Dosen Pengampu:
Dr. Lilies, M.P
Dwi Setyorini, S.Pd.M. Pd
Disusun oleh:
RISKI AMANDA_A22121020
UUT SARIDEWI_A22121017
UNIVERSITAS TADULAKO
2022/2023
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Memperhatikan peran guru dan tugas guru sebagai salah satu faktor
determinan bagi keberhasilan pendidikan, maka keberadaan dan peningkatan
profesi guru menjadi wacana yang sangat penting. Pendidikan di abad pengetahuan
menuntut adanya manajemen pendidikan modern dan profesionaldengan bernuansa
pendidikan.
1
1. Apa pengertian model pri service pendidikan?
2. Apa program pri service pendidikan?
3. Apa saja model-model pri service pendidikan?
4. Bagaimana upaya peningkatan profesi guru?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pri service pendidikan
2. Untuk mengetahui program pri service pendidikan
3. Untuk mengetahui apa saja model-model pri service pendidikan
4. Mengetahui bahagaimana upaya peningkatan profesi guru.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pengembangan kedudukan sataf (staf development) suatu program
pengalaman didisain untuk memperbaiki kedudukan seluruh anggota staf
secara pribadi maupun kelompok.,
4
pendidikan yang diselenggarakan bagi lulusan S-1 Kependidikan dan S-1/D-IV
NonKependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar mereka
dapat menjadi guru profesional setelah mereka memenuhi syarat-syarat tertentu
sesuai dengan standar nasional pendidikan dan memperoleh sertifikat pendidik
(UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Tujuan program PPG, seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 87 Tahun 2013 (sebagai pengganti
Permendiknas No 8 Tahun 2009) adalah menghasilkan calon guru yang
memiliki kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai
pembelajaran, menindaklanjuti hasil penilaian, melakukan pembimbingan, dan
pelatihan peserta didik serta melakukan penelitian, dan mampu
mengembangkan profesionalisme secara berkelanjutan.
Program PPG pre service dirancang untuk menghasilkan lulusan yang
memiliki kompetensi utuh (kompetensi pedagogik, kompetensi profesional,
kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial), unggul, dan berkarakter.
Sikap jujur, peka, peduli sesama/lingkungan, disiplin, dan mampu bekerjasama
diharapkan mewarnai profil lulusan Program PPG pre service, di samping
kompetensi-kompetensi keprofesionalan guru lainnya. Untuk mencapai tujuan
ini, tidak hanya fasilitas, pengampu, dan kurikulum yang disiapkan, peserta
juga perlu difasilitasi agar siap mengikuti program tersebut dengan baik.
Peserta perlu ditumbuhkan semangat dan motivasinya untuk mengikuti dan
berperan aktif pada berbagai kegiatan yang dirancang dalam program tersebut.
Capaian pembelajaran program PPG pre service dijabarkan dari empat
kompetensi guru dan mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI) level 7.
1. Kompetensi Pedagogik meliputi:
a. merencanakan pembelajaran,
5
b. melaksanakan pembelajaran,
c. menilai dan mengevaluasi pembelajaran;
2. Kompetensi Kepribadian: berperilaku sesuai dengan norma agama, norma
hukum, norma sosial, etika, dan nilai budaya;
3. Kompetensi Sosial: memiliki kemampuan berkomunikasi, berinteraksi, dan
beradaptasi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,
orangtua/wali dan masyarakat sekitar; dan
4. Kompetensi Profesional:
menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam,
menguasai dan menemukan konsep, pendekatan, teknik, dan metode ilmu
pengetahuan, teknologi, atau seni yang relevan
B. Program pre service pendidikan
6
dan kesejahteraan gurunya. Berdasarkan kebutuhan masyarakat tersebut, tentu
saja LPTK dalam melaksanakan
pendidikan profesi guru juga akan mempersiapkan diri untuk mengelola
dan menyiapkan lulusannya yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
Proses pendidikan guru ini dapat berlangsung di dalam kelas, dalam
kegiatan ekstrakurikuler dan pada kehidupan luar kelas. Lawrence Downey
dalam Oemar Hamalik menyatakan bahwa proses pendidikan mengandung tiga
dimensi.
Dalam pendidikan prajabatan, sebelum menjadi guru, seseorang akan dididik
dalam berbagai pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang diperlukan dalam
pekerjaannya nanti. Karena tugasnya yang bersifat unik, guru selalu menjadi
panutan bagi siswanya, dan bahkan bagi masyarakat sekelilingnya.
Proses pendidikan tidak muncul begitu saja, tetapi harus dibina sejak
calon guru memulai pendidikannya di lembaga pendidikan guru. Berbagai usaha
dan latihan, contoh-contoh dan aplikasi penerapan ilmu, ketrampilan dan bahkan
sikap professional dirancang dan dilaksanakan selama calon guru berada dalam
pendidikan prajabatan.
C. Model-model pre service pendidikan
7
Model ini mengasumsikan bahwa seorang calon guru sejak awal sudah
mulai memasuki iklim, menjiwai, menyadari akan dunia profesinya. Seorang guru
tidak hanya dituntut menguasai bidang studi yang akan diajarkannya,
melainkan juga kompetensi pedagogi, sosial, akademik, dan kepribadian sebagai
pendidik. kompetensi tersebut bukan sesuatu yang terpisah, melainkan jadi ramuan
komposisi yang khas yang dijiwainya. kalau guru diasumsikan sebagai
petugas profesional, harus disiapkan secara profesional, secara sengaja untuk jadi
guru, juga di lembaga yang sengaja dibuat dan dipersiapkan untuk mendidik calon
guru. kritik terhadap model ini, penguasan subject matter (bidang ilmu) dianggap
lemah karena perolehan kemampuan bidang ilmu yang diajarkannya dianggap
kurang dari sarjana bidang ilmu (murni). ini dianggap kelemahan dan dinisbahkan
sebagai salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kompentensi guru yang
selama ini dipersiapkan di LPTK.
8
1. Guru konkuren lebih menguasai ilmu pendidikan daripada guru
konsekutif.
2. Guru konkurn mempunyai peluang untk menjadi guru profesional.
10
Upaya Meningkatkan Kompetensi Professional Guru Dalam Proses Belajar
Mengajar Upaya meningkatkan kompetensi professional guru, seperti yang
diharapkan pada standar dan kriteria guru professional di atas, baik dari pihak
pemerintah, sekolah maupun diri pribadi guru dapat dilakukan dengan:
Hal ini berdasarkan Undang-Undang Guru Dosen bahwa guru untuk mendapatkan
kompetensi profesional harus melalui pendidikan profesi dan guru juga dituntut
untuk memiliki kualifikasi akademik minimal S-1 atau D4. Apalagi pada saat
sekarang ini, perkembangan dunia pendidikan dan sistem pendidikan semakin
meningkat. Dengan melanjutkan tingkat pendidikan diharapkan guru dapat
menambah pengetahuannya dan memperoleh informasi-informasi baru dalam
pendidikan sehingga guru tersebut mengetahui perkembangan ilmu pendidikan.
Mengikut sertakan guru melalui seminar dan pelatihan yang diadakan Diknas
maupun di luar Diknas. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru
dalam membenahi dan metodologi pembelajaran
Melalui wadah inilah para guru diarahkan untuk mencari berbagai pengalaman
mengenai metodologi pembelajaran dan bahan ajar yang dapat diterapkan di
dalam kelas.
Kesejahteraan guru tidak dapat diabaikan, karena merupakan salah satu faktor
penentu dalam peningkatan kinerja, yang secara langsung terhadap mutu
pendidikan
11
(http://arnimabruria.blogspot.com/2010/11/upaya-meningkatkan-kompetensi.htm)
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
13
sebuah makalah. Adapun pembuatan makalah ini untuk membantu pembaca agar
mengetahui lebih luas dan menambah pengetahuan tentang PENGARUH MODEL
PRI SERVICE PENDIDIKAN GURU TERHADAP PROFESIONAL GURU.
14
DAFTAR PUSTAKA
Dharmayana, I. W., & Alexon, A. (2019). The Evaluation Of The Implementation Of Workshops
On The Preparation And Development Of Learning Tools In The Ppg Pre-Service
Study Program At The Fkip University Of Bengkulu. Triadik, 18(2).
https://www.scribd.com/document/378568353/MAKALAH-PROFESI-PENDID
AN-docx
https://pandidikan.co.id/2011/05/pembinaan-profesi-guru.html
https://riezsanurfauzie.wordpress.com/2017/11/21/makalah-pengembangan-profes
i-guru/
15