Anda di halaman 1dari 29

PROJECT

MK. PERENCANAAN
PEMBELAJARAN
S1 PENDIDIKAN TEKNIK
ELEKTRO

Skor Nilai:

PROJECT

PERENCANAAN PEMBELAJARAN
KELOMPOK V:

Nama Anggota : Annisa Harahap (5192431004)

Wahyudi (5193131018)

Helton crissorensen sagala (5193331007)

Ronny Kristiadi Sagala (5173131021)

Mata Kuliah : Perencanaan Pembelajaran

Dosen Pengampu : Dr. M. Amin, M.Pd


Uli Basa Sidabutar, S.Kom., M.Pd

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMK N 1 SIPIROK


Kelas/Semester : X(Sepuluh)/1(Satu)
Mata Pelajaran : Pekerjaan Mekanik Dasar
Topik : Macam – Macam Sambungan Kabel Listrik
Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Dasar

1.1 Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis,
bekerjasama, jujur dan percaya diri dalam menyelesaikan berbagai
permasalahan nyata.

2.1 Memiliki sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda
dan kreatif

3.1 Memahami tentang Macam-macam kabel Listrik

4.1 Mengenal fungsi dari masing-masing kabel listrik

5.1 Memahami dan mengetahui macam – macam alat bantu yang mendukung
proses pembuatan sambungan-sambungan kabel listrik

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Terlibat aktif dalam pembelajaran pembuatan macam-macam sambungan
kabel listrik.
2. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
3. Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
4. Menjelaskan macam-macam alat bantu untuk membuat sambungan kabel
listrik.
5. Menjelaskan penggunaan alat-alat dalam membuat sambungan kabel listrik
dengan benar

C. Tujuan Pembelajaran

Dengan kegiatan diskusi dan praktek secara kelompok dalam pembelajaran


membuat macam-macam sambungan kabel listrik diharapkan siswa terlibat
aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggungjawab dalam
menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik,
serta dapat:

1. Menjelaskan kembali pengertian fungsi sambungan dalam kabel listrik


2. Menyatakan macam-macam sambungan kabel listrik
3. Mengenal dan dapat membedakan antara satu sambungan dengan
sambungan lainya
4. Menganalisa fungsi tiap –tiap sambungan kabel listrik

D. Materi Ajar

A. Kabel Listrik

1. Kabel listrik yang baik harus memenuhi syarat


mekanis,Elektris,Thermis dan kimia
2. Mampu menghantar Arus listrik yang sebesar-beasrnya
3. Kabel listrik mampu menekan kerugian arus listrik sekecil mungkin
4. Kabel listrik tidak terpengaruh adanya panas,korosi dan pengaruh
lainya.
5. Kabel lisrtik dapat di pasang baik di udara ataupun di dalam bawah
tanah

B. Macam-macam Kabel Listrik

Berdasarkan jenis bahan yang digunakan untuk kabel listrik dapat di


bedakan menjadi beberapa macam:

1. Kabel NYA
Kabel jenis NYA ini mempunyai bentuk betinti tunggal dari bahan
tembaga sebagai intinya berisolasi PVC.pemasangnya tidak boleh
menempel pada dinding / tembok,tetapi harus menggunakan rol
isolator atau pipa instalasi listrik.Kabel NYA tidak boleh dipasang di
tempat terbuka atau di bawah tanah. Kabel NYA adalah jenis kabel
yang banyak dipergunakan dalam pemasangan instalasi karena selain
harganya murah juga mudah dalam pengerjaannya dan berperan
sebagai pengganti kabel NGA. Istilah NYA memiliki arti sbb :

 N : Normal artinya penghantar tersebut dari tembaga


 Y : Isolasi dari PVC yaitu Pollyvinil Chlorida
 A : adder artinya terdiri dari satu penghantar.

Kabel NYA tersedia dipasaran dalam berbagai ukuran dari 1,5 mm2
– 150 mm2

2. Kabel NYM
Jenis kabel NYM mempunyai inti lebih dari satu,inti kabel dari
tembaga,berisolasi dari PVC,selubung dalam dari karet dan selubung
luar dari PVC.Pemasangan kabel NYM boleh langsung
menempel,pada tembok tampa menggunakan rol isolator / pipa
instalasi.Pemasangan kabel NYM tidak boleh di dalam tanah dan
tempat terbuka

3. Kabel NYY :
Kabel ini dirancang untuk instalasi tetap didalam tanah yang dimana
harus tetap diberikan perlindungan khusus (misalnya duct, pipa PVC
atau pipa besi). Kabel protodur tanpa sarung logam. Instalasi bisa
ditempatkan didalam dan diluar ruangan, dalam kondisi lembab
ataupun kering. memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna
hitam), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Dan memiliki lapisan isolasi
yang lebih kuat dari kabel NYM (harganya lebih mahal dari NYM).
Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat dari bahan yang tidak
disukai tikus.

4. Kabel NYAF :
Kabel ini direncanakan dan direkomendasikan untuk instalasi
dalam kabel kotak distribbusi pipa atau didalam duct. Kabel NYAF
merupakan jenis kabel fleksibel dengan penghantar tembaga serabut
berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi panel-panel yang
memerlukan fleksibelitas yang tinggi, kabel jenis ini sangat cocok
untuk tempat yang mempunyai belokan – belokan tajam. Digunakan
pada lingkungan yang kering dan tidak dalam kondisi yang
lembab/basah atau terkena pengaruh cuaca secara langsung.

5. Kabel NYFGbY/NYRGbY/NYBY :
Kabel ini dirancang khusus untuk instalasi tetap dalam tanah yang
ditanam langsung tanpa memerlukan perlindungan tambahan
(kecuali harus menyeberang jalan). Pada kondisi normal kedalaman
pemasangan dibawah tanah adalah 0,8 meter.

6. Kabel NYCY :
Kabel ini dirancang untuk jaringan listrik dengan penghantar
konsentris dalam tanah, dalam ruangan, saluran kabel dan alam
terbuka. Kabel protodur dengan dua lapis pelindung pita CU Kabel.
Instalasi ini bisa ditempatkan diluar atau didalam bangunan, baik
pada kondisi lembab maupun kering.
7. Kabel NYF Gby
Jenis kabel NYF Gby ini,kabel berinti tembaga,berisolasi
PVC,selubung dalam dari karet,berperisai pita logam,selubung
luar dari PVC,kabel ini mempunyai inti lebih dari satu,dan
mempunyai kekuatan mekanik tinggi
Dibawah ini adalah beberapa kode dari beberapa jenis kabel. Jenis atau
tipe tipe kabel yang ada dipasaran tersebut memiliki arti sesuai dengan fungsi
nya juga. Berikut ini pengertian kode nama jenis kabel atau Momen klatur
Kabel Menurut SPLN :

 N – Kabel Standar dengan inti tembaga


 NA – Kabel Standar dengan Inti Aluminium sebagai penghantar
 Y – Isolasi PVC
 G – Isolasi Karet
 A – Kawat Berisolasi
 Y – Selubung PVC, Y pada akhir momen klatur
 M – Selubung PVC
 R – Kawat Baja Bulat (perisai)
 Gb – Kawat Pita Baja ( perisai)
 B – Pipa Baja
 I – Untuk isolasi tetap di luar jangkuan tangan
 re – Penghantar padat bulat
 rm – Penghantar bulat berkawat banyak
 Se – Penghatar bentuk pejal (padat)
 Sm – penghantar dipilin bentuk sektor
 f – penghantar halus dipintal bulat
 ff – penghantar sangat fleksibel
 D – penghantar 3 jalur yang ditengah sebagai pelindung
 H – kabel untuk alat bergerak
 rd – inti dipilin bentuk bulat
 fe – inti pipih
 -1 – kabel dengan sistem pengenal warna urat dengan hijau kuning
 -0 – kabel dengan sistem pengenal warna urat tanpa hijau kuning

Contoh
Jenis Kabel NYHGbY 4 x 100 mm/0.6/1 kV Artinya kabel tersebut memiliki
ketentuan sebagai berikut :

 N : Kabel jenis standar dengan penghantar tembaga


 Y : Mempunyai isolasi PVC
 H : Kabel Untuk Alat Bergerak
 Gb : Kawat Pita baja (perisai)
 4 x : mempunyai 4 saluran, merah, kuning, biru, hitam
 100 mm2 : Tiap saluran berpenampang masing-masing 100 mm2
 0,6/1kV : tegangan yang diijinkan 600 Volt tegangan Maksimal 1000 Volt

Kabel NGA :

Kabel NGA termasuk kabel yang banyak digunakan sebagai penghantar dalam
instalasi penerangan. Arti NGA adalah :

 N : Normal artinya penghantar terbuat dari tembaga


 G : Gummi artinya penyekat atau isolasinya terbuat dari karet
 A : Ader artinya terdiri dari satu penghantar

Kabel ini sudah jarang digunakan lagi karena daya tahannya tidak tahan lama,
selain harganya mahal, sehingga tidak diproduksi lagi. 1,5 mm2 – 95 mm2 yang
ada ukurannya.

Kabel NYA :

Kabel NYA adalah jenis kabel yang banyak dipergunakan dalam pemasangan
instalasi karena selain harganya murah juga mudah dalam pengerjaannya dan
beperan sebagai pengganti kabel NGA. Istilah NYA memiliki arti sbb :

 N : Normal artinya penghantar tersebut dari tembaga


 Y : Isolasi dari PVC yaitu Pollyvinil Chlorida
 A : adder artinya terdiri dari satu penghantar.
Kabel NYA tersedia dipasaran dalam berbagai ukuran dari 1,5 mm2 – 150 mm2

C. Macam-macam sambungan kabel

Ada beberapa macam sambungan kabel listrik antara lain:

1. Sambungan ekor babi

2. Sambungan cabang datar

3. Sambungan Datar(plain Cros Joint)

4. Sambungan percabangan ganda bakel bernadi satu

5. Sambungan bell hangger

6. Sambungan percabangan simpul

7. Sambungan Bolak – balik

8. Sambungan Western union

9. Sambungan Britania

Macam – Macam Sambungan Kabel Listrik


E. Metode Pembelajaran
1. Diskusi
2. Ceramah
3. Tanya Jawab
F. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu

Pendahuluan 1. Salam pembuka; Doa, Presensi 15 menit

2. Memotivasi siswa

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan model


evaluasi yang diterapkan

4. Tanya jawab tentang ketentuan yang berlaku


dalam definisi macam-macam sambungan kabel
listrik

Inti 1. Eksplorasi 60 menit

Menyampaikan kompetensi dan indikator


yang harus dicapai

2. Elaborasi

a. Siswa mendiskusikan prosedur dan K3


untuk sambungan kabel listrik

b. Siswa mendiskusikan definisi tentang


macam-macam sambungan kabel listrik

c. Siswa mendiskusikan rancangan dan


praktek membuat macam-macam
sambungan kabel listrik

d. Siswa mendiskusikan dan pemeriksaan


hasil pembuatan macam-macam
sambungan kabel listrik

e. Menyebutkan pengertian sambungan


kabel

f. Menyebutkan kegunaan dan fungsi dari


sambungan kabel dalam teknik istalasi
listrik

g. Menyebutkan macam – macam


sambungan kabel listrik yang sering
dipakai dalam membuat instalasi listrik

3. Konfirmasi

a. Tanya jawab tentang kesulitan siswa

b. Siswa menanyakan masalah macam-


macam sambungan kabel listrik

c. Siswa menyimpulkan hasil praktek


macam-macam sambungan kabel listrik

Penutup 1. Siswa diminta menyimpulkan tentang 15 menit


bagaimana fungsi dari sambungan kabel

2. Dengan telah melakukan praktek membuat


macam-macam sambungan kabel
listrik,siswa dapat lebih memahami fungsi
dari sambungan kabel listrik

3. Guru memberikan kesimpulan tentang


kegunaan dan fungsi sambungan kabel listrik
dalam istalasi listrik.

4. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan


memberikan pesan untuk tetap belajar.
G. Media/Alat/Sumber Pembelajaran
1. Alat : Tang kombinasi, Tang potong dan Tang lancip
2. Bahan : kabel listrik NYA
3. Sumber Belajar :Buku Teknik Instalasi listrik bangunan dan
Peraturan pemasangan instalasi rumah tinggal
a. Instrumen dan Bentuk Penilaian
Secara umum instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik pada
SMK/MAK dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Instrumen penilaian yang digunakan dalam bentuk tes dan nontes.
2. Instrumen penilaian dalam bentuk tes berupa isian, uraian, pilihan,
dan pengamatan menggunakan daftar centang (checklist).
3. Instrumen penilaian dalam bentuk nontes berupa penilaian sikap dan
kinerja melalui pengamatan dengan menggunakan jurnal, pedoman,
dan/atau rubrik.
4. Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan substansi,
konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas isi sesuai
dengan materi pelajaran.
5. Instrumen penilaian aspek sikap mencakup penerimaan,
penanggapan, penghargaan,penghayatan dan pengamalan.
6. Instrumen penilaian aspek pengetahuan mencakup pengingatan,
pemahaman, penerapan,analisis, evaluasi, dan kreasi.
7. Instrumen penilaian aspek keterampilan mencakup imitasi,
manipulasi, presisi, artikulasi,dan naturalisasi.
8. Instrumen penilaian memberikan hasil yang dapat diperbandingkan
antarsekolah,antardaerah, dan antartahun.
9. Instrumen penilaian yang digunakan secara luas harus melalui uji
coba untuk mengetahui
b. Prosedur Penilaian:

No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian

1. Sikap Pengamatan dan Selama pembelajaran dan


sikap siswa saat melakukan praktek
a. Terlibat aktif dalam
materi praktek macam
macam sambungan
kabel listrik.

b. Bekerjasama dalam
kegiatan kelompok.

c. Toleran terhadap
proses pemecahan
masalah yang berbeda
dan kreatif.

2. Pengetahuan Pengamatan dan tes Penyelesaian tugas individu


dan kelompok
a. Menjelaskan kembali
pengertian fungsi dari
macam-macam
sambungan kabel
listrik

b. Menyatakan kembali
hubungan antara
fungsi masing-masing
sambungan kabel
listrik terutama dalam
rangkaian listrik
3. Keterampilan Pengamatan Penyelesaian tugas (baik
individu maupun kelompok)
a. Terampil menerapkan
dan saat praktek
konsep/prinsip dan
strategi pemecahan
masalah yang relevan
yang berkaitan
dengan fungsi dan
macam sambungan
kabel listrik

PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PADA SISWA


SMK
Kurikulum 2013 meliputi Kompetensi Inti (KI) yaitu tingkat kemampuan
untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki siswa.
Kompetensi Inti terdiri atas:

 Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk sikap spiritual;

 Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk sikap sosial;

 Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk pengetahuan; dan

 Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk keterampilan.

Pencapaian setiap KI dijabarkan secara rinci dalam Kompetensi Dasar (KD).


Khusus untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) pembelajaran KI-1 dan KI-2 diturunkan
secara langsung sesuai dengan KD pada KI-3 dan KI-4. Sedangkan untuk mata
pelajaran lain pembelajarannya dilaksanakan secara tidak langsung mengingat
hanya ada satu KD yang terdapat pada KI-1 maupun KI-2. Mekanisme penilaian
untuk Kompetensi Inti pada Kurikulum 2013 dijabarkan sebagai berikut.
A. Penilaian Sikap
1. Pengertian Penilaian Sikap
Penilaian sikap adalah kegiatan untuk mengetahui kecenderungan perilaku
spiritual dan sosial siswa dalam kehidupan sehari-hari di dalam dan di luar kelas
sebagai hasil pendidikan. Penilaian sikap memiliki karakteristik yang berbeda
dengan penilaian pengetahuan dan keterampilan, sehingga teknik penilaian
yang digunakan juga berbeda. Dalam hal ini, penilaian sikap ditujukan untuk
mengetahui capaian dan membina perilaku siswa sesuai butir-butir nilai sikap
dalam KD dari KI-1 dan KI-2 yang terintegrasi pada setiap pembelajaran KD
dari KI-3 dan KI-4.

Penilaian sikap yang utama dilakukan dengan menggunakan teknik


observasi selama periode satu semester oleh guru mata pelajaran (selama proses
pembelajaran pada jam pelajaran), guru bimbingan konseling (BK), dan wali
kelas (selama siswa di luar jam pelajaran) yang ditulis dalam buku jurnal (yang
selanjutnya disebut jurnal), yang mencakup catatan anekdot (anecdotal record),
catatan kejadian tertentu (incidental record), dan informasi lain yang valid dan
relevan. Jurnal tidak hanya didasarkan pada apa yang dilihat langsung oleh
guru, wali kelas, dan guru BK, tetapi juga informasi lain yang relevan dan valid
yang diterima dari berbagai sumber.

Dalam pelaksanaan penilaian sikap diasumsikan setiap siswa memiliki


perilaku yang baik. Jika tidak dijumpai perilaku yang sangat baik atau kurang
baik, maka nilai sikap siswa tersebut adalah baik dan sesuai dengan indikator
yang diharapkan. Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dijumpai selama
proses pembelajaran dicatat dan dimasukkan ke dalam jurnal guru.

Penilaian kompetensi sikap oleh guru dapat diperkuat dengan penilaian


diri dan penilaian antarteman. Teknik ini dapat dilakukan dalam rangka
pembinaan dan pembentukan karakter siswa, yang hasilnya dapat dijadikan
sebagai salah satu data konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik.

Selanjutnya, wali kelas mengumpulkan data/informasi dari hasil penilaian


sikap yang dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan/atau penilaian diri
dan antar teman kemudian merangkumnya menjadi deskripsi (bukan angka atau
predikat) yang mengambarkan perilaku siswa.

2. Teknik Penilaian Sikap


Penilaian sikap terutama dilakukan oleh wali kelas dan guru mata pelajaran
khususnya guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan PPKn melalui observasi
dalam bentuk catatan guru selama proses pembelajaran. Hasil observasi guru mata
pelajaran diserahkan kepada wali kelas untuk ditindaklanjuti. Penilaian diri atau
penilaian antarteman dilakukan oleh siswa sebagai penunjang yang sifatnya alat
konfirmasi. Hasil akhir penilaian sikap diolah menjadi deskripsi sikap yang
dituliskan di dalam rapor. Skema penilaian sikap dapat dilihat pada gambar
berikut.

Observasi oleh
guru mata Dilaksanakan selama
pelajaran proses (jam)
selama 1 pembelajaran
(satu)
Utama semester
Observasi oleh Dilaksanakan di luar jam
wali kelas dan pembelajaran baik
guru BK secara langsung maupun
Penilaian selama 1 berdasarkan informasi/
Sikap (satu) laporan yang valid
semester

Penilaian Dilaksanakan sekurang-


Penunjang antar teman kurangnya 1 (satu) kali
dan Penilaian menjelang UAS
diri

Gambar 3.1 Skema Penilaian Sikap

a. Observasi
Instrumen yang digunakan dalam observasi berupa lembar observasi atau
jurnal. Lembar observasi atau jurnal tersebut berisi kolom catatan perilaku yang
diisi oleh guru mata pelajaran, wali kelas, dan guru BK berdasarkan hasil
pengamatan dari perilaku siswa selama satu semester. Perilaku siswa yang dicatat
di dalam jurnal adalah perilaku yang sangat baik dan/atau kurang baik
yang berkaitan dengan indikator dari sikap spiritual dan sikap sosial. Setiap catatan memuat
deskripsi perilaku yang dilengkapi dengan waktu dan tempat teramatinya perilaku tersebut.
Catatan tersebut disusun berdasarkan waktu kejadian. Berdasarkan kumpulan catatan tersebut
guru membuat deskripsi penilaian sikap untuk satu semester. Berikut ini contoh lembar
observasi selama satu semester (Tabel 3.1). Sekolah dapat menggunakan lembar observasi
dengan format lain, misalnya dengan menambahkan kolom saran tindak lanjut.
Tabel 3.1 Contoh Jurnal Sikap

No Tanggal Nama Siswa Catatan Perilaku Butir Sikap


1
2
3
4

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan observasi:


1. Jurnal digunakan oleh wali kelas dan guru mata pelajaran, dan guru BK selama periode
satu semester;
2. Jurnal oleh wali kelas digunakan untuk satu kelas, oleh guru mata pelajaran digunakan
untuk seluruh siswa yang mengikuti mata pelajarannya, dan bagi guru BK untuk semua
siswa di bawah bimbingannya;
3. Hasil observasi guru mata pelajaran dan guru BK diserahkan kepada wali kelas untuk
diolah lebih lanjut;
4. Indikator yang diamati dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, atau ciri
khas satuan pendidikan;
5. Catatan dilakukan selama satu semester hanya pada siswa-siswa yang menunjukkan
perilaku sangat baik atau kurang baik, sehingga ada kemungkinan dalam satu hari
hanya ada beberapa orang atau bahkan tidak ada yang menunjukkan perilaku yang
sangat baik dan/atau kurang baik sesuai dengan indikator perilaku yang diamati;
6. Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal tidak terbatas pada
butir-butir sikap (perilaku) yang hendak ditanamkan melalui pembelajaran yang saat itu
sedang berlangsung sebagaimana dirancang dalam RPP, tetapi dapat mencakup butir-
butir nilai sikap lainnya yang ditanamkan dalam semester itu selama butir nilai sikap
tersebut ditunjukkan oleh siswa melalui perilakunya;
7. Perilaku siswa yang baik tidak perlu dicatat dan dianggap siswa menunjukkan perilaku
baik atau sesuai dengan yang diharapkan.
Tabel 3.2. dan Tabel 3.3. berturut-turut menyajikan contoh jurnal penilaian sikap spiritual dan
sikap sosial oleh wali kelas.
Tabel 3.2 Contoh Penilaian Sikap Spiritual
Nama Sekolah : SMK Bagimu Negeri
Kelas/Semester : XI/Semester I
Tahun pelajaran : 2014/2015
Nama Wali Kelas : Burhanuddin Husen

Nama
No Waktu Catatan Perilaku Butir Sikap
Siswa
1 21/07/15 Cakra Tidak mengikuti sholat Jumat
yang diselenggarakan di Ketaqwaan
sekolah.
Indra Mengganggu teman yang Ketaqwaan
sedang berdoa sebelum makan
siang di kantin.
2 06/08/15 Solahuddin Mengajak temannya untuk Ketaqwaan
berdoa sebelum pertandingan
sepakbola di lapangan olahraga
sekolah.
Wempy Mengingatkan temannya untuk Toleransi
melaksanakan sholat Dzuhur di beragama
sekolah.
3 22/09/15 Irma Ikut membantu temannya Toleransi
untuk mempersiapkan perayaan beragama
keagamaan yang berbeda
dengan agamanya di sekolah.
Indra Menjadi anggota panitia
perayaan keagamaan di Ketaqwaan
sekolah.
4 18/11/15 Solahuddin Mengajak temannya untuk
berdoa sebelum praktik Ketaqwaan
memasak di ruang
keterampilan.
5 14/12/15 Cakra Tidak mengikuti sholat Jumat
yang diselenggarakan di Ketaqwaan
sekolah.
6 21/12/15 Indra Mengganggu teman yang Ketaqwaan
sedang berdoa sebelum makan
siang di kantin.
Tabel 3.3 Contoh Penilaian Sikap Sosial
Nama Sekolah : SMK Bagimu Negeri
Kelas/Semester : XI/Semester I
Tahun pelajaran : 2014/2015
Nama Wali Kelas : Burhanuddin Husen

Nama
No Waktu Catatan Perilaku Butir Sikap
Siswa
1 11/07/15 Irma Menolong orang lanjut usia untuk Kepedulian
menyeberang jalan di depan sekolah.
2 26/08/15 Indra Berbohong ketika ditanya alasan Kejujuran
tidak masuk sekolah di ruang guru.
3 07/09/15 Solahuddin Menyerahkan dompet yang Kejujuran
ditemukannya di halaman sekolah
kepada Satpam sekolah.
4 25/09/15 Cakra Tidak menyerahkan “surat ijin tidak Tanggung
masuk sekolah” dari orangtuanya jawab
kepada guru.
5 26/10/15 Indra Terlambat mengikuti upacara di Kedisiplinan
sekolah.
6 08/12/15 Indra Mempengaruhi teman untuk tidak Kedisiplinan
masuk sekolah.
7 15/12/15 Solahuddin Memungut sampah yang berserakan Kebersihan
di halam sekolah.
8 17/12/15 Wempy Mengkoordinir teman-teman Kepedulian
sekelasnya mengumpulkan bantuan
untuk korban bencana alam.
Keterangan: contoh format di atas dapat digunakan untuk guru mata pelajaran dan guru BK.

b. Penilaian Diri
Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan teknik penilaian terhadap diri sendiri (siswa)
dengan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan yang dimiliki dalam berperilaku. Hasil
penilaian diri siswa dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Selain itu penilaian diri siswa juga
dapat digunakan untuk menumbuhkan nilai-nilai kejujuran dan meningkatkan kemampuan refleksi
atau mawas diri. Hasil penilaian persepsi diri siswa juga dapat digunakan sebagai dasar bagi guru
dalam memberi bimbingan dan motivasi. Contoh format penilaian diri ditunjukkan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Contoh Lembar Penilaian Diri Siswa
Nama : ………………………………….
Kelas : ………………………………….
Semester : ………………………………….

Petunjuk: Berilah tanda cek (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.

No. Pernyataan Ya Tidak


1 Saya menyontek pada saat mengerjakan penilaian.
2 Saya menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan
sumbernya pada saat mengerjakan tugas.
3 Saya melaporkan kepada yang berwenang ketika menemukan
barang.
4 Saya berani mengakui kesalahansaya.
5 Saya melakukan tugas-tugas dengan baik.
6 Saya berani menerima resiko atas tindakan yang saya lakukan
7 Saya mengembalikan barang yang saya pinjam.
8 Saya meminta maaf jika saya melakukan kesalahan.
9 Saya melakukan praktikum sesuai dengan langkah yang
ditetapkan.
10 Saya belajar dengan sungguh-sungguh.
11 Saya datang ke sekolah tepat waktu.
...
Keterangan: Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan butir-butir sikap yang
dinilai.

Hasil penilaian diri perlu ditindaklanjuti oleh wali kelas dan guru BP/BK dengan melakukan
pembinaan terhadap siswa yang belum menunjukkan sikap yang diharapkan.

c. Penilaian Antarteman
Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian yang dilakukan oleh seorang siswa (penilai)
terhadap siswa yang lain terkait dengan sikap/perilaku siswa yang dinilai. Sebagaimana penilaian
diri, hasil penilaian antarteman dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Selain itu penilaian
antarteman juga dapat digunakan untuk menumbuhkan beberapa nilai seperti kejujuran, tenggang
rasa, apresiasi, dan objektivitas. Penilaian antarteman paling baik dilakukan pada saat siswa
melakukan kegiatan berkelompok. Contoh penilaian antarteman ditunjukkan pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Contoh Format Penilaian Antarteman
Nama teman yang dinilai : ………………………………….
Nama penilai : ………………………………….
Kelas : ………………………………….
Semester : ………………………………….

Petunjuk: Berilah tanda cek (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.
No Pernyataan Ya Tidak
1 Teman saya tidak menyontek dalam mengerjakan ujian
2 Teman saya tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya
orang lain tanpa menyebutkan sumber) dalam mengerjakan setiap
tugas
3 Teman saya mengemukakan perasaan terhadap sesuatu apa adanya

4 Teman saya melaporkan data atau informasi apa adanya

5 ........

6 ........
Jumlah
Keterangan: Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan kondisi satuan pendidikan

B. Penilaian Kompetensi Pengetahuan


1. Pengertian Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Penilaian kompetensi pengetahuan dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian aspek
kemampuan pada Taksonomi Bloom. Kemampuan yang dimaksud adalah mulai dari pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi/mencipta yang terdapat pada setiap KD.
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian. Guru diharapkan
mampu mengidentifikasi setiap KD dan/atau materi pembelajaran untuk selanjutnya memilih teknik
penilaian yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan dinilai. Penilaian dimulai dengan
perencanaan yang dilakukan pada saat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Penilaian pengetahuan dilakukan tidak semata-mata untuk mengetahui apakah siswa telah
mencapai ketuntasan belajar (mastery learning), tetapi penilaian juga ditujukan untuk
mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan (diagnostic) proses pembelajaran. Untuk itu, pemberian
umpan balik (feedback) kepada siswa dan guru merupakan hal yang sangat penting, sehingga hasil
penilaian dapat segera digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran. Hasil penilaian kompetensi
pengetahuan selama dan setelah proses pembelajaran dinyatakan dalam bentuk angka rentang 1-
100 dan deskripsi.
2. Teknik dan Instrumen Penilaian
Berbagai teknik penilaian pada kompetensi pengetahuan dapat digunakan sesuai dengan
karakteristik masing-masing KD. Teknik yang biasa digunakan adalah tes lisan, tes tertulis, dan
penugasan. Namun tidak menutup kemungkinan digunakan teknik lain yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Selain itu dapat pula digunakan portofolio sebagai masukan dalam merencakan
remedial, pengayaan (assessment for learning) dan penyusunan deskripsi kompetensi pengetahuan
pada rapor (assessment of learning). Skema penilaian pengetahuan dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Tes Tertulis Pilihan Ganda, Uraian

Penilaian Tanya jawab


Tes Lisan
Pengetahuan

Tugas yang dilakukan secara


Penugasan
individu maupun kelompok

Dokumen/sertifikat
Portofolio sebagai bukti pencapaian

kompetensi/prestasi
Gambar 3.2 Skema Penilaian Pengetahuan

a. Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan seperangkat pertanyaan dalam bentuk tulisan untuk mengukur atau
memperoleh informasi tentang kemampuan siswa. Tes tertulis menuntut adanya respons dari
peserta tes yang dapat dijadikan sebagai representasi dari kemampuan yang dimilikinya. Instrumen
tes tertulis dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan
uraian. Bentuk soal yang sering digunakan pada jenjang SMK adalah pilihan ganda (PG) dan uraian.
Pengembangan instrumen tes tertulis mengikuti langkah-langkah berikut:
 Menyusun kisi-kisi. Kisi-kisi merupakan matriks yang digunakan sebagai acuan menulis soal.
Di dalam kisi-kisi tertuang rambu-rambu tentang kriteria soal yang akan ditulis, meliputi KD
yang akan diukur, materi, indikator soal, bentuk soal, dan nomor soal. Dengan adanya kisi-
kisi, penulisan soal lebih terarah karena sesuai dengan tujuan tes dan proporsi soal per KD
yang hendak diukur lebih tepat. Indikator soal yang baik memungkinkan banyak variasi soal
dan dapat mengukur kemampuan higher order thinking skill (HOTS) siswa yakni kemampuan
dalam melakukan analisis, sintesis, dan mencipta.
 Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal.
 Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal yang digunakan. Untuk soal pilihan
ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban singkat disediakan kunci jawaban karena
jawabannya sudah pasti dan dapat diskor dengan objektif. Untuk soal uraian disediakan
pedoman penskoran berupa rubrik dengan rentang skor. Rubrik adalah daftar kriteria yang
menunjukkan kinerja dan aspek-aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai, dan gradasi
mutu, mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai yang paling rendah. Kriteria rubrik
sebagai berikut:
o Sederhana/mencakup aspek paling esensial untuk dinilai
o Praktis/mudah digunakan
o Menilai dengan efektif aspek yang akan diukur
o Dapat digunakan untuk penilaian proses dan tugas sehari-hari
o Siswa dapat mempelajari rubrik dan mengecek hasil penilaiannya
 Melakukan analisis kualitatif (telaah soal) sebelum soal diujikan.
 Pada pengembangan butir soal secara tertulis, untuk mendapatkan soal yang valid, perlu
memperhatikan kaidah penulisan butir soal yang meliputi substansi/materi, konstruksi, dan
bahasa.
Tabel 3.6 Contoh Kisi-Kisi Tes Tertulis
Nama Sekolah : SMK Bagimu Negeri
Kelas/Semester : XI/Semester I
Tahun pelajaran : 2014/2015
Paket Keahlian : Rekayasa Perangkat Lunak
Mata Pelajaran : Pemrograman Web Dinamis
Penilaian : Penilaian Harian I

No Bentuk
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Soal Soal
1 3.1 Memahami Web Server Disajikan beberapa 1 PG
teknologi aplikasi aplikasi. Siswa dapat
web server mengidentifikasi
teknologi webserver
2 3.2 Menerapkan dasar Dasar Disajikan kasus. Siswa 2 PG
pemrograman pada Pemrograman dapat menentukan
web server flowchartnya
Disajikan kasus, siswa 3 Uraian
dapat menguraikannya
dalam flowchart
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Mata Pelajaran : Pekerjaan Mekanik Dasar


Topik : Macam-Macam Sambungan Kabel
Kelas/Semester : X/Ganjil

Kelompok

Nama Anggota
1. ..……………………………..
2. ..……………………………..
3. ….…………………………...
4. ……………………………….
4………………………

I. KOMPETENSI DASAR
3.4 Membedakan sambungan kabel
4.4 Membuat macam-macam sambungan kabel

II. TUJUAN PRAKTIKUM


Setelah selesai praktek diharapkan peserta didik dapat:
1. menunjukan macam macam sambungan kabel dengan benar dan bertanggungjawab
Dengan Praktek peserta didik akan dapat menunjukan macam macam sambungan
kabel dengan benar dan bertanggungjawab.
III. KESELAMATAN KERJA
1. Perhatikan perintah –perintah instruktur.
2. Tanyakanlah hal –hal yang dianggap sulit.
3. Menggunakan warpack ketika praktik.
4. Melakukan praktik sesuai dengan SOP dan K3.
5. Menempatkan alat dan bahan pada nampan.
6. Melakukan pemeriksaan dengan cermat,teliti,dan hati-hati.
7. Menanyakan pada instruktur jika ada hal yang kurang jelas.

IV. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Tang Pengupas …………………………………………………1 buah
b. Tang Kombinasi ………………………………………………...1 buah
c. Tang Pemotong …………………………………………………1 buah
d. Tang cucut ……………………………………………………….1 buah
e. Penggaris…………………………………………………………1 buah

2. Bahan
Kabel NYA ………………………………………………………..@ 15 cm
Lasdop ………………………………………………………………. 1 buah

V. LANGKAH KERJA
1. Penyambungan kabel dengan cara ekor babi (pig tail)

a. Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 5 Cm dari salah satu


ujungnya dengan menggunakan pisau atau tang pengupas. (Gambar 1)
b. Bersihkan dengan scaper atau gosok dengan kertas gosok pada setiap
bagian nadi kabel yang terkupas.
c. Tempelkan menjadi satu bagian bagian kabel yang terkupas kemudian
diputar dengan tang kombinasi dengan rapi dan kuat. (Gambar 2)
d. Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai
dengan ukuran lasdop (Gambar3)
e. Tutup hasil sambungan dengan lasdop. (Gambar 4)

(Gambar 1) (Gambar 2)

(Gambar3) (Gambar 4)

2. Penyambungan kabel dengan cara puntir


a. Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 15 cm dari salah satu
ujungnya dengan menggunakan pisau atau tang pengupas. (Gambar 1)
b. Bersihkan dengan scaper atau gosok dengan kertas gosok pada bagian kabel
yang terkupas.
c. Tempelkan jadi satu bagian-bagian kabel yang terkupas kemudian dipuntir
pakai tang kombinasi dengan arah yang berlawanan kekiri dan kekanan dengan
kuat. (Gambar 2)
d. Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai
dengan kebutuhan. (Gambar 3)
e. Tutup hasil sambungan dengan isolasi, secara rapi.

(Gambar 1) (Gambar 2)

(Gambar 3 )

3. Mencabang kabel datar (plain joint)


a. Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 5 cm dari salah satu
ujungnya dengan menggunakan pisau atau tang pengupas.
b. Bersihkan dengan scaper atau gosok dengan kertas gosok pada setiap bagian
nadi kabel yang terkupas.
c. Langkah pengerjaan pertama seperti terlihat pada Gambar 1.
d. Selanjutnya buat bentuk penyambungan dan rapikan hasil sambungan seperti
pada Gambar 2.

(Gambar 1) (Gambar 2)
4. Membuat loop kabel atau mata itik kabel
a. Ukur diameter baut atau terminal baut.
b. Diameter mata itik harus lebih besar dari diameter terminal baut.
c. Kupas ujung kabel dengan ukuran 5 kali diameter baut dan tambah
panjangnya untuk toleransi (space pada terminal) ± 1,5 mm
d. Ujung kawat yang sudah dikupas, di bengkokkan 90˚ kearah kiri, kemudian
dibentuk mata itik dengan tang pembulat, diputar searah jarum jam.
e. Periksa apakah bentuk mata itik yang anda buat sudah berbentuk bulat
seperti gambar dibawah,

f. Jika sudah berbentuk bulat seperti mata itik kabel, periksa apakah sambungan
yang anda buat pas dengan ukuran baut yang telah ditentukan

VI. TUGAS
1. Jelaskan fungsi dan penggunaan masing-masing sambungan kabel!
2. Buat laporan dari hasil praktik saudara. Format laporan sebagai berikut:
a. Tulis kembali dari Judul hingga Keselamatan Kerja
b. Hasil Praktik
c. Analisa (menjawab pertanyaan No. 1)
d. Kesimpulan (sesuai tujuan praktik)

VII. Penilaian Keterampilan

Instrumen dan Rubrik Penilaian Eksperimen di Bengkel/Laboratorium


Aspek
Nama Siswa Bekerja Bekerja Menggunakan Score
No. Persiapan Melaksanakan
/Kelompok dengan sesuai dan memelihara Rerata
peralatan pekerjaaan
aman prosedur peralatan
1
2
3
4
Rubrik Penilaian
Peserta didik mendapat skor:
4 = jika empat indikator terlihat.
3 = jika tiga indikator terlihat.
2 = jika dua indikator terlihat.
1 = jika satu indikator terlihat.

Rumus Konversi Nilai:

Nilai = X4

Indikator penilaian keterampilan

1. Persiapan peralatan
a) Pemilihan Peralatan dan perlengkapan sesuai dengan jenis pekerjaan
b) Pemilihan peralatan danperlengkapan disesuaikan dengan fungsi alat
c) Pemilihan peralatan dan perlengkapan sesuai dengan prosedur pemilihan
d) Pemilihan peralatan dan perlengkapan sesuai dengan jumlah yang diperlukan
2. Bekerja dengan aman
a) Mengenakan seragam praktek (pakaian/sepatu).
b) Menggunakan perlengkapan K3 sesuai dengan jenis pekerjaan
c) Bertindak hati-hati dan tidak ceroboh
d) Mengutamakan keselamatan alat dan keselamatan diri
3. Bekerja mengikuti prosedur
a) Melakukan eksperimen sesuai Lembar Kerja yang dibuat oleh guru
b) Mengetahui dampak dari kegagalan dalam melalukan eksperimen
c) Mengikuti SOP yang berlaku pada setiap peralatan
d) Mentaati tata tertib bengkel/laboratorium
4. Menggunakan dan memelihara peralatan dalam penyambungan kabel
a) Menggunakan dan memelihara peralatan sesuai denggan jenis pekerjaan
b) Menggunakan dan memelihara peralatan sesuai dengan fungsi alat
c) Menggunakan dan memelihara peralatan sesuai dengan prosedur pemilihan
d) Menggunakan dan memelihara peralatan sesuai dengan jumlah yang
diperlukan

Anda mungkin juga menyukai