Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RUTIN

MK.FILSAFAT
PENDIDIKAN
PRODI S1 PENDIDIKAN
EKONOMI
TUGAS RUTIN
SkorNilai:

NAMA : EMPI AURA KANIA


NIM : 7203341020
MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU : LAURENSIA MASRI P,S.Pd,.M.Pd

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
OKTOBER 2020
Soal:

 Buatlah tulisan singkat (Maksimal 5 Halaman) tentang topik Hakekat


masyarakat, Peserta didik, guru/pendidik, dan pembelajar
 Tulisan disertai dengan Literatur dan/atau Jurnal 3 tahun terakhir.

Jawaban:
1. Hakekat Pendidik

Dikutip dari Abudin Nata, pengertian pendidik adalah orang yang mendidik.Pengertian
ini memberikan kesan bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang
mendidik. Secara khusus pendidikan dalam persepektif pendidikan islam adalah orang-orang
yang bertanggung jawab terhadap perkembangan seluruh potensi peseta didik. Kalau kita melihat
secara fungsional kata pendidik dapat di artikan sebagai pemberi atau penyalur pengetahuan,
keterampilan.

Jika menjelaskan pendidik ini selalu dikaitkan dengan bidang tugas dan pekejaan, maka fareable
yang melekat adalah lembaga pendidika. Dan ini juga menunjukkan bahwa akhirnya pendidik
merupakan profesi atau keahlian tertentu yang melekat pada diri seseorang yang tugasnya adalah
mendidik atau memberrikan pendidikan.

a.Tugas dan Tanggung Jawab Pendidik.

Tugas-tugas dari seorang pendidik adalah :


1)Membimbing peserta didik, dalam artian mencari pengenalan terhadap anak didik mengenai
kebutuhan, kesanggupan, bakat, minat dan sebagainya.
2)Menciptakan situasi untuk pendidikan, yaitu ; suatu keadaan dimana tindakan-tindakan
pendidik dapat berlangsung dengan baik dan hasil yang memuaskan.
3)Seorang penddidik harus memiliki pengetahuan yang diperlukan, seperti pengetahuan
keagamaan, dan lain sebagainya.
Seperti yang dikemukakan oleh Imam al-Ghazali, bahwa tugas pendidik adalah
menyempurnakan, membersihkan, menyempurnakan serta membaha hati manusia untuk
Taqarrub kepada Allah SWT.

Sedangkan tanggung jawab dari seorang pendidik adalah :

1)Bertanggung moral.
2)Bertanggung jawab dalam bidang pedidikan.
3)Tanggung jawab kemasyarakatan.
4)Bertanggung jawab dalam bidang keilmuan.
b.Tujuan Pendidik.

Pendidik adalah orang yang mempunyai rasa tanggung jawab untuk memberi bimbingan atau
bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya demi mencapai
kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk tuhan, makhluk sosial dan
sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.

Orang yang pertama yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak atau pendidikan anak
adalah orang tuanya, karena adanya pertalian darah secara langsung sehingga ia mempunyai rasa
tanggung jawab terhadap masa depan anaknya.
Orang tua disebut juga sebagai pendidik kodrat. Namun karena mereka tidak mempunayai
kemampuan, waktu dan sebagainya, maka mereka menyerahkan sebagian tanggung jawabnya
kepada orang lain yang dikira mampu atau berkompeten untuk melaksanakan tugas mendidik.

c. Syarat-syarat dan Sifat-sifat yang Harus dimiliki oleh Seorang Pendidik.


Syarat-syarat umum bagi seorang pendidik adalah : Sehat Jasmani dan Sehat Rohani. Menurut H.
Mubangit, syarat untuk menjadi seorang pendidik yaitu :
1)Harus beragama.
2)Mampu bertanggung jawab atas kesejahteraan agama.
3)Tidak kalah dengan guru-guru umum lainnya dalam membentuk Negara yang demokratis.
4)Harus memiliki perasaan panggilan murni.
Sedangkan sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pendidik adalah :
1)Integritas peribadi, peribadi yang segala aspeknya berkembang secara harmonis.
2)Integritas sosial, yaitu peribadi yang merupakan satuan dengan masyarakat.
3)Integritas susila, yaitu peribadi yang telah menyatukan diri dengan norma-norma susila yang
dipilihnya.
Adapun menurut Prof. Dr. Moh. Athiyah al-Abrasyi, seorang pendidik harus memiliki
sifat-sifat tertenru agar ia dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik, seperti yang
diungkapkan oleh beliau adalah :
1)Memiliki sifat Zuhud, dalam artian tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari
ridha Allah.
2)Seorang Guru harus jauh dari dosa besar.
3)Ikhlas dalam pekerjaan.
4)Bersifat pemaaf.
5)Harus mencintai peserta didiknya.

2. Hakekat Peserta Didik

Peserta didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan
menurut fitrahnya masing-masing, mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan yang
konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya.
Didalam pandangan yang lebih modern anak didik tidak hanya dianggap sebagai objek atau
sasaran pendidikan, melainkan juga mereka harus diperlukan sebagai subjek pendidikan,
diantaranya adalah dengan cara melibatkan peserta didik dalam memecahkan masalah dalam
proses belajar mengajar. Berdasarkan pengertian ini, maka anak didik dapat dicirikan sebagai
orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan pengarahan.

Dasar-dasar kebutuhan anak untuk memperoleh pendidikan, secara kodrati anak membutuhkan
dari orang tuanya. Dasar-dasar kpdrati ini dapat dimengerti dari kebutuhan-kebutuhan dasar yang
dimiliki oleh setiap anak dalam kehidupannya, dalam hal ini keharusan untuk mendapatkan
pendidikan itu jika diamati lebih jauh sebenarnya mengandung aspek-aspek kepentingan,
antara lain :

1). Aspek Paedogogis.


Dalam aspek ini para pendidik mendorang manusia sebagai animal educandum, makhluk yang
memerlukan pendidikan. Dalam kenyataannya manusia dapat dikategorikan sebagai animal,
artinya binatang yang dapat dididik, sedangkan binatang pada umumnya tidak dapat dididik,
melainkan hanya dilatih secara dresser. Adapun manusia dengan potensi yang dimilikinya dapat
dididik dan dikembangkan kearah yang diciptakan.

2). Aspek Sosiologi dan Kultural.


Menurut ahli sosiologi, pada perinsipnya manusia adalah moscrus, yaitu makhlik yang berwatak
dan berkemampuan dasar untuk hidup bermasyarakat.

3). Aspek Tauhid.


Aspek tauhid ini adalah aspek pandangan yang mengakui bahwa manusia adalah makhluk yang
berketuhanan, menurut para ahli disebut homodivinous (makhluk yang percaya adanya tuhan)
atau disebut juga homoriligius (makhluk yang beragama).

3. Hakekat Masyarakat

Masyarakat adalah suatu perwujudan kehidupan bersama manusia. Dalam masyarakat


berlangsung proses kehidupan sosial, proses antar hubungan dan antar aksi. Dengan demikian
masyarakat dapat diartikan sebagai wadah atau medan tempat berlangsungnya antar aksi warga
masyarakat itu. Untuk mengerti bentuk dan sifat masyarakat dalam mekanismenya ada ilmu
masyarakat (sosiologi) agar lebih baik apabila ia mengenal “masyarakat” dimana ia menjadi
bagian daripadanya, karena tiap-tiap pribadi tidak saja menjadi warga masyarakat secara pasif.

Sejarah perkembangan masyarakat adalah sejarah adanya manusia dan peradaban. Jadi,
manusia adalah subyek di dalam masyarakat dan masyarakat pasti dihubungkan dengan fungsi
dan kedudukan manusia di dalam masyarakat. Teori-teori tentang hakikat masyarakat yang
berkembang dan dianut dunia pada umumnya adalah :
1. Teori Atomistic

               Pada periode masyarakat sebelum terbentuknya negara seperti yang kita kenal sekarang
(pre social state) manusia sebagai pribadi adalah bebas dan independen. Dengan demikian
masyarakat dibentuk atas dasar kehendak bersama, untuk tujuan bersama para
kemudian menjadi warga masyarakat itu.
Pribadi manusia sebagai individu memiliki kebebasan, kemerdekaan dan persamaan diantara
manusia lainnya. Karena didorong oleh kesadaran tertentu, mereka secara sukarela membentuk
masyarakat, dan masyarakat dalam bentuknya yang formal ialah negara. Oleh sebab itu
masyarakat adalah perwujudan kontrak sosial, perjanjian bersama warga masyarakat itu.
Berdasarkan asas pandangan atomisme ini penghargaan kepada pribadi manusia adalah prinsip
utama. Artinya setiap praktek tentang kehidupan di dalam masyarakat selalu diarahkan bagi
pembianaan hak-hak asasi manusia, demi martabat manusia.

2.Teori Organisme

Pada dasarnya setiap individu dilahirkan dan berkembang di dalam masyarakat.


Manusia lahir dalam wujud yang serba lemah, lahir dan bathin. Keadaannya dan
perkembangannya amat tergantung (dependent) kepada orang lain, minimal kepada keluarganya.
Kenyataan ini tidak hanya pada masa bayi dan masa kanak-kanak, bahkan di dalam
perkembangan menuju kedewasaan seseorang individu masih memerlukan bantuan orang lain.
Misalnya dalam penyesuaian kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu manusia saling
membutuhkan sesamanya dem ikelanjutan hidup dan kesejahteraannya.
Prinsip pelaksanaan pola-pola kehidupan di dalam masyarakat menurut teori organisme ialah : :
a. Bahwa kekuasaan dan kehendak masyarakat sebagai lembaga di atas hak, kepentingan,
keinginan, cita-cita dan kekuasaan individu.
b. Lembaga masyarakat yang meliputi seluruh bangsa, secara nasional, bersifat totalitas,
pendidikan berfungsi mewujudkan warga negara yang ideal, dan bukan manusia sebagai
yang ideal.
3.Teori Integralistik
Menurut teori ini meskipun masyarakat sebagai satu lembaga yang mencerminkan kebersamaan
sebagai satu totalitas, namun tidak dapat diingkari realita manusia sebagai pribadi. Sebaliknya
manusia sebagai pribadi selalu ada dan hidup di dalam kebersamaan di dalam masyarakat. Jelas
bahwa pribadi manusia adalah suatu realita di dalam masyarakat, seperti halnya masyarakat pun
adalah realita diantara bangsa-bangsa di dunia ini dan komplementatif. Masyarakat ada karena
terdiri dari pada individu-individu warga masyarakat Dan pribadi manusia, individu-individu
Dalam masyarakat itu berkembang dan dipengaruhi oleh masyarakat.
Perwujudan masyarakat sebagai lembaga kehidupan sosial tiada bedanya dengan kehidupan
suatu keluarga. Tiap-tiap anggota keluarga adalah warga yang sadar tentang status dirinya di
dalam keluarga itu, sebagaimana ia menyadari tanggung jawab dan kewajibannya atas integritas
keluarga tersebut. Sewajarnya tidak bertentangan dengan kepentingan dan terutama kehormatan
dan martabat keluarga. Bahkan kehormatan keluarga adalah kehormatan anggota keluarga,
demikian pula sebaliknya.
Pelaksanaan asas-asas menurut teori integralistik yang dapat penulis samakan dengan teori
kekeluargaan adalah berdasarkan keseimbangan antara hak-hak (asasi) dan kewajiban-kewajiban
(asasi). Praktek tata kehidupan sosial berdasarkan kesadaran nilai-nilai, norma-norma sosial yang
berlaku dan dijunjung bersama baik oleh individu sebagai pribadi, maupun oleh masyarakat
sebagai lembaga. Kepentingan dan tujuan hidup individu meskipun amat bersifat pribadi, tak
dapat dipertentangkan dengan kepentingan dan tujuan sosial. Sebab tiap individu menyadari hak
dan kewajibannya masing-masing. Ini berarti bahwa kebebasan (kemerdekaan) dan hak-hak
individu dengan sendirinya dibatasi oleh kemerdekaan dan hak-hak individu lain di dalam
masyarakat. Kesadaran atas nilai-nilai asasi demikian berarti merupakan dasar bagi tiap individu
untuk melaksanakan fungsi sosialnya secara maksimal.
Kesadaran atas hak-hak asasi dan kewajiban dalam antar hubungan manusia sudah pasti
berdasarkan nilai-nilai sosial yang berlaku berdasarkan norma-norma nilai tertentu. Nilai-nilai
itulah sebagai asas normatif. Asas normatif merupakan dasar terwujudnya harmonis di dalam
masyarakat. Tetapi, pelaksanaan asas normatif ini sudah tentu berbeda dengan yang berlaku di
dalam masyarakat yang berlatar belakang pandangan filosofis atomisme atau organisme. Dalam
masyarakat menurut teori integralistik, asas kekeluargaan menjadi prinsip kehidupan bersama
demi kesejahteraan bersama, baik individu maupun keseluruhan. Walaupun pada hakekatnya
yang diutamakan adalah keseluruhan warga masyarakat, namun pandangan integralistik tak
mengabaikan individu. Karena realitas yang wajar ialah menghormati pribadi sama dengan
menghormati keseluruhan masyarakat sebagai satu totalitas.

KESIMPULAN

Pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik. Secara khusus
pendidikan dalam persepektif pendidikan islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan seluruh potensi peseta didik. Kalau kita melihat secara fungsional kata
pendidik dapat di artikan sebagai pemberi atau penyalur pengetahuan, keterampilan.

Seorang pendidik mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya sebagai seorang
pendidik. Seperti yang dikatakan oleh Imam Ghazali bahwa” tugas pendidik adalah
menyempurnakan, membersihkan, menyempurnakan serta membawa hati manusia untuk
Taqarrub kepada Allah.

peserta didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan
menurut fitrahnya masing-masing, dimana mereka sangat memerlukan bimbingan dan
pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya. Berdasarkan
pengertian ini, maka anak didik dapat dicirikan sebagai orang yang tengah memerlukan
pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan pengarahan.

sedangkan masyarakat adalah (1) suatu kelompok orang yang berpikir tentang diri mereka
sendiri sebagai kelompok yang berbeda, diorganisasi, sebagai kelompok yang diorganisasi secara
tetap untuk waktu yang lama dalam rintang kehidupan seseorang secara terbuka dan bekerja pada
daerah geografls tertentu, (2) kelompok orang yang mencari penghidupan secara berkelompok,
sampai turun temurun dan mensosialkan anggota anggotanya melalui pendidikan, (3) suatu ke
orang yang mempunyai sistem
kekerabatan yang terorganisasi yang mengikat anggota anggotanya secara bersama dalam keselur
ühan yang terorganisasi.
Daftar Pustaka :
https://www.google.com/search?safe=strict&client=firefox-b-
d&sxsrf=ALeKk03uKjRYAKPrXib45ZZFg_wQUf8FBw
%3A1604291746355&ei=ooyfX9ObFYez9QO3pbP4Ag&q=Pandangan+Filsafat+Pancasila+terh
adap+system+Pendidikan+Nasional+&oq=Pandangan+Filsafat+Pancasila+terhadap+system+Pen
didikan+Nasional+&gs_lcp=CgZwc3ktYWIQAzIJCAAQyQMQFhAeMgYIABAWEB4yBggAE
BYQHjoHCCMQ6gIQJ1CU-
SNYlPkjYImBJGgBcAF4AIABywGIAcsBkgEDMi0xmAEAoAEBoAECqgEHZ3dzLXdperAB
CsABAQ&sclient=psy-
ab&ved=0ahUKEwjT9KC9hOPsAhWHWX0KHbfSDC8Q4dUDCAw&uact=5

Anda mungkin juga menyukai