Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah masalah yang sangat penting bagi suatu Negara, karena melalui
pendidikan Negara tersebut dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
Oleh karena itu pendidikan harus di kelola dengan sangat baik secara kualitas dan
kuantitasnya. Dalam menempuh pendidikan, manusia tidak pernah terlepas dari yang
namanya belajar. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam proses belajar
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal yaitu faktor dari dalam seperti faktor biologis dan faktor psikologis. Sedangkan
faktor eksternal yaitu faktor dari luar seperti faktor keluarga, sekolah atau kampus dan
faktor lingkungan sosial. Faktor eksternal seperti keadaan lingkungan kampus sangat
mendukung proses pembelajaran. Dalam proses belajar mahasiswa memerlukan tempat
yang nyaman
untuk belajar, selain sarana dan prasarana yang mendukung proses pencarian sumber
belajar yang dibutuhkan mahasiswa untuk menunjang proses belajar. Salah satu sarana
dan prasarana belajar yang terdapat di kampus yaitu perpustakaan digital. Mahasiswa
dapat memanfaatkan perpustakaan digital untuk menambah wawasan dan memperdalam
pengetahuannya melalui buku-buku bacaan yang terdapat di perpustakaan digital.
Pemanfaatan perpustakaan oleh mahasiswa sangat erat kaitannya dengan proses
perkuliahan yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Hal ini karena mahasiswa
banyak membutuhkan referensi buku bacaan untuk memperdalam ilmu dan
pengetahuannya serta mendukung proses belajar sehingga dapat menumbuhkan minat
belajarnya. Menurut UU No 43 tahun 2007 Pasal 1, “Perpustakaan adalah Institusi
pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara professional
dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian,
informasi, dan rekreasi para pramustaka”. Universitas Negeri Medan memiliki
perpustakaan digital yaitu digital library
UNIMED yang di kelola dengan sangat baik oleh pihak Universitas, berbagai fasilitas
dan layanan tersedia di perpustakaan termasuk bahan literatur, jurnal, majalah, dan hasil-
hasil penelitian yang sangat mudah ditemukan karena memakai sistem online.
Fasilitas digital library UNIMED sangat mendukung untuk kebutuhan belajar para
mahasiswa yang ingin menambah wawasan dan referensi belajar mereka. Berdasarkan
observasi pendahuluan, pada kenyataan nya tidak semua mahasiswa yang mengunjungi
digital library UNIMED dan memanfaatkan fasilitas serta bahan belajar disana.
Kebanyakan mahasiswa yang membaca buku dan memanfaatkan digital library hanya
pada saat membuat laporan dan tugas akhir yaitu skripsi. Selain pemanfaatan digital
library UNIMED, kemandirian belajar jugavberperan penting dalam mendukung minat
belajar. Hal terpenting dalam prosesvbelajar mandiri adalah ketika seseorang dengan
inisisatif dan kesadarannya sendirivuntuk mencari sumber belajar yang diperlukan serta
menyusun strategi belajarnya danvberorientasi pada tujuan yaitu meningkatkan minat
serta prestasi belajarnya. Selain itu kemandirian belajar akan terwujud apabila
mahasiswa aktif mengontrol sendiri segala sesuatu yang dikerjakan, mengevaluasi dan
selanjutnya merencanakan sesuatu yang lebih mendalam mengenai pembelajaran yang
dilalui oleh mahasiswa, sehingga dapat meningkatkan minat belajarnya. Sejalan dengan
hal diatas, sejauh pengetahuan peneliti saat menjadi mahasiswa Pendidikan Tata Niaga,
masih banyak rekan-rekan mahasiswa yang menunjukkan tingkat kemandirian belajar
yang rendah. Hal ini diketahui pada saat kuliah berlangsung, masih banyak mahasiswa
yang tidak serius belajar saat tidak ada dosen di kelas. Contohnya peneliti menemukan
sebagian mahasiswa yang mengobrol dengan mahasiswa lain dan membuat suasana kelas
menjadi tidak kondusif, dan tidak jarang mahasiswa yang membuka handphone pada saat
kuliah berlangsung. Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan pada
mahasiswa
pendidikan bisnis stambuk 2019, masih banyak diantara rekan- rekan mahasiswa yang
memiliki minat belajar yang rendah, hal ini dapat kita lihat misalnya ketika dosen sedang
menjelaskan di depan kelas terlihat mahasiswa yang tidak semangat dan berminat dalam
belajar. Contohnya seperti perhatian tidak fokus ke depan, membuka buku tetapi bukan
buku yang sedang dipelajari bahkan ada juga rekan-rekan mahasiswa yang tidak
membawa buku pelajaran tentang materi yang akan diajarkan. Dalam kegiatan diskusi
terlihat hanya sedikit mahasiswa yang aktif dan cenderung mahasiswa yang itu-itu saja
yang terlibat dalam setiap kegiatan diskusi. Peneliti juga melihat di beberapa mata kuliah
banyak mahasiswa yang terlambat menghadiri perkuliahan bahkan absen dalam
perkuliahan. Sebagian besar mahasiswa tata niaga juga mengatakan bahwa mereka
jarang mengulang materi yang didapat dari dosen pada saat kuliah. Hal inilah yang
menunjukkan minat belajar rendah, karena jika mahasiswa memiliki minat belajar yang
tinggi, maka mereka mempunyai kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang sesuatu yang
dipelajari secara terus-menerus.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, fenomena yang terjadi di atas mengindikasikan
bahwa perhatian dan antusias mahasiswa dalam proses belajar mahasiswa masih rendah
atau dengan kata lain minat belajar mahasiswa rendah. Hal ini sejalan dengan
pemanfaatan digital library UNIMED dan kemandirian belajar mahasiswa yang juga
rendah. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Pemanfaatan digital library UNIMED dan Kemandirian Belajar terhadap Minat
Belajar mahasiswa Pendidikan Bisnis Stambuk 2019 Universitas Negeri Medan”

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah maka permasalahan dapat dirumuskan

sebagai berikut: Apakah dengan memanfaatkan digital library UNIMED dan

Kemandirian Belajar dapat berpengaruh terhadap minat belajar mahasiswa Pendidikan

Bisnis Stambuk 2019 Universitas Negeri Medan ?

1.3 Tujuan Penelitian

1 . Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini untuk meningkatkan minat belajar


mahasiswa Pendidikan Bisnis Stambuk 2019 Universitas Negeri Medan.

2 . Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh digital library
UNIMED dan Kemandirian Belajar terhadap minat belajar mahasiswa Pendidikan
Bisnis Stambuk 2019 Universitas Negeri Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adala h :

1. Manfaat Teoristis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan mengenai usaha


meningkatkan minta belajar pada mahasiswa Pendidikan bisnis UNIMED sehingga
mampu memberikan khasana tersendiri bagi ilmu pengetahuan. Sebagai kerangka
berpikir dalam perbaikan mutu pembelajaran bagi mahasiswa.

2. Manfaat Praktis

Sebagai masukan bagi mahasiswa bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan


adanya digital library diunimed akan meningkatkan minat belajar mahasiswa dalam
mengikuti proses belajar didunia perkuliahan.

Hasil penelitian diharapkan dapat berguna sebagai bukti dalam bidang


pembelajaran, bahwa dengan memanfaatkan digital library yang ada diunimed
dapat mempengaruhi minat belajar mahasiswa.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Perpustakaan

Secara terminologi kata perpustakaan dalam bahasa inggris adalah library. Reitz
(2004) menyatakan bahwa istilah library berasal dari kata liber yang berarti buku. Dari
istilah itu terbentuklah istilah librarius yang artinya tentang buku. Dalam bahasa Greek
dan Romance istilah yang bersesuaian adalah biblitheca. Dari istilah ini maka dalam
bahasa Belanda perpustakaan disebut bibliotheek, dalam bahasa Jerman disebut
bibliothek, bahasa Prancis bibliotheque, dan pada bahasa Spanyol bibliotheca, serta
bahasa Portugis juga disebut bibliotheca. Akan tetapi semua istilah tersebut berasal dari
bahasa Yunani dari kata bilia yang artinga adalah tentang buku, kiab. Lebih jauh Reitz
mendeffenisikan perpustakaan sebagai berikut: A collection or group of collections of
books and/or other materials rganized and maindtained for use reading, consultation,
study, research, are staffed by librarians and other personel trained to provide services
to meet user needs.

Defenisi ini mudah dimengerti, perpustakaan adalah koleksi atau sekumpulan


koleksi buku atau bahan lainnya yang diorganisasikan dan dipelihara untuk
pengunaan/keperluan (membaca, konsultasi, belajar, meneliti), dikelola oleh
pustakawan dan staff terltih lainnya dalam rangka menyediakan layanan untuk
memenuhi kebutuhan pengguna. Melihat proses kerjanya, bahwa badan perpustakaan
yang berupa sumberdaya informasi yang diorganisir, disusun secara teratur sehingga
mudah untuk menemukannya kembali, maka perpustakaan adlah suatu unit kerja yang
bertugas untuk mengumpulkan, menyimpan, mengorganisir,berbagai bahan
perpustakaan sistematis, dan memeliharanya agar dapat digunakan oleh penguna
dengan baik. Dalam UUD No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustaaan Bab 1 Pasal 1
dinyatakan bahwa Perpustakaan adalah instusi pengelola koleksi karya tulis, karya
cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna
memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para
pemustaka. viii Inteernasional Federation of Library Assosiations and Instituitions
(IFLA) mendefenisikkan perpustakaan dengan pengertian yang sabat sederhana yaitu
kumpulan bahan cetak dan non cetak dan/atau sumber nformasi dalam kamputer yang
disusun secara sistematis untuk kepentingan pemakai.

2.1.2 Perpustakaan Digital

Pertumbuhan bahan-bahan elektronik yang begitu pesat, dan kemampuan

pengelolaan serta pengorganisasiannya telah melahirkan nama perpustakaan digital.

Tantangan baru teknologi informasi bagi penyedia informasi adalah bagaimana

menyalurkan informasi dengan cepat, tepat dan global. Tak bisa dipungkiri bahwa

perpustakaan sebagai salah satu penyedia informasi yang keberadaannya sangat

penting di dunia informasi.Perpustakaan dapat dikatakan gudang informasi karena

menyimpan informasi. Pada jaman sekarang itu yang harus dipikirkan adalah

bagaimana cara mengemas koleksi di perpustakaan tercetak menjadi elektronik.

Konsep perpustakaan digital memberi jawaban atas keinginan masyarakat dalam

mengakses informasi.

2.1.3 Pengertian Perpustakaan Digital

Menurut Masnezah (2002) “Perpustakaan digital yaitu suatu kumpulan koleksi


informasi yang besar dan teratur, didigitalkan dalam berbagai bentuk (kombinasi
antara teks, gambar, suara dan video) yang memungkinkan pencarian informasi kapan
dan di mana saja melalui konsep jaringan komunikasi global serta penggunaan
teknologi informasi yang maksimal.”

Kemudian menurut Subrata (2009:1) “Perpustakaan digital adalah


penerapan teknologi informasi sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan dan
menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital. Atau secara
sederhana dapat dianalogikan sebagai tempat menyimpan koleksi perpustakaan yang
sudah dalam bentuk digital.”
Sedangkan menurut Sismanto (2008) “Perpustakaan digital adalah sebuah sistem
yang memiliki berbagai layanan dan obyek informasi yang mendukung akses obyek
informasi tersebut melalui perangkat digital”.

Kemudian menurut Royandiah (2010) “Perpustakaan digital yaitu perpustakaan


yang mengumpulkan, menyimpan, dan menyusun bahan pustaka dan informasi dalam
bentuk digital. Informasi digital tersebut dapat diproses, diakses, dan ditelusur melalui
jaringan teknoligi informasi dan komunikasi (internet).”

Sun & Zhong (2012) mengemukakan pendapatnya tentang arti dari perpustakaan
digital yaitu: “A digital library is an assemblage of digital computing, storage and
communications machinery together with the content and software needed to
reproduce, emulate and extend the services provided by conventional libraries.”
Pendapat Sun & Zhong memiliki makna yaitu perpustakaan digital adalah kumpulan
komputasi, penyimpanan dan komunikasi digital bersamaan dengan konten dan
perangkat lunak yang diperlukan untuk mereproduksi, meniru dan memperluas
layanan yang disediakan oleh perpustakaan konvensional.

Kemudian Shen berpendapat bahwa “Digital library is a “Collection of digital


objects (text, video and audio) along with method for access and retieval, (as far as
users are concerned) and also for selection, organization, and maintenance”.

Maksudnya adalah perpustakaan digital adalah kumpulan dari objek berbentuk


digital (teks, video dan audio) dengan metode untuk akses dan temu balik koleksi di
bagi pengguna dan juga untuk seleksi, pengorganisasian koleksi dan pemeliharaan
koleksi.

1.2.4 Manfaat Perpustakaan Digital

Manfaat perpustakaan digital menurut Chisenga (2003) adalah:

 Penambahan koleksi lebih cepat dengan kualitas lebih baik


 Dapat mempercepat akses sehingga informasi yang dibutuhkan dapat segera
dimiliki dan dimanfaatkan oleh pengguna
 Lebih bebas dan dapat memotong mata rantai administrasi untuk memperoleh
informasi
 Dapat diakses dimana saja, kapan saja asal ada komputer yang terkoneksi jaringan
 Pengguna dapat mengakses bukan hanya dalam format cetak tapi juga format
suara, gambar, video dll.

Kemudian Suwarno (2010, 9) memberikan pendapar mengenai manfaat perpustakaan


digital adalah sebagai berikut :

 Bagi Pengguna Perpustakaan:


 Mengatasiketerbatasanwaktu
 Mengatasi keterbatasan tempat
 Memperoleh informasi yang paling baru dengan cepat
 Mempermudah akses informasi dariberbagai sumber
 Mempermudahuntukmemindahdanmerubahbentukuntukkepentingan presentasi
dsb.

Bagi Pustakawan:
 Memperingan pekerjaan
 Meningkatkan layanan
 Tidak memerlukan gedung dan ruang yang besar.

1.2.5 Kemandirian Belajar

Pendidikan di Indonesia saat ini bisa dikatakan belum berhasil atau belum berjalan
dan berkembang dengan baik layaknya pendidikan di negara-negara lain, dikarenakan
banyaknya permasalahan yang timbul yang sedang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.
Permasalahan itu salah satunya adalah rendahnya kualitas mutu pendidikan. Penyebab
kualitas Pendidikan rendah dapat terjadi karena kurangnya kemandirian belajar yang
didorong oleh gairah dan semangat yang seharusnya ada dalam diri pribadi
seseorang.Peningkatan mutu pendidikan mahasiswa dalam dunia perkuliahan berkaitan
langsung dengan mahasiswa itu sendiri, dimana mahasiswa tersebut berperan sebagai
peserta didik.

Keberhasilan pendidikan dalam lingkungan perkuliahan dapat diketahui melalui ada


tidaknya kemandirian dalam belajar mahasiswa.Kemandirian belajar mahasiswa dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor dari mahasiswa itu sendiri khususnya kreativitas
belajar dan motivasi belajar. Belajar akan dapat memberikan suatu perubahan dalam
diri seseorang, karena belajar bersifat untuk untuk mengetahui sampai seberapa jauh
perubahan yang terjadi pada seorang mahasiswa yang mengikuti proses pembelajaran
dalam perkuliahan. Seseorang yang melalui proses belajar pasti akan terwujud jiwa
mandiri, karena dengan belajar dapat merubah sikap untuk dapat berdiri sendiri.
Perubahan sikap seseorang dimana seseorang itu dapat berdiri sendiri tanpa bergantung
pada orang lain dalam proses pembelajaran inilah yang disebut dengan kemandirian
belajar.

Kemandirian belajar terdiri dari dua kata, yakni kemandirian dan belajar.Agarlebih
mudah dipahami secara mendalam tentang pengertian kemandirian belajar, peneliti
akan menjabarkan makna dari dua kata tersebut. Melihat generasi muda pada saat ini
masih belum diketahui pasti apakah semuanya rata-rata mempunyai kemandirian dalam
belajar, itulah yang akhirnya menimbulkan kesenjangan dalam pendidikan.
Kemandirian belajar pada dasarnya terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi.yaitu
faktor psikologis, faktor fisiologis dan faktor lingkungan. Faktor psikologis misalnya
intelegensi, bakat dan minat.Faktor fisiologis misalnya sakit dan cacat tubuh,
sedangkan faktor lingkungan dapat dicontohkan sebagai lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan suasana rumah.

Faktanya seseorang yang tidak mempunyai kemandirian pasti tidak akan bisa berdiri
sendiri dan tidak akan timbul suatu kepercayaan diri dalam menghadapi kehidupan
khususnya dalam kehidupan di dunia pendidikan. Menurut Mujiman (2007: 1) “Belajar
mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh motivasi mengenai suatu
kompetensi yang dimiliki”. Bagi peserta didik yang kedepannya merupakan pemuda-
pemudi generasi penerus bangsa sangat diharapkan dapat menumbuhkan sikap mandiri
dan mempunyai semangat yang kuat untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan di
Indonesia dalam pencapaian tujuan pendidikan.

Tujuan pendidikan adalah untuk dapat menghasilkan manusiamanusia yang


berwawasan luas, berkarakter, memiliki daya saing yang tinggi, mempunyai keahlian-
keahlian dan menumbuhkan jiwa mandiri dalam proses membuat kualitas mutu
pendidikan menjadi lebih maju. Kemandirian identik dengan belajar untuk berdiri
sendiri tanpa bergantung pada orang lain.

Menurut Sutarno (2005: 160) “Mandiri mengandung pengertian sanggup berdiri


sendiri dan melaksanakan semua kegiatan dengan baik”. Kemandirian juga tidak dapat
dipisahkan dengan pendidikan, karena keduanya berhubungan dengan kegiatan
pembelajaran yang saling mempengaruhi. Seseorang yang ingin mempunyai
kemandirian dalam proses pembelajaran harus bisa untuk bersikap kreatif, karena
dengan mempunyai kreativitas maka seseorang itu dapat mengembangkan ide-ide yang
dimilki sehingga mahasiswa tidak hanya menerima apa saja yang diberikan oleh dosen
tetapi dapat memberikan sumbangan yang sifatnya membangun.

Menurut Drevdahl (dalam Elizabeth B. Hurlock, 2004: 4): “Kreativitas adalah


kemampuan seseorang untuk dapat menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa
saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya”. Berdasarkan
uraian tentang pengertian kreativitas di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa
kreativitas adalah suatu sikap yang dimiliki oleh seseorang yang mana sikap tersebut
mampu menciptakan suatu eksperimen-eksperimen yang sifatnya baru. Selain
kreativitas belajar yang mana sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya
kemandirian belajar, ada juga satu faktor yang mempengaruhi yaitu motivasi belajar.

Menurut Sardiman (2002:76) “Motivasi belajar siswa adalah merupakan faktor


psikis yang besifat non-intelektual peranannya khas adalah dalam hal menambahkan
gairah, merasa senang dan memiliki semangat untuk belajar”. Mahasiswa yang
memiliki motivasi kuat akan mempunyai energi yang banyak untuk melakukan
kegiatan belajar dalam proses pembelajaran.

Tumbuhnya suatu motivasi belajar yang kuat pasti akan menumbuhkan suatu
kemandirian. Adanya suatu motivasi belajar maka juga akan mendorong timbulnya
kemandirian belajar mahasiswa, karena dengan mempunyai suatu motivasi seorang
mahasiswa terdorong oleh adanya semangat dan gairah untuk merubah sikap menjadi
mandiri. Beberapa alasan mengapa anak tidak bisa mandiri belajar salah satunya adalah
karena tidak adanya motivasi dalam belajar, tidak adanya motivasi tidak akan tercipta
kemandirian. Kemandirian juga dapat dijadikan sebagai salah satu indikator pencapaian
keberhasilan dalam upaya untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan maka perlu
ditumbuhkan dan dikembangkannya kemandirian anak yang tentunya didorong oleh
adanya motivasi untuk belajar dan memiliki kreativitas dalam belajar.

Kemandirian belajar tidak dapat muncul begitu saja.Kemandirian belajar juga tidak
bergantung pada keturunan, tetapi banyak hal-hal yang mempengaruhinya.Kemandirian
belajar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor psikologis, faktor fisiologis,
dan faktor lingkungan.
Menurut Hamalik, (2000: 159) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemandirian
belajar antara lain:

1) Faktor Psikologis: Integensi, minat, motivasi; dan

2) Faktor Fisiologis: Sakit, cacat tubuh;

3) Faktor lingkungan: Keluarga, suasana rumah, sekolah.

Adapun Indikator Kemandirian Belajar, menurut Mudjiman (2006: 8), terdiri dari:

1) Percaya diri,

2) Aktif dalam belajar,

3) Disiplin dalam belajar,

4) Tanggungjawab dalam belajar.

Faktor penduga pertama yang ikut berperan dalam penelititn ini adalah Kreativitas
Belajar. Kreativitas dapat diartikan secara berbeda-beda, begitu banyaknya yang
mengartikan kreativitas sehingga pengertian kreativitas bergantung pada bagaimana
cara pandangan orang yang mendefinisikannya.

Menurut Candra (1994: 17): Kreativitas adalah kemampuan mental dan berbagai
jenis keterampilan khas manusia yang dapat melahirkan pengungkapan yang unik,
orisinil, sama sekali baru, indah, efisien, tepat sasaran dan tepat guna.

Suryana (2003: 2) berpendapat bahwa “Kreativitas adalah kemampuan untuk


mengembangkan ideide baru dan cara baru dalam pemecahan masalah dalam
menemukan peluang (thinking new thing)”. Berdasarkan kedua pendapat tersebut maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa krearivitas belajar adalah suatu pengertian yang
mengandung arti sebagai suatu kemampuan dalam pembelajaran untuk dapat
menemukan jalan keluar yaitu jalan keluar dari gagasan-gagasan lama untuk
menemukan suatu gagasan-gagasan yang baru, dan kemudian mengembangkannya
menjadi gagasangagasan yang mempunyai bobot yang tinggi. Indikator Kreativitas
Belajar,

menurut Munandar (2004: 37) adalah: Sikap tidak bergantung pada orang lain,
kemampuan untuk bereksperimen, cepat tanggap dalam menerima pelajaran,
mengambil peluang waktu untuk belajar, dan berani mengeluarkan pendapat. Faktor
penduga berikutnya adalah Motivasi Belajar. Istilah motivasi berasal dari kata baha
latin yaitu “movere” yang berarti menggerakkan (to move).

Menurut Hamzah (2008: 1) “Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan


seseorang bertingkah laku”. Motivasi dapat tercipta jika adanya dorongan suatu usaha
yang mendasari seseorang untuk melakukan sesuatu dan memiliki hasrat dan gairah
yang tinggi. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa motivasi adalah suatu sikap
yang timbul dari dalam diri seseorang, dimana sikap tersebut berfungsi untuk
menggerakkan seseorang menjadi lebih bergairah dalam belajar. Motivasi belajar dapat
tumbuh karena dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor intrinsik dan faktor
ekstrinsik.Faktor intrinsik dapat berupa hasrat dan dorongan kebutuhan belajar yang
kondusif dan kegiatan belajar yang menarik.

Menurut Purwanto (2003: 60) “Motivasi belajar adalah suatu pernyataan yang
kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku perbuatan ke suatu
tujuan atau perangsang”. Jika dilihat dari pengertian pendapat tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu tingkah laku dalam mencapai tujuan
yang didorong oleh rangsangan atau gairah dari dalam diri seseorang. Adapun indikator
Motivasi Belajar,

Menurut Hamzah (2008: 23) adalah: Hasrat dan keinginan untuk berhasil, kegiatan
menarik dalam belajar, penghargaan dalam belajar, dorongan dalam belajar, dan cita-
cita masa depan. Kreativitas belajar adalah salah satu upaya dalam menumbuhkan
kemandirian belajar. Kreativitas belajar merupakan sikap dimana seseorang itu dapat
menimbulkan suatu gagasan-gagasan baru dan mengembangkannya menjadi sebuah
eksperimen yang jarang sekali ditemukan oleh mahasiswa yang lain. Seseorang yang
mempunyai sikap kreatif lebih cenderung dapat bersikap mandiri.

1.2.6 Bentuk Kemandirian

Kemandirian merupakan sikap seseorang yang telah mampu berdiri sendiri, mampu
menghadapi masalahnya sendiri dengan seminimal mungkin bukan dari orang lain.
Desmita, membedakan karakteristik kemandirian atas tiga bentuk, yaitu:

a. Kemandirian emosional, yaitu suatu sikap mandiri yang menyatakan perubahan


kedekatan hubungan emosional antar individu, seperti hubungan emosional siswa
dengan guru atau dengan orang tuanya.
b. Kemandirian tingkah laku, yaitu sikap mandiri yang ditunjukkan seseorang dalam
membuat keputusan-keputusan dan melakukannya secara bertanggung jawab.

c. Kemandirian nilai, yakni kemampuan seseorang dalam memaknai seperangkat


prinsip tentang benar dan salah, tentang apa yang penting dan apa yang tidak penting.

1.2.7 Ciri- ciri Kemandirian Belajar

Anak yang mempunyai kemandirian belajar dapat dilihat dari kegiatan belajarnya,
dia tidak perlu disuruh bila belajar dan kegiatan belajar dilaksanakan atas inisiatif
dirinya sendiri. Untuk mengetahui apakah siswa itu mempunyai kemandirian belajar
maka perlu diketahui ciri-ciri kemandirian belajar.

Menurut chabit thoha (Prayuda:2014) ciri-ciri kemandirian belajar adalah sebagai


berikut:

a) Mampu berfikir secara kritis, kreatif dan inovatif.


b) Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain.
c) Tidak lari atau menghindari masalah. d. Memecahkan masalah dengan berfikir
yang mendalam.
d) Apabila menjumpai masalah dipecahkan sendiri tanpa meminta bantuan orang lain.
e) Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda dengan orang lain.
f) Berusaha bekerja dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan. h. Bertanggung jawab
atas tindakannya sendiri.

Menurut Negoro (dalam Lasi Andini, 2019:14) menyatakan bahwa ciriciri


kemandirian belajar adalah sebagai berikut :

a. Memiliki kebebasan untuk berinisiatif.


b. Memiliki rasa percaya diri.
c. Mampu mengambil keputusan.
d. Dapat bertanggung jawab.
e. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan.

2.2 Kerangka Berfikir

Hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami
kegiatan belajar (Rifa’I, 2012:69). Perubahan prilaku tersebut menunjukkan kearah
kebaikan dan bersifat tetap. Perubahan prilaku yang dihasilkan meliputi tiga ranah yaitu
ranah kognitif (pengetahuan), afekti (sikap), dan Psikomotori (keterampilan). Hasil
belajar diperoleh setelah siswa melakukan suatu proses belajar. Hasil belajar seringkali
digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui seberapa jauh seseorang telah
menguasai bahan ajar yang telah diajarkan (Purwnato, 2014:44). Selama proses belajar
yang berlangsung siswa harus benar-benar mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
baik agar diperoleh hasil yang maksimal. Hasil belajar akan didapatkan jika tujuan dari
pembelajaran tercapai.

Hasil belajar akan menjadi variable penting untuk dibicarakan, dianalisis, dan
dikembangkan serta disempurnakan, karena banyak faktor yang mempengaruhinya.
Secara umum, terdapat dua faktor yaitu internal diantaranya meliputi motivasi,
kreativitas, sikap, minat, perhatian, dan kemandirian belajar siswa. Kedua adalah faktor
eksternal yang meliputi guru, fasilitas, manajemen, kurikulum, anggaran,lingkungan
sekolah dan status sosial keluarga. Salah satu faktor intern yang berpengaruh pada hasil
belajar yaitu kemandirian. Fatimah (2010:143) menjelaskan bahwa kemandirian yaitu
suatu kondisi dimana seseorang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan
dirinya sendiri, mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatsi masalah
yang dihadapi, memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan tugastugasnya, serta
bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Berdasarkan pendapat tersebut bahwa
kemandirian merupakan sikap/kemampuan seseorang yang memiliki rasa percaya diri,
inisiatif dan tanggungjawab untuk menyelesaikan masalahnya tanpa banyak bergantung
pada orang lain.

Kemandirian ini tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan siswa.


Kemandirian perlu dikembangkan sejak dini, untuk itu dalam merancang proses
pembelajaran guru perlu memperhatikan perkembangan masing-masing siswa.
Pelaksanaan pembelajaran perlu dirancang dengan baik oleh guru agar dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang dapat menumbuhkan kemandirian belajar
siswa sehingga akan diperolah hasil belajar yang maksimal. Berdasarkan teori tersebut
diasumsi kan bahwa kemandirian siswa sangat erat kaitannya dengan hasil belajar.

Hasil belajar diperoleh setelah siswa mengikuti proses belajar. Dalam proses belajar
tersebut siswa dituntut untuk aktif dan bertanggung jawab pada kegiatan belajarnya
sendiri sehingga siswa akan dapat memenuhi kebutuhan belajarnya sendiri sesuai
dengan kemampuannya. Siswa yang progresif, ulet, berinisiatif, percaya diri, dan
mampu menyelesaikan masalahnya sendiri dengan penuh tanggung jawab tentu akan
memperoleh hasil belajar yang maksimal. Jadi dapat dikatakan bahwa siswa yang
memiliki kemandirian belajar yang tingggi maka hasil belajarnya juga tinggi, demikian
juga sebaliknya siswa yang kemandirian belajarnya rendah maka hasil belajarnya juga
akan rendah.

2.3 Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah merupakan suatu jawaban sementara terhadap masalah penelitian


yang kebenarannya masih harus diuji terlebih dahulu secara empiris (Sumadi
Suryabrata, 2006: 21). Oleh karena itu agar rumusan jawaban dipecahkan, maka
seorang peneliti memerlukan suatu pedoman yang digunakan sebagai tuntunan, maka
didalam penulisan makalah ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: minat
belajar mahasiswa Pendidikan bisnis stambuk 2019 dapat dipengaruhi dengan
memanfaatkan digital library unimed dan kemandirian belajarnya.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Fakultas Ekonomi prodi Pendidikan Bisnis stambuk 2019


Universitas Negeri Medan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yang dilaksanakan pada tahun pelajaran 2021/2022
tepat pada bulan November 2021 Sampai dengan bulan Februari 2022. Adapun perincian
waktu penelitian dapat dilihat pada table berikut:
Nop Desember Jnuari Pebruari
No Kegiatan
4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Proposal
2 Pengambilan Sampel
3.2 3 Pembuatan Bab 1 dan 2
4 Pembelajaran Siklus I
5 Pembelajaran Siklus II
6 Pembelajaran Siklus III (jika
mungkin)
7 Evaluasi dan pembuatan
Laporan

Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK). Secara singkat
PTK dapat didefinisikan sebagai satu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-
tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam tindakan-tindakan yang
dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktikpraktik pembelajaran tersebut
dilakukan Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui dua siklus. Antara siklus I
dan II saling menunjang dimana tahap dua atau siklus dua direncanakan berdasarkan
hasil penelitian pada siklus I. Setiap siklus terdapat empat tahapan yang telah
direncanakan dan ditetapkan.

3.3 Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah Mahasiswa prodi Pendidikan bisnis stambuk 2019 pada

tahun ajaran 2021/2022 yang berjumlah 20 mahasiswa dengan jumlah perempuan ada

15 orang dan jumlah laki-laki ada 5 orang Obyek penelitian adalah minat belajar

dengan memanfaatkan digital library.

3.4 Prosedur Penelitian

Rancangan penelitian dalam empat tahapan dalam PTK adalah perencanaan, tindakan,

observasi dan refleksi. Keempat tahap atau siklus dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut
Bagan siklus PTK Keterangan:

OBA : Observasi Awal


P : Perencanaan

T : Tindakan

O : Observasi

R : Refleksi

RP : Revisi Perencanaan

1. . Prosedur Tindakan Pada Siklus I


Prosedur tindakan pada siklus I dilakukan dalam empat tahap, yaitu tahap

perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

a. Perencanaaan

Tahap perencanaan dalam penelitian ini berupa rencana kegiatan yang


menentukan langkah-langkah untuk memecahkan masalah sebagai upaya
memperbaiki kelemahan dalam proses pembelajaran.

b. Tindakan

Dalam tahap ini dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
Tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini secara garis besar adalah
melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan buku – buku yang ada
digilib unimed.

c. Observasi

Peneliti mengamati langsung selama kegiatan pembelajaran yaitu observasi


tentang keaktifan mahasiswa dan penggunaan buku dalam proses
pembelajaran, sekaligus mengamati kendala yang dialami.

d. Refleksi

Setelah pelaksanaan tindakan, maka hasil observasi, hasil jurnal, hasil

wawancara kemudian dianalisis. Berdasarkan analisis tersebut peneliti


mencari solusi untuk memecahkan kesukaran atas masalah yang timbul dengan

mengubah strategi pembelajaran pada siklus I. Desain siklus II menggunakan

langkah seperti pada siklus I yang telah direvisi. Hal-hal yang direfleksi

tersebut dilaksanakan setelah didiskusikan Refleksi tersebut dilaksanakan untuk

mengubah strategi pembelajaran pada sklus I.

2. . Prosedur Tindakan Pada Siklus II


Berdasarkan refleksi pada siklus I perlu dilakukan kegiatan-kegiatan untuk
memperbaiki rencana dan tindakan yang telah dilaksakan. Langkah- langkah
kegiatan pada siklus II pada dasarnya sama dengan langkah-langkah siklus I.
Perbedaanya terletak pada sasaran kegiatan untuk melakukan perbaikan tindakan
siklus berikutnya.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


1) Teknik Wawancara
Metode interview adalah metode pengumpulan data yang dilaksanakan dengan
jalan melakukan tanya jawab langsung dengan subyek penelitian. Dalam penelitian
ini, digunakan metode wawancara Bebas Terpimpin sebagai metode utama
(pokok), yaitu pelaksanaan wawancara berpedoman pada pokok-pokok persoalan
secara garis besar sesuai dengan pokok permasalahan yang ada. Sedangkan
pelaksanaannya secara pribadi, yaitu melalui wawancara tatap muka langsung
antara peneliti dengan responden untuk memperoleh informasi yang diperlukan
dari responden.

2) Teknik Observasi
Metode pengumpulan data dengan cara observasi adalah metode perolehan data
dengan menggunakan mata secara langsung tanpa ada pertolongan alat standart
untuk keperluan tersebut (Marzuki, 2002: 58). Sedang menurut Sukmadinata
(2007: 220) merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan
mengadakan pengamatan terhadap kegiaatan yang sedang berlangsung. Metode
pengumpulan data dengan observasi ini dipergunakan untuk mengamati tindakan
mahasiswa dalam memanfaatkan digital library untuk menumbuhkan minat belajar.
3) Teknik Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokument (Bahasa Inggris) yang artinya dokumen
sedang “dokumen yang berasal dari kata documentun (Bahasa Latin) berarti
tertulis atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti keterangan” studi
dokumentasi merupakan salah satu cara pengumpulan data dengan menggunakan
dokumen – dokumen sebagai sumber data (Sukardi, 2004 : 165). Studi
dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunder,
baik yang diperoleh dari perpustakaan maupun warung internet.
4) Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan dalam mencatat atau
mendapatkan data yang akan diperlukan. Pembuatan instrumen disusun sebelum
peneliti terjun langsung ke lapangan.

3.6 Teknik Analisis Data

Menurut L.J. Moleong (2008: 178) analisis data adalah suatu proses mengorganisasikan
dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satu uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Sedang menurut Sumadi Suryabrata (2006: 136) analisis data adalah “Proses
penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan”.
Dari rumusan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah suatu
kegiatan dalam penelitian yang dimaksudkan untuk mengorganisasikan data yang
diperoleh dalam penelitian agar lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.
Sedangkan analisis data deskriptif komparatif yang digunakan penelitian ini disajikan
dalam bentuk angka yang diambil dari catatan langsung tertulis langsung yang disaring
oleh pengganalisis dengan mengutip penggalan-penggalan berkode (angka) dan menarik
kesimpulan ( Miles & Huberman, 2007: 137). Adapu cara menganalisisnya yakni dengan
membandingkan pencapaian prosentase setiap siklus yakni skor pada prasiklus, siklus I
dan siklus II.
3.7 Indikator Pencapaian

Indikator penelitian adalah apabila mahasiswa mampu memecahkan masalah dalam


pembelajaran dan mampu menyelesaikan masalah tersebut maka pengaruh digital library
dapat dikatakan berhasil dan apabila selama pemanfaatan digital library dan kemandirian
belajar terhadap minat belajar mahasiswa meningkat dan dicapai maka hal tersebut
diangap berpengaruh dan menhgasilkan sesuatu yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Syaiful Bahri Djamarah, 2008. Stratgi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik .Jakarta: PT. Rineka
Cipta.

Sadiman Arif dkk, 2009. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya.
Jakarta; Raja Grafindo Persada.

https://pdfcoffee.com/download/laporan-observasi-digital-library-unimed-pdf-
free.html

M. Basyirudin Usman dan Asnawir,2002 Media pembelajaran .Jakarta: Ciputat

Anda mungkin juga menyukai