATATIS

NIM : 1902004
Tingkat : Satu AKBID

KODE ETIK PROFESI KEBIDANAN

A. Definisi Profesi Bidan

Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan dalam
Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia X tahun 1988, sedang petunjuk pelaksanaanya
disahkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rekernas) IBI tahun 1991, kemudian disempurnakan
dan disahkan pada Kongres Nasional IBI ke XII tahun1998. 

Kode etik kebidanan merupakan suatu pernyataan komprehensif profesi yang


menuntut bidan melaksanakan praktik kebidanan baik yang berhubungan dengan
kesejahteraan keluarga, masyarakat, teman sejawat, profesi dan dirinya. Penetapan kode etik
kebidanan harus dilakukan dalam Kongres Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

Kode etik kebidanan merupakn ciri profesi yang bersumber dari nilai – nilai internal
dan external suatu disiplin ilmu dan merupakan komperehensif suatu profesi yang
memberikan tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.

Sebagai pedoman sdalam berperilaku, Kode Etik Bidan indonesiamengandung


beberapa kekuatan yang semuanya tertuang dalam mukadimah dan tujuan dan bab. Secara
umum kode etik tersebut berisi 7 bab. Ketujuh bab dapat dibedakan atas tujuh bagian yaitu :

1) Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir)


2) Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)
3) Kewajiban Bidan terhadap sejawab dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir)
4) Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir)
5) Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir)
6) Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air (2 butir)
7) Penutup (1 butir)
B. Ciri-Ciri Bidan Sebagai Profesi

1. Mengembangkan pelayanan yang unik kepada masyarakat


2. Anggota-anggotanya dipersiapkan melalui suatu program pendidikan yang ditujukan
untuk maksud profesi yang bersangkutan
3. Memiliki serangkaian pengetahuan ilmiah
4. Anggota-anggotanya menjalankan tugas profesinya sesuai dengan kode etik yang
berlaku
5. Anggota-anggotanya bebas mengambil keputusan dalam menjalankan profesinya
6. Anggota-anggotanya wajar menerima imbalan jasa/pelayanan yang diberikan
7. Memiliki suatu organisasi profesi yang senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat oleh anggotanya

C. Karekteristik Profesi

Secara umum profesi mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Memiliki pengetahuam yang melandasi ketrampilan dan pelayanan


2. Mampu memberikan pelayanan yang unik kepada orang lain
3. Mempunyai pendidikan yang mempunyai standar
4. Pengendalian terhadap standar praktik
5. Bertanggung jawab dan mempertanggung-jawabkan pelayanan yang diberikannya
6. Karir seumur hidup yang mandiri

D. Tujuan Kode Etik dalam Pelayanan Kebidanan

Kode etik profesi merupakan “suatu penyataan komprehensif dari profesi yang
memberikan tuntunan bagi anggotanya untuk melaksanakan praktik dalam bidang profesinya
baik yang berhubungan dengan klien/pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat, profesi
dan diri sendirinya”.

Kode etik suatu profesi adalah berupa norma-norma yang harus diindahkan oleh
setiap anggota profesi yang bersangkutan didalam melakasanakan tugas profesinya dan dalam
hidupnya di masyarakat.

Norma-norma tersebut berisi tentang petunjuk-petunjuk bagi anggota tentang


bagaimana mereka harus menjalankan profesinya dan larangan-larangan yaitu ketentuan-
ketentuan tentang apa yang boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh anggota profesi, tidak saja
dalam menjalankan tugas profesinya, melainkan juga menyangkut tingkah laku pada
umumnya dalam pergaulan sehari-hari di dalam masyarakat.

Pada dasarnya tujuan menciptakan atau memutuskan kode etik suatu profesi adalah
untuk kepentingan anggota dan kepentingan Organisasi.

Secara umum tujuan menciptakan kode etik adalah sebagai berikut :

1. Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi.     

Dalam hal ini yang dijaga adalah image dari pihak luar atau masyarakat untuk
mencegah orang luar memandang rendah atau remeh suatu profesi. Oleh karena itu, setiap
kode etik suatu progfesi akan melarang berbagai bentuk tindak tanduk atau kelakuan anggota
profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi di dunia luar. Dari segi ini kode etik juga
disebut kode kehormatan.

2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota

Yang dimaksud kesejahteraan ialah kesejahteraan material dan spiritual atau mental.
Dalam kesejahteraan material anggota profesi kode etik umumnya menerapkan larangan-
larangan bagi anggota untuk melakukan perbuatan yang merugikan kesejahteraan. Kode etik
juga menciptakanperaturan-peraturan yang di tujukan kepada pembahasan tingkah laku yang
tidak pantas atau tidak jujur para anggota profesi dalam interaksinyadengan sesama anggota
profesi.

3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi

Dalam hal ini kode etik juga berisi tujuan pengabdian profesi tertentu, sehingga para
anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdian
profesinya. Oleh karena itu kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan
oleh para anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.

4. Untuk meningkatkan mutu profesi         

Kode etik juga memuat tentang norma-norma serta anjuran agar profesi selalu berusaha untuk
meningkatkan mutu profesi sesuai dengan bidang pengabdiannya. Selain itu kode etik juga
mengatur bagaimana cara memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi

E. Dimensi Kode Etik


1. Anggota profesi dan klien atau pasien.
2. Anggota profesi dan sistem kesehatan.
3. Anggota profesi dan profesi kesehatan.
4. Anggota profesi dan sesama anggota profesi.

F. Prinsip Kode Etik

1. Menghargai otonomi.
2. Melakukan tindakan yang benar.
3. Mencegah tindakan yang dapat merugikan.
4. Berlakukan manusia dengan adil.
5. Menjelaskan dengan benar.
6. Menepati janji yang telah disepakati.
7. Menjaga perasaan.

G. Kode Etik Kebidanan dan Penerapannya dalam Praktik Kebidanan

Kode etik bidan di Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan
dalam kongres nasional IBI X tahun 1988, sedangkan petunjuk pelaksanaannya disahkan
dalam rapat kerja nasional (RAKERNAS) IBI tahun 1991, kemudian disempurnakan dan
disahkan pada kongres nasional IBI XII tahun 1998. Sebagai pedoman dalam berperilaku,
kode etik bidan indonesia mengandung beberapa kekuatan yang semuanya bertuang dalam
mukadimah, tujuan dan bab.

Secara umum kode etik tersebut berisi 7 bab yaitu:

Bab I. Kewajiban Bidan terhadap Klien dan Masyarakat (6 Butir)

1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah


jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.

Penerapannya :

1) Bidan harus melakukan tugasnya berdasarkan tugas dan fungsi bidan yang telah
ditetapkan sesuai dengan prosedur ilmu dan kebijakan yang berlaku dengan penuh
kesungguhan dan tanggung jawab.
2) Bidan dalam melakukan tugasnya, harus memberi pelayanan yang optimal kepada
siapa saja dengan tidak membedakan pangkat, kedudukan, golongan, bangsa dan
negara.
3) Bidan dalam melaksanakan tugasnya tidak akan menceritakan kepada orang lain dan
merahasiakan segala yang berhubungan dengan tugasnya
4) Bidan hanya boleh membuka rahasia klien apabila diminta untuk keperluan kesaksian
pengadilan

2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat
kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.

Penerapannya :

1) Pada hakikatnya manusia termasuk klien membutuhkan penghargaan dan pengakuan


yanng hakiki baik dari golongan masyarakat intelektual, menengah atau masyarakat
kurang mampu.
2) Dilandasi sikap menghargai martabat setiap insan, maka bidan harus memberi
pelayanan profesional yang memadai kepada setiap klien.

Memberi pelayanan sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki dan manusiawi secara
penuh tanpa mementingakan kepentingan pribadi dan mendahulukan kepentingan klien serta
menghargai klien sebagaimana bidan menghargai dirinya sendiri.

Dalam memberikan pelayanan, harus menjaga citra bidan sebagai profesi yang
memiliki nilai-nilai pengabdian yang sangat esensial. Pengabdian dan pelayanan bidan adalah
dorongan hati nurani yang tidak mendahulukan balas jasa.

3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan
tanggung jawabnya sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.

Penerapannya :

1) Bidan dalam melaksanakan pelayanan harus sesuai dengan tugas dan kewajiban yang
telah digariskan dalam permenkes No 900/Permenkes/IX/2002.
2) Melayani bayi dan anak pra sekolah termasuk pengawasan dalam pertumbuhan
perkembangan bayi dan anak, pemberian vaksinasi sesuai dengan usia, melaksanakan
perawatan bayi dan memberi petunjuk kepada ibu tentang makanan bayi, termasuk
cara menyusui yang baik dan benar serta makanan tambahan sesuai dengan usia anak.
3) Memberi obat-obatan tertentu dalam bidang kebidanan sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi klien.
4) Mengadakan konsultasi dengan profesi kesehatan lainnya dalam kasus-kasus yang
tidak dapat diatasi sendiri.
5) Bidan melaksanakan perannya di tengah kehidupan masyarakat

4. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, mendahulukan kepentingan klien, menghormati


hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.

Penerapannya :

Bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien yang masih percaya pada
kebudayaannya, tidak murni menghilangkan, tetapi memadukan dengan ilmu kebidanan yang
dimilikinya.

5. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa mendahulukan kepentingan klien,


keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
kemampuan yang dimilikinya.

Penerapannya :

Ketika ada klien datang, sedangkan bidan mau ada kepentingan keluarga, bidan harus
mendahulukan untuk melayani klien yang datang tersebut daripada kepentingan pribadinya.

6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan
tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatannya secara optimal.

Penerapannya :

1) Bidan harus mengadakan kunjungan rumah atau masyarakat untuk memberi


penyuluhan serta motivasi agar masyarakat mau membentuk posyandu atau PKMD
atau kepada ibu yang mempunyai balita/ibu hamil untuk memeriksakan diri di
posyandu.
2) Bidan dimana saja berada, baik dikantor, puskesmas atau rumah, ditempat praktik
BPM, maupun ditengah masyarakat lingkungan tempat tinggal, harus selalu memberi
motivasi untuk selalu hidup sehat.

Bab II Kewajiban Bidan terhadap Tugasnya (3 Butir)


1. Setiap bidan senantiasa memberi pelayanan paripurna terhadap klien, keluarga dan
masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan pada kebutuhan
klien, keluarga dan masyarakat.

Penerapannya :

1) Melaksanakan pelayanan yang bersifat pencegahan seperti asuhan antenatal, memberi


imunisasi, KIE, sesuai dengan kebutuhan.
2) Memberi pelayanan yang bersifat pengobatan sesuai dengan wewenang bidan.
3) Memberi pelayanan bersifat promotif/peningkatan kesehatan.
4) Memberi pelayanan bersifat rehabilitatif.

2. Setiap bidan berhak memberi pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam mengambil
keputusan dalam tugasnya, termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan atau rujukan.

Penerapannya :

1) Menolong partus di rumah sendiri, di puskesmas, dan di Rumah Sakit.


2) Mengadakan pelayanan konsultasi terhadap ibu, bayi dan KB sesuai dengan
wewenangnya.
3) Merujuk klien yang tidak dapat ditolong ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas lebih
lengkap.

3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau dipercayakan
kepadanya, kecuali jika diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan
kepentingan klien.

Penerapannya :

Ketika bertugas, bidan tidak dibenarkan menceritakan segala sesuatu yang


diketahuinya kepada siapapun termasuk keluarganya.

Bab III. Kewajiban Bidan terhadap Sejawat dan Tenaga Kesehatan Lainnya (2 Butir)

1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan
suasana kerja yang serasi.

Penerapannya :
1) Dalam melaksanakan tugas kebidanan baik pemerintah/non pemerintah, jika ada
sejawat yang berhalangan (cuti), bidan dapat saling menggantikan, sehingga tugas
pelayanan tetap berjalan.
2) Sesama sejawat harus saling mendukung, misalnya dengan mengadakan arisan, piknik
bersama, mengunjungi teman yang sakit, memenuhi undangan perkawinan keluarga,
khitanan.

2. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

Penerapannya :

1) Dalam menetapkan lokasi BPM, perlu diperhatikan jarak dengan lokasi yang sudah
ada.
2) Jika mengalami kesulitan, bidan dapat saling membantu dengan mengkonsultasikan
kesulitan kepada sejawat.
3) Dalam kerja sama antar teman sejawat, konsultasi atau pertolongnan mendadak
hendaknya melibatkan imbalan yang sesuai dengan kesepakatan bersama.

Bab IV. Kewajiban Bidan terhadap Profesinya (3 Butir)

1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan
menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberi pelayanan yang bermutu kepada
masyarakat.

Penerapannya :

1) Menjadi panutan dalam hidupnya.


2) Berpenampilan yang baik.
3) Tidak membeda-bedakan pangkat, jabatan dan golongan.
4) Menjaga mutu pelayanan profesinya sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
5) Menggunakan pakaian dinas dan kelengkapannya hanya dalam waktu dinas.

2. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan


profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Penerapannya :

1) Mengembangkan kemampuan di lahan praktik.


2) Mengikuti pendidikan formal.
3) Mengikuti pendidikan berkelanjutan melalui penataran, seminar, lokakarya,
simposium, membaca majalah, buku dan lain-lain secara pribadi.

3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya
yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.

1) Membantu pembuatan perencanaan penelitian kelompok.


2) Membantu pelaksanaan proses penelitian dalam kelompok.
3) Membantu pengolahan hasil penelitian kelompok.
4) Membantu pembuatan laporan penelitian kelompok.
5) Membantu perencanaan penelitian mandiri.
6) Melaksanakan penelitian mandiri.
7) Mengolah hasil penelitian.
8) Membuat laporan penelitian.

Bab V. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (3 Butir)

1. Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya
dengan baik.

Penerapannya :

1) Memperhatikan kesehatan perorangan.


2) Memperhatikan kesehatan lingkungan.
3) Memeriksakan diri secara berkala setiap setahun sekali.
4) Jika mengalami sakit atau keseimbangan tubuh terganggu, segera memeriksakan diri
ke dokter.

2. Setiap bidan harus berusaha terus-menerus untuk meningkatkan pengetahuan dan


keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Penerapannya :

1) Membaca buku-buku tentang kesehatan, kebidanan, keperawatan    pada umumnya


bahkan pengetahuan umum
2) Menyempatkan membaca Koran.
3) Berlangganan majalah profesi, majalah kesehatan.
4) Mengikuti penataran, seminar, simposium, lokakarya tentang kesehatan umumnya,
kebidanan khususnya.
5) Mengadakan latihan berkala seperti simulasi atau demonstrasi untuk tindakan yang
jarang terjadi, pada kesempatan pertemuan IBI di tingkat kecamatan, cabang, daerah
atau pusat.
6) Mengundang pakar untuk memberi ceramah atau diskusi pada kesempatan pertemuan
rutin, misalnya bulanan.
7) Mengadakan kunjungan atau studi perbandingan ke rumah sakit-rumah sakit yang
lebih maju ke daerah-daerah terpencil.
8) Membuat tulisan atau makalah secara bergantian, yang disajikan dalam kesempatan
pertemuan rutin.

3. Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri.

Bab VI. Kewajiban Bidan Terhadap Pemerintah, Nusa, Bangsa dan Tanah    Air (2
Butir)

1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan


pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan
keluarga serta masyarakat.

Penerapannya :

1) Bidan harus mempelajari perundang-undangan kesehatan di Indonesia dengan cara :


a. Menyebarluaskan informasi atau perundang-undangan yang dipelajari kepada
anggota.
b. Mengundang ahli atau penceramah yang dibutuhkan.
2) Mempelajari program pemerintah, khususnya mengenai pelayanan kesehatan di
Indonesia.
3) Mengidentifikasi perkembangan kurikulum sekolah tenaga kesehatan umumnya,
keperawatan dan kebidanan khususnya.

2. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya kepada


pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan, terutama pelayanan
KIA/KB dan kesehatan keluarga.

Penerapannya :
1) Bidan harus menyampaikan laporan kepada setiap jajaran IBI tentang berbagai hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas bidan di daerah, termasuk faktor
penunjang maupun penghambat pelaksanaan tugas itu.
2) Mencoba membuat penelitian tentang masalah yang sering terjadi di masyarakat yang
berhubungan dengan tugas profesi kebidanan, misalnya penelitian mengenai :
a. Berapa biaya standar persalinan normal di suatu daerah
b. Berapa banyak animo masyarakat di suatu daerah terhadap fasilitas KIA/KB
yang telah disediakan oleh masyarakat.

Bab VII. Penutup

Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati dan


mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia.

H. Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab Bidan

1. Hak Bidan

a. Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai


dengan profesinya.
b. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap tingkat jenjang
pelayanan kesehatan.
c. Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang bertentangan dengan
peraturan perundangan dan kode etik profesi.
d. Bidan berhak atas privasi dan menuntut apabila nama baiknya dicemarkan baik oleh
pasien, keluarga maupun profesi lain.
e. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan
maupun pelatihan.
f. Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk mmingkatkan jenjang karir dan jabatan
yang sesuai.
g. Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.

2. Kewajiban Bidan

Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara
bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
a. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi
dengan menghormati hak-hak pasien.
b. Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai
kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.
c. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi suami atau
keluarga.
d. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai
dengan keyakinannya.
e. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien.
f. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan
serta risiko yang mungkiri dapat timbul.
g. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (informed consent) atas tindakan yang akan
dilakukan.
h. Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.
i. Bidan wajib mengikuti perkembangan PTEK dan menambah ilmu pengetahuannya
melalui pendidikan formal atau non formal.

I. Penyimpangan Kode Etik Profesi Kebidanan

Kode etik adalah norma-norma yang harus di indahkan oleh setiap anggota profesi
yang bersangkutan di dalam melaksanakantugas profesinya dan dalam hidupnya di
masyarakat.norma-norma tersebut berisi petunjuk-petunjuk bagi anggota profesi tentang
bagaimana mereka harus menjalankan profesinya dan larangan-larangan yang di atur di
dalamnya, yaitu berupa ketentuan-ketentuan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh
di perbuat atau di laksanakan oleh anggota profesi, melainkan juga dalam menjalankan tugas
profesinya, serta menyangkut tingkah laku pada umumnya dalam pergaulan sehari-hari di
dalam masyarakat.

Kode etik profesi penting di terapkan, karena semakin meningkatnya tuntutan


terhadap pelayanan kesehatan dan pengetahuan serta kesadaran hukum masyarakat tentang
prinsip dan nilai moral yang terkandung dalam pelayanan profesional. Kode etik profesi
mengandung karakteristik khusus suatu profesi. Hal ini berarti bahwa standart profesi harus
dipertahankan dan mencerminkan tanggung jawab yang diterima oleh profesi dalam
hubungan profesional antara tenaga kesehatan dan masyarakat.
Sebagai tenaga profesional, bidan memikul tanggung jawab dalam melaksanakan
tugasnya. Seorang bidan harus dapat mempertahankan tanggung jawabnya terhadap tindakan
yang dilakukannya salah satu tanggung jawab bidan yaitu “tanggung jawab terhadap
masyarakat”. Bidan turut bertanggung jawab dalam memecahkan masalah kesehatan
masyarakat. Baik secara mandiri maupun bersama tenaga kesehatan lainnya, bidan
berkewajiban memanfaatkan sumber daya yang ada untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat.

Derasnya arus globalisasi yang semakin mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat


dunia, maka juga akan mempengaruhi munculnya masalah / penyimpangan etik sebagai
akibat kemajuan teknologi / ilmu pengetahuan yang menimbulkan konflik terhadap nilai titik
arus kesejagatan ini tidak dapat dibendung, pasti akan mempengaruhi pelayanan kebidanan.
Dengan demikian penyimpangan etik mungkin saja terjadi juga dalam praktik kebidanan
misalnya dalam praktik mandiri. Bidan praktik mandiri mempunyai tanggung jawab yang
besar karena harus mempertanggung jawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal ini
bidan praktik mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini
akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik.

Anda mungkin juga menyukai