NEGARA
Burhan, S.Pd., M.H., M.Pd
1
Pengertian
Warga Negara : rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat
tertentu dalam hubungannya dengan negara.
AS. Hikam : warga negara merupakan terjemahan dari citizenship
yaitu anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu
sendiri.
Koerniatmanto : mengemukakan warga negara dan anggota negara.
Dimana sebagai anggota negara mempunyai kedudukan yang
khusus terhadap negaranya. Ia mempunyai hubungan hak dan
kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya.
Dalam konteks Indonesia, hak dan kewajiban warga negara sudah
diatur dalam UUD 1945, seperti Pasal, 26, 27,28,29, 30, 31 dan 34.
2
1. Karena Kelahiran : bisa dibuktikan dengan adanya akta
kelahiran.
2. Karena Pengangkatan : adanya kutipan pernyataan sah
Buku Catatan Pengangkatan Anak Asing.
3. Karena dikabulkannya permohonan, yaitu adanya Petikan
Keputusan Presiden tentang permohonan tersebut (tanpa
pengucapan sumpah dan janji setia)
4. Karena Pewargnegaraan : yaitu adanya Petikan Keputusan
Presiden tentang pewarganegaraan tersebut yang diberikan
setelah pemohon mengangkat sumpah dan janji setia.
5. Karena perkawinan
6. Karena turut ayah dan atau ibu
7. Karena pernyataan : adanya srat Edaran Menteri tentang
Memperoleh/kehilangan kewarganegaraan RI dengan
3
pernyataan.
1. Asas Ius-Sanguinis : asas keturunan atau hubungan
darah, artinya kewarganegaraan seseorang ditentukan
oleh orang tuanya.
2. Asas Ius- Soli : asas daerah kelahiran, artinya bahwa
status kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh
tempat kelahirannya di negara tersebut.
3. Asas Bipatride (dwi kewarganegaraan) : timbul apabila
menurut peraturan dari dua negara terkait seseorang
dianggap sebagai warga negara kedua negara itu.
4. Apatride (tanpa kewarganegaraan) : timbul apabila
menurut peraturan kewarganegaraan seseorang tidak
diakui sebagai warga negara dari negara apapun.
4
PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA
NEGARA
• Pembelaan negara atau bela Negara adalah tekad, sikap dan tindakan
warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang
dilandasi oleh kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup
berbangsa dan bernegara.
• Bagi warga negara Indonesia, usaha pembelaan negara dilandasi oleh
kecintaan pada tanah air dan kesadaran berbangsa dan bernegara
Indonesia dengan keyakinan pada Pancasila sebagai dasar negara serta
berpijak pada UUD 1945 sebagai konstitusi negara.
• Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap
warga negara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan
kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,
5
keutuhan wilayah Nusantara dan Yuridiksi nasional serta nilai-nilai
Pancasila dan UUD 1945.
Dasar pemikiran yang dijadikan bahan motivasi setiap
warganegara untuk ikut serta membela negara Indonesia :
1)Pengalaman sejarah perjuangan RI
2)Kedudukan wilayah geografis Nusantara yang strategis.
3)Keadaan penduduk (demografis) yang besar.
4)Kekayaan sumber daya alam.
5)Perkembangan dan kemajuan IPTEK di bidang
persenjataan.
6)Kemungkinan timbulnya bencana perang.
6
Sifat Ketahanan
Nasional
Ketahanan Nasional
Berlapis
Bela Negara
Bela Negara adalah, sikap dan tindakan warga
Negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan
berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada
tanah air dan kesadaran hidup berbangsa dan
bernegara
Bela negara mencakup bela negara secara fisik atau
militer dan bela Negara secara nonfisik atau
nonmiliter dari dalam maupun luar Negeri. Setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya bela Negara. Pasal 27 ayat 3 dan Pasal 30 Ayat 1.
PROJECT CITIZEN
LATAR BELAKANG
Landasan Kewarganegaraan
LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA
A. Pancasila ditinjau dari Landasan Historis
Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses yang cukup
panjang sejak kerj. Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai
datangnya bangsa lain yang menjajah Indonesia. Selama
ratusan tahun bangsa Indonesia berjuang menemukan jati
dirinya,yang digunakan sebagai filosofi hidup dan bangsa yang
dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia.
Yang sekarang kita kenal sebagai Pancasila dan tiada lain
sebagai nilai-nilai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Pada masa sebelum kemerdekaan sampai dengan kemerdekaan
RI yaitu dalam ketatanegaraan RI dilakukan upaya menyusun
rancangan UU Ketatanegaraan RI dalam sidang BPUPKI
(Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) digunakan pertama kali istilah Pancasila oleh Ir.
Soekarno dan Moch. Yamin.
Istilah Pancasila digunakan untuk memberikan nama pada 5
Prinsip dasar kenegaraan Indonesia oleh Soekarno dan Moh.
Yamin.``
20
Dengan demikian philosophia secara harafiah berarti
mencintai kebijaksanaan, mencintai hikmat atau mencintai
pengetahuan.
Cinta mempunyai pengertian yang luas. Sedangkan
kebijaksanaan mempunyai arti yang bermacam-macam
yang berbeda satu dari yang lainnya.
Istilah philosophos pertama kali digunakan oleh
Pythagoras.
• Ketika Pythagoras ditanya, apakah engkau
seorang yang bijaksana?
• Dengan rendah hati Pythagoras menjawab, ‘saya
hanyalah philosophos, yakni orang yang
mencintai pengetahuan’.
21
Ada dua pengertian filsafat, yaitu:
Filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti
produk.
Filsafat sebagai ilmu atau metode dan filsafat sebagai
pandangan hidup
Filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti
praktis.
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti
produk, sebagai pandangan hidup, dan dalam arti praktis.
Ini berarti Filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan
peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap,
tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari,
dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi
bangsa Indonesia.
22
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
23
Secara ontologis kajian Pancasila
sebagai filsafat dimaksudkan sebagai
upaya untuk mengetahui hakekat
dasar dari sila sila Pancasila. Menurut
Notonagoro hakekat dasar ontologis
Pancasila adalah manusia. Karena
manusia merupakan subyek hukum
pokok dari sila sila Pancasila.
24
Dalam kajian epistimologi , Pancasila
sebagai sistem filsafat dimaksudkan
sebagai upaya untuk mencari hakekat
Pancasila sebagai suatu sistem
pengetahuan. Hal ini dimungkinkan
karena epistimologi merupakan bidang
filsafat yang membahas hakekat ilmu
pengetahuan (ilmu tentang ilmu).
Kajian epistimologi Pancasila tidak
dapat dipisahkan dengan dasar
ontologisnya. Oleh karena itu dasar
epistimologis Pancasila sangat berkaitan
erat dengan konsep dasarnya tentang
hakekat manusia.
25
Menurut Titus(1984: 20) terdapat
tiga persoalan yang mendasar
dalam epistimologi yaitu :
tentang sumber pengetahuan
manusia;
tentang teori kebenaran
pengetahuan manusia;
tentang watak pengetahuan
manusia.
07/11/21 26
Karena sila-sila Pancasila sebagai suatu
sistem filsafat memiliki satu kesatuan
dasar aksiologis, sehingga nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila pada
hakekatnya juga merupakan suatu
kesatuan. Selanjutnya aksiologi Pancasila
mengandung arti bahwa kita membahas
tentang filsafat nilai Pancasila. Istilah nilai
dalam kajian filsafat dipakai untuk
merujuk pada ungkapan abstrak yang
dapat juga diartikan sebagai
“keberhargaan” (worth) atau “kebaikan”
(goodnes), dan kata kerja yang artinya
sesuatu tindakan kejiwaan tertentu dalam
menilai atau melakukan penilaian
( Frankena, 229).
27
Dinamika Pancasila Sebagai Sistem
Filsafat
Pada era pemerintahan Soekarno, Pancasila sebagai sistem
filsafat dikenal dengan istilah “Philosofische Grondslag”.
Gagasan tersebut merupakan perenungan filosofis
Soekarno atas rencananya berdirinya negara Indonesia
merdeka. Ide tersebut dimaksudkan sebagai dasar
kerohanian bagi penyelenggaraan kehidupan bernegara.
Ide tersebut ternyata mendapat sambutan yang positif dari
berbagai kalangan, terutama dalam sidang BPUPKI
pertama, persisnya pada 1 Juni 1945. Namun, ide tentang
Philosofische Grondslag belum diuraikan secara rinci, lebih
merupakan adagium politik untuk menarik perhatian
anggota sidang, dan bersifat teoritis.
28
Dinamika Pancasila Sebagai Sistem
Filsafat
Pada masa itu, Soekarno lebih menekankan bahwa
Pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang diangkat
dari akulturasi budaya bangsa Indonesia.
Pada era Soeharto, kedudukan Pancasila sebagai sistem
filsafat berkembang ke arah yang lebih praktis (dalam hal
ini istilah yang lebih tepat adalah weltanschauung).
Artinya, filsafat Pancasila tidak hanya bertujuan mencari
kebenaran dan kebijaksanaan, tetapi juga digunakan
sebagai pedoman hidup sehari-hari. Atas dasar inilah,
Soeharto mengembangkan sistem filsafat.
29
Tantangan Pancasila sebagai Sistem
Filsafat
Pertama, kapitalisme, yaitu aliran yang meyakini
bahwa kebebasan individual pemilik modal untuk
mengembangkan usahanya dalam rangka meraih
keuntungan sebesar-besarnya merupakan upaya
untuk menyejahterakan masyarakat. Salah satu
bentuk tantangan kapitalisme terhadap Pancasila
sebagai sistem filsafat ialah meletakkan kebebasan
individual secara berlebihan sehingga dapat
menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti
monopoli, gaya hidup konsumerisme, dan lain-lain.
30
Kedua, komunisme adalah sebuah paham yang
muncul sebagai reaksi atas perkembangan
kapitalisme sebagai produk masyarakat liberal.
Komunisme merupakan aliran yang meyakini bahwa
kepemilikan modal dikuasai oleh negara untuk
kemakmuran rakyat secara merata. Salah satu
bentuk tantangan komunisme terhadap Pancasila
sebagai sistem filsafat ialah dominasi negara yang
berlebihan sehingga dapat menghilangkan peran
rakyat dalam kehidupan bernegara.
31
Pancasila Sebagai Berfikir
Secara Ilmiah Filsafah
Pancasila sebagai pengetahuan ilmiah-filosofis dapat
dipahami dari :
1. Verbalis = melalui aspek rangkaian kata-kata yg
diucapkan ( misal : Pidato, upacara dsb )
2. Konotatif = melalui ratio. ( Pancasila dipahami,
ditafsirkan dan dimaknai berdasarkanmetode ilmiah
3. Denotatif = melalui fakta, realita yang menunjukkan
adanya perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan.
32
KEBENARAN ILMIAH DALAM
PANCASILA
Pengetahuan yang dikejar manusia identik dengan
pengejaran kebenaran, maka apabila pengetahuan
diperolehnya adalah benar.
Pengetahuan manusia diperoleh melalui proses yg
dimulai dari awal-tengah-akhir.
Akhir proses pengetahuan manusia diungkapkan
melalui pernyataan-pernyataan yang benar.
33
Ciri Berpikir Ilmiah-Filsafat Dalam
Pembahasan Pancasila
Ilmu pengetahuan merupakan kumpulan usaha
manusia untuk memahami kenyataan berdasarkan
pengalaman secara empirik dan reflektif Syarat
Pengetahuan dikatakan sebagai ilmu :
1. Berobyek
2. Bermetode
3. Bersistem
4. Bersifat umum/universal
34
Ciri Berpikir Ilmiah-Filsafat Dalam
Pembahasan Pancasila
Obyek Material / sasaran kajian : bahan kajian dalam
pencarian kebenaran ilmiah.
Obyek material dalam membahas Pancasila sebagai
kajian ilmiah dapat bersifat empiris dan non empiris.
Obyek tersebut dapat berupa pernyataan-pernyataan,
pemikiran, ide-ide, kenyataan sosialkultural yang
terwujud dalam hukum, teks sejarah, adat-istiadat,
karakter, kepribadian manusia sejak dahulu hingga
sekarang.
35
Lingkup Kajian Ilmiah Pancasila Dapat
Diketahui Melalui Beberapa Kata Tanya :
Bagaimana : Menghasilkan jawaban ilmiah berupa
Pengetahuan Deskriptif .
Mengapa : diperoleh jawaban berupa pengetahuan
Kausal ( sebab dan Akibat )
Proses terjadinya Pancasila meliputi empat kausa :
Causa Materialis, Causa Formalis, Causa Effisiens
dan Causa Finalis
36
Causa Materialis Pancasila : sebab yg menjadikan
Pancasila ada ( Sistem Nilai dan Budaya Masyarakat )
Causa Formalis : sebab bentuk yang menyebabkan
Pancasila ada ( Rumusan Pancasila berurutan dari Sila
pertama sampai dengan Sila Kelima)
Causa Effisiens : sebab proses kerja yang
menyebabkan Pancasila ada ( Sidang BPUPKI dan
PPKI )
Causa Finalis : sebab tujuan diadakannya Pancasila
( Pancasila sebagai dasar Negara RI )
37
Ke Mana : diperoleh jawaban Pengetahuan
Normatif. Berkaiatan dengan Ukuran , Standar,
Norma
Melalui kajian normatif ini dapat dibedakan
secara normatif realisasi yang seharusnya dan
realisasi dalam kenyataannya ( Das Sollen dan Das
Sein ).
APA : diperoleh jawaban yang bersifat Esensial
( pengetahuan yg terdalam/hakekat segala
sesuatu/ Intisari
38
Sistematis : Sistem merupakan satu kesatuan yang
utuh dan bulat yang bagian-bagiannya saling
berhubungan dan ketergantungan. • Pemahaman
Pancasila harus merupakan satu kesatuan dan
keutuhan • Sila-sila Pancasila disusun secara logis
sehingga membentuk pemikiran yang sistematis.
Universal : Kebenaran suatu pengetahuan ilmiah
relatif berlaku secara universal ( Tidak terbatas
ruang dan waktu ). Kajian terhadap Pancasila
dapat ditemukan nilai-nilai yang terdalam pada
sila-sila Pancasila
39
Pancasila Sebgai
Suatu Kesatuan
Sistem
40
Bentuk dan Susunan Pancasila
Bentuk Pancasila dlm arti rumusan Pancasila dlm
alinea IV Pembukaan UUD 1945 • Pancasila sbg suatu
sistem nilai mempunyai ciri :
1. Merupakan satu kesatuan yg utuh.
2. Setiap unsur pembentuk Pancasila merupa kan unsur
yg mutlak dlm membentuk kesatuan, bukan
komplementer.
3. Unsur Pancasila tidak dapat ditambah atau dikurangi.
41
Susunan Pancasila
Pancasila sbg sistem nilai disusun berdasarkan urutan
yang logis :
1. Ketuhanan YME
2. Kemunusiaan yg adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yg dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dlm permusyawaratan / perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
42
PANCASILA
Pancasila
(Asal Mula )
Kausa Finalis
BENTUK SUSUNAN PANCASILA
( Hierarkis Piramidal )
Sila V
Sila 5 dijiwai sila 1,2,3,4
Sila III Sila 3 dijiwai sila 1,2 dan menjiwai sila 4 & 5
Sila 1 Sila 4
Sila 2
Sila 3 Sila 5
Menjiwai
(4)
Pokok Pikiran
Persatuan (1) Kerakyatan,Permusyawarat Pokok Pikiran
(Sila 3) an Perwakilan (3) Keadilan Sosial (2)
(Sila 4) (Sila 5)
SISTEM
Segala sesuatunya mengarah Ada kaitan antara bagian
Pada tujuan yang satu dan sama Yang satu dengan lainnya
Makhluk P
Hakikat Individu
Manusia Sifat L
Kodrat Monodualis U
R
Makhluk
A
Sosial
L
I
S
Makhluk
Otonom
Kedudukan
Kodrat Monodualis
Makhluk
Tuhan
Kata Kunci
Manusia seutuhnya digunakan untuk
memahami arti makna Pancasila sebagai
ideologi pembangunan serta tujuan
jangka panjang yang hendak dicapai
bersama. Ideologi pembangunan
bercorak “ antroposentrik” dalam arti
manusia yang berada pada tempat yang
sentral sebagai subjek dan sekaligus
objek pembangunan
ISI ARTI
PANCASILA
Abstrak Khusus
Umum Singular &
Universal Umum Kongkrit
Kolektif
Wujud pelaksanaan
Isi arti yang tidak secara kongkret dlm
terbatas Wujud pelaksanaan bid khusus namun
ruang,waktu,keadaan, secara kongkret nyata seperti,
situasi,kondisi dalam hidup epoleksusbud,
maupun jumlah. kenegaraan organisasi,pendidikan .
Meunjuk pada makna Indonesia. Mrpkn Bisa berkembang dan
esensial: Tuhan, pedoman normatif dinamis . Ex. UU Politik
manusia,satu,rakyat, dalam perundangan. 85 mjd 99 no 2,3,4 .
adil Ex. Sila 1: Pendidikan, BUMN dll
Pembukaan UUD45
Al 4, Psl 29 ayat 2.
Sila 2:Ps 27,28
.
Negara
Pancasila
rakyat
pemerintah
Paham Negara
Integralistik
wilayah
Paham MENGATASI
Negara SEMUA GOL,
Kebangsaan TIDAK MEMIHAK
DAN
Paham
MELINDUNGI
Negara
Persatuan
PERSEKUTUAN
HIDUP SOSIAL
MASYARAKAT
KESATUAN INDONESIA
BANGSA,PULAU,
BUDAYA,
GOLONGAN &
AGAMA
Merupakan sumber tertib hukum tertinggi
Terdiri atas 4 alinea. Pernyataan Kemerdekaan
Pembukaan
UUD 1945
Berkedudukan
tetap Memuat sifat-sifat
dan tidak dapat Fundamental & asasi
diubah bagi negara
Hakikat Sebagai Pokok Kaidah Negara
Pembukaan UUD 1945 Yg Fundamental .
(staatsfundamentalnorm)
Dari segi terjadinya:
Sbg kehendak
bersama
Sebagai Tertib Hukum Tertinggi
-sumber hukum positif Dari segi isinya:
pokok2 pikiran meliputi suasana -Dasar tujuan negara (umum dan
kebatinan, mewujudkan cta-cita hukum, khusus)
menguasai hukum dasar tertulis (UUD) -Ketentuan diadakanya UUD ( maka
dan tak tertulis/konvensi disusnlah kemerdekan…
-pokok pikiran terkongkritisasi dalam pasl2 -Bentuk negara (susunan neg
-pasal-pasal dijabarkan dalam hukum berkedaulantan rakyat)
positif dibawahnya -dasar Filsf. Neg. (dengan berdasar
pada ketuhanan…sosial
Hak Kodrat
Alinea 1
Realisasi perjuangan dan cita-cita
Alinea 2
Nilai religius, moral, pernyataan
Alinea 3 ulang Proklamasi
Bentuk Negara
Dasar Filsafat Negara
Alinea I Alinea II
Pertanggung jawaban atas pernyataan Penetapan cita-cita bangsa yang ingin
kemerdekaan yang sudah selayaknya, dicapai dengan kemerdekaan ;
berdasar hak kodrat yang mutlak dari terpeliharanya kemerdekaan, kedaulatan
moral bangsa untuk merdeka negara,kesatuan bangsa,neg &daerah
atasdasar hukum dan moral, untuk
kemakmuran bersama yang berkeadilan
Tujuan
Pembukaan
UUD 1945
MAKMUR
Makna Alinea 3
Membuat motivasi spiritual yang luhur, Berbeda dengan teori Thomas Hobbes,
suatu kehidupan yang seimbang material John Locke, Rousseau, sehingga
dan spiritual didunia dan akhirat perjanjian ini merupakan :
Fundamen Moral
Pokok Pikiran IV Negara
“KETUHANAN &
(juga landasan
KEMANUSIAAN”
kejiawaan hukum dasar
negara & khdpn bgsa
Kedudukan
Pembukaan UUD 45
Alinea II Cita-Cita
Kemerdekaan
66
1. PERJUANGAN SEBELUM ABAD XX
67
• Perlawanan dari Mataram (1613 – 1645) Sultan Agung → 2x penyerangan
Gubernur JP Coen tewas (1629)
• Perlawanan Sultan Hasanudin (1667)
• Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten.
• Perlawanan Maluku (1817) → Patimura
• Perlawanan Palembang (1819) → Badarudin
• Perlawanan Minangkabau (1821 – 1837) → T. Imam Bonjol
• Perlawanan Diponegoro (1825 – 1830) → Jawa Tengah
• Perlawanan Aceh (1880) → Teuku Cik Ditiro, Teuku Umar
• Perlawanan Lombok (1894 – 1895) → Anak Agung Made
• Perlawanan Batak (1900) → Sisingamangaraja
• Puncak penghisapan oleh Belanda → Ekonomi Monopoli dan tanam paksa
(1830 – 1870)
• Jatuhnya kesultanan ke VOC → penjajah India Belanda → terbentuk kesatuan
Indonesia di bawah belanda disebut Pax Neerlandica (perdamaian
Neerlandica) Gubernur Jend.JB Van Heuts2 (1904 – 1909)
68
2. PERGERAKAN NASIONAL (1908 – 1945)
a. KEBANGKITAN NSIONAL
Ditandai Budi Utomo (20 Mei 1908)
71
• Perserikatan komunis India (PKI) 1920. Kelanjutan ISDV →
cepat berkembang karena propaganda yang menarik
• PNI (Partai Nasional Indonesia) → Bandung, 4 Juli 1927.
Pendiri :
- Sukarno - Sartono
- Cipto Mangunkusumo - Samsi
- Iskak Cokroadisuryo
• Asal dari Algemene Studie club berkembang cepat →
menarik dasar PNI : Marhaenisme (Sosio Nasionalisme
Sosio Demokrasi) Tujuan: Indonesia Merdeka. Menurut
Belanda, PNI berbahaya sehingga diawasi setiap geraknya
- Partindo → Sartono
- PNI Baru → M.Hatta & Syahrir
72
Bagaimana dengan penggerak Wanita ?
• Dipelopori : RA.Kartini
• Dewi Sartika, dll seperti perkumpulan :
• Putri Mardika Jakarta 1912
• Wanita Adi Jepara 1915
• Pawiyatan Wanita di Magelang 1915
• Wanita Susilo di Pemalang 1918
• Wanita Ulama
• Wanita Mulya
• Wanita Katolik
• Aisiyah
• Pemudi Islam di Luar Jawa, dll
73
b. SUMPAH PEMUDA
Pada awalnya berdiri perkumpulan lokal seperti Jong
Java → Anak Budi Utomo (Tri Koro Darmo) → 7 Maret
1915
8 Desember 1917 → Jong Sumantrenan Bond (Aktif di
Jawa)
1918 → Jong Minahasa Jong Celebes (Sulawesi)
- Tanah Air
- Bangsa Indonesia
- Bahasa
Lagu Indonesia Raya ciptaan WR.Supratman diterima sebagai lagu
Kebangsaan dan Bendera Merah Putih sebagai Bendera
75
Bangsa
C. PENJAJAHAN JEPANG (1942 – 1945)
76
2. PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945
a. Makna Kemerdekaan dan berdirinya NKRI
77
b. PERUMUSAN PANCASILA & UUD 1945
1. Tgl. 7 September 1944 janji kemerdekaan.
2. Tgl. 29 April 1945 dibentuk BPUPKI
3. Tgl. 28 Mei 1945 BPUPKI dilantik.
4. Tgl. 29 Mei – 1 Juni 1945 sidang I BPUPKI: Rancangan
Dasar Negara.
5. Tgl. 22 Juni 1945 perumusan Pancasila tertuang dalam
“Piagam Jakarta”
6. Tgl. 10-16 Juli 1945 sidang II BPUPKI: Rancangan
Hukum Dasar
7. Tgl. 9 Agustus 1945 PPKI dibentuk.
8. Tgl. 17 Agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan RI
9. Tgl. 18 Agustus 1945 PPKI Mengesahkan UUD 1945.
78
PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH
BANGSA INDONESIA
79
Abdul Gani 1979 “Pancasila adalah identitas bangsa Indonesia
sepanjang masa. Sejak digali dan dilahirkan menjadi dasar dan
Ideologi Negara, maka ia membangunkan dan membangkitkan
identitas yang dormant (tertidur) dan terbiusselama
kolonialisme. Begitu kuat dan mengakarnya Pancasila dalam
jiwa bangsa Indonesia menjadikan Pancasila terus berjaya
sepanjang masa
80
A. PANCASILA PRA KEMERDEKAAN
81
b. Prof.Dr.Soepomo tanggal 30 Mei 194 yang mengemukakan
teori-teori Negara
1. Teori Negara perseorangan (Indivividualisme)
2. Paham Negara Kelas
3. Paham Negara Integralistik
82
Pancasila merupakan khasanah budaya Indonesia karena
nilai-nilainya hidup dalam sejarah Indonesia antara lain dalam
beberapa kerjaan.
85
B. PANCASILA ERA KEMERDEKAAN
86
Awal decade 1950, mu dasar argumentasinya adalah fakta ncul
inisiatif dari sejumlah tokoh yang melakukan interpretasi ulang
terhadap Pancasila, saat itu ada 2 kubu
Tokoh yang berusaha menempatkan Pancasila lebih dari
sekedar kompromi politik melainkan sebuah filsafat social atau
Welltan scnaung bangsa
87
C. PANCASILA ERA ORDE BARU
Ada 2 pandangan besar terhadap Dasar Negara munculnya Dekrit
presiden
90
D. PANCASILA ERA REFORMASI
• Pancasila yang seharusnya sebagai nilai, dasar moral etika bagi Negara
dan pelaksana Negara, dalam kenyataanya digunakan sebagai alat
legitimasi politik Pancasila ditandai hancurnya ekonomi nasional, maka
timbullah berbagai gerakan masyarakat yang dipelopori oleh mahasiswa
cendekiawan dan masyarakat sebagai gerakan moral politik yang
menuntut adanya reformasi di bidang politik, ekonomi dan hokum
(Kaelan,2000)
92
• Beberapa perguruan tinggi menyelenggarakan diskusi tentang
Pancasilakembali menghangat dan meluas. FISIP UT (Simposium
Peringatan Hari Lahir Pancasila), 31 Mei 2006 (Ali,2009). Tahun
2008/2009 Sekretariat Wapres melaksanakan diskusi-diskusi
merevitalisasi sosialisasi nilai-nilai Pancasila. Tahun 2009 Dirjen Dikti
membentuk tim Pengkajian Pendidikan Pancasila di P.T Kongres
Pancasila di UGM dan di Udayana dll.
93
Terima kasih atas
perhatiannya, sampai ketemu
minggu depan
94
95
Dasar Negara
Pandangan Hidup
Fungsi dan
kedudukan Bangsa
PS
Ideologi Negara
a. Pengertian
Contoh :
Kewajiban moral tidak korupsi merupakan
tindakan tanpa syarat yg hrs dilakukan oleh setiap
mns.
Bukan krn hasil atau adanya tujuan ttt yang akan
diraih. Sebenarnya, scr moral sudah tahu bahwa
korupsi tindakan yg buruk.
Ukuran kebaikan ED kewajiban, kemauan baik,
kerja keras dan otonomi bebas.
Setiap tindakan dikatakan baik bila dilaksanakan
krn didasari kewajiban moral dan demi kewajiban
moral.
Didasari kemauan baik
Kerja keras
Pelaku ?
Apakah baik
untuk
Orang lain ?
EU
Setiap tindakan dilihat, apakah akibat yg
ditimbulkan akan memberikan manfaat
bagi banyak orang / tidak.
Bila tindakan, hanya menguntungkan sebagian kecil
orang / merugikan, maka harus dicari alternatif
tindakan lain.
EK
Kelemahan EK
Moralitas Sosial
Mondial
Orang
MI-nya baik Dapat mempengaruhi
lingkungan moral jelek
Menyesuaikan diri
Orang
MI-nya
lemah
Mengikuti
c. Moralitas Mondial (MM)
Bersifat universal
Moralitas
Berlaku dimanapun dan kapanpun
mondial
Terkait dg keadilan, kemanusiaan,
kemerdekaan dsb
Moralitas analog = kusir kereta kuda yg harus mampu
mengarahkan kereta akan berjalan. Arah perkalanan,
tak lepas dari kemana tujuan hendak dituju.
Orang bermoral tahu arah mana yg dituju, shg
langkah dan pikiran hanya diarahkan ke tujuan
kesenangan dunia atau akhirat.
Pelajaran yang baik :
Pendahulu B.Ind utk merdeka, MI dan MS-nya sangat
kuat dengan diselimuti MM. Setelah Ind merdeka,
banyak mereka tak sempat merasakan buah
perjuangannya sendiri. Dasar moral yg melandasi
perjuangan mereka terabadikan dalam pembukaan
UUD 1945 (dlm alinea-2nya).
Alinea pertama :
Kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, oleh karena
itu .......
Alinea ini :
Payung moral para pejuang kemerdekaan.
Telah terjadi pelanggaran hak kemerdekaan B. Ind
Pelanggaran hak kemerdekaan berarti pelanggaran
MM (perikemanusiaan, perikeadilan).
Bentuk penjajahan apapun, meruntuhkan nilai-2
hakiki manusia.
Pembukaan UUD 1945 jelas bahwa moralitas
sangat mendasari perjuangan merebut kemerdekaan
dan bagaimana mengisinya.
Moral PS
Otonom (nilai-nilainya tak mendapat
pengaruh dari luar habitat manusia
Indonesia)
Presiden SBY dalam sambutan peringatan Hari
Kesaktian Pancasila, 1 Okt 2005 menyatakan :
Bangsa religius
B. Ind
Menjunjung tinggi, menghormati,
mengamalkan ajaran agama
masing-masing
11/07/21
Dalam pengertian luas, ”Konstitusi” berarti keseluruhan
dari ketentuan-ketentuan dasar atau hukum dasar (droit
constitunelle).
Konstitusi, ada yg dalam bentuk dokumen tertulis ada
juga yang tidak tertulis (pelopor Bolingbroke).Dalam
pengertian sempit (terbatas), ”Konstitusi” berarti piagam
dasar atau undang-undang dasar (loi constitunelle), yaitu
suatu dokumen lengkap mengenai peraturan-peraturan
dasar negara, contoh UUD 1945 (pelopor Lord Bryce
dan C.F. Strong).
177
FUNGSI KONSTITUSI
Fungsi Pokok, Konstitusi atau UUD adl untuk
membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak sewenang-
wenang, sehingga hak-hak warga negara dapat
terlindung (Konstitusionalisme).
Fungsi Umum :Kontrol Penyelenggaraan negara,
Indikator keberhasilan pemerintahan, Kontrak sosial
antara warga negara dengan penyelenggara negara.
178
Memuat tentang ;
1. Tujuan negara,
11/07/21
2. Lembaga negara,
3. Pembagian kekuasaan,
4. Hak asasi manusia,
5. Sistem pemerintahan,
6. Hubungan pusat dan daerah,
7. Prosedur penyelesaian pertikaian,
8. Pengawasan penjabat negara & perubahan konstitusi.
9. Substansi Konstitusi
179
Secara operasional fungsi suatu konstitusi sebagai berikut
:
Membatasi perilaku pemerintahan secara efektif
11/07/21
a. Kedudukan Pembukaan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945, merupakan sumber motivasi dan
aspirasi, tekad dan semangat bangsa Indonesia, serta
cita hukum dan cita moral yang ingin ditegakkan dalam
lingkungan nasional maupun internasional.
Pembukaan UUD 1945 dijadikan norma fundamental.
Rumusan kata dan kalimatnya tidak boleh diubah oleh
siapapun, termasuk MPR hasil pemilu. Pengubahan
Pembukaan UUD 1945 berarti pengubahan esensi cita
moral dan cita hukum yang ingin diwujudkan dan
ditegakkan oleh bangsa Indonesia.
181
PEMBUKAAN UUD 1945 DALAM HUBUNGANNYA
DENGAN BATANG TUBUH UUD 1945
11/07/21
Mempunyai Kedudukan:
Hubunganya dengan tertib hukum Indonesia, maka Pembu-kaan UUD
1945 mempunyai kedudukan yang terpisah dari batang tubuh UUD
Sebagai Pokok Kaidah Negara yang fundamental, Pembukaan UUD
1945 mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada batang tubuh UUD
1945.
Pembukaan UUD 1945 merupakan tertib hukum tertinggi dan
mempunyai kedudukan lebih tinggi.
Pembukaan merupakan Pokok Kaidah Negara fundamental yang
menentukan adanya UUD Negara tersebut (sumber hukum dasar).
Pembukaan UUD 1945, mengandung pokok-pokok pikiran yang akan
diwujudkan dalam pasal-pasal UUD 1945.
b. MAKNA YANG TERKANDUNG PEMBUKAAN UUD
1945
1)Alinea Pertama, antara lain : Keteguhan bangsa Indonesia
dalam membela kemerdekaan melawan penjajah dalam segala
bentuk.
2)Alinea Kedua, antara lain : Kemerdekaan yang dicapai oleh
bangsa Indonesia adalah melalui perjuangan pergerakan dalam
melawan penjajah.
3)Alinea Ketiga, antara lain : Motivasi spiritual yang luhur
bahwa kemerdekaan kita adalah berkat rahmat Allah Yang
Mahakuasa.
4)Alinea Keempat, antara lain : Adanya fungsi dan sekaligus
tujuan negara Indonesia, Disusun dalam UUD, Berkedaulatan
Rakyat dan Dasar Negara Pancasila.
183
c. MAKNA PEMBUKAAN UUD 1945 DALAM
PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
Pembukaan yang telah dirumuskan secara padat dan
khidmat dalam empat alinea itu, setiap alinea kata-katanya
11/07/21
mengandung arti dan makna yang sangat dalam,
mempunyai nilai-nilai yg universal & lestari.
Universal, krn mengandung nilai-nilai yg dijunjung tinggi
oleh bangsa-bangsa beradab di seluruh muka bumi;
Lestari, krn mampu menampung dinamika masyara-kat,
dan akan tetap menjadi landasan perjuangan bangsa dan
negara selama bangsa Indonesia tetap setiap kepada Negara
Proklamasi 17 Agustus 1945.
184
POKOK-POKOK PIKIRAN DLM
PEMBUKAAN UUD 1945
Pokok pikiran pertama : ”Negara – begitu bunyinya –
”melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Pokok pikiran kedua : ”Negara hendak mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat”.
Pokok pikiran ketiga : ”Negara yang berkedaulatan rakyat
berdasar atas kerakayatan dan permusyawaratan/ perwakilan”.
Pokok pikiran keempat : ”Negara berdasar atas Ketuhanan
Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab”.
185
E. HUBUNGAN PEMBUKAAN DENGAN
BATANG TUBUH UUD 1945
11/07/21
Bahwa pokok-pokok pikiran Pembukaan UUD 1945, merupakan
”— suasanan kebatinan dari UUD Negara Indonesia serta
mewujudkan cita hukum yang menguasai hukum dasar negara, baik
tertulis maupun tidak tertulis”.
Pembukan UUD 1945 mempunyai hubungan langsung dng Batang
Tubuh UUD 1945, karena mengandung pokok-pokok pikiran yang
dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal di Batang Tubuh UUD
1945.
Pembukaan UUD 1945, memuat dasar falsafah negara Pancasila
dan Batang Tubuh UUD 1945 yang merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan, bahkan hal ini menjadi rangkaian kesatuan
nilai dan norma yang terpadu.
186
A. Makna Tata Urutan Peraturan
Ketatapan
TAP MPR No. UU No. 10 Tahun UU No. 12 Tahun
MPRS/ No.
III/MPR/2000 2004 2011
XX/MPRS/ 1966
1. UUD NRI Tahun 1. UUD NRI Tahun 1. UUD NRI Tahun 1945 1. UUD NRI Tahun
1945 1945 2. UU/Peraturan 1945
2. Ketetapan MPR 2. Ketetapan MPR Pemerintah Pengganti 2. Ketetapan MPR
3. UU/Perpu 3. UU Undang-Undang 3. UU/Peraturan
4. Peraturan 4. Peraturan 3. Peraturan Pemerintah Pemerintah
Pemerintah Pemerintah 4. Peraturan Presiden Pengganti Undang-
5. Keputusan Pengganti 5. Peraturan Daerah Undang
Presiden Undang-Undang yang meliputi: 4. Peraturan
6. Peraturan 5. Peraturan a. Peraturan Daerah Pemerintah
pelaksana Pemerintah Provinsi 5. Peraturan Presiden
lainnya, seperti 6. Keputusan b. Peraturan Daerah 6. Peraturan Daerah
Peraturan Presiden Kabupaten/Kota Provinsi
Menteri dan 7. Peraturan Daerah c. Peraturan Desa/ 7. Peraturan Daerah
Instruksi Menteri peraturan yang Kabupaten/Kota
setingkat
a. Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Dasar (UUD) NRI Tahun 1945 merupakan dasar hukum
tertinggi di Indonesia yang dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan
peraturan lain di bawahnya. UUD NRI Tahun 1945 mengalami beberapa kali
perubahan.
Materi muatan yang terkandung dalam UUD NRI Tahun 1945 antara lain
sebagai berikut :
1)Memuat ketentuan-ketentuan susunan organisasi negara dan
pemerintahan.
2)Memuat ketentuan-ketentuan tentang rakyat.
3)Memuat ketentuan yang berkaitan dengan identitas negara, seperti
bahasa, lambang, dan bendera.
4)Memuat jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan hak serta kewajiban
sebagai warga negara.
5)Memuat susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental.
6)Memuat pembagian dan pembatasan kekuasaan atau tugas
ketatanegaraan yang bersifat fundamental.
b. Ketetapan MPR
Ketetapan MPR adalah sebuah produk legislatif yang merupakan keputusan
musyawarah, baik yang berlaku di dalam majelis maupun yang berlaku di
luar majelis. Istilah Tap. MPR (Ketetapan MPR) tidak termuat dalam UUD NRI
Tahun 1945. Istilah tersebut diambil dari MPRS pada sidang pertama tahun
1960.
Sebagai sumber hukum, isi dari ketetapan MPR antara lain sebagai
berikut :
1)Memuat garis-garis besar dalam bidang legislatif dilaksanakan dengan
undang-undang.
2)Memuat Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dalam bidang eksekutif
dilaksanakan dengan keputusan presiden,
Adapun tiga hal yang harus diatur dalam Ketetapan MPR, yaitu :
1)Memperinci secara lebih lanjut aturan yang tercantum dalam Batang Tubuh
UUD NRI Tahun 1945.
2)Menjadi tempat perwujudan norma hukum yang berasal dari hukum dasar
tidak tertulis dalam aturan dasar tertulis.
3)Menjadi pelengkap aturan dasar yang tercantum dalam Batang Tubuh UUD
NRI Tahun 1945 dan Ketetapan MPR yang sudah ada.
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang
Undang-Undang merupakan penjabaran langsung dari UUD NRI Tahun 1945 oleh
DPR dengan persetujuan Presiden. Materi muatan yang harus diatur dalam Undang-
Undang berisi :
1)pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan UUD NRI Tahun 1945,
2)perintah suatu undang-undang untuk diatur dengan undang-undang,
3)pengesahan perjanjian internasional tertentu,
4)tindak lanjut atas putusan Mahkamah Konstitusi, dan/atau
5)pemenuhan kebutuhan hukum dalam masyarakat.
1. Pengertian dan
Asas
1. Mengkomplementasikan
universalisme dalam sila-sila
yang lain, sehingga supra sistem
tidak mengabaikan sistem dan
sub-sistem.
2. Solidaritas dalam sub-sistem
sangat penting untuk
kelangsungan keseluruhan
individualitas, tetapi tidak
mengganggu integrasi.
NILAI KERAKYATAN SEBAGAI
DASAR PENGEMBANGAN ILMU
Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan isi pidato para penyelenggara
negara tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
sumber politis dari Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan iptek lebih bersifat apologis karena
hanya memberikan dorongan kepada kaum intelektual
untuk menjabarkan nilai-nilai Pancasila lebih lanjut.
D. Membangun Argumen tentang
Dinamika dan Tantangan Pancasila
sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
1. ARGUMEN TENTANG DINAMIKA PANCASILA SEBAGAI DASAR
PENGEMBANGAN ILMU