Anda di halaman 1dari 16

TUGAS RUTIN

PERILAKU ORGANISASI
NILAI DAN SIKAP SERTA KEPRIBADIAN YANG ADA
DILINGKUNGAN ORGANISASI

Disusun oleh :

Fatimah Aini
7183343005
PENDIDIKAN BISNIS
FAKULTAS EKONOMI
REGULER A
2018

1
KATA PENGATAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan kita rahmat
kesehatan dan kesempatan, sehingga Penulis bisa menyelesaikan Tugas Rutin mata kuliah
Perilaku Organisasi

Pembuatan tugas ini bertujuan sebagai tugas wajib mata kuliah Perilaku Organisasi .
Penulis mengucapkan terimah kasih kepada Ibu Dosen yang telah membimbing dalam
pembuatan tugas ini.

Penulis menyadari dalam penulisan tugas ini jauh dari kata kesempurnaan dan masih banyak
kekurangan mau isi maupun penyusunnya, karena terterbatasan Penulis, untuk itu dengan rendah
hati, penulis mengharapkan kritik yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan Makalah
ini. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat.

Medan, September 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................ii

Daftar Isi.....................................................................................................................iii

Bab I. Pendahuluan....................................................................................................1

1.1 latar Belakang.......................................................................................................1


1.2 Tujuan.................................................................................................................2
1.3 Manfaat ...............................................................................................................2

Bab II. Pembahasan....................................................................................................3

2.1 DENIFISI NILAI.................................................................................................3

2.2 DEFINISI SIKAP ................................................................................................5

2.3 DEFINISI KEPRIBADIAN ................................................................................8

Bab III. PENUTUP ...................................................................................................12

3.1 KESIMPULAN ...................................................................................................12

3.2 SARAN................................................................................................................12

Daftar Pustaka ...........................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Studi prilaku organisasi adalah telaah tentang pribadi dan dinamika kelompok dan
konteks organisasi, serta sifat organisasi itu sendiri. Setiap kali orang berinteraksi dalam
organisasi, banyak faktor yang ikut bermain. Studi organisasi berusaha untuk memahami dan
menyusun model-model dari faktor-faktor ini.            

  Seperti halnya dengan semua ilmu sosial, perilaku organisasi berusaha


untuk mengontrol, memprediksikan, dan menjelaskan. Namun ada sejumlah kontroversi
mengenai dampak etis dari pemusatan perhatian terhadap perilaku pekerja. Karena itu, perilaku
organisasi kadang-kadang dituduh telah menjadi alat percobaan bagi pihak yang berkuasa.
Terlepas dari tuduhan-tuduhan itu, Perilaku Organisasi dapat memainkan peranan penting
dalam perkembangan organisasidan keberhasilan kerja, yang diantaranya membahas tentang
Kepribadian dan Emosi, kedua hal tersebut sangat berkaitan erat dengan prilaku organisasi.    

Nilai berhubungan erat dengan sikap, dalam arti bahwa nilai itu dapat digunakan sebagai
suatu cara mengorganisasi sejumlah sikap. Menurut Gibson et al. (1986) pengertian nilai
didefinisikan sebagai kumpulan dari perasaan senang dan tidak senang, pandangan, keharusan,
kecenderungan dalam diri orang, pendapat yang rasional dan tidak rasional, prasangka dan pola
asosiasi yang menentukan pandangan seseorang tentang dunia. Sedangkan nilai menurut Robbin
(2001) yaitu keyakinan-keyakinan dasar bahwa suatu modus perilaku atau keadaan akhir dari
eksistensi yang khas lebih disukai secara pribadi atau sosial dibandingkan suatu modus perilaku
atau keadaan akhir eksistensi yang berlawanan.

1.2 TUJUAN
a. Untuk mengetahui apa itu defenisi nilai
b. Untuk mengatahui apa saja yang di maksud dengan sikap
c. Untuk mengetahui defenisi kepribadian dan kepribadian utama yang mempengaruhi
perilaku oraganisasi

4
1.3 MANFAAT

a. Untuk menambah wawasan tentang nilai dalam perilaku organisasi


b. Untuk menambah pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan sikap
c. Untuk menambah wawasan tentang kepribadian dan apa yang mempengaruhi kepribadian
dalam perilaku organisasi

5
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 NILAI (VALUE)

Menurut Gibson (1985) Nilai adalah kumpulan perasaan senang dan tidak senang,
pandangan, keharusan, kecenderungan dalam diri orang, pendapat rasional dan tidak rasional,
prasangka dan pola asosiasi yang menentukan pandangan seseorang tentang dunia. 

Nilai adalah keyakinan dasar dalam bentuk keadaan atau tindakan yang diyakini benar
secara personal ataupun dalam lingkup sosial.Nilai (value) menunjukkan alasan dasar bahwa
“cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara pribadi atau sosial
dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan.” Nilai memuat elemen
pertimbangan yang membawa ide-ide seorang individu mengenai hal-hal yang menyampaiakn
yang baik, benar, atau diinginkan. Nilai memiliki sifat isi dan intensitas.

Sifat menyampaikan bahwa cara pelaksanaan atau keadaan akhir dari kehidupan adalah
penting. Sifat intensitas menjelaskan betapa pentingnya hal tersebut. Ketika menggolongkan nilai
seorang individu menurut intensitasnya, kita mendapatkan sistem nilai orang tersebut.

Pentingnya Nilai

Nilai penting terhadap penelitian perilaku organisasional karena menjadi


dasarpemahaman sikap dan motivasi individu, dank arena hal tersebut perpengaruh terhadap kita.
Individu memasuki suatu organisasi dengan pendapat yang telah terbentuk sebelumnya tentang
apa yang “seharusnya” dan apa yang “tidak seharusnya” terjadi.

6
Secara umum, nilai mempengaruhi sikap dan perilaku. Misalnya, anda memasuki sebuah
perusahaan dan memiliki pandangan bahwa pengalokasian berdasarkan prestasi kerja adalah
benar, sementara pengalokasian imbalan berdasarkan senioritas adalah salah.
Nilai terminal (terminal value)adalahhasilakhir yang dinginkan dari keberadan, sasaran yang
ingindicapaiseseorangdalamhidupnya.
Nilai instrumental (instrumental value)adalah modeprilaku yang lebih disukai, atau alat untuk
mencapai nilaiterminal seseorang.
Atribut nilai dibagi menjadi dua:
1. Konten
suatu tindakan atau keadaan tertentu yang dianggap penting
Contoh : Saya percaya keuletan membawa kesuksesan dalam berbisnis
2. Intensitas
Menjelaskan seberapa penting kegiatan atau keadaan tersebut
Contoh : seberapa besar saya pegang keyakinan itu. Semakin saya kendur maka saya akan
cederung malas, dan berbuah ketidaksuksesan dan sebaliknya
Sistem nilai adalah urutan tingkat nilai yang dimiliki seseorang dilihat dari intensitasnya.
Jika konten dan intensitas berbeda, maka sistem nilai hancur. Nilai bersifat tetap dan bertahan
lama. Nilai menjadi dasar persepsi dalam memahami sikap dan motivasi seseorang serta
mempengaruhi perilaku kita

Tipe-tipe Nilai :

1. Terminal
Berupa VISI, cenderung abstrak
Contoh : saya ingin sukses

2. Instrumental
Berupa MISI, bagaimana mewujudkan terminal
Contoh : bekerja keras, ulet, selalu berinovasi baru dalam produk

Ada 2 jenis kerangka untuk menganalisa budaya:

7
1. Hofstede's Teamwork
   a. Power distance
   b. Individualism VS Collectivism
   c. Quantity of Life vs Quality of Life 
   d. Uncertainty Avoidance
   e. Long-term vs short-term orientation

2. The GLOBE Framework

 a. Assertiveness (kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhan, perasaan, dan


pendapat)
 b. Future Orientation (orientasi kepada kondisi ke depan)
 c. Gender Differentiation (perbedaan jenis kelamin)
 d. Uncertainty Avoidance (menghindari ketidakpastian)
 e. Power Distance (jarak sejauh mana anggota menerima kekuasaan dalam
organisasi)
 f. Individualism/Collectivism
 g. In-Group Collectivism (tingkat untuk seorang mengekspresikan kebanggan dan
loyalitasnya dalam sebuah organisasi)
h. Performance Orientation (orientasi kepada performa kerja)
i.Human Orientation (orientasi kepada manusia/SDM)
2.2 SIKAP

Sikap adalah pernyataan/penilaian evaluatif menyangkut benda, orang atau kejadian.


Sikap bisa bertolakbelakang dengan nilai, karena lebih tidak stabil dan mudah dipengaruhi
dibandingkan dengan nilai.

Beberapa komponen sikap:

a. Kognitif (bagian dari sikap yang berupa pendapat atau kepercayaan) 

8
b. Afektif (bagian dari sikap yang berupa perasaan atau emosional)
c. Perilaku (kemauan untuk berperilaku tertentu terhadap seseorang atau sesuatu)

Jenis-jenis sikap:

a. Job Satisfaction (sikap yang menentukan kepuasan seseorang terhadap pekerjaannya)


b. Job Involvement (sikap yang menggambarkan sampai sejauh mana partisipasi aktif
karyawan terhadap pekerjaannya)
c. Organization Commitment (sikap yang menunjukkan sampai mana seseorang melibatkan
diri dalam organisasi beserta dengan tujuan-tujuannya dan ingin menjaga
keanggotaannya dalam organisasi)

Cognitive Dissonance Theory


Teori yang menjelaskan ketidakcocokkan antara 2 sikap atau lebih, maupun ketidakcocokkan
antara sikap dan perilaku.
contoh:
Saya hanya mau kuliah di kampus yang menyenangkan (Kognisi 1)
Tempat kuliah saya sekarang tidak menyenangkan (Kognisi 2)

Adanya kedua pernyataan diatas menunjukan terjadinya kognitif disonansi, dimana


seseorang memiliki pemikiran ganda terhadap suatu masalah. Kognisi yang saling bertentangan
itu akan menimbulkan disonansi. Untuk meminimalisir tekanan yang dialami seseorang saat
mengalami disonasi yaitu sebagai berikut:

1. Changing Cognition yaitu merubah salah satu kognisi sehingga menjadi konsonan dengan
kognisi yang lain, cth: "Mungkin kuliah di kampus memang seperti, tidak menyenangkan. Ya
sudahlah"
2. Adding Cognition yaitu menambahkan satu konsonan atau lebih yang memiliki kesamaan
dengan kognisi yang ada, cth: "Dengan kuliah, ilmu saya menjadi luas, kenalan saya menjadi
banyak dan lagi kuliah disini lebih murah dibandingkan dengan tempat lain.

9
3. Altering Important yaitu mengurangi disonansi antara kognisi yang ada dengan cara
mengganti kepentingan kita, cth: "Saya lebih baik berhenti berkuliah saja dan pindah ke kampus
lain, daripada tidak senang seperti ini."

Mengukur Hubungan A-B (Attitude and Behavior) – Sikap Vs Perilaku


Sikap mempengaruhi perilaku. Tetapi kajian lain menunjukkkan bahwa tidak seperti itu halnya.
Hubungan A-B dapat diperbaiki dengan memperhatikan variable atau faktor-faktor pelunak.

Variabel-variabel pelunak (Moderating Variables)


Sikap-sikap yang penting adalah sikap yang mencerminkan :
Nilai dasar, kepentingan diri atau identifikasi dengan kelompok.
Semakin spesifik sifat dan semakin spesifik perilaku maka hubungan keduanya semakin kuat.
Misalnya:
Bertanya tentang 6 bulan berikutnya lebih penting daripada bertanya apa puas.
Atau apa yang akan dilakukan bila ada suatu kejadian khusus.
Sikap yang mudah diingat lebih mungkin untuk meramalkan perilaku.
Kesenjangan A dan B mungkin karena tekanan sosial yang besar
Hubungan A – B jadi lebih kuat jika merupakan pengalaman pribadi.

Teori Persepsi-diri
Hubungan A-B biasanya jelas ada (positif) dan ini lebih dikuatkan lagi bahwa sikap digunakan
setelah fakta, untuk mencari makna dari tindakan mereka. (mereka mencari-cari kesimpulan atas
pekerjaan / kejadian yang telah terjadi/mereka lakukan)
Mereka mencari alasan yang masuk akal (PERASAAN KUAT) atau sikap hanyalah pernyataan
verbal saja (disonansi kognitif).

Sikap Kerja Utama


Hubungan sikap kerja pada :

1. Kepuasan Kerja :

10
Perasaan Positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil evaluasi karakteristik-
karakteristiknya.

2. Keterlibatan pekerjaan :
Sejauh mana karyawan memiliki sikap memihak terhadap pekerjaannya dan bertindak aktif.
Pemberian wewenang Psikologis : yang akan meningkatkan keterlibatan karyawan dalam
pekerjaannya.

3. Komitmen organisasional :
Sejauh mana karyawan terlibat dalam pekerjaan serta tujuan perusahaan untuk mempertahankan
keanggotaannya disitu.
a) Komitmen afektif : karena jenis pekerjaan itu disukainya.
b) Komitmen berkelanjutan : karena nilai ekonomisnya.
c) Komitmen Normatif : karena moral dan etis.Sikap kerja lain :

Perceived Organisational Support (POS) : Sejauh mana karyawan yakin Perusahaan


memperhatikan mereka.
Keterlibatan Karyawan : Keterlibatan karyawan ,kepuasan & antusiame individu pada Pekerjaan
mereka.

Bagaimana Sikap Karyawan dapat diukur ? 


1. Suatu Penerapan: Survei Sikap
Mencari respons dari karyawan dengan kuesioner.
Perilaku Karyawan sangat dipengaruhi oleh persepsi dan bukan realitas jadi suatu survey yang
teratur sangat penting bagi manajer.

2. Sikap dan Keanekaan Angkatan Kerja


Angkatan kerja yang berbeda menimbulkan penafsiran yang berbeda pula tentang suatu hal.
Karena itu perh perlu mengadakan pelatihan untuk membentuk ulang sikap karyawan. Contoh
adalah perbedaan Ras, kelamin dan lainnya yang tidak seharusnya seseorang dinilai atas sesuatu
yang tidak dalam kendalinya, yaitu Ras dan kelamin misalnya.

11
2.3 KEPRIBADIAN

Kepribadian adalah keseluruhan cara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi


dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa
diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.

1.Kepribadian menurut pengertian sehari-hari


Disamping itu kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada diri individu,
seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu” dan kepada orang
yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”.

2. Kepribadian menurut psikologi
Berdasarkan penjelasan Gordon Allport tersebut kita dapat melihat bahwa kepribadian sebagai
suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus
proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah.                  Menurut pendapat
dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik
yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.Kata
kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. 

KEPRIBADIAN UTAMA YANG MEMPERNGARUHI PERILAKU ORGANISASI

 Evaluasi inti diri

Evaluasi inti diri adalah tingkat di mana individu menyukai atau tidak menyukai diri
mereka sendiri, apakah mereka menganggap diri mereka cakap dan efektif, dan apakah
mereka merasa memegang kendali atau tidak berdaya atas [lingkungan]] mereka.
Evaluasi inti diri seorang individu ditentukan oleh dua elemen utama: harga diri dan
fokus kendali. Harga diri didefinisikan sebagai tingkat menyukai diri sendiri dan tingkat
sampai mana individu menganggap diri mereka berharga atau tidak berharga sebagai
seorang manusia.

12
 Machiavellianisme

Machiavellianisme adalah tingkat di mana seorang individu pragmatis, mempertahankan


jarak emosional, dan yakin bahwa hasil lebih penting daripada proses.

 Narsisisme

Narsisisme adalah kecenderungan menjadi arogan, mempunyai rasa kepentingan diri


yang berlebihan, membutuhkan pengakuan berlebih, dan mengutamakan diri sendiri.
Sebuah penelitian mengungkap bahwa ketika individu narsisis berpikir mereka adalah
pemimpin yang lebih baik bila dibandingkan dengan rekan-rekan mereka, atasan mereka
sebenarnya menilai mereka sebagai pemimpin yang lebih buruk. Individu narsisis
seringkali ingin mendapatkan pengakuan dari individu lain dan penguatan atas
keunggulan mereka sehingga individu narsisis cenderung memandang rendah dnegan
berbicara kasar kepada individu yang mengancam mereka. Individu narsisis juga
cenderung egoisdan eksploitif, dan acap kali memanfaatkan sikap yang dimiliki individu
lain untuk keuntungannya.

 Pemantauan diri

Pemantauan diri adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan perilakunya dengan


faktor situasional eksternal. Individu dengan tingkat pemantauan diri yang tinggi
menunjukkan kemampuan yang sangat baik dalam menyesuaikan. Bukti menunjukkan
bahwa individu dengan tingkat pemantauan diri yang tinggi cenderung lebih
memerhatikan perilaku individu lain dan pandai menyesuaikan diri bila dibandingkan
dengan individu yang memiliki tingkat pemantauan diri yang rendah.

 Kepribadian proaktif

Kepribadian proaktif adalah sikap yang cenderung oportunis, berinisiatif, berani


bertindak, dan tekun hingga berhasil mencapai perubahan yang berarti. Pribadi proaktif

13
menciptakan perubahan positif daalam lingkungan tanpa memedulikan batasan atau
halangan.

MENCAPAI KECOCOKAN KEPRIBADIAN

Kecocokan orang adalah mencocokkan kepribadian dan mengemukakan bahwa


kecocokkan antara kepribadian dan lingkungan. Teori ini dikemukakan oleh John Holland, tipe-
tipenya antara lain :

a. Realistis : menyukai kegiatan fisik yang menuntut ketrampilan, kekuatan, dan koordinasi.
Karakternya adalah pemalu, tahan, stabil, mudah menyesuaikan diri, dan praktis.
b. Investigatif : menyukai kegiatan yang mencakup pemikiran, pengorganisasian, dan
pemahaman. Karakternya adalah analitis, asli, ingin tahu, dan independen.
c. Sosial : menyukai kegiatan yang mencakup membantu dan mengembangkan yang lain.
Karakternya adalah mampu bergaul, bersahabat, kooperatif, dan memahami.
d. Konvensional : menyukai kegiatan yang diatur dengan peraturan, jelas, dan tidak bersifat
mendua. Karakternya adalah mudahmenyesuaikan diri, efisien, praktis, tidak imaginatif,
tidak luwes.
e. Enterprising : menyukai kegiatan verbal dimana ada peluang untuk mempengaruhi yang
lai dan mendapatkan kekuasaan. Karakternya adalah percaya diri, ambisi, energetik, dan
mendominasi.
f. Artistik : menyukai kegiatan yang bersifat mendua dan tidak sistematik, yang
memungkinkan ekspresi yang kreatif. Karakternya adalah imaginatif, tidak teratur,
idealistis, emosional, dan tidak praktis.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Meskipun tidak mempunyai suatu dampak langsung terhadap perilaku, nilai-nilai dengan
kuat mempengaruhi sikap seseorang.  Sehingga pengetahuan mengenai sistem nilai seorang
individu dapat memberikan wawasan tentang sikap-sikapnya. Kinerja dan kepuasan seorang
pegawai atau karyawan  kemungkinan besar akan lebih tinggi jika nilai-nilainya sesuai dengan
organisasi. Sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau
berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau
kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon
yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.Kepribadian adalah keseluruhan
cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Selain itu beberapa aspek
kepribadian juga turut andil seperti bentuk tubuh, kesehatan dan nilai-nilai. Namun dalam
kehidupan sehari-hari tak semua bentuk kepribadian itu sama, ada yang kepribadian sehat dan
tidak sehat.

3.2 SARAN

Seperti yang kita ketahui nilai, sikap dan kepribadian memilki definisi yang sudah
disebutkan diatas, maka untuk dapat meningkatkan kinerja dalam prilaku organisasi kita
hendaknya tahu betul apa itu pengertian ciri manfaat serta memahami apa itu nilai sikap dan
kepribadian seseorang sehingga dalam proses pengorganisasian tidak terjadi kesalahan dalam
perekrutan di organisasi  nantinya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2015. Perilaku Organisasi. (Terj.) Ratna Saraswati


dan Febriella Sirait. Jakarta: Salemba Empat.

Rivai, Veithzal. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.  Jakarta : PT.Raja Grafindo


Persada

http://kepribadiandalamperilakuorganisasi.blogspot.com/

http://ceritainnis.blogspot.com/2017/02/bab-5-kepribadian-dan-nilai.html

https://septiancahyosusilo.wordpress.com/2012/11/06/manajemen-korporasi-2/

https://vianisilv.wordpress.com/2015/04/30/perilaku-keorganisasian-sikap-dan-kepribadian/

16

Anda mungkin juga menyukai