Anda di halaman 1dari 2

MENGATASI POLITIK IDENTITAS YANG BERKEMBANG DI MASYARAKAT DEMI

TERCIPTANYA DEMOKRASI YANG SESUAI DENGAN HAKIKAT PANCASILA

Demokratisasi yang menjunjung tinggi kebebasan menjadi landasan bagi setiap individu
dalam mengaktualisasikan dirinya, termasuk dalam persoalan politik. Kebebasan individu
yang dijamin oleh konstitusi di Indonesia mencerminkan tingginya popularitas sistem
demokrasi ini. Akan tetapi, kebebasan tersebut pada akhirnya semakin memperjelas jurang
pemisah antar identitas (agama, suku, bahasa, jenis kelamin, dll) yang ada di Indonesia,
terutama berkaitan dengan persoalan politik bangsa. Persoalan agama dan nasionalis bangsa
merupakan dua identitas yang saat ini menjadi perdebatan di Indonesia. Polemik politik
identitas semakin meruncing hingga munculnya klaim kebenaran bahwa kelompok
kepentingan yang satu lebih baik daripada kelompok kepentingan lainnya, urusan
kepentingan ini kemudian mulai memecah belah bangsa yang sebelumnya menjunjung tinggi
perbedaan.
Pancasila sebagai sebuah ideologi dan acauan sistem demokrasi di Indonesia telah
melampaui waktu yang panjang. Memang, sebuah negera apabila hendak menjadi sesuatu
yang ideal, maka dalam penyelenggaraannya haruslah berlandaskan demokrasi. Bukankah
pemerintahan yang demokrasi akan mencurahkan kebaikan pada rakyat secara keseluruhan.
Pada dasarnya demokrasi melekat pada kebebasan dan partisipasi individu. Menggunakan
kebebasan, hakhak sipil, dan politik, merupakan bagian dari kehidupan yang melekat pada
individu sebagai makhluk sosial. Partisipasi dalam kehidupan sosial dan politik mengandung
nilai intrinsik bagi kehidupan manusia. Semua itu sejalan dengan cita-cita demokrasi
Pancasila.

Maraknya kasus politik Identitas Seperti Kasus yang Menimpa Gubernur non-aktif DKI
Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) merupakan bentuk politisasi identitas. Tujuannya
yakni untuk menundukkan Ahok. "Kasus ini jelas digunakan sebagai alat penundukan dalam
bentuk politisasi identitas Pak Basuki yang multiple identity, kemudian dieksploitasi
sehingga bisa ditundukan dan secara kebetulan kemudian ada kasus yang menjerat dirinya.
Akibat politisasi identitas tersebut, Ahok mengalami banyak tekanan. Salah satu dampak
yang terlihat yakni kalahnya dia dan Djarot Saiful Hidayat pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Dalam maraknya polemik politik Identitas kita harus kembali melihat semboyan negara
yaitu BHINEKA TUNGGAL IKA yang artinya berbeda-beda tetap satu dan nilai-nilai
pancasila, kembali ke prinsip Demokrasi pancasila merupakan Langkah teapat mengatasi
politik Identitas yang dimana berisi tujuh poin yaitu

1. Persamaan bagi seluruh rakyat


2. Keseimbangan antara hak dan kewajiban
3. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral Tuhan yang Maha Esa,
Diri sendiri dan orang lain
4. Mewujudkan rasa keadilan sosial
5. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat
6. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan
7. Menjujung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

Tak hanya mengembalikan prinsip demokrasi pancasila peran memperbaiki sikap kritis
dalam mediaa sosial perlu diperbaiki, karena pemberitaan HOAKS juga menjadi mush
dari keutuhan negara ini. Sehingga peningkatan undang-undang ITE sangat dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai