Analisa : I
bu tersebut sudah mengalami partus yang lama karena lebih dari 24 jam, seharusnya
bidan bisa mengetahui penyebab partus lama, apakah ada malpresentasi pada janin,
emosi yang tidak stabil pada ibu atau panggul yang kecil sehingga bidan bisa
bertindak secepatnya untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayi, bukan
mementingkan komisi yang membahayakan nyawa ibu dan bayi. Perdarahan itu
disebabkan karena atonia uteri akibat partus yang terlalu lama. Atonia uteri hanya bisa
bertahan dalam waktu 2 jam setela Post Partum.
Dalam kasus tertentu justru Bidan dengan sengaja melakukanya demi uang, dan satu
sisi pasien juga tidak mengetahui tentang hak-hak apa yang dapat diperoleh pasien
tentang kondisi kesehatannya atau pasien sengaja tidak dikasih tahu informasi yang
jelas tentang resiko, tindakan serta prosedur persalinan yang yang seharusnya.Bidan
tersebut telah melanggar wewenangan bidan dan melakukan malpraktek.
Criminal malpractice yang bersifat negligence (lalai) misalnya kurang hati-hati
melakukan proses kelahiran.
1. Pasal-pasal 359 sampai dengan 361 KUHP, pasal-pasal karena lalai
menyebabkan mati atau luka-luka berat.
Pasal 359 KUHP, karena kelalaian menyebabkan orang mati : Barangsiapa karena
kealpaannya menyebabkan mati-nya orang lain, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun.
2. Pasal 1365 KUHS
Setiap perbuatan melanggar hokum yang mengakibatkan kerugian bagi orang lain,
mewajibkan orang yang kkarena kesalahannya mengakibatkan kerugian itu, menganti
kerygian tersebut.
Cara membuktikan kelalaiannya adalah Dereliction of Duty (penyimpangan dari
kewajiban) Jika seorang bidan melakukan pekerjaan menyimpang dari apa yang
seharusnya atau tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan menurut standard
profesinya, maka bidan tersebut dapat dipersalahkan.
Kepala dinas kesehatan akan memcabut SIPB setelah mendengar saran dan keputusan
dari MPEB dan IBI . MPEB akan melakukan sidang dari kasus ini. MPEB akan
meminta keterangan dari bidan dan saksi. Yang menjadi saksi dari kasus ini adalah
asisten bidan. MPEB akan meminta keterangan dari bidan dan saksi. Setelah asisten
bidan mengatakan yang sebenarnya bahwa bidan lah yang menahan rujukan karena
alasan komisi, maka MPEB akan memberikan sanksi yang setimpal karena sudah
merugikan orang lain kepada bidan tersebut dan sebagai gantinya izin praktik bidan
tersebut akan di cabut. Keputusan MPEB bersifat final.
Contoh sanksi bidan adalah pencabutan ijin praktek bidan, pencabutan SIPB
sementara, atau bisa juga berupa denda.
Penyimpangan yang dilakukan oleh bidan misalnya :
a. Bidan melakukan praktek aborsi,yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh
bidan karena termasuk tindakan kriminal.
b. Bidan tidak melakukan rujukan pada ibu yang mengalami persalinan premature,
bidan ingin melakukan persalinan ini sendiri. Ini jelas tidak boleh dilakukan,
dan harus dirujuk. Karena ini sudah bukan kewenangan bidan lagi, selain itu
jika dilakukan oleh bidan itu sendiri,persali akan membahayakan ibu dan bayi
yang dikandungnya.
Malpraktek yang dilakukan oleh bidan dapat disebabkan oleh banyak faktor, misalnya
kelalaian, kurangnya pengetahuan, faktor ekonomi, rutinitas,dan juga perubahan
hubungan antara bidan dengan pasien. Untuk dapat mencegah terjadinya malpraktek
yang dilakukan oleh bidan dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya dengan
tidak memberikan jaminan atau garansi akan keberhasilan usahanya, dalam
melakukan tindakan harus ada informed consent, mencatat semua tindakan kedalam
rekam medik, dan lain-lain.
Untuk penyelesaian tindak pidana malpraktek yang dilakukan oleh bidan yang
telah masuk ke pengadilan, semua tergantung kepada pertimbangan hakim yang
menangani kasus tersebut untuk menentukan apakah kasus yang ditanganinya termsuk
kedalam malpraktek atau tidak. Atau apakah si pelaku dapat dimintai pertanggung
jawaban secara pidana atau tidak.