Anda di halaman 1dari 16

PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS

KELOMPOK 7:
AJENG AYU NINGRUM (6203111058)
ERIKSON SIMANIHURUK (6203111019)
GABBY CHINTYA S (6203111008)
GABRIEL RINDU GABE PANGIHUTAN (6203111064)

Dosen Pengampu: Dr. Hj. Nur’aini, MS.

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah senantiasa memberkati dalam
menyelesaikan makalah Perkembangan Bakat Khusus, adapun tugas ini dikerjakan untuk
memenuhi mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Kami telah menyusun makalah ini dengan
sebaik-baiknya tetapi mungkin masih ada kekurangan-kekurangan untuk mencapai
kesempurnaan. Kami selaku penulis menerima berbagai kritik yang sifatnya membangun agar
makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Selanjutnya, kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat serta
menambah wawasan bagi para pembaca. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kata-kata
yang kurang berkenan.

Medan, 4 Oktober 2020

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
A. PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS 1
1. Pengertian Perkembangan Bakat Khusus 1
2. Jenis-Jenis Bakat Khusus 2
3. Hubungan antara Bakat Khusus dengan Kreativitas 4
4. Hubungan Bakat Khusus dengan Prestasi Akademik 5
5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat Khusus 5
6. Usaha – Usaha Guru dan Orang Tua Dalam Mengembangkan Bakat Khusus. 7
B. KHASUS 8
C. PEMBAHASAN 9
D. PENUTUP 11
A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 13

ii
BAB 7 PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS

A. PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS

1. Pengertian Bakat Khusus (Gabby Chintya S)


Beberapa pengertian bakat menurut para ahli yaitu :
A. Menurut S.C. Utami Munandar (1985)
Bakat (aptitude) pada umumnya diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi
yang masih perlu di kembangkan dan di latih agar dapat terwujud. Berbeda dengan bakat, “
kemampuan” merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan
dan latihan. Kemampuan menunjukkan suatu tindakan (performance) dapat di lakukan sekarang,
sedangkan bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan apat di lakukan di masa
yang akan datang.
B. Kartini Kartono (1979)
Bakat adalah mencakup segala faktor yang ada pada individu sejak awal pertama dari
kehidupannya, yang kemudian menumbuhkan perkembangan keahlian, kecakapan dan
keterampilan khusus tertentu. bakat bersifat laten potensial (dalam arti dapat mekar berkembang)
sepanjang hidup manusia dan dapat di aktifkan potensinya.
C. Suganda Purbakatja (1982)
Bakat sebagai “benih dari suatu sifat, yang baru akan nampak nyata, jika mendapat
kesempatan atau kemungkinan untuk berkembang”.
D. Dyke Bingham (dalam Ny. Moesono : 1989)
Bakat adalah suatu kondisi atau serangkaian karakteristik dari kemampuan seseorang
untuk mencapai sesuatu dengan sedikit latihan (khusus) mengenai pengetahuan, keterampilan,
atau serangkaian respon, misalnya kemampuan berbahasa, kemampuan mengarang lagu dan lain-
lain.
E. Sarlito Wirawan Sarwono (1979)
Bakat adalah kondisi dalam diri seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan
khusus mencapai kecakapan pengetahuan dan keterampilan khusus.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat di tarik kesimpulannya bahwa bakat
adalah :
1. Bakat merupakan kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan
dan dilatih agar dapat terwujud.

1
2. Bakat tidaklah diturunkan semata, tetapi merupakan interaksi dari faktor keturunan dan
faktor lingkungan, artinya dibawa sejak lahir berupa potensi dan berkembang melalui proses
belajar, dan memiliki ciri khusus.
3. Orang yang berbakat dalam bidang tertentu diperkirakan akan mampu mencapai prstasi
tinggi dalam bidang itu. Jadi prestasi sebagai perwujudan bakat dan kemampuan.
4. Bakat mencakup cirri-ciri yang dapat member kondisi atau suasana memungkinkan bakat
tersebut terealisasi, termasuk intelegensi, kepribadian, interes, dan keterampilan khusus. Bakat
adalah suatu kapasitas adalah potensi kemampuan untuk berkembang.

2. Jenis-jenis Bakat Khusus


Conny Semiawan dan Utami Munandar (1987) mengklasifikasikan jenis-jenis bakat khusus, baik
yang masih berupa potensi maupun yang sudah terwujud menjadi lima bidang, yaitu :
1. Bakat akademik khusus

Bakat akademik khusus misalnya bakat untuk bekerja dalam angka-angka (numerik),
seperti logika bahasa dan sejenisnya.

2. Bakat kreatif – produktif

Bakat khusus dalam bidang kreatif-produktif artinya bakat dalam menciptakan sesuatu
yang baru misalnya menghasilkan rancangan arsitektur baru menciptakan teknologi
terbaru dan lainnya.

3. Bakat seni

Bakat khusus dalam bidang seni, misalnya mampu mengaransemen musik dan sangat
dikagumi, menciptakan lagu hanya dalam waktu 30 menit, mampu melukis dengan
sangat indah dalam waktu singkat dan sejenisnya.

4. Bakat psikomotorik

Bakat psikomotorik, misalnya bakat dalam bidang sepakbola, bulu tangkis, tenis, dan
keterampilan teknik.

5. Bakat sosial

Bakat khusus dalam bidang sosial misalnya sangat mahir melakukan negosiasi, mahir
berkomunikasi, dan sangat mahir dalam kepemimpinan.
Sehubungan dengan cara berfungsinya, ada dua jenis bakat yaitu :

2
1. Kemampuan pada bidang khusus ( talent ) seperti pada bakat music, bakat menari, olah
raga dan lain – lain.
2. Bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk merealisir kemampuan khusus
misalnya bakat melihat ruang (dimensi) dibutuhkan untuk merealisasi kemampuan di
bidang teknik arsitek.
Bakat bukanlah merupakan trait atau sifat tunggal, melainkan merupakan sekelompok sifat
yang secara bertingkat membentuk bakat. Misalnya dalam bakat musik terdapat kemampuan
membedakan nada, kepekaan akan keserasian suara, kepekaan akan irama dan nada. Bakat baru
muncul atau teraktualisasi bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan, sehingga
mungkin saja terjadi seseorang tidak mengeahui dan tidak mengembangkan bakatnya sehingga
tetap merupakan yang latent.
Selain itu Raven (dalam pali, 1995) juga mengelompokkan bakat khusus seseorang sebagai
berikut :
a. Bakat pemahaman verbal
Bakat tentang konsep-konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata-kata.

b. Kemampuan numerikal
Bakat tentang konsep-konsep dalam bentuk angka.

c. Skolastik
Kombinasi kata-kata (logika) dan angka-angka. Kemampuan dalam penalaran,
mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari
keteraturan konseptual atau pola numerik, pandangan hidupnya umumnya bersifat
rasional. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemprogram
computer.

d. Bakat kerani (kesekretariatan)


Bakat yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola, rancangan, diagram,
ukuran-ukuran, bentuk-bentuk dan posisi-posisinya.

e. Pemahaman mekanik
Bakat tentang prinsip-prinsip umum ipa, tata kerja mesin, perkakas dan alat-alat
lainnya.

f. Tilikan (pandangan) ruang atau berfikir 3 dimensi


Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan
sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta
dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang 3 dimensi. Ini merupakan
kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin.

g. Bakat bahasa

3
Bakat tentang penalaran analistis bahasa (ahli sastra) misalnya untuk jurnalistis,
stenografi, penyiaran, editing, hukum, dan pramuniaga.

3. Hubungan antara bakat khusus dengan Kreativitas (Ajeng Ayu


Ningrum)
Dari hasil-hasil penelitian Keberbakatan dan Anak Berbakat, Renzulli dkk (1981) menarik
kesimpulan bahwa yang menentukan keberbakatan seseorang adalah pada hakekatnya tiga
kelompok (cluster) ciri-ciri, yaitu :
1. kemampuan di atas rata-rata

Istilah kemampuan tercakup berbagai bidang kemampuan yang biasanya diukur oleh
tes Inteligensi, prestasi dan kemampuan mental primer, dan berpikir. Sebagai contoh
ialah penalaran verbal dan numerical, kemampuan spasial, kelancaran dalam
memberikan ide, dan orisinalitas. Kemampuan ini merupakan salah satu kelompok ciri
keberbakatan disamping kreativitas dan task-comitment.

2. kreativitas

Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai


kemampuan memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam
pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru
antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.

3. pengikatan diri (tanggung jawab terhadap tugas)

Pengikat diri terhadap tugas merupakan bentuk motivasi yang internal yang mendorong
seseorang untuk tekun dan ulet mengerjakan tugasnya, meskipun mengalami macam-
macam rintangan atau hambatan, menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung
jawabnya, karena ia telah mengikatkan diri terhadap tugas tersebut atas kehendaknya
sendiri.
Seseorang yang berbakat adalah seseorang yang memiliki ketiga ciri tersebut. Kreativitas
sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk
memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah atau
sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada
sebelumnya, adalah sama pentingnya.
Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang berbakat karena kreativitas juga
merupakan manifestasi dari suatu proses pengembangan bakat. Meskipun demikian, hubungan
antara kreativitas dan bakat tidak selalu menunjukkan bukti-bukti yang memuaskan. Bakat yang
rendah memang diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah pula. Namun semakin tinggi bakat

4
seseorang, tidak selalu diikuti tingkat kreativitas yang tinggi pula. Hal ini tergantung pada proses
perkembangan bakat yang harusnya disertai dengan proses perkembangan kreativitas.

4. Hubungan Bakat Khusus dengan Prestasi Akademik


Perujudan nyata dari bakat dan kemampuan adalah prestasi (Utami Munandar 1992),
karena bakat dan kemampuan sangat menentukan prestasi seseorang. Orang yang memiliki bakat
matematika diprediksi mampu mencapai prestasi yang menonjol dalam bidang matematika.
Prestasi yang menonjol merupakan cerminan dari bakat khusus. Bakat khusus yang memproleh
kesempatan maksimal dan dikembangkan sejak dini serta didukung oleh fasilitas dan motivasi
yang tinggi, akan dapat terealisasi dalam bentuk prestasi unggul.
Contoh konkret bakat yang tidak memperoleh kesempatan maksimal untuk berkembang adalah
hasil penelitian yaumil agoes akhir (1999) yang menemukan bahwa sekitar 22% siswa SD dan
SLTP menjadi anak yang Underachiever. Artinya, prestasi belajar yang mereka peroleh berada
dibawah potensi atau bakat intelektual yang sesungguhnya mereka miliki. Bakat memang sangat
menentukan prestasi seseorang, tetapi sejauh mana itu akan terwujud menghasilkan suatu
prestasi, masih banyak variable yang menentukan. Atau bias juga dikatakan bahwa bakat
memungkinkan, pengetahuan pengalaman, dan dorongan atau motivasi agar bakat dapat
terwujud.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus


(Erikson Simanihuruk)
1. Variabel-variabel dalam diri siswa
a. Interes atau minat, minat seseorang akan berpengaruh terhadap pengembangan bakatnya.
Seseorang yang berminat terhadap hitung menghitung, berpotensi menjadi ahli matematika. Tes
bakat tertulis yang terkenal adalah tes bakat differesial. Ada delapan sub tes tersebut, yaitu :
· Tes bakat verbal adalah tes yang dipergunakan untuk mengungkap atau mengukur bakat
seseorang dalam berbahasa, seberapa baik seseorang dalam mengerti ide-ide dan konsep-konsep
yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata, seberapa mudah seseorang dapat berpikir dan dapat
memecahkan masalah-masalah yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata.
· Tes bakat numerikal adalah tes yang dipergunakan untuk mengungkap atau mengukur
bakat seseorang dalam berpikir dengan angka-angka, seberapa baik seseorang mengerti ide-ide
dan konsep-konsep yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka, seberapa mudah seseorang
dapat berpikir dan memecahkan masalah dengan angka.
· Tes bakat skolastik adalah tes bakat yang dipergunakan untuk mengukur bakat seseorang
dalam mata pelajaran persiapan akademis dan sejenisnya.

5
· Tes bakat berpikir abstrak adalah tes yang dipergunakan untuk bakat seseorang dalam
memecahkan masalah meskipun tanpa petunjuk yang berupa kata-kata maupun angka-angka.
· Tes bakat klerikal adalah tes yang digunakan untuk mengukur bakat seseorang dalam
memecahkan hal-hal yang berkaitan dengan tugas-tugas ketatausahaan, seberapa cepat dan teliti
seseorang dapat menyelesaikan tugas-tugas tulis menulis.
b. Motivasi, rendahnya motivasi akan menyebabkan bakat tidak akan berkembang atau tidak
menonjol. Motivasi berkaitan dengan “tujuan”. Jika kurang motivasi, sedikit saja ada halangan,
sudah cukup untuk menghilangkan semangat berlatih.
c.Value, yaitu bagaimana seseorang memberi arti terhadap pekerjaan itu. Misalnya bila
seseorang memberi arti negatif terhadap pekerjaan musi, kurang dihargai, maka bakat itu juga
terhambat berkembangnya.
d. Kepribadian, anak yang berkembang sesuai bakatnya akan memiliki kepribadian yang lebih
positif dibandingkan dengan anak yang tidak sesuai bakatnya. Keadaan ini disebabkan oleh
sukses-sukses yang dialaminya, serta enggunaan bakatnya mempengaruhi penyesuaian
emosionalnya.
e. Konsep diri, ada pengaruh timbal balik antara kepribadian dengan konsep diri.

2. Variabel lingkungan yang mempengaruh bakat khusus


Menurut Sarlito (1977) terdpat sejumlah variabel lingkungan yang mempengaruhi
berkembangnya bakat pada diri seseorang. Variabel-variabel tersebut adalah :
a. Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk memfasilitasi dalam mengekspresikan bakat yang
dimiliki siswa, misalnya untuk bakat olah raga yaitu lapangan bermain, bakat musik yaitu alat
musik, dan sejenisnya.
b. Lingkungan sosial, melalui proses sosialisasi misalnya kebudayaan tertentu membentuk
tingkah laku tertentu, misalnya di Iran mungkin tidak dapat berkembang bakat seni musik, tari,
dll. Karena disana misalnya tidak dibolehkan bernyanyi, Jadi kesempatan untuk
mengekspresikan bakat tersebut sangat sedikit.
c. Lingkungan edukasi, pengembangannya melalui pendidikan formal seperti sebagaimana
diajarkan di sekolah.
d. Besar atau banyaknya latihan, pengembangan bakat melalui proses training atau latihan.
e. Hambatan-hambatan yang ada dalam lingkungan misalnya kemiskinan, cara pengasuhan anak
yang khusus, dan sebagainya.
f. Kemungkinan untuk mengekspresikan atau mengutarakan bakat misalnya apakah diberikan
kesempatan latihan yang cukup, apakah tersedia alat dsb.

6
6. Usaha-usaha guru dan orang tua dalam mengembangkan bakat khusus
(Gabriel Rindu Gabe Pangihutan)
Bakat bersifat potensial dan memerlukan pengembangan. Untuk pengembangan bakat ada
sejumlah hal yang harus dilakukan oleh orang tua dan guru, antara lain :
1. Perkaya anak dengan macam-macam pengalaman dan membangun motivasi belajar.
Dengan cara ini anak akan dapat menemukan dibidang mana bakatnya.
2. Dorong atau rangsanglah anak untuk meluaskan kemampuannya, setelah anak
mengarang ,anjurkan dia untuk menggambarkannya.
3. Bersimpati atau bersama-sama melakukan kegiatan dengan anak.
4. Berilah penghargaanatau pujian atas usaha yang dilakukan sekecilapapun usaha tersebut.
5. Sediakanlah sarana yang memadai untuk pengembangan anak.

Selain itu ada juga beberapa cara lain yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu
pengembangan bakat adalah :
a. Patoklah prestasi akademis yang tinggi namun realistis buat anak.
b. Tanamkanlah rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya.
c. Bicara dan bermain dengan anak, untuk meningkatkan kemampuan komunikasi.
d. Berceritalah mengenai berbagai peristiwa yang sedang terjadi, apa saja yang terjadi di
lingkungan sekitar. Saat berbicara mengenai rutinitas harian Anda, jelaskan apa yang Anda
lakukan dan mengapa. Doronglah anak untuk bertanya untuk Anda jawab, atau bisa juga bantu
dia untuk menjawabnya sendiri.
e. Perhatikan apa yang mereka suka lakukan, seperti hobi menggambar, melukis, atau
menggunakan angka-angka. Bantu mereka mengembangkan kesukaan itu, dan cari tahu
bagaimana mereka bisa mengikuti lomba di lingkungan sekitar atau di tingkat kota.
f. Bawa anak ke tempat-tempat dimana mereka bisa mempelajari hal baru, seperti pentas
musik, museum atau galeri seni.
g. Cari anggota keluarga yang bisa menjadi mentor membantu anak mengembangkan bakat
mereka.

7
B. KHASUS

Contoh Khasus Perkembangan Bakat Khusus


Abdi Putra (22) adalah seorang mahasiswa Teknik  Sipil di sebuah Universitas Negeri.
Ia sekarang duduk di tingkat 3, semester 6. IPK nya cenderung menengah ke bawah, pas-pas
makan istilah teman-temannya. Semangat belajarnya pun senin kamis, aras-arasan, atau
dengan kata lain tergantung moodnya. Padahal jurusan teknik sipil adalah pilihannya, dengan
seleksi yang ketat, ia berhasil masuk ke sebuah Universitas bergengsi di kotanya. Tak main-
main, ia berhasil menduduki peringkat 3 dari ratusan saingannya. Ketika itu, banyak yang
menyangka, Abdi akan menjadi mahasiswa brilian dengan prestasi akademik yang bagus.
Betapa tidak, sejak masih di bangku sekolah, Abdi pun terkenal karena prestasi akademiknya
yang memukau. Ia sering mengharumkan nama sekolahnya dengan berbagai medali olimpiade
yang dimenangkannya. Mulai olimpiade fisika, matematika maupun kimia. Maka tak heran,
banyak yang memprediksi dan menaruh harapan besar bahwa Abdi nantinya akan menjadi
ahli Teknik yang handal, ketika ia memilih Teknik menjadi jurusannya. Bahkan, jurusan
teknik sipil ini sebenarnya adalah rekomendasi dari salah seorang guru fisika yang dekat
dengannya “ Ia akan menjadi insyinyur yang sangat berbakat”, begitu kata gurunya. Maka
Abdi pun memilih jurusan ini.

Namun, kenyataanya berbalik sempurna ketika ia masuk jurusan tersebut. Ia bukanlah


Abdi siswa yang cemerlang, melainkan menjadi Abdi mahasiswa pemalas, tak ada semangat,
dan terancam droup out. Yang anehnya, Abdi tampak sangat antusias jika ia mengutak-atik
komputer. Pun ketika ia menjelajah di dunia Internet, ia sangat menikmatinya. Bahkan,
sekarang ini Abdi menjadi operator di sebuah warnet terbesar di kotanya, suatu pekerjaan
yang sangat bertolak belakang dengan kuliahnya. Apa yang terjadi? Apakah pelajarannya
terlalu rumit untuk Abdi yang cerdas atau Abdi telah menjadi mahasiswa salah jurusan?

8
C. PEMBAHASAN
Dilihat dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa sebenarnya Abdi adalah seorang yang
berbakat dalam hal intelektual, karena dia merupakan seorang yang brilian dengan prestasi
akademik yang bagus. Ia sering mengharumkan nama sekolah dengan berbagai medali
olimpiade yang dimenangkannya. Mulai dari olimpiade Fisika, Kimia hingga Matematika.
Namun dalam kasus tersebut kemampuan intelektualnya justru berbanding terbalik
setelah ia duduk dibangku kuliah dengan jurusan teknik. Ia menjadi mahasiswa yang pemalas
dan tak ada semangat bahkan sampai terancam drop out. Dalam kehidupan sehari-hari
sebenarnya kasus Abdi ini sering terjadi dan banyak yang bertanya-tanya mengapa seorang
yang  berbakat sekarang menjadi seperti demikian, apa penyebabnya ?

Ada banyak faktor yang menyebabkan Abdi menjadi seperti itu.


·         Faktor Eksternal
1.      Rekomendasi/saran yang kurang tepat
Dalam hal memberi saran terutama orang-orang yang dekat atau memiliki hubungan
khusus dengan seseorang  tidak bisa hanya memberi saran menurut penilaiannya semata. Dan
dari satu pihak, karena sesuatu yang dianggap bernar belum tentu benar untuk orang lain.
Sehingga sebelum memberi saran seseorang harus mengetahui pribadi orang yang akan diberi
saran, dengan demikian bisa membei saran yang tepat dengan mempertimbangkan pemikiran
dari kedua pihak.
2.       Salah memilih jurusan kuliah
Salah satu penyebab Abdi menjadi seperti itu adalah kesalahan dalam mengambil
jurusan kuliah. Saat lulus SMA seseorang belum begitu bisa berfikir jauh untuk masa depan
dan cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungan. Dalam kasus ini disebutkan ia memilih
jurusan teknik sesuai saran seorang guru fisika yang dekat dengannya. Padahal apabila
seseorang melakukan sesuatu hal yang tidak ia sukai atau dengan terpaksa maka hasilnya akan
kurang baik bahkan gagal.
3.      Kurang terbuka dan kurang percaya diri
Sebenarnya masalah Abdi ini dapat dicegah atau setidaknya bisa diminimalisir apabila
Abdi bisa terbuka dan mau menerima saran dari orang-orang disekitarnya. Sehingga ia akan
lebih banyak masukan dari orang lain untuk kebaikannya dan tidak hanya terpaku pada satu
pendapat supaya akan lebih banyak pertimbangan.
4.      Kurangnya perhatian keluarga
Kebanyakan orang tua akan mudah percaya dan cenderung lebih cuek saat
menganggap anakna mampu melakukan sendiri tanpa bantuan orang lain. Dalam kasus Abdi,

9
keluarga terlalu percaya dengan kemampuan Abdi dalam hal akademik karena prestasi-
prestasi yang telah diperoleh Abdi sebelumnya orang tua cenderung membiarkan dan cuek
terhadap kuliah Abdi. Padahal sebagai orang tua tetap harus memperhatikan kedalam anak
dan tetap mengarahkan untuk menjadi lebih baik tidak boleh hanya percaya dan cuek terhadap
kondisi sang anak. Saat sang anak mulai kehilangan arah, orang tua dapat memberi masukan
dan dorongan yang dapat memberi jalan keluar dengan baik untuk anaknya.

·         Faktor Internal
Faktor internal Abdi adalah dia telah kehilangan semangat belajar dan telah memfonis bahwa
dirinya telah salah mengambil jurusan kuliah sehingga menyebabkan ia menjadi pemalas dan
tidak berminat dalam kuliah, yang secara tidak langsung membatasi dirinya untuk bisa,
bersemangat dan minat kuliah.

10
D. PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Bakat merupakan kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan
dan dilatih agar dapat terwujud.
2. Bakat tidaklah diturunkan semata, tetapi merupakan interaksi dari faktor keturunan dan
faktor lingkungan, artinya dibawa sejak lahir berupa potensi dan berkembang melalui proses
belajar, dan memiliki ciri khusus.
3. Orang yang berbakat dalam bidang tertentu diperkirakan akan mampu mencapai prstasi
tinggi dalam bidang itu, jadi prestasi sebagai perwujudan bakat dan kemampuan.
4. Bakat mencakup ciri-ciri lain yang dapat memberi kondisi atau suasana memungkinkan
bakat tersebut terealisasi, termasuk inteligensi, kepribadian, interes, dan keterampilan khusus.
”bakat adalah suatu kapasitas untuk belajar sesuatu” arti kapasitas adalah potensi kemampuan
untuk berkembang.
kemampuan khusus mengacu kepada bakat yang dimiliki individu. Sehubungan dengan cara
berfungsinya, bakat dibedakan menjadi :
1. Kemampuan pada bidang khusus ( talent ) misalnya bakat menyanyi ataupun melukis.
2. Bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk menyalurkan kemampuan khusus.
Bakat bukanlah merupakan trait atau sifat tunggal,melainkan merupakan sekelompok sifat yang
secara bertingkat membentuk bakat. Setiap anak memiliki kelebihan dan talenta yang sebagian
sudah bisa tampak pada usia dini, sehingga orang tua harus selalu memperhatikan minat dan
bakat yang di miliki oleh anak tersebut, dengan mengembangkan minat dan bakat bertujuan agar
anak yang mendapat didikkan yang baik dan selalu terpenuhi apa yang menjadi keinginannya
,kemudian hari bisa bekerja dibidang yang diminati nya dan sesuai dengan kemampuan serta
minat dan bakat yang dimilikinya sehingga anak tersebut bisa mengembangkan kapabilitas untuk
belajar serta bekerja secara optimal dengan penuh antusias.

B. Saran
Bakat khusus seharusnya dikembangkan dengan maksimal agar anak bisa berprestasi dalam
segala bidang sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Diharapkan orang tua jeli dalam melihat
bakat khusus yang dimiliki oleh anak mereka, serta mereka mendukung secara optimal
pengembangan bakat khusus tersebut, dengan memberikan sarana dan prasarana yang memadai
untuk mengembangkan bakat khusus tersebut secara optimal.
Diharapkan lingkungan sosial juga memberikan dukungan yang positif kepada anak yang
berbakat dengan memberikan pelitan-pelatihan khusus sesuai dengan bakat nya tersebut, dan

11
juga lingkungan memberikan apresiasi kepada anak yang berbakat dengan mengadakan lomba-
lomba bagi mereka yang berbakat dan diberikan penghargaan bagi mereka yang berprestasi.
Lingkungan sekolah juga diharapkan ikut serta dan berperan aktif dalam mengembangkan
bakat khusus anak yang berprestasi, dengan melengkapi sarana dan prasarana yang ada
dilingkunagan sekolah guna mengoptimalkan bakat yang dimiliki oleh para murid, dan juga
memberikan beaseiswa kepada murid yang berbakat dan juga berprestasi, baik dalam tingkat
local maupun nasional.

12
DAFTAR PUSTAKA

R.Suharno. 1984.Testologi (pengantar). Jakarta : Bina Aksara.


Sarlito Wirawan Sarwono. 1977. Psikologi Remaja. Jakarta : Gramedia.
Semiawan,C;Munandar,A,S;Munandar,S.C.U,1984.Memupuk Bakat dan Kreativitas siswa
sekolah menengah Jakarta: PT Gramedia
Tim penulis,2006.Perkembangan Peserta Didik . Padang : UNP Press

Anggota Kelompok 7:
1. Ajeng Ayu Ningrum
2. Erikson Simanihuruk
3. Gabby Chintya S
4. Gabriel Rindu Gabe Pangihutan

13

Anda mungkin juga menyukai