Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN MINI RISET

MATKUL STRATEGI
PEMBELAJARAN

SKOR NILAI:

PENERAPAN PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH SMA Metodhist 7 Medan

Nama mahasiswa: 1. ANDRI RIZALDI (7183143020)

2. GEVIN S. SILITONGA (7183143025)

3. MARULI R. SILABAN (7183143027)

4. SELLY P. PURBA (7183143001)

Kelas: A Reguler Pendidikan Bisnis

Dosen pengampu: Drs. M. Fachry Nasution, M.Pd,M.Si

PENDIDIKAN BISNIS

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Mini Riset yang berjudul“Pengamatan Proses
Pembelajaran Siswa SMA Methodist 7 kelas XI IPS .

sebagai tugas dari mata kuliah Psikologi Pendidikan. Penulis berterima kasih kepada
seluruh pihak yang banyak membantu dalam proses penyusunan dan penyelesaian makalah ini
dari awal hingga akhir. Dan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada dosen
mata kuliah Strategi Pendidikan Bapak Drs. M. Fachry Nasution, M.Pd,M.Si yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah/laporan ini kiranya masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis
sendiri tentunya.

Medan,24 April2019

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian .................................................................................................................... 2
C. Manfaat Penelitian .................................................................................................................. 2
BAB II............................................................................................................................................. 3
LANDASAN TEORITIS ................................................................................................................ 3
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................................................... 3
B. Tujuan Belajar dan Pembelajaran ........................................................................................... 6
BAB III ........................................................................................................................................... 9
METODE SURVEY ....................................................................................................................... 9
A. Tempat dan Waktu Survey ..................................................................................................... 9
B. Subject Survey ........................................................................................................................ 9
C. Teknik Pengambilan data ....................................................................................................... 9
D. Instrument Survey .................................................................................................................. 9
E. Teknik Analisis Data .............................................................................................................. 9
BAB IV ......................................................................................................................................... 10
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................................... 10
A. Gambaran Hasil Survey........................................................................................................ 10
B. Pembahasan .......................................................................................................................... 14
C. Temuan Lapangan ................................................................................................................ 16
BAB V .......................................................................................................................................... 17
PENUTUP..................................................................................................................................... 17
A. Kesimpulan........................................................................................................................... 17
B. Saran ..................................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru
dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada
kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam proses
pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam
proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka
efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai.

Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu
mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau dan
mampu belajar. Untuk bisa belajar efektif setiap orang perlu mengetahui apa arti belajar
sesungguhnya. Belajar adalah sebuah tindakan aktif untuk memahami dan mengalami sesuatu.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Jadi, proses belajar terjadi
jika anak merespon stimulus (rangsangan) yang diberikan guru, selain itu untuk meraih
pembelajaran yang efektif peserta didik juga dapat dibimbing oleh guru dari pengetahuan
sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan dalam ingatan dan pemikiran mereka (kognitif)
dengan menggunakan teori dan metode pembelajaran dengan tepat. Jika hal itu belum terjadi
maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan optimal tanpa menyiapkan
sejumlah perangkat pembelajaran yang tepat. Disini para guru juga bisa mempelajari metode
metode belajar pendidikan yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan
keadaan siswa dan keefektifan dari penerapan aliran pendidikan tersebut dalam praktek nyata di
sekolah.

1
B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran di kelas XI IPS SMA Methodist 7


Medan
2. Untuk mengetahui metode, model, dan strategi dalam proses pembelajaran di kelas 11
IPS SMA Methodist 7 medan
3. Untuk mengetahui model pembelajaran pendidikan apa yang diterapkan oleh guru dalam
proses pembelajaran di kelas XI IPS SMA Methodist 7 Medan
4. Untuk mengetahui kendala atau masalah–masalah belajar yang muncul dalam proses
pembelajaran di kelas XI IPS SMA Methodist 7 Medan.

C. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui bagaimana proses pembelajaran, metode, model, dan strategi proses
pembelajaran yang digunakan oleh guru, serta untuk mengetahui apa saja kendala yang
muncul dalam proses pembelajaran di kelas X IPS SMA Methodist 7 Medan.
2. Laporan penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber literasi bagi para pembaca.
3. Sebagai evaluasi dan pembelajaran bagi mahasiswa sebagai calon guru di masa depan
bagaimana proses pembelajaran yang baik dan efektif serta menerapkan aliran filsafat
pendidikan dalam proses pembelajaran.

2
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Tinjauan Pustaka
Pengertian Siswa (Peserta Didik) Siswa sendiri merupakan seorang pelajar atau murid
yang sedang duduk dibangku SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), dan SMA
(Sekolah Menengah Atas). Seorang siswa belajar dalam mendapatkan ilmu pengetahuan agar
bisa mencapai cita-cita dan impiannya. Seorang siswa adalah seorang anak yang sedang
menempuh pendidikan dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas itulah yang disebut
dengan siswa dan siswi. Siswa merupakan satu-satunya subjek yang menerima apa saja yang
diberikan oleh guru saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Siswa digambarakan sebagai
sosok yang membutuhkan bantuan orang lain untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Selain
memperoleh ilmu pengetahuan siswa juga mengalami perkembangan serta pertumbuhan dari
kegiatan pendidikan tersebut.

Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa merupakan salah satu anggota masyarakat yang
memiliki potensi serta usaha untuk mengembangkan dirinya. Peserta didik yang pada ummnya
merupakan inidividu yang memilki potensi yang dirasa perlu dikembangkan melalui pendidikan
baik fisik maupun psikis dari lingkungan keluarga maupun lingkunagn masyarakat dimanapun ia
berada. Seorang peserta didik akan diajarkan bagaimana cara bersikap yang baik serta etika yang
sopan untuk berinteraksi pada masyarakat lainnya. Tentu saja hal tersebut tidak dapat melupakan
peran pendidik sebagai sumber ilmu dan salah satu unsur terpenting dari pendidikan. Seorang
pendidik harus memahami dengan betul karakter yang ada pada peserta didiknya. Pendidik juga
harus mengerti bagaimana cara mengasah potensi yang ada pada peserta didiknya. Menurut pasal
1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional “Peserta didik adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada
jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.”

Abu Achmadi, salah satu pemerhati pendidikan ia mengungkapkan bahwa peserta didik
atau siswa merupakan individu yang belum bisa dikatakan dewasa. Ia memerlukan usaha,
bantuan, serta bimbingan dari seseorang untuk mencapai tingkat kedewasaannya. Ia juga
mengungkapkan bahwa peserta didik juga membutuhkan bimbingan untuk menjadi pribadi yang
lebih baik didepan Tuhan Yang Maha Esa serta didepan negara sebagai warga negara yang baik.
3
Dengan demikian siswa atau peserta didik dapat dikatakan orang yang mempunyai fitrah atau
potensi dasar yang ada dalam dirinya berupa fisik maupun psikis yang perlu dikembangakan
melalui pendidikan. UU RI No. 20 th 2003 telah mencantumkan bahwa peserta didik memilki
kewajiban sebagi berikut :

a. Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan


keberhasilan pendidikan.

b. Ikut menanggung biaya pendidikan kecuali bagi yang dibebaskan dari kewajiban
tersebut.

Pengertian Guru Guru dalam bahasa jawa adalah menunjuk pada seorang yang
harusdigugu dan ditiru oleh semua murid dan bahkan masyarakat. Harus digugu artinya segala
sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakkini sebagai kebenaran oleh
semua murid. Sedangkanditiru artinya seorang guru harus menjadi suri teladan(panutan) bagi
semua muridnya. Secara tradisional guru adalah seorang yang berdiri didepan kelas untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan. Guru sebagai pendidik dan pengajar anak, guru diibaratkan
seperti ibu kedua yang mengajarkan berbagai macam hal yang baru dan sebagai fasilitator anak
supaya dapat belajar dan mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara
optimal,hanya saja ruang lingkupnya guru berbeda, guru mendidik dan mengajar di sekolah
negeri ataupun swasta. Adapun pengertian guru menurut para ahli:

a. Menurut Noor Jamaluddin (1978: 1) Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang
bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri
sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi,
sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri.
b. Menurut Peraturan Pemerintah Guru adalah jabatan fungsional, yaitu kedudukan yang
menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu
organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan keahlian atau keterampilan
tertentu serta bersifat mandiri.
c. Menurut Keputusan Men.Pan

4
Guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh
pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah. d.Menurut Undang-undang
No. 14 tahun 2005 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Para pakar
pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang peran guru yang harus dilakoni. Peran
guru yang beragam telah diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan Young (1988), Manan (1990)
serta Yelon dan Weinstein (1997). Adapun peran-peran tersebut adalah sebagai berikut :

a. Guru Sebagai Pendidik Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan
identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus
memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan
disiplin. Peran guru sebagai pendidik (nurturer) berkaitan dengan meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman- pengalaman lebih
lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan orang dewasa
yang lain, moralitas tanggungjawab kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan
dasar, persiapan.untuk perkawinan dan hidup berkeluarga, pemilihan jabatan, dan hal-hal
yang bersifat personal dan spiritual. Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik
dan pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus
mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkat laku anak tidak menyimpang dengan
norma-norma yang ada.
b. Guru Sebagai Pengajar Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam kegiatan
belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi, kematangan,
hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman
dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika factor-faktor di atas dipenuhi, maka
melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik. Guru harus berusaha
membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan terampil dalam memecahkan
masalah. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran,
yaitu: Membuat ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis, Mensintesis, Bertanya,
Merespon, Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan, Memberikan pandangan yang
bervariasi, Menyediakan media untuk mengkaji materi standar, Menyesuaikan metode
pembelajaran, Memberikan nada perasaan. Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang

5
maksimal, guru-guru harus senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan
meningkatkan semangat yang telah dimilikinya ketika mempelajari materi standar.
c. Guru Sebagai Pembimbing Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran
perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga
perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan
kompleks. Sebagai pembimbing perjalanan guru memerlukan kompetensi yang tinggi
untuk melaksanakan empat hal berikut: 1)Guru harus merencanakan tujuan dan
mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai. 2)Guru harus melihat keterlibatan
peserta didik dalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa peserta didik
melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus
terlibat secara psikologis. 3)Guru harus memaknai kegiatan belajar. 4)Guru harus
melaksanakan penilaian. 5).Guru Sebagai Pemimpin. Guru diharapkan mempunyai
kepribadian dan ilmu pengetahuan. Guru menjadi pemimpin bagi peserta didiknya. Ia
akan menjadi imam. 6).Guru Sebagai Pengelola Pembelajaran.

Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian
pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya
proses belajar pada siswa. Sedangkan menurut Duffy dan Roehler (1989) pengertian
pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan
profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Adapun pengertian
pembelajaran menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkingan belajar.
Berdasarkan beberapa pengertian atau definisi pembelajaran di atas dapat diidentifikasi bahwa
pembelajaran memiliki ciri-ciri :
a. Merupakanupaya sadar dan disengaja; 2) Pembelajaran harus membuat siswa belajar.
b. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan. c.Pelaksanaannya
terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasil .

B.Tujuan Belajar dan Pembelajaran


a. Tujuan Belajar Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa
siswa telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan

6
dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa. tujuan belajar adalah
suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah
berlangsungnya proses belajar. Tujuan belajar terdiri dari tiga komponen yaitu :
b. Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran pada hakekatnya adalah rumusan tentang
perilaku hasil belajar ( kognitif, psikomotor, dan afektif ) yang diharapkan untuk dimiliki
(dikuasai) oleh si pelajar setelah si pelajar mengalami proses belajar dalam jangka waktu
tertentu. Yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah
kebutuhan siswa,mata ajaran, dan guru itu sendiri. berdasarkan kebutuhan siswa dapat
ditetapkan apa yan hendak dicapai dan dikembangkan dan diapresiasikan. berdasarkan
mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan
yang diinginkan.. Suatu tujuan pembelajaran sebaiknya memenuhi kriteria sebagai
berikut : 1)Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya: dalam
situasi bermain peran. 2)Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat
diukur dan dapat diamati. 3)Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang
dikehendaki, misalnya pada peta pulau jawa, siswa dapat mewarnai dan memberi label
pada sekurang-kurangnya tiga gunung utama.

Penerapan model pembelajaran Pendidikan Sesuai yang tercantum dalam UU RI No.20


tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu yang dimaksud dengan
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Usaha di sini berarti
kegiatan atau perbuatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu
maksud.

Sadar adalah insyaf, yakin, tahu, dan mengerti. Sedangkan terencana adalah menyusun
sistem dengan landasan tertentu untuk kemudian dilaksanakan. Perencanaan pendidikan secara
sengaja dan sungguh-sungguh ini tentunya dilakukan oleh insan pendidikan yang mempunyai
kewenangan dan tanggung jawab menyeluruh terhadap keberhasilan pelaksanaan proses
pendidikan, khususnya pendidikan di sekolah dasar.

7
Dan penerapan filsafat pendidikan di dalamnya merupakan faktor yang ikut menentukan
dan membantu para pelaku pendidikan tersebut. Filsafat sebagai teori umum pendidikan dapat
diterapkan dalam penentuan kurikulum, metode, tujuan, serta kedudukan dan peran guru atau
pendidik juga anak didiknya. Adanya berbagai mazhab dalam filsafat pendidikan juga
menyebabkan berbeda-bedanya kurikulum, metode, tujuan, serta kedudukan guru dan siswa
tersebut dalam struktur pendidikan.

Semuanya tergantung pada mazhab apa yang diterapkan atau dianut oleh para pelakunya.
Hanya saja, dalam hal ini mereka dituntut untuk memiliki kurikulum yang relevan dengan
pendidikan ideal, juga disesuaikan dengan perkembangan jaman dan menekankan pada aspek
kognitif, afektif, dan pertumbuhan yang normal. Metode pendidikan juga harus mengandung
nilai-nilai instrinsik dan ekstrinsik yang sejalan dengan mata pelajaran dan secara fungsional
dapat direalisasikan dalam kehidupan. Selain itu, tujuan pendidikan tidak hanya terpaku pada
salah satu pihak semata, melainkan untuk seluruh pihak yang terlibat dalam pendidikan.
Kedudukan guru dan siswa harus benar-benar dimengerti oleh keduanya sehingga dapat
menjalankan peranannya masing-masing dengan baik.

8
BAB III
METODE SURVEY

A. Tempat dan Waktu Survey


● Tempat: SMA Methodist 7 Medan
● Alamat: JL. Madong Lubis No. 7, Kota Medan, Sumatera Utara
● Waktu: Rabu, pkl: 10.00-12.00, 24 april 2019

B. Subject Survey
● Siswa SMA Methodist 7 Medan kelas XI IPS
● Populasi: 40 siswa

C. Teknik Pengambilan data


Teknik yang dilakukan dalam pengambilan data adalah berupa teknik yang
menghasilkan data secara kualitatif yaitu berupa kata-kata dengan pemberian angket yang
diisi oleh siswa juga berupa data dalam bentuk kuantitatif dengan penggunaan diagram.

D. Instrument Survey
Instrument survey berupa penyebaran angket kepada siswa dalam memahami
penyelenggaraan pendidkan yang menyenangkan.

E. Teknik Analisis Data


Dalam hal ini analisis data yang dihasilkan berupa foto-foto dari pelaksanaan
kegiatan yang diteliti dan juga pemberian angket dalam menghasilkan bentuk penelitian.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Hasil Survey


Berdasarkan data yang didapat dari hasil analisis yakni:
1. Apa yang kamu rasakan ketika belajar
a. Senang
b. Sangat senang
c. Lumayan
d. Sedih
2. Apa itu penyelenggaraan pendidikan yang menyenangkan
a. Banyak tugas
b. Guru yang baik
c. Waktu istirahat yang panjang
d. Guru datang tepat waktu
3. Apakah lingkungan sekolahmu dapat mempengaruhi pendidikan yang
menyenangkan
a. Iya
b. Tidak
c. Tergantung
4. Apakah teman dapat mempengaruhi pendidikan yang menyenangkan
a. Iya
b. Tidak
c. Tergantung
5. Model pendidik seperti apa yang menyenangkan bagimu
a. Guru yang tidak ada memberikan PR
b. Guru yang selalu baik dan memberikan guyonan dikelas
c. Guru yang disipin
d. Guru yang selalu masuk ketika jam pelajaran berlangsung

6. Apakah belajar adalah hal yang membosankan

10
a. Iya
b. Tidak
c. Tergantung
7. Apa kamu merupakan orang yang bergaul disekolah
a. Iya
b. Tidak
8. Apakah PR menjadi beban dalam belajar
a. Iya
b. Tidak
9. Sistem pendidikan sekarang apakah sudah baik
a. Baik
b. Cukup baik
c. Buruk
d. Sangat baik
10. Apakah guru dapat mempengaruhi mood belajarmu
a. Iya
b. Tidak
c. Tergantung

11
Berdasarkan angket maka hasil yang didapat adalah berupa chart yaitu:

12
13
B. Pembahasan
● Berdasarkan penjelasan dari diagram diatas dapat diambil kesimpulan dari
pembahasan bahwa soal nomor 1. Apa yang kamu rasakan ketika belajar, siswa
lebih memberikan pendapat bahwa dalam belajar mereka masih merasakan kata
“lumayan” dalam hal ini sebagai penerima suara terbanyak. Dibanding dengan
jawaban yang lain.

14
● Berdasarkan penjelasan dari diagram diatas dapat diambil kesimpulan dari
pembahasan soal nomor 2. Apa itu penyelenggaraan pendidikan yang
menyenangkan, siswa dalam hal ini memilih guru yang baik sebagai suatu cara
terbaik dalam penyelenggaraan pendidikan yang menyenangkan
● Berdasarkan penjelasan dari diagram diatas dapat diambil kesimpulan dari
pembahasan soal nomor 3. Apakah lingkungan sekolahmu dapat mempengaruhi
pendidikan yang menyenangkan, siswa lebih banyak menjawab “tergantung”
dalam hal ini mengenai lingkungan sekolah walaupun jawaban kedua terbanya
adalah opsi “iya”
● Berdasarkan penjelasan dari diagram diatas dapat diambil kesimpulan dari
pembahasan soal nomor 4. Apakah teman dapat mempengaruhi pendidikan yang
menyenangkan,berdasarkan hal ini siswa memilih dengan hasil yang imbang
dimna kebanyakan siswa menjawab “iya” dan “tergantung” sebagai jawaban atas
pertanyaan ini.
● Berdasarkan penjelasan dari diagram diatas dapat diambil kesimpulan dari
pembahasan soal nomor 5. Model pendidik seperti apa yang menyenangkan
bagimu, berdasarkan pertanyaan ini kebanyakan siswa menjawab bahwa guru
yang baik dan suka guyonan adalah yang paling baik dengan nilai 35% dalam
hasilnya dimana posisi kedua pada guru yang tidak memberi tugas dengan nilai
30%.
● Berdasarkan penjelasan dari diagram diatas dapat diambil kesimpulan dari
pembahasan soal nomor 6. Apakah belajar adalah hal yang membosankan,
berdasarkan hal ini siswa kebanyakan menjawab “tergantung” sebagai opsi
pilihan terbanyak dipilih, berdasarkan hal ini berarti siswa masih mengalami
mood-moodan dalam penyelenggaraan pembelajaran.
● Berdasarkan penjelasan dari diagram diatas dapat diambil kesimpulan dari
pembahasan soal nomor 7. Apa kamu merupakan orang yang bergaul disekolah,
dalam hal ini siswa lebih banyak menjawab bahwa siswa merupakan orang yang
bergaul disekolah dengan jawaban teratas terdapat pada opsi jawaban “iya”.
● Berdasarkan penjelasan dari diagram diatas dapat diambil kesimpulan dari
pembahasan soal nomor 8. Apakah PR menjadi beban dalam belajar, dalam hal ini

15
siswa lebih banyak memilih opsi “iya” sebagai jawaban hal ini dapat disimpulkan
bahwa siswa beranggapan PR merupakan hal yang membebani mereka dalam
pembelajaran.
● Berdasarkan penjelasan dari diagram diatas dapat diambil kesimpulan dari
pembahasan soal nomor 9. Sistem pendidikan sekarang apakah sudah baik, dalam
hal ini siswa kebanyakan menjawab dengan opsi “cukup baik” dimana dalam hal
ini mereka beranggapan bahwa pembelajaran dalam pendidikan sudah cukup baik
dalam perealisasikannya.
● Berdasarkan penjelasan dari diagram diatas dapat diambil kesimpulan dari
pembahasan soal nomor 10. Apakah guru dapat mempengaruhi mood belajarmu,
dalam hal ini bahwa siswa lebih banyak menjawab dan hampir keseluruhan
memberikan respon “tergantung” dalam jawaban. Hal ini memberikan kesimpulan
bahwa guru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi siswa dalam mood
nya untuk belajar.

C. Temuan Lapangan
Berdasarkan hal ini mengenai penyelenggaraan pendidikan yang menyenangkan
dari sekolah yang dilakukan observasi bahwa banyaknya aspek yang terlibat dalam hal
penyelenggaraan pendidikan yang menyenangkan. Kita dapat simpulkan dari hasil
pembahasan dan temuan dilapangan bahwa guru berperan aktif dalam penyelenggaraan
pendidikan yang menyenangkan juga sistem pendidikan yang diterapkan juga merupakan
faktor penting dalam hal ini. Jika dilihat dari temuan dilapangan terutama dilokasi
observasi yang dilakukan bahwasanya fasilitas yang disediakan sangat baik dan bagus
namun kurangnya tenaga pendidik memberikan kesulitan dalam pelaksanaan pendidikan
yang menyenangkan. Sama halnya jika kita lihat ada beberapa sekolah yang memiliki
guru yang banyak namun fasilitas yang disediakan tidak ada. Perlu adanya sinkronisasi
dalam hal ini dalam mengambil kebijakan dalam hal penyelenggaraan pendidikan yang
menyenangka

16
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil observasi mengenai proses pembelajaran siswa di kelas XI IPS di SMA
Methodist 7 Medan, pada mata pelajaran sosiologi dengan materi srruktur sosial dalam
masyarakat.bahwasanya untuk mewujudkan suasana kelas yang kondusif dan efektif diperlukan
kerja sama yang baik antara guru dan siswa. Dimana guru dan siswa harus sama-sama bersikap
aktif dalam proses pembelajaran berlangsung, siswa harus bersikap kritis dalam setiap hal yang
baru diterimanya baik itu berupa materi pembelajaran. Dan guru juga harus unggul dan
menguasai materi dengan baik dan memiliki metode pengajaran yang tepat sesuai dengan
karakter siswa. Dan proses pembelajaran yang efektif belum terlihat di kelas XI SMA Methodist
7 Medan, dikarenakan siswa yang tidak bersikap aktif dan kritis dalam proses pembelajaran
tersebut, padahal guru memiliki sikap aktif dan bersifat demokratis. Aliran filsafat pendidikan
menawarkan metode pengajaran dalam dunia pendidikan yang dapat diterapkan oleh guru.
Dalam hal ini guru harus bijaksana dalam menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakter siswa serta kondisi kelas tersebut. Guru juga bisa menggabungkan metode pembelajaran
dari beberapa yang ditawarkan oleh alliran-aliran filsafat pendidikan, namun perlu ditekankan
penerapan metode pembelajaran harus sesuai dengan karakter siswa dan kondisi kelas.

B. Saran
Sebaiknya sebagai guru harus senantiasa berkreasi dan inovatif dalam kegiatan mengajar,
sehingga siswa tidak merasa jenuh atau bosan dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Dan guru
harus menerapkan metode pembelajaran yang disesusaikan dengan kondisi serta karakter siswa,
dalam dunia pendidikan khususnya proses belajar mengajar hendaknya selalu dilakukan
pembaharuan menuju yang lebih baik.

17
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat
Pendidiakn Lanjutan Pertama. 2002..

Jakarta:Rineka Cipta. https://cancer55.wordpress.com/2013/09/07/fungsi-dan-peranan-


guru-dalam-proses-belajar-mengajar/ (diakses pada tanggal 20 0ktober 2018)

http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-siswa-menurut-para-
ahli.html

http://chandcyberspace.blogspot.com/2017/04/apa-itu-guru-pengertian-guru-
menurut.html

http://www.wikipendidikan.com/2016/02/perbedaan-makna-belajar-mengajar.html
http://dinaauliamn.blogspot.co.id/2016/10/penerapan-Strategi-pendidikan.html

http://pedidikanmu.blogspot.co.id/2013/05/penerapan-Strategi-pendidikan-
pancasila_8.html

18

Anda mungkin juga menyukai