Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN

“ MENGENAI JENIS – JENIS PROFESI DI BIDANG PENDIDIKAN “


Dosen Pembimbing : Nurmayani

Disusun oleh :
Joan Christin Simbolon
Beatrice Karolinska (7203341013)

S-1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat-Nya
lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Selain itu, kami ucapkan terima kasih
kepada Ibu Nurmayani selaku dosen pengampu mata kuliah Profesi Kependidikan yang
telah memberikan bimbingan dan arahan kepada kami dalam penyusunan makalah ini.

Meskipun demikian, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Dengan segala
kerendahan hati, saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan dari para
pembaca demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah dimasa yang akan
datang. Dan kami berharap, semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan bagi
penyusun dan para pembaca serta refrensi bagi penyusun makalah yang senada di waktu
yang akan datang.

Medan, 22 Februari 2021

Penyaji

(KELOMPOK 2)
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Tingkat Profesi
B. Jenis Profesi
C. Tanggung Jawab Guru
D. Profil Ketenaga Keguruan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan kegiatan yang penting dalam kemajuan maniusia. Di era


globalisasi sekarang pendidikan formal sangat penting sekali untuk ditingkatkan terutama
tenaga pendidiknya harus menyiapkan sumber daya manusia indosesia yang berkualitas
dimasa depan. Kegiatan pendidikan pada dasarnya selalu terikat dua belah pihak yaitu
pendidik dan peserta didik. Keterlibatan dua pihak tersebut merupakan keterlibatan
hubungan antar manusia (human interaction) secara profesional.
Guru profesional harus memegang kunci utama bagi peningkatan mutu SDM di
masa depan, untuk mendapatakan pendidikan sekolah yang ideal profil tenaga pendidik
pun sangat penting. Disini seorang guru dituntut memiliki pengalaman intelektual, yaitu
tenaga terdidik atau terlatih dengan kebiasaan baik, sehingga mampu menayesuaikan diri
dengan peserta didik. Seorang guru ideal mempunyi tanggung jawab terhadap
keberhasilan anak didiknya. Tenaga pendidik adalah ujung tombak dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa, melalui berbagai jenis, jalur dan jenjang pendidikan. Anak didik adalah
anggota masyarakat yang akan masuk kedalam dunia pendidikan (persekolahan) dan akan
dikembalikan kepada masyarakatnya. Tenaga pendidik di tuntuk untuk mempunyai
tanggung jawab untuk mengembangkan hal-hal yang berhubungan dengan sikap. Dalam
rangka mencapai tujuan pendiidikan nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia seutuhnya maka sangat dibutuhkan peran pendidik yang
profesional. Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Untuk itu profesionalisme guru dituntut agar terus
berkembang sesuai dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang
berkualitas.
1. Dalam proses belajar-mengajar, pendidik memiliki peran utama dalam menentukan
kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Yakni memberikan pengetahuan (cognitive),
sikap dan nilai (afektif) dan keterampilan (psikomotor). Dengan kata lain tugas dan peran
pendidik yang utama terletak dibidang pengajaran. Pengajaran merupakan alat untuk
mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu seorang pendidik dituntut untuk dapat
mengelola (manajemen) kelas, penggunaan metode mengajar, strategi mengajar, maupun
sikap dan karakteristik pendidik dalam mengelola proses belajar mengajar yang efektif,
mengembangkan bahan pengajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan peserta
didik untuk menyimak pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan peserta
didik untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan pendidik yang harus mereka capai.
Ketidak pahaman terhadap hakikat metode maka si pendidikk tidak bijaksana dalam
memilih dan mengunakan metode. Singkatnya kualitas pendidikan sangat dipengaruhi
kualitas pendidiknya.

2. Untuk mengatasi problem di atas dan untuk memperbaiki kualitas pendidik, maka
seorang pendidik atau seorang yang berprofesi sebagai guru hendaknya mengerti betul apa
sebetulnya profesi guru tersebut dan kajian tentang pendidik dan pengajar sangat penting
untuk dilakukan. Fokus kajian dalam makalah ini mencoba menguraikan tentang jenis dan
tingkat tentang “Tingkat dan Jenis Profesi dan Profil Tenaga Keguruan”.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana tingakatan profesi ?
2. Apa saja pembagian dalam jenis profesi ?
3. Apa tugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga pendidik ?
4. Bagaimana profil tenaga keguruan ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui tingkatan profesi
2. Untuk mengetahui jenis-jenis profesi 
3. Untuk mengetahui jenis profesi selain profesi pendidik
4. Untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga pendidik
5. Untuk mengetahui profil tenaga keguruan

BAB II

PEMBAHASAN
A. Tingkat Profesi

Tingkat profesi seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan formal yang telah
dicapai (kualifikasi akademik). Berdasarkan jenjang kualifikasi akademik tingkat profesi
dibedakan menjadi beberapa kelompok :
1. Pra Profesional
Orang yang tugasnya membantu profesional. Pendidikan pra profesional lebih rendah dari
seseorang profesional. Pendidikan pra profesional hanya sampai program diploma I-III.
Contoh, paramedis (perawat) yang tugasnya membantu tenaga medis (dokter).
2. Profesional
Yaitu orang yang melaksanakan profesi yang berpendidikan minimal sarjana dan
mengikuti pendidikan profesi atau lulus ujian profesi. Disamping lulus pendidikan sarjana
dalam bidangnya juga harus mengikuti pendidikan profesi (diklat khusus profesi).
Misalnya diklat calon hakim dan pengawas. Dengan cara demikian profesional dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik. Selain diklat yang bersifat khusus, sebagai profesi
biasanya juga mengikuti pendidikan dan latihan yang berkaitan dan menunjang tugas
keprofesian. Pendidikan dan pelatihan dimaksud berupa pengalaman dalam mengikuti
kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan atau peningkatan
kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai profesi, baik pada tingkat kecamatan,
kabupaten kota, provinsi, nasional maupun internasional.
3. Profesional Spesialis
Yaitu tingkat tertinggi dalam dunia profesional. Profesional spesialis adalah mereka yang
pendidikannya minimal pascasarjana (Master, S2) atau graduate study. Selain jenjang
strata 2, dewasa ini beberapa profesi tertentu semisal profesi dosen. Mensyaratkan
kualifikasi akademik minimal doctor (S3). Khususunya diperuntukkan bagi para dosen
yang akan mengampu jenjang bagi program magister dan program doktor sendiri. Hal yang
sama untuk profesi dokter dewasa ini juga dituntut untuk memiliki kualifikasi akademik
spesialis yaitu suatu jenjang yang setingkat dengan doktor (S-3). Dengan demikian,
semakin tinggi jenjang kualifikasi akademik seseorang (profesi), maka semakin pula
tingkat profesionalisasi profesi tersebut. Dengan kata lain, bahwa jenjang profesionalisasi
profesi berbanding lurus dengan tingkat kualifikasi akademik (Trianto 2010).
B. Jenis Profesi
Jenis profesi dalam bidang pendidikan dibagi menjadi dua yaitu tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan. Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20
Tahun 2003 khususnya Bab 1 Pasal 1 Ayat (5) menyebutkan bahwa tenaga kependidikan
adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan. Selanjutnya pada Ayat (6) dijelaskan pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagi guru, dosen, konselor, pamong pelajar,
widyaiswara, tutor, instruktor, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
1. Tenaga Kependidikan 
Orang yang berpartisipasi dalam  penyelenggraan pendidikan di satuan pendidikan,
walaupun secara tidak langsung terlibat dalam proses pendidikan, diantaranya :
A. Kepala Satuan Pendidikan, yaitu orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab
untuk memimpin satuan pendidikan tersebut. Kepala Satuan Pendidikan harus
mampu melaksanakan peran dan tugasnya sebagai edukator, manajer,
administrator, supervisor, leader, inovator, motivator, figur dan mediator (Emaslim-
FM) Istilah lain untuk Kepala Satuan Pendidikan.
Kepala Sekolah, adalah seorang pemimpin pada sebuah sekolah dan merupakan
manajer tingkat atas pada sebuah organisasi pendidikan (khususnya SD, SMP, SMA
atau SMK). Kepala sekolah mempunyai dua peran utama, pertama sebagai
pemimpin institusi bagi para guru, dan kedua memberikan pimpinan dalam
manajemen
B. Rektor, dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai pimpinan lembaga perguruan
tinggi. Di dalam Undang-undang Sistim Pendidikan Nasional 2009 (UU SISDIKNAS).
Rektor adalah pimpinan tertinggi perguruan tinggi yang berkewajiban memajukan
ilmu pengetahuan di masing-masing institusi melalui pendidikan dan penelitian,
serta memberikan kontribusi maksimal kepada hal layak luas.
C. Wakil/Kepala Urusan, umumnya pendidik yang mempunyai tugas tambahan dalam
bidang yang khusus, untuk membantu Kepala Satuan Pendidikan dalam
penyelenggaraan pendidikan pada institusi tersebut. Contoh: Kepala Urusan
Kurikulum.
D. Tata Usaha, adalah tenaga kependidikan yang bertugas dalam bidang administrasi
instansi tersebut.
E. Laboran, adalah petugas khusus yang bertanggung jawab terhadap alat dan bahan di
laboratorium.
F. Pustakawan, ialah seseorang yang bekerja di perpustakaan dan membantu orang
menemukan buku, majalah, dan informasi lain.
G. Pelatihan ekstrakurikuler.
H. Petugas keamanan (penjaga sekolah), petugas kebersihan.

2. Tenaga Pendidik
Pendidik atau di Indonesia lebih dikenal dengan pengajar, adalah tenaga kependidikan
yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus sebagai
profesi pendidik. Pendidik mempunyai sebutan lain sesuai kekhususannya yaitu:
A. Guru, Menurut UU No. 14/2005, tentang Guru dan Dosen. Pada Bab I Pasal 1, Guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama pendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
B. Dosen, Menurut UU No. 14/2005, tentang Guru dan Dosen. Pada Bab I Pasal
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
C. Konselor, Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan Konselor
adalah pendidik dan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
Tahun 2005 mengemukakan Konselor adalah pelaksana pelayanan konseling di
sekolah. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan Konselor
adalah pendidik dan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
Tahun 2005 mengemukakan Konselor adalah pelaksana pelayanan konseling di
sekolah.
D. Pamong Belajar, Menurut Permenpan dan RB (Peraturan Menteri Pendayagunaan
dan Reformasi Birokrasi) No. 15 Tahun 2012, Pamong Belajar adalah pendidik
dengan tugas utama melakukan kegiatan belajar mengajar, pengkajian program, dan
pengembangan model pendidikan nonformal dan informal (PNFI) pada unit
pelaksana teknis (UPT) atau unit pelaksana teknis daerah (UPTD) dan satuan PNFI.
Pamong belajar merupakan jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh
seseorang yang telah berstatus sebagai pegawai negeri sipil. PNFI sekarang berganti
nama menjadi PAUDNI (Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal)
E. Widyaiswara, pegawai negeri sipil (PNS) yang diangkat sebagai pejabat
fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab, wewenang
untuk mendidik, mengajar, dan/atau melatih pegawai negeri sipil (PNS) pada
lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat) pemerintah.
F. Tutor, orang yang membelajarkan atau orang yang memfasilitasi proses
pembelajaran di kelompok belajar (Chairudin Samosir, 2006:15). Tutor merupakan
pembimbing dan pemotivasi peserta didik untuk mempelajari sendiri materi ajar
yang tersaji dalam modul pembelajarannya.  Tutor dapat berasal dari guru atau
pengajar, pelatih, pejabat struktural, atau bahkan siswa yang dipilih dan ditugaskan
guru untuk membantu teman-temannya dalam belajar di kelas. (Hamalik dalam Abi
Masiku, 2013).
G. Instruktor, orang yang bertugas mengajarkan sesuatu dan sekaligus memberikan
latihan dan bimbingannya, pengajar, pelatih dan pengasuh (sumber : KBBI online).
H. Fasilitator, seseorang yang membantu sekelompok orang memahami tujuan
bersama mereka dan membantu mereka membuat rencana guna mencapai tujuan.
Tugas fasilitator dalam sebuah proses pembelajaran pada hakikatnya mengantarkan
peserta didik untuk menemukan sendiri isi atau materi pelajaran yang ditawarkan
atau yang disediakan melalui atau oleh penemuannya sendiri-sendiri.
C. Tanggung Jawab Guru
Sudjana (2002:15), menyebutkan tugas dan tanggung jawab guru yaitu:
a) guru sebgai pengajar,
b) guru sebagai pembimbing, dan
c) guru sebagai administrator.
Ketiga tugas guru di atas merupakan tugas dalam merencanakan dan melaksanakan
pengajaran. Guru sebagai pembimbing memberi tekanan kepada tugas, memberikan
bantuan kepada siswa dalam pemecahan masalah yang dihadapinya. Sedangkan guru
sebagai administrator kelas pada hakikatnya merupakan jalinan antara pengajaran dan
ketatalaksanaan pada umumnya.
Sedangkan menurut Hamalik (2004:127), guru memiliki tanggung jawab yaitu :
 Guru harus menuntut murid-murid belajar. Tanggungjawab guru yang terpenting
adalah merencanakan dan menuntut murid-murid melakukan kegiatan-kegiatan.
 Turut serta membina kurikulum  sekolah. Sesungguhnya guru merupakan seorang
key person yang paling mengetahui tentang kebutuhan kurikulum yang sesuai
dengan tingkat perkembangan murid.
 Melakukan pembinaan terhadap diri siswa. Memompakan pengetahuan kepada
murid kiranya bukan pekerjaan yang sulit. Tetapi membina siswa agar menjadi
manusia berwatak  sudah pasti bukan pekerjaan yang mudah. Mengembangkan
watak dan kepribadiannya, sehingga mereka memilki kebiasaan, sikap, cita-cita,
berpikir dan berbuat, berani dan bertanggung jawab, ramah dan mau bekerja sama,
bertindak atas dasar nilai-nilai moral yang tinggi, semuanya menjadi tanggung
jawab guru.
 Memberikan bimbingan kepada murid agar mereka mampu mengenal dirinya
sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mampu menghadapi kenyataan dan
memiliki stamina emosional yang baik, sangat diperlukan 
 Melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengadakan penilaian
atas kemajuan belajar.
 Menyelenggarakan penelitian. Sebagai seorang yang bergerak dalam bidang
keilmuan scientist bidang pendidikan maka ia harus senantiasa memperbaiki cara
bekerjanya.
 Mengenal masyarakat dan ikut serta aktif. Guru tidak mungkin melaksanakan
pekerjaannya secara efektif, jikalau guru tidak mengenal masyarakat seutuhnya dan
secara lengkap.
 Menghayati, mengamalkan, dan mengamankan Pancasila. Pancasila merupakan
pandangan hidup bangsa yang mendasari sendi-sendi hidup dan kehidupan
nasional, baik individu maupun masyarakat kecil sampai dengan kelompok sosial
yang terbesar termasuk sekolah.
 Turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa dan perdamaian
dunia. Guru bertanggung jawab untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara
yang baik. Pengertian yang baik adalah antara lain memiliki rasa persatuan dan
kesatuan sebagai bangsa.
 Turut menyukseskan pembangunan. Pembangunan adalah cara yang paling tepat
guna membawa masyarakat ke arah kesejahteraan dan kemakmuran bangsa.
Pembangunan itu meliputi pembangunan dalam bidang mental spiritual dan bidang
materil.
Menurut Undang-undang Guru dan Dosen Pasal 20, bahwa dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan, guru berkewajiban :
 Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu,
serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
 Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
 Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin,
agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga dan status
sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
 Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru,
serta nilai-nilai agama dan etika.
 Memelihara dan menumpuk persatuan dan kesatuan bangsa
D. Profil Ketenaga Keguruan
Adapun profil guru ideal dapat diartikan dengan melihat berbagai sudut pandang
yang berbeda. Secara konseptual guru yang diharapkan adalah sosok guru ideal yang
diidamkan oleh setiap pihak yang terkait. Berikut akan dijabarkan profil guru yang ideal
dilihat dari berbagai sudut pandang:
 Dilihat dari sudut pandang siswa
Guru ideal adalah guru yang dapat dijadikan sebagai sumber motivasi belajar,
sumber keteladanan, ramah dan penuh kasih sayang. Sebagai teladan guru harus
memiliki kepribadian yang dapat dijadikan profil dan idola, seluruh kehidupannya
adalah figur bagi anak didik dan masyarakat. Guru ideal adalah guru yang tidak
materialistis. Artinya guru dalam perlakuannya terhadap anak didik tidak
membedakan murid yang kaya dan miskin. Selain itu guru juga tidak pilih kasih dan
obyektif dalam segala hal, dapat menjawab pertanyaan secara gamblang, jelas dan
mudah diterima. Guru dalam penampilannya rapi, tidak lusuh, tapi juga tidak terlalu
berlebihan sehingga murid merasa nyaman saat melihatnya. Sedikit saja guru
berbuat yang tidak baik atau kurang baik, akan mengurangi kewibawaannya.
 Dari sudut pandang orang tua
Guru yang diharapkan adalah sosok yang dapat menjadi mitra pendidik bagi siswa.
Di sini orang tua memiliki harapan pada guru agar mereka dapat menjadi orang tua
kedua di sekolah. Selain itu, guru ideal bagi orang tua yaitu guru yang dapat
berkomunikasi baik dengan orang tua mengenai perkembangan prestasi belajar
anak didik dan juga dapat memberikan solusi atau jalan keluar bagi anak didik yang
mengalami masalah atau problem dalam belajar, sosialisasi dengan teman, adaptasi
dengan lingkungan dan juga masalah perkembangan anak. Orang tua merupakan
bagian dari masyarakat. Masyarakat akan melihat dan menilai perbuatan guru,
bagaimana guru meningkatkan kualitas layanan pendidikannya dan bagaimana guru
memberi arahan serta dorongan kepada peserta didiknya.
 Dilihat dari sudut pandang pemerintah
Guru yang ideal yaitu guru yang dapat dituntut untuk profesional sebagai unsur
penunjang kebijakan pemerintah terutama di bidang pendidikan. Guru yang
profesional adalah guru yang dapat menempatkan dirinya pada profesinya. Guru
adalah orang yang profesional, artinya secara formal mereka disiapkan oleh
lembaga atau institusi pendidikan yang berwenang. Mereka dididik secara khusus
memperoleh kompetensi sebagai guru, yaitu meliputi pengetahuan, keterampilan,
kepribadian, serta pengalaman dalam bidang pendidikan. Kompetensi mengacu
pada kemampuan menjalankan tugas-tugas pelayanan pendidikan secara mendiri.
Selain itu dilihat dari tingkat pengetahuan, guru hendaknya memiliki wawasan yang
luas, mampu menguasai semua metode pembelajaran yang secara psikologis dapat
diterima muridnya. Seorang guru mempunyai tanggung jawab terhadap
keberhasilan anak didik. Guru tidak hanya dituntut mampu melakukan transformasi
seperangkat ilmu pengetahuan kepada peserta didik (cognitive domain) dan aspek
keterampilan (pysicomotoric domain), akan tetapi juga mempunyai tanggung jawab
untuk mengajarkan dan mendidik hal-hal yang berhubungan dengan sikap (affective
domain).
 Dari segi budaya
Guru merupakan subjek yang berperan dalam proses pewarisan budaya dari satu
generasi ke generasi berikutnya dalam pelestarian nilai-nilai budaya. Hal ini berarti,
guru yang ideal adalah guru yang dapat mewariskan dan menjaga nilai-nilai budaya
bangsa kepada anak didiknya. Dan secara otomatis guru tersebut hendaknya dalam
dirinya juga tertanam nilai-nilai budaya bangsa yang luhur. Seorang guru dalam
memberikan ilmu kepada muridnya , dituntut untuk memiliki kejujuran dengan
menerapkan apa yang diajarkan dalam kehidupan pribadinya. Dengan kata lain,
seorang guru harus konsekuen serta konsisten dalam menjaga keharmonisan antara
ucapan, larangan, dan perintah dengan amal perbuatannya sendiri.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Tingkat profesi seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan formal yang telah
dicapai (kualifikasi akademik). Berdasarkan jenjang kualifikasi akademik tingkat profesi
dibedakan menjadi beberapa kelompok yaitu : Pra Profesional, Profesional, dan Profesional
Spesialis. 
Adapun jenis profesi dalam bidang pendidikan dibagi menjadi dua yaitu tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2003 khususnya Bab 1 Pasal 1 Ayat (5) menyebutkan bahwa tenaga
kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabadikan diri dan diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan. Selanjutnya pada Ayat (6) dijelaskan pendidik
adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong
belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Secara garis besar, guru memiliki beberapa tugas dan tanggung jawab, yaitu sebagai
pengjar, sebagai pembimbng, dan sebagai administator, berdasarkan tugas dan tanggung
jawabnya. Profil guru profesional adalah sebagai guru memegang peranan yang sangat
penting dalam pembentukan sebuah generasi yang cerdas, berilmu pengetahuan, juga
berakhlak mulia.

B. SARAN
Penulis berharap makalah tentang profesi kependidikan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca khususnya bagi para calon pendidik dan saran dari penulis adalah agar para calon
pendidik nantinya dapat menjadi pendidik yang professional. Apabila dalam penulisan
makalah ini terdapat banyak kesalahan kami mohon maaf, kami mengharapkan kritik dan
saran yang konstruktif dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, Muhamad. 2016. http://galerimakalah31.blogspot.com/2016/11/tingkat-dan-jenis-


profesi.html.

Dika. 2011. Tenaga Kependidikan. Diunduh dari: http://disdik-kepri.com/lingkup-


pendidikan/76-tenaga-kependidikan

Wau, Yasaratodo. Edisi Revisi 2020. Profesi Kependidikan. Medan: Unimed Press

Anda mungkin juga menyukai