Anda di halaman 1dari 23

CRITICAL BOOK REPORT

PRODI S1 PENDIDIKAN
Geografi 2020
FAKULTAS Ilmu Sosial

Skor Nilai :

“PROFESI KEPENDIDIKAN”

NAMA : Yvanroo Matthew


NIM : 3203131050
DOSEN PENGAMPU : Nurlaila
MATA KULIAH : PROFESI KEPENDIDIKAN

PENDIDIKAN GEOGRAFI 2020

FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga Tugas Critical Book Report ini dapat diselasaikan dengan
baik. Crtical Book Report ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Profesi
Kependidikan.
Penulis berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas ini,
dan salah satumya ada dosen pengampu mata kuliah Profesi Kependidikan yaitu Ibu
NURLAILA

Tugas Critical Book ini saya susun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua. Saya menyadari bahwa tugas Critical Book Riview ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan dalam tugas ini. Oleh karena saya minta maaf
karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman saya yang terbatas.
Oleh karena itu, saya berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan tugas Critical Book Review yang akan datang menjadi lebih baik.
Saya berharap semoga tugas Critical Book Review ini dapat bermanfaat serta menambah
wawasan bagi pembaca dan khusunya bagi saya sendiri.
Akhir kata, atas perhatiaannya saya ucapkan terimakasih.

Medan, 08 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................iii
A. Latar Belakang....................................................................................................................iii
B. TUJUAN.............................................................................................................................iii
C. MANFAAT............................................................................................................................iii
BAB I RINGKASAN ISI BUKU....................................................................................................1
BAB III PEMBAHASAN/ANALISIS..........................................................................................14
A. Pembahasan Isi Buku..........................................................................................................14
B. Perbedaan Isi Ketiga Buku.................................................................................................15
a. Kelebihan Buku...............................................................................................................15
b. Kelemahan Buku.............................................................................................................16
BAB IV..........................................................................................................................................17
PENUTUP.....................................................................................................................................17
A. KESIMPULAN...................................................................................................................17
B. SARAN .............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan dan budaya terkadang
sulit di prediksi, profesi keguruan sering kali dihadapkan pada suatu dilema. Disatu
pihak, penggunaan jasa kependidikan menuntut kualitas dan kuantittas pendidikan, tetapi
disisi lain pemandang profesi kependidikan dihadapkan kepada keterbatasan individu.
Bukan hal diatas saja, terkadang profesi keguruan disalah artikan oleh kelompok
tertentu untuk mendapatkan keuntungan baik lahir mautun batin seperti yang sering kita
lihat, dengar dan baca dimedia sering sekali terdapat kasus yang seharusnya tidak
dilakukan oleh penyandang profesi keguruan.
Maka dari itu penulis ingin menjabarkan tentang profesi keguruan yang mencakup
landasan, tujuan, peran dan prinsip profesi keguruan.

B. TUJUAN

* Untuk memenuhi tugas Critical Book Report dari Mata Kuliah Profesi Kependidikan.
* Untuk membahas lebih dalam tentang Profesi Kependidikan atau Keguruan.
* Untuk menambah pengetahuan tentang Keguruan.
* Untuk menambah minat baca.
* Untuk membantu mengetahui gambaran tentang Profesi Kependidikan.

C. MANFAAT
● Supaya Tercapainya pemenuhan tugas dari Mata Kuliah Profesi Kependidikan
 Supaya para pembaca dapat lebih mengetahui definisi Profesi Kependidikan.
● Supaya para pembaca dapat lebih paham tentang Keguruan.
● Untuk melatih kemampuan penulis atau mahasiswa dalam mengkritisi sebuah buku.
● Mengungkapkan kelebihan dan kelemahan dari isi buku.

iii
D. IDENTITAS BUKU

BIODATA BUKU BUKU UTAMA BUKU BUKU


PEMBANDING PEMBANDING
PROFESI PROFESI THE
Judul KEPENDIDIKAN KEPENDIDIKAN PROFESSIONAL
PRACTICE OF
TEACHING
Penulis Dr.Yasarotodo Wau, Umbu Tagela Ibi Leba Clive McGee and
M.Pd Sumardjono Deborah Fraser
Padmomartono
Penerbit UNIMED PRESS PENERBIT OMBAK Cengage Learning
Australia
Tahun Terbit 2019 2014 2012

Kota Terbit Medan Yogyakarta Australia

Jumlah Halaman vi+322hlm X+178hlm 322

ISBN 978-602-7938-05-2 978-602-258-179-6 0170192946,


9780170192941

iv
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

A. Pendahuluan
Profesi berasal dari bahasa latin “proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/
ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi kegiatan
“apa saja” dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian
tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan
keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan
baik.Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia profesi adalah bidang pekerjaan
yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa profesi adalah pekerjaan yang dijalankan oleh seseorang yang menuntut
adanya suatu keterampilan atau keahlian tertentu.

B. Deskripsi Isi

BAB 1
HAKEKAT PROFESI KEPENDIDIKAN

A. Konsep Dasar Profesi Kependidikan

Di buku ini di paparkan bahwasanya dalam lingkungan masyarakat, guru adalah salah satu
pekerjaan yang sudah lama dikenal dan tetap dibutuhkan terutama mayarakat yang sudah
semakin maju yang sudah ditandai dengan sifat rasional dalam berkarya mengutamakan efisiensi
dan displin social.Guru dapat dilihat dari dua sisi seperti melihat koin mata uang. Sisi pertama
sebagai bidang pekerjaan yang hanya dapat dikerjakan orang yang professional dibidang
keguruan (guru). Disisi lain sebagai insan (tenaga pendidik) yang telah dinyatakan atau
menyatakan diri memiliki kualifikasi sebagai guru yang professional
Pengertian Profesional
Secara etimologis istilah profesi berasal dari bahasa inggris ‘’Profession’’ yang berakar
dari bahasa Latin ‘’Profeus’’ yang artinya ‘’mampu’’ atau mengakui mampu atau ahli dalam satu
bentuk perkerjaan.

1
Secara semantic profesi adalah suatu jabatan yang menuntut keahlian ( expertise ) dari para
anggotanya. Artinya, pekerjaan atau jabatan tersebut hanya dapat dikerjakaan oleh orang-orang
yang memiliki keahlian yang dituntut oleh pekerjaan itu sendiri.

B. Ciri-ciri Profesional Guru


Pada buku ini dijelaskan bahwa menurut Supriadi (1999) untuk menjadi professional guru
dituntut lima hal yaitu :
1) Guru mempunyai komitmen kepada siswa dan proses belajarnya.
2) Menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya kepada siswanya.
3) Guru bertanggungjawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi,
mulai cara pengamatan perilaku siswa sampai tes hasil belajar.
4) Guru mampu berpikir sistematis mengenai apa yang kan dilakukannya.
5) Guru seyogianya merupakan bagian dari masyarakat belajar da;am lingkungan profesinya.
Kriteria Guru Profesional antara lain :
 Expert : Seorang guru harus memiliki keahlian dibidang pengetahuan yang diajarkan shli
dibidang keguruan dan mendidik. Seorang guru harus mampu menampilkan penguasaan
materi ajar yang diajarkannya mampu menyajikan dan mengembangkannya.
 Responsibility : Rasa tanggung jawab atas tugas yang diemban.
 Kesejawatan : Rasa kebersamaan antara seluruh pelaksana profesi itu sendiri.
Kompetensi yang dijelaskan diatas dapat dijelaskan secara dibawah ini :
1.) Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2.) Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak
mulia.
3.) Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara meluas dan
mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum pembelajaran di sekolah dan
substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan
metodologi keilmuannya.

2
4.) Kompetensi Sosial adalah Kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat
sekitar.

BAB II
PROFESIONALISASI GURU
Berdasarkan penjelasan dalam buku ini dijelaskan bahwa profesionalisasi mengacu pada
kata proses yang mengandung arti runtutan perubahan (peristiwa) di perkembangan sesuatu,
kemajuan social berjalan terus, rangkaian tindakan, pembuatan atau penggolangan yang
menghasilkan produk. Yang dapat diartikan sebaga pergerakan dari sesuatu yang bergerak terus-
menerus menurut aturan yang lazim atau harus dijalankan. Profesionalisasi guru diawali dari niat
pribadi untuk menjadi guru dan akan berakhir saat pribadi tersebut tidak mampu atau tidak mau
lagi menjadi guru.
PENGEMBANGAN KINERJA GURU
Kinerja guru adalah hasil kerja yang dicapai guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan pada kecakapan, pengalaman, dan kesungguhannya
dalam bekerja yang dapat diketahui melalui tampilan-tampilan guru dalam
mengimplementasikan seluruh kompetensi yang di persyaratkan oleh jabatan guru.Bagi guru
profesional kompetensi tersebut diklarifikasikan atas empat bidang, yakni
pedagogik,kepribadian,profesional dan social.

FAKTOR PENENTU DAN PENILAIAN KINERJA GURU


Dari dalam buku ini dijelaskan bahwa factor penentu dan penilaian kinerja guru ada 3 yaitu :
1) Faktor Internal dari guru itu sendiri: Tergantung guru tersebut sejauhmana memandang dan
memperlakukan jabatan guru. Jika jabatan guru hanya dipandang sebagai kewajiban maka
kinerjanya hanya sebatas mengerjakan tugas semata. Namun jika dipandang sebagai
kebutuhan maka kinerja guru tersebut tidak hanya sebatas menyelesaikan tugas tetapi sampai
pada apakah yang dikerjakannya itu telah memenuhi kebutuhan dirinya sebagai pelayan bagi
warga belajar dan juga kebutuhan yang dilayaninya sehingga merasa puas.

3
2) Faktor lingkungan tempat mengabdi: Tergantung lingkungan sejauh lingkungan mendukung
setiap upaya yang baik dari guru.
3) Faktor kebijakan Pemerintah: Dapat mempengaruhi kinerja guru sejauh bagaimana
pemerintah memperlakukan jabatan guru dan guru itu sendiri.

PENGAWASAN TERHADAP PELAKSANAAN


KODE ETIK KEGURUAN
Kode Etik guru terdiri atas dua bagian yaitu : Kode Etik Guru Indonesia dan Kode Etik
Jabatan Guru yang disepakati oleh PGRI. Kearah kode etik inilah seharusnya profesionalisasi
diarahkan meliputi dimensi-dimensi : pengetahuan ( know-what ), keterampilan ( know-how),
sikap-sikap dan nilai-nilai yang melandasi pengetahuan dan keterampilan, pengalaman dan
kemauan. Dan agar guru sebagai profesi aman dalam menjalankan statusnya, perlu mendapat
perlindungan yang mencakup : Perlindungan terhadap LPTK sebagai satu-satunya lembaga
pelatih dan pendidik guru , guru hanya boleh dijabat oleh lulusan LPTK organisasi guru (PGRI)
dilibatkan dalam member pertimbangan dalam hal-hal yang menyangkut status, pengembangan,
pemberhentian, dan hak guru serta pengawasan terhadap kode etik profesi guru.

BAB IV. PERANAN GURU DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN


A. Hakekat Manajemen Pendidikan
1. Pengertian Manajemen
Pendidikan Kata manajemen berasal dari bahasa Inggiris dengan istilah dan / atau
kata dasar "kelola" yang berarti pengelolaan. Manajemen yang berarti pengelolaan, yang
berarti penggunaan sumber daya yang efektif untuk mencapai target. Sementara
pengelolaan merupakan proses yang memberikan pengawasan terhadap semua hal yang
terlibat dalam pelaksanaan persetujuan dan tujuan.
Suwarno (dalam P. Pangaribuan, 2006) menganalisis beberapa pandangan tentang
manajemen, di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Manajemen sebagai suatu sistem (management as maksudnya sebagai suatu kerangka
kerja yang terdiri dari berbagai bagian komponen yang secara keseluruhan saling
berkaitan yang diorgansisasi sedemikian rupa dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

4
b. Manajemen sebagai suatu proses (management as maksudnya serangkaian kegiatan yang
diarahkan pada pencapaian suatu tujuan dengan pemanfaatan secara maksimal mungkin
sumber-sumber a process), yang ada.
c. Manajemen sebagai suatu fungsi (management as maksudnya manajemen mempunyai
kegiatan-kegiatan tertentu yang dapat dilakukan sendiri-sendiri tanpa menunggu
selesainya kegiatan yang lain, sekalipun kegiatan-kegiatan yang satu dan lainnya saling
berkaitan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
d. Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan (management as a science), maksudnya
sebagai suatu ilmu yang bersifat inter-disipliner dengan menggunakan bantuan ilmu-ilmu
sosial, filsafat a function), dan matematika.
e. Manajemen sebagai kumpulan orang (management as people of people), maksudnya
manajemen dipakai dalam arti kolektif untuk menunjukkan jabatan kepemimpinan di
dalam organisasi, misalnya: kelompok pimpinan atas, kelompok pimpinan tengah, dan
kelompok pimpinan bawah.
f. Manajemen sebagai kegiatan yang terpisah (management as a separate activity),
maksudnya manajemen mempunyai kegiatan tersendiri, jelas terpisah daripada kegiatan
teknis lainnya.
g. Manajemen sebagai suatu profesi (management as a profession), maksudnya manajemen
mempunyai bidang pekerjaan atau bidang keahlian tertentu. Seperti halnya bidang-bidang
lain, misalnya profèsi di bidang kedokteran, profesi di bidang hukum, profesi di bidang
perpajakan, dan sebagainya.

2.Fungsi Manajemen Pendidikan


Manajemen pendidikan merupakan suatu proses. Pengertian prosa untuk memulai
kegiatan yang dimulai dari tujuan sasara (tujuan) sampai tujuan berakhir / tujuan
tercapainya. Rangkaia kegiatan tersebut diawali dengan perumusan tujuan melanjutkan
dengan pelaksanaan, dan selama pelaksanaan dilakuka pengawasan dan pembaharuan,
dan diakhiri dengan penyediaan umpa balik / tindak lanjut (tindak lanjut). Rangkaian
kegiatan tersebut sering disebut dengan fungsi manajemen atau proses menajamen.
Fungsi, makna kegiat, atau tugas-tugas yang harus dikerjakan dalam upaya mencapai
tujuan.

5
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan yang didasarkan pada rencana yang didasarkan pada keputusan
memilih dan mengatur seluruh kegiatan dan sumber daya yang akan dilaksanakan dan
digunakan dimasa akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan menghubungkan
sejumlah fakta dan membuat menggunakan pertimbangan tentang masa depan,
dipikirkan, dipilih, dan ditetapkan aktivitas-aktivitas yang dianggap perlu dilakukan nhuk
mencapai hasil-hasil yang diinginkan. Perencanaan memilih pada nemikiran dan
keputusan apa yang akan dilakukan di masa depan. bagaimana melakukan, dan apa yang
harus disediakan untuk melaksanakan kegiatan ini untuk mencapai tujuan yang
maksimal.
Dalam memutuskannya dengan mengambil keputusan, perencanaan
dipertimbangkan sebagai tindakan mempersiapkan pertimbangan untuk masa depan akan
datang dengan jalan membuat keputusan-keputusan sekarang. Berdasarkan alur
pemikiran ini, Anderson dan Bownman membahas perencanaan sebagai suatu proses
yang disiapkan terpisah dari keputusan mengenai masa depan akan datang. Melalui
pengambilan keputusan inilah semua tindakan (kegiatan), cara melakukan aktivitas,
sumber daya yang diperlukan, dipikirkan, dipilih dan ditentukan / diputuskan untuk
disikapi dan dijalankan di masa depan untuk mencapai tujuan.
b. Pengorganisasian (Pengorganisasian)
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian peran, tanggung jawab
dan tanggung jawab pada orang dan / atau bagian (tidak) yang terliba dalam kerja sama
sekolah. Karena perana, tugas dan tanggungg jawah demikian banyak dan tidak dapat
diselesaikan oleh satu orang atau bagian saja, peran, tugas dan tanggug jawab ini dibagi
untuk dikerjaka oleh masing-masing unit organisasi. Kegiatan pengorganisasian
menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas sesuai prinsis pengorganisasian, Gorton
(1976: 109) mengemukakan: "pengorganisasian sekolah melibatkan lebih dari
mengidentifikasi posisi dan mendefinisikan hubungan pada bagan organisasi, faktor
paling penting yang harus dipertimbangkan oleh administrator dalam mengorganisir
sebuah sekolah adalah orang-orang yang terkait dengannya.
c. Penyusunan pegawai.

6
Fungsi staffing sebenarnya sudah mulai digarap sejak erdangsungnya fungsi
perencanaan dan pengorganisasian. Dalam pengorganisasian, dipikirkan dan diusahakan
agar sumber daya manusia yang akan menentukan, dalam kerangka organisasi, dipilih
dan ditunjuk yang memiliki kecakapan dan kesanggupan yang sesuai dengan posisi yanf
dipegangnya. Prinsip "orang yang tepat di tempat yang tepat" menjadi pegangan utama
dalam fungsi manajemen ini. Aktivitas yang dilakukan dalam fungsi ini, antara
menentukan, membimbing sumber daya manusia dengan menggunakan berbagai
persetujuan dan senior pembinaan sumber daya manusia. fungsi berdasarkan
perencanaan dan memilih, mengangkat / menentukan, membina /
d. Pengarahan (directing)
Pengarahan diartikan sebagai upaya untuk membuat apa yang telah disetujui
untuk dilakukan sebagai yang dikehendaki. Harus semua yang telah disetujui
sebelumnya dapat direalisasikan. Suharsimi (1989) mengatakan "pengarahan adalah
sebagai penjelasan, petunjuk dan pertimbangan yang melibatkan para petugas yang
terlibat, baik secara struktural maupun füngsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan
dengan lancar".
e. Koordinasi (Koordinasi)
Koordinasi ini adalah Sumber Daya Manusia yang tersedia untuk disetujui
menuiu Satu Arah yang telah ditentukan. Karena itu, meski telah diada perencaan yang
tentang kegiatan-kegiatan yang harus dilaksana dalam suatu organisasi, serta telah
disediakan orang-orang yang cak untuk melaksanakan kegiatan tersebut, belumlah
termasuk jamine akan tercipta dan terpeliharanya kelancaran kerja, jika diminta dengara
pengkoordinasian yang baik dari manajer.

f. Pencatatan dan Pelaporan (Pencatatan dan Pelaporan)


Segala kegiatan organisasi pendidikan mulai dari perencanaan hingga
pengawasan, bahkan pemberian umpan balik sesuai dengan yang diperlukan melalui
pencatatan-pencatatan yang benar dan tepat. Semua proses dan kegiatan yang disetujui
dan dilaksanakan dalam organisasi formal, seperti lembaga pendidikan, pada umumnya
selalu dipertanggung jawabkan. Pertanggungjawaban ini tidak dapat dilakukan jika tidak

7
didukung dengan data-data tentang apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan dalam
organisasi tesebut.
Data-data tersebut hanya dapat diperoleh jika dilakukan pencatatan dan
pengdokumentasian neye Tentu yang baik. Fungsi ini memegang peranan penting dalam
memberhasilkan kegiatan manajemen pendidikan. Fungsi ini umumnya lebih banyak
dibahas oleh bagian ketatausahaan. Bidang / bagian inilah yang diharapkan dapat
membantu manajer melaporkan segala sesuatu yang dilakukan dalam organisasi mulai
dari hal-hal yang paling sederhana / kecil hingga hal-hal vang sangat kompleks / besar.
Hasil catatan ini akan digunakan manajer untuk membuat laporan tentang apa yang telah,
sedang, dan akan dilakukan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Fungsi
perekaman dan pelaporan ini akan berhasil jika tata letak dapat dikelola dengan efektif
dan efisien.
g. Pengawasan (Controlling)
Pengendalian manajemen menurut Stoner (1982) adalah proses melalui manajer
dapat memastikan bahwa kegiatan sesuai dengan yang dipertanyakan, sedangkan proses
pengawasan melaporkan perkembangan ke arah tujuan dan memerlukan manajer yang
mendukung penyempurnaan dari perencanaan yang sesuai dengan yang ingin dilakukan
korektif sebelum dibuang .
Pengawasan umum dengan dukungan pengontrolan, membina, dan pelurusan
sebagai upaya pengendalian mutu dalam arti luas. Melalui pengawasan yang efektif, roda
organisasi, implementasi rencana, kebijakan, dan dukungan implementasi dapat
dilakukan dengan lebih baik.

8
BAB V HAKEKAT SUPERVISI PENDIDIKAN
A. Pengertian Supervisi Pendidikan

Secara umum supervisi berarti upaya pemberian bantuan kepada guru agar dapat
membantu peserta didiknya belajar untuk menjadi lebih baik. Namun dalam prakteknya
sering supervisi diartikan sebagai bentuk pengawasan terhadap kinerja guru. Konsepsi
teori dan praktek tersebut dikategorikan sebagai pengertian supervisi secara tradisional,
yang memandang guru sebagai obyek yang kadang diperlakukan sebagai tenaga
pendidikan yang tidak tahu apa-apa. Dengan pengertian seperti ini, supervisor di mata
guru adalah pihak yang serba tahu dan tidak boleh karena segala yang dikatakannya
adalah benar adanya. Seorang supervisor adalah seseorang yang memiliki kelebiha-
kelebihan (super) dibidang keguruan, di mana kelebiihan terseut daapat membuatnya
membantu guru memperbaiki sistuasi belajar mengajar baik. Pada prinsipnya supervisi
mempunyai arti khusus yaitu "membantu dan turut serta dalam usaha-usaha perbaikan
dan peningkatan mutu".
B. Latar Belakang Pentingnya Supervisi Pendidikan
Tanpa supervisi pendidikan, tenaga-tenaga merasa terbeban dalam membelajarkan
peserta didik jika mengalami masalah, atau sebaliknya akan merasa bangga jika
menurutnya ia berhasil dalam kegiatan mengajarnya walaupun sebenarnya peserta didik
tidak tahu apa-apa.
C. Tujuan Supervisi Pendidikan
Tujuan supervisi pendidikan bukan menyodorkan suatu teori, tetapi menganjurkan
sesuai kebutuhan dan untuk mengungkapkan beberapa karakteristik esensial teori.
Supervisi pendidikan sebagai salah satu instrumen yang dapat mengukur dan menjamin
terpenuhinya kualitas penyelenggaraan pendidikan maupun penyelenggaraan
pembelajaran.
D. Fungsi Supervisi Pendidikan
Fungsi dan spesifikasi supervisi pengajaran adalah memberikan pelayanan
supervisi pengajaran kepada guru untuk menumbuhkan proses belajar mengajar yang
berkualitas baik, menyenangkan, inovatif dan dapat menjaga keseimbangan pelaksanaan
tugas staf mengajar.
E. Prinsip Supervisi Pendidikan

9
Prinsip supervisi pendidikan antara lain adalah: ilmiah yang berari sistematis
dilaksanakan secara tersusun, kontiniu, teratur, objektif, demokratis, kooperatif,
menggunakan alat, konstruktif dan kreatif. Supervisi dilaksanakan secara demokratis
yang berarti menghargai harkat dan martabat manusia sebagai individu maupun
kelompok.
F. Permasalahan pada Supervisi Guru
Dewey menyatakan bahwa mengajar bukan hanya menyangkut bahan vani juga
menyangkut banyak proses (Sergiovanni, 1982). Hal yang arting adalah mengontrol
bahwa para guru melaksanakan tugas rofesional pengajaran tetap pada standar yang
ditentukan dan kualitas imanya memenuhi standar. Kebanyakan guru menurut Keith dan
Meredith (1987) tidak suka untuk diawasi, walaupun hal tersebut merupakan bagian yang
diperlukan dalam pelatihan dan pekerjaan profesional mereka. Mereka bereaksi secara
defensif pada supervisi, dan menurut mereka supervisi itu tidak berguna.
G. Pendekatan Supervisi Pendidikan
 Pendekatan Non-direktive
pendekatan non direktif merupakan pendekatan terhadap permasalahan yang bersifat
tidak langsung. Perilaku supervisor tidak langsung menunjukkan permasalahan tetapi
terlebih dahulu mendengarkan secara aktif dan menggali apa permasalahan, mengajar
yang dikemukakan oleh guru.

 Pendekatan Direktive
Pendekatan direktif merupakan pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung
dihadapi guru saat melaksanakan tugas mengajar. Dalam praktiknya supervisor
mengamati guru saat mengajar, saat mengamati guru mengajar, maka supervisor
mencatat hal-hal penting yang menjadi titik lemah guru itu mempraktikkan caranya
mengajar.
 Pendekatan Collaborative
Pendekatan kolaboratif merupakan pendekatan yang memadukan pendekatan direktif dan
non direktif. Dalam pendekatan ini, supervisor dan guru secara bersama-sama, bersepakat
menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap
masalah yang dihadapi guru.

10
H. Tugas Supervisor Pendidikan
Tugas profesional perangkat sekolah mempunyai implikasi pada guru kepala
sekolah dan juga supervisor. Oleh karena supervisor mempunyai tugas profesional
berkaitan dengan pengajaran, maka tugas dan tanggung jawab supervisor perlu di
dispesifikasikan pada tugas secara kritis membantu guru meningkatkan kemampuannya
melaksanakan strategi pembelajaran.
I. Teknik Supervisi Pendidikan
Teknik supervisi pendidikan yang diterapkan di sekolah sangat ditentukan oleh model
dan pendekatan yang digunakan. Teknik tersebut sangat beraneka ragam jenisnya, namun
secara garis besamya dapat dikelompokkan atas dua bagian besar, yakni:
1. Teknik yang bersifat Kelompok. Yang terdiri dari:
a. a Pertemuan Orientasi
b. Rapat guru latih
c. Studi kelompok antar guru latih
d. Diskusi sebagai proses kelompok
e. Tukar-menukar pengalaman
f. Lokakarya
g. g Diskusi panel
h. Seminar
i. Simposium
j. Demonstrasi mengajar
k. Perpustakaan jabatan
l. L. Buletin supervisi
m. Membaca langsung
n. Mengikuti kursus
o. Organisasi jabatan
p. Laboratorium kurikulum

11
BAB VI BIMBINGAN KONSELING DAN PERAN GURU

A. Pendahuluan
Bimbingan konseling di sekolah merupakan salah satu aktivitas pendidikan yang
tidak boleh lepas dari perhatian administrator, manajer dan puru di sekolah. Kemampuan
mengenal dan menyelenggarakan program bimbingan konseling merupakan salah satu
tuntutan bagi seorang kepala sekolah sebagai manajer dan bagi guru sebagai pembimbing
Penyelenggaraan program bimbingan konseling di sekolah berada di bawah tanggung
jawab kepala sekolah sebagai manajer sekolah. Kepala sekolah harus mengelola program
bimbingan konseling di sekolah dengan memberdayakan seluruh sumber daya manusia
yang dimiliki sekolah dbidang bimbingan konseling baik konselor, guru pembimbing.
guru bidang studi, maupun staf lain yang memiliki kompetensi bidang bimbingan
konseling Sementara bagi guru bidang studi, program layanan bimbingan konseling
merupakan salah satu kemampuan yang melekat pada dirinya untuk berpartisipasi penuh
dengan mendampingi peserta didik dan guru pembimbing lainnya dalam memberikan
pelayanan bagi peserta didik sebagai konseling.

B. Landasan Layanan Bimbingan Konseling


Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di
Indonesia. Sebagai sebuah layanan profesional, kegiatan layanan bimbingan dan
konseling tidak bisa dilakukan secara sembarangan, namun harus berangkat dan berpijak
dari suatu landasan yang kokoh, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan
penelitian yang mendalam. Agar aktivitas dalam layanan bimbingan dan konseling tidak
terjebak dalam berbagai bentuk penyimpangan yang dapat merugikan semua pihak,
khususnya pihak para penerima jasa layanan (klien) maka pemahaman dan penguasaan
tentang landasan bimbingan dan konseling khususnya oleh para konselor tampaknya
tidak bisa ditawar-tawar lagi dan menjadi mutlak adanya.

C. Orientasi Layanan Konseling


Pada dasarnya sasaran pelayanan konseling di sekolah ialah pribadi SISwa secara
perorangan. Ini tidaklah berarti bahwa pelayanan konseling bersifat individualistik yang
mengutamakan kepentingan individu di atas segala-galanya, melainkan konseling

12
mempunyai sasaran mengembangkan apa yang terdapat apada diri tiap-tiap individu
secara optimal agar masing masing individu dapat sebesar-besamya berguna bagi dirinya
sendiri.

13
BAB III
PEMBAHASAN/ANALISIS
A. Pembahasan Isi Buku
a. Pembahasan tentang Kinerja Guru
Menurut buku utama kinerja Guru adalah salah satu indicator penentu
ketercapaian tujuan pendidikan dan pembelajaran baik secara kuantitatif maupun
kualitatif.
Menurut Buku Pembanding kinerja Guru adalah hasil kerja yang dicapai guru
dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan pada
kecakapan, pengalaman, dan kesungguhannya dalam bekerja yang dapat diketahui
melalui tampilan-tampilan guru dalam mengimplementasikan seluruh kompetensi yang
di persyaratkan oleh jabatan guru.
Menurut ahli ( Robbins ) Kinerja Guru adalah ukuran kerja yang dilakukan dengan
menggunakan kriteria yang telah disetujui bersama.
Jadi, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Kinerja menyangkut
bagaimana seorang pegawai menyelesaikan tugas dan/atau menghasilkan sesuatu dari
pekerjaanya dan bagaimana prilakunya melaksanakan tugas tersebut.
b. Pembahasan tentang Guru Sebagai Jabatan Profesional
Menurut buku utama guru harus memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Guru mempunyai komitmen kepada siswa dan proses belajarnya.
2. Menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya kepada
siswanya.
3. Guru bertanggungjawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik
evaluasi, mulai cara pengamatan perilaku siswa sampai tes hasil belajar.
4. Guru mampu berpikir sistematis mengenai apa yang kan dilakukannya.
5. Guru seyogianya merupakan bagian dari masyarakat belajar da;am lingkungan
profesinya.
Menurut buku pembanding guru harus memiliki kriteria sebagi bderikut :
1. Menggunakan media/sumber belajar
2. Menguasai landasan-landasan kependidikan
3. Mengelola interaksi belajar mengajar
4. Menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran.

14
B. Perbedaan Isi Kedua Buku
A. Kelebihan Buku
Buku Utama
 Buku ini saling mempunyai keterkaitan antara bab 1 dengan bab-bab selanjutnya dan di
jelaskan secara rinci.
 Isi buku memiliki banyak pengertian dan pendapat-pendapat dari para ahli.
 Bahasa yang digunakan dalam penjelasan materi sudah cukup jelas dan mudah untuk
dimengerti pembaca.
 Terdapat latihan soal pada setiap bab sehingga dapat mengasah pengetahuan yang
didapat para pembaca.
 Dilengkapi dengan rangkuman dari pada setiap babnya sehingga memudahkan pembaca
dalam memahami isi tiap babnya.
 Dalam buku ini dijelaskan secara rinci tentang profesi kependidikan

Buku Pembanding 1
 Buku ini saling mempunyai keterkaitan antar bab nya
 Terdapat rangkuman yang dapat mempermudah pembaca dalam proses memahami dan
meringkas pembahasan tersebut.
 Bahasa mudah dimengerti
 Isi buku terdapat banyak pengertian-pengertian dan pendapat para ahli
 Mudah dibawa kemana-mana karena ukurannya yang tidak terlalu besar.
 Mempunyai identitas buku yang lengkap.

Buku Pembanding 2
 Pembahasan cukup lengkap dan di sajikan dengan Bahasa inggris
 Dilengkapi dengan rangkuman di setiap bab nya
 Memiliki banyak pemahaman dari para ahli pendidikan

15
B. Kelemahan Buku
Buku Utama
 Sulit dibawa kemana-mana karena ukurannya lumayan besar
 Identitas buku kurang lengkap.
 Tidak terdapat beberapa gambar atau ilustrasi sehingga pembaca terkesan cepat merasa
bosan.

Buku Pembanding
 Tidak terdapat beberapa gambar atau ilustrasi sehingga pembaca terkesan cepat merasa
bosan.

Buku Pembanding 2

 Penjeasan yang Panjang dan berbelit belit


 Susah di bawa karena tebal buku 322 halaman

16
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Profesi merupakan pekerjaan yang dilakukan seseorang yang menuntut adanya
keahlian atau keterampilan tertentu. Profesi guru merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang yaitu guru yang menuntut adanya keahlian mendidik. Guru harus bersifat
profesional karena profesionalisme mutlak adanya jika ingin menciptakan kinerja yang
kompetitif dan bermanfaat bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara.
Profesionalisme keguruan atau kependidikan dapat diperoleh dengan berlatih dan
memahami bagaimana menjadi guru yang professional. Kita juga dapat memanfaatkan
organisasi kependidikan yang ada.
Etika profesi (professional ethics) adalah prinsip-prinsip atau norma-norma
kesusilaan/moral yang merupakan pedoman bagi sikap dan perilaku anggota-anggota
bagi suatu profesi. Yang tercakup dalam perilaku etika melingkupi segi-segi :
Pertanggungjawaban, pengabdian,kesetiaan, kepekaan,persamaa,kepantasan.
Kode etika profesi keguruan adalah kumpulan peraturan-peraturan atau norma-norma
kesusilaan bagi para guru sebagai “pedoman” bersikap,berbuat, atau bertindak dalam
keguruan.

B. SARAN
Saran yang dapat diberikan kepada penulis adalah bahwa pada setiap kekurangan yang
terdapat dalam setiap buku sebaiknya dapat diperbaiki lagi sehingga dengan begitu dapat
menarik minat pembaca dalam memahami isi buku.

17
DAFTAR PUSTAKA

Wau, Yasaratodo.2019.Profesi Pendidikan.Medan: UNIMED PRESS

Tagela Umbu,dkk.2014.Profesi Pendidikan.Yogyakarta: PENERBIT OMBAK

Fraser Deborah.2012. The Professional Practice of Teaching.Australia: Cengage Learning Australia

18

Anda mungkin juga menyukai