PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah masalah yang sangat penting bagi suatu Negara, karena melalui
pendidikan Negara tersebut dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
Oleh karena itu pendidikan harus di kelola dengan sangat baik secara kualitas dan
kuantitasnya. Dalam menempuh pendidikan, manusia tidak pernah terlepas dari yang
namanya belajar. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam proses belajar
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal yaitu faktor dari dalam seperti faktor biologis dan faktor psikologis. Sedangkan
faktor eksternal yaitu faktor dari luar seperti faktor keluarga, sekolah atau kampus dan
faktor lingkungan sosial. Faktor eksternal seperti keadaan lingkungan kampus sangat
mendukung proses pembelajaran. Dalam proses belajar mahasiswa memerlukan tempat
yang nyaman
untuk belajar, selain sarana dan prasarana yang mendukung proses pencarian sumber
belajar yang dibutuhkan mahasiswa untuk menunjang proses belajar. Salah satu sarana
dan prasarana belajar yang terdapat di kampus yaitu perpustakaan digital. Mahasiswa
dapat memanfaatkan perpustakaan digital untuk menambah wawasan dan memperdalam
pengetahuannya melalui buku-buku bacaan yang terdapat di perpustakaan digital.
Pemanfaatan perpustakaan oleh mahasiswa sangat erat kaitannya dengan proses
perkuliahan yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Hal ini karena mahasiswa
banyak membutuhkan referensi buku bacaan untuk memperdalam ilmu dan
pengetahuannya serta mendukung proses belajar sehingga dapat menumbuhkan minat
belajarnya. Menurut UU No 43 tahun 2007 Pasal 1, “Perpustakaan adalah Institusi
pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara professional
dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian,
informasi, dan rekreasi para pramustaka”. Universitas Negeri Medan memiliki
perpustakaan digital yaitu digital library
UNIMED yang di kelola dengan sangat baik oleh pihak Universitas, berbagai fasilitas
dan layanan tersedia di perpustakaan termasuk bahan literatur, jurnal, majalah, dan hasil-
hasil penelitian yang sangat mudah ditemukan karena memakai sistem online.
Fasilitas digital library UNIMED sangat mendukung untuk kebutuhan belajar para
mahasiswa yang ingin menambah wawasan dan referensi belajar mereka. Berdasarkan
observasi pendahuluan, pada kenyataan nya tidak semua mahasiswa yang mengunjungi
digital library UNIMED dan memanfaatkan fasilitas serta bahan belajar disana.
Kebanyakan mahasiswa yang membaca buku dan memanfaatkan digital library hanya
pada saat membuat laporan dan tugas akhir yaitu skripsi. Selain pemanfaatan digital
library UNIMED, kemandirian belajar jugavberperan penting dalam mendukung minat
belajar. Hal terpenting dalam prosesvbelajar mandiri adalah ketika seseorang dengan
inisisatif dan kesadarannya sendirivuntuk mencari sumber belajar yang diperlukan serta
menyusun strategi belajarnya danvberorientasi pada tujuan yaitu meningkatkan minat
serta prestasi belajarnya. Selain itu kemandirian belajar akan terwujud apabila
mahasiswa aktif mengontrol sendiri segala sesuatu yang dikerjakan, mengevaluasi dan
selanjutnya merencanakan sesuatu yang lebih mendalam mengenai pembelajaran yang
dilalui oleh mahasiswa, sehingga dapat meningkatkan minat belajarnya. Sejalan dengan
hal diatas, sejauh pengetahuan peneliti saat menjadi mahasiswa Pendidikan Tata Niaga,
masih banyak rekan-rekan mahasiswa yang menunjukkan tingkat kemandirian belajar
yang rendah. Hal ini diketahui pada saat kuliah berlangsung, masih banyak mahasiswa
yang tidak serius belajar saat tidak ada dosen di kelas. Contohnya peneliti menemukan
sebagian mahasiswa yang mengobrol dengan mahasiswa lain dan membuat suasana kelas
menjadi tidak kondusif, dan tidak jarang mahasiswa yang membuka handphone pada saat
kuliah berlangsung. Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan pada
mahasiswa
pendidikan bisnis stambuk 2019, masih banyak diantara rekan- rekan mahasiswa yang
memiliki minat belajar yang rendah, hal ini dapat kita lihat misalnya ketika dosen sedang
menjelaskan di depan kelas terlihat mahasiswa yang tidak semangat dan berminat dalam
belajar. Contohnya seperti perhatian tidak fokus ke depan, membuka buku tetapi bukan
buku yang sedang dipelajari bahkan ada juga rekan-rekan mahasiswa yang tidak
membawa buku pelajaran tentang materi yang akan diajarkan. Dalam kegiatan diskusi
terlihat hanya sedikit mahasiswa yang aktif dan cenderung mahasiswa yang itu-itu saja
yang terlibat dalam setiap kegiatan diskusi. Peneliti juga melihat di beberapa mata kuliah
banyak mahasiswa yang terlambat menghadiri perkuliahan bahkan absen dalam
perkuliahan. Sebagian besar mahasiswa tata niaga juga mengatakan bahwa mereka
jarang mengulang materi yang didapat dari dosen pada saat kuliah. Hal inilah yang
menunjukkan minat belajar rendah, karena jika mahasiswa memiliki minat belajar yang
tinggi, maka mereka mempunyai kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang sesuatu yang
dipelajari secara terus-menerus.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, fenomena yang terjadi di atas mengindikasikan
bahwa perhatian dan antusias mahasiswa dalam proses belajar mahasiswa masih rendah
atau dengan kata lain minat belajar mahasiswa rendah. Hal ini sejalan dengan
pemanfaatan digital library UNIMED dan kemandirian belajar mahasiswa yang juga
rendah. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Pemanfaatan digital library UNIMED dan Kemandirian Belajar terhadap Minat
Belajar mahasiswa Pendidikan Bisnis Stambuk 2019 Universitas Negeri Medan”
1 . Tujuan Umum
2 . Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh digital library
UNIMED dan Kemandirian Belajar terhadap minat belajar mahasiswa Pendidikan
Bisnis Stambuk 2019 Universitas Negeri Medan.
1. Manfaat Teoristis
2. Manfaat Praktis
LANDASAN TEORI
Secara terminologi kata perpustakaan dalam bahasa inggris adalah library. Reitz
(2004) menyatakan bahwa istilah library berasal dari kata liber yang berarti buku. Dari
istilah itu terbentuklah istilah librarius yang artinya tentang buku. Dalam bahasa Greek
dan Romance istilah yang bersesuaian adalah biblitheca. Dari istilah ini maka dalam
bahasa Belanda perpustakaan disebut bibliotheek, dalam bahasa Jerman disebut
bibliothek, bahasa Prancis bibliotheque, dan pada bahasa Spanyol bibliotheca, serta
bahasa Portugis juga disebut bibliotheca. Akan tetapi semua istilah tersebut berasal dari
bahasa Yunani dari kata bilia yang artinga adalah tentang buku, kiab. Lebih jauh Reitz
mendeffenisikan perpustakaan sebagai berikut: A collection or group of collections of
books and/or other materials rganized and maindtained for use reading, consultation,
study, research, are staffed by librarians and other personel trained to provide services
to meet user needs.
menyalurkan informasi dengan cepat, tepat dan global. Tak bisa dipungkiri bahwa
menyimpan informasi. Pada jaman sekarang itu yang harus dipikirkan adalah
mengakses informasi.
Sun & Zhong (2012) mengemukakan pendapatnya tentang arti dari perpustakaan
digital yaitu: “A digital library is an assemblage of digital computing, storage and
communications machinery together with the content and software needed to
reproduce, emulate and extend the services provided by conventional libraries.”
Pendapat Sun & Zhong memiliki makna yaitu perpustakaan digital adalah kumpulan
komputasi, penyimpanan dan komunikasi digital bersamaan dengan konten dan
perangkat lunak yang diperlukan untuk mereproduksi, meniru dan memperluas
layanan yang disediakan oleh perpustakaan konvensional.
Bagi Pustakawan:
Memperingan pekerjaan
Meningkatkan layanan
Tidak memerlukan gedung dan ruang yang besar.
Pendidikan di Indonesia saat ini bisa dikatakan belum berhasil atau belum berjalan
dan berkembang dengan baik layaknya pendidikan di negara-negara lain, dikarenakan
banyaknya permasalahan yang timbul yang sedang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.
Permasalahan itu salah satunya adalah rendahnya kualitas mutu pendidikan. Penyebab
kualitas Pendidikan rendah dapat terjadi karena kurangnya kemandirian belajar yang
didorong oleh gairah dan semangat yang seharusnya ada dalam diri pribadi
seseorang.Peningkatan mutu pendidikan mahasiswa dalam dunia perkuliahan berkaitan
langsung dengan mahasiswa itu sendiri, dimana mahasiswa tersebut berperan sebagai
peserta didik.
Kemandirian belajar terdiri dari dua kata, yakni kemandirian dan belajar.Agarlebih
mudah dipahami secara mendalam tentang pengertian kemandirian belajar, peneliti
akan menjabarkan makna dari dua kata tersebut. Melihat generasi muda pada saat ini
masih belum diketahui pasti apakah semuanya rata-rata mempunyai kemandirian dalam
belajar, itulah yang akhirnya menimbulkan kesenjangan dalam pendidikan.
Kemandirian belajar pada dasarnya terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi.yaitu
faktor psikologis, faktor fisiologis dan faktor lingkungan. Faktor psikologis misalnya
intelegensi, bakat dan minat.Faktor fisiologis misalnya sakit dan cacat tubuh,
sedangkan faktor lingkungan dapat dicontohkan sebagai lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan suasana rumah.
Faktanya seseorang yang tidak mempunyai kemandirian pasti tidak akan bisa berdiri
sendiri dan tidak akan timbul suatu kepercayaan diri dalam menghadapi kehidupan
khususnya dalam kehidupan di dunia pendidikan. Menurut Mujiman (2007: 1) “Belajar
mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh motivasi mengenai suatu
kompetensi yang dimiliki”. Bagi peserta didik yang kedepannya merupakan pemuda-
pemudi generasi penerus bangsa sangat diharapkan dapat menumbuhkan sikap mandiri
dan mempunyai semangat yang kuat untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan di
Indonesia dalam pencapaian tujuan pendidikan.
Tumbuhnya suatu motivasi belajar yang kuat pasti akan menumbuhkan suatu
kemandirian. Adanya suatu motivasi belajar maka juga akan mendorong timbulnya
kemandirian belajar mahasiswa, karena dengan mempunyai suatu motivasi seorang
mahasiswa terdorong oleh adanya semangat dan gairah untuk merubah sikap menjadi
mandiri. Beberapa alasan mengapa anak tidak bisa mandiri belajar salah satunya adalah
karena tidak adanya motivasi dalam belajar, tidak adanya motivasi tidak akan tercipta
kemandirian. Kemandirian juga dapat dijadikan sebagai salah satu indikator pencapaian
keberhasilan dalam upaya untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan maka perlu
ditumbuhkan dan dikembangkannya kemandirian anak yang tentunya didorong oleh
adanya motivasi untuk belajar dan memiliki kreativitas dalam belajar.
Kemandirian belajar tidak dapat muncul begitu saja.Kemandirian belajar juga tidak
bergantung pada keturunan, tetapi banyak hal-hal yang mempengaruhinya.Kemandirian
belajar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor psikologis, faktor fisiologis,
dan faktor lingkungan.
Menurut Hamalik, (2000: 159) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemandirian
belajar antara lain:
Adapun Indikator Kemandirian Belajar, menurut Mudjiman (2006: 8), terdiri dari:
1) Percaya diri,
Faktor penduga pertama yang ikut berperan dalam penelititn ini adalah Kreativitas
Belajar. Kreativitas dapat diartikan secara berbeda-beda, begitu banyaknya yang
mengartikan kreativitas sehingga pengertian kreativitas bergantung pada bagaimana
cara pandangan orang yang mendefinisikannya.
Menurut Candra (1994: 17): Kreativitas adalah kemampuan mental dan berbagai
jenis keterampilan khas manusia yang dapat melahirkan pengungkapan yang unik,
orisinil, sama sekali baru, indah, efisien, tepat sasaran dan tepat guna.
menurut Munandar (2004: 37) adalah: Sikap tidak bergantung pada orang lain,
kemampuan untuk bereksperimen, cepat tanggap dalam menerima pelajaran,
mengambil peluang waktu untuk belajar, dan berani mengeluarkan pendapat. Faktor
penduga berikutnya adalah Motivasi Belajar. Istilah motivasi berasal dari kata baha
latin yaitu “movere” yang berarti menggerakkan (to move).
Menurut Purwanto (2003: 60) “Motivasi belajar adalah suatu pernyataan yang
kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku perbuatan ke suatu
tujuan atau perangsang”. Jika dilihat dari pengertian pendapat tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu tingkah laku dalam mencapai tujuan
yang didorong oleh rangsangan atau gairah dari dalam diri seseorang. Adapun indikator
Motivasi Belajar,
Menurut Hamzah (2008: 23) adalah: Hasrat dan keinginan untuk berhasil, kegiatan
menarik dalam belajar, penghargaan dalam belajar, dorongan dalam belajar, dan cita-
cita masa depan. Kreativitas belajar adalah salah satu upaya dalam menumbuhkan
kemandirian belajar. Kreativitas belajar merupakan sikap dimana seseorang itu dapat
menimbulkan suatu gagasan-gagasan baru dan mengembangkannya menjadi sebuah
eksperimen yang jarang sekali ditemukan oleh mahasiswa yang lain. Seseorang yang
mempunyai sikap kreatif lebih cenderung dapat bersikap mandiri.
Kemandirian merupakan sikap seseorang yang telah mampu berdiri sendiri, mampu
menghadapi masalahnya sendiri dengan seminimal mungkin bukan dari orang lain.
Desmita, membedakan karakteristik kemandirian atas tiga bentuk, yaitu:
Anak yang mempunyai kemandirian belajar dapat dilihat dari kegiatan belajarnya,
dia tidak perlu disuruh bila belajar dan kegiatan belajar dilaksanakan atas inisiatif
dirinya sendiri. Untuk mengetahui apakah siswa itu mempunyai kemandirian belajar
maka perlu diketahui ciri-ciri kemandirian belajar.
Hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami
kegiatan belajar (Rifa’I, 2012:69). Perubahan prilaku tersebut menunjukkan kearah
kebaikan dan bersifat tetap. Perubahan prilaku yang dihasilkan meliputi tiga ranah yaitu
ranah kognitif (pengetahuan), afekti (sikap), dan Psikomotori (keterampilan). Hasil
belajar diperoleh setelah siswa melakukan suatu proses belajar. Hasil belajar seringkali
digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui seberapa jauh seseorang telah
menguasai bahan ajar yang telah diajarkan (Purwnato, 2014:44). Selama proses belajar
yang berlangsung siswa harus benar-benar mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
baik agar diperoleh hasil yang maksimal. Hasil belajar akan didapatkan jika tujuan dari
pembelajaran tercapai.
Hasil belajar akan menjadi variable penting untuk dibicarakan, dianalisis, dan
dikembangkan serta disempurnakan, karena banyak faktor yang mempengaruhinya.
Secara umum, terdapat dua faktor yaitu internal diantaranya meliputi motivasi,
kreativitas, sikap, minat, perhatian, dan kemandirian belajar siswa. Kedua adalah faktor
eksternal yang meliputi guru, fasilitas, manajemen, kurikulum, anggaran,lingkungan
sekolah dan status sosial keluarga. Salah satu faktor intern yang berpengaruh pada hasil
belajar yaitu kemandirian. Fatimah (2010:143) menjelaskan bahwa kemandirian yaitu
suatu kondisi dimana seseorang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan
dirinya sendiri, mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatsi masalah
yang dihadapi, memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan tugastugasnya, serta
bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Berdasarkan pendapat tersebut bahwa
kemandirian merupakan sikap/kemampuan seseorang yang memiliki rasa percaya diri,
inisiatif dan tanggungjawab untuk menyelesaikan masalahnya tanpa banyak bergantung
pada orang lain.
Hasil belajar diperoleh setelah siswa mengikuti proses belajar. Dalam proses belajar
tersebut siswa dituntut untuk aktif dan bertanggung jawab pada kegiatan belajarnya
sendiri sehingga siswa akan dapat memenuhi kebutuhan belajarnya sendiri sesuai
dengan kemampuannya. Siswa yang progresif, ulet, berinisiatif, percaya diri, dan
mampu menyelesaikan masalahnya sendiri dengan penuh tanggung jawab tentu akan
memperoleh hasil belajar yang maksimal. Jadi dapat dikatakan bahwa siswa yang
memiliki kemandirian belajar yang tingggi maka hasil belajarnya juga tinggi, demikian
juga sebaliknya siswa yang kemandirian belajarnya rendah maka hasil belajarnya juga
akan rendah.
METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yang dilaksanakan pada tahun pelajaran 2021/2022
tepat pada bulan November 2021 Sampai dengan bulan Februari 2022. Adapun perincian
waktu penelitian dapat dilihat pada table berikut:
Nop Desember Jnuari Pebruari
No Kegiatan
4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Proposal
2 Pengambilan Sampel
3.2 3 Pembuatan Bab 1 dan 2
4 Pembelajaran Siklus I
5 Pembelajaran Siklus II
6 Pembelajaran Siklus III (jika
mungkin)
7 Evaluasi dan pembuatan
Laporan
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK). Secara singkat
PTK dapat didefinisikan sebagai satu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-
tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam tindakan-tindakan yang
dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktikpraktik pembelajaran tersebut
dilakukan Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui dua siklus. Antara siklus I
dan II saling menunjang dimana tahap dua atau siklus dua direncanakan berdasarkan
hasil penelitian pada siklus I. Setiap siklus terdapat empat tahapan yang telah
direncanakan dan ditetapkan.
Subyek penelitian adalah Mahasiswa prodi Pendidikan bisnis stambuk 2019 pada
tahun ajaran 2021/2022 yang berjumlah 20 mahasiswa dengan jumlah perempuan ada
15 orang dan jumlah laki-laki ada 5 orang Obyek penelitian adalah minat belajar
Rancangan penelitian dalam empat tahapan dalam PTK adalah perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi. Keempat tahap atau siklus dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut
Bagan siklus PTK Keterangan:
T : Tindakan
O : Observasi
R : Refleksi
RP : Revisi Perencanaan
a. Perencanaaan
b. Tindakan
Dalam tahap ini dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
Tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini secara garis besar adalah
melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan buku – buku yang ada
digilib unimed.
c. Observasi
d. Refleksi
langkah seperti pada siklus I yang telah direvisi. Hal-hal yang direfleksi
2) Teknik Observasi
Metode pengumpulan data dengan cara observasi adalah metode perolehan data
dengan menggunakan mata secara langsung tanpa ada pertolongan alat standart
untuk keperluan tersebut (Marzuki, 2002: 58). Sedang menurut Sukmadinata
(2007: 220) merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan
mengadakan pengamatan terhadap kegiaatan yang sedang berlangsung. Metode
pengumpulan data dengan observasi ini dipergunakan untuk mengamati tindakan
mahasiswa dalam memanfaatkan digital library untuk menumbuhkan minat belajar.
3) Teknik Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokument (Bahasa Inggris) yang artinya dokumen
sedang “dokumen yang berasal dari kata documentun (Bahasa Latin) berarti
tertulis atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti keterangan” studi
dokumentasi merupakan salah satu cara pengumpulan data dengan menggunakan
dokumen – dokumen sebagai sumber data (Sukardi, 2004 : 165). Studi
dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunder,
baik yang diperoleh dari perpustakaan maupun warung internet.
4) Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan dalam mencatat atau
mendapatkan data yang akan diperlukan. Pembuatan instrumen disusun sebelum
peneliti terjun langsung ke lapangan.
Menurut L.J. Moleong (2008: 178) analisis data adalah suatu proses mengorganisasikan
dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satu uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Sedang menurut Sumadi Suryabrata (2006: 136) analisis data adalah “Proses
penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan”.
Dari rumusan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah suatu
kegiatan dalam penelitian yang dimaksudkan untuk mengorganisasikan data yang
diperoleh dalam penelitian agar lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.
Sedangkan analisis data deskriptif komparatif yang digunakan penelitian ini disajikan
dalam bentuk angka yang diambil dari catatan langsung tertulis langsung yang disaring
oleh pengganalisis dengan mengutip penggalan-penggalan berkode (angka) dan menarik
kesimpulan ( Miles & Huberman, 2007: 137). Adapu cara menganalisisnya yakni dengan
membandingkan pencapaian prosentase setiap siklus yakni skor pada prasiklus, siklus I
dan siklus II.
3.7 Indikator Pencapaian
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik .Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Sadiman Arif dkk, 2009. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya.
Jakarta; Raja Grafindo Persada.
https://pdfcoffee.com/download/laporan-observasi-digital-library-unimed-pdf-
free.html