Anda di halaman 1dari 8

Uji Antagonistik Bakteri Lactobacillus sp.

dan Lactobacillus acidophilus


terhadap Pertumbuhan bakteri ESBL Escherichia coli

Dwi Setyorini 1 Iana Zahwa2, A. Alfiani3, M. Khairurrais4, Isvana D.5, Shinta A.6,
Retno Sri Iswari7, Siti Harmina Bintari8

1-6
Pascasarjana Universitas Negeri Semarang
7,8
Jurusan Biologi Universitas Negeri Semarang

ABSTRACT

iyana.jahwa23@gmail.com, anisaalfianfitriani@gmail.com, asrsya@gmail.com,


isvana.dalaila99@gmail.com, dwi3.ranie@gmail.com, shinta.ake@gmail.com

Lactobacillus merupakan salah satu jenis bakteri asam laktat yang banyak terlibat dalam
pangan hasil fermentasi terutama yang melibatkan banyak proses fermentasi spontan.
Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa bakteri asam laktat dan metabolitnya dapat
menghambat pertumbuhan bakteri patogenik seperti Salmonela thypemurium dan Echerihia coli.
Echerihia coli merupakan bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi saluran kemih dan
infeksi nosokomial. Uji antagonistik adalah suatu teknik pengujian yang digunakan untuk
menguji akmampuan agens antagonis dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Tujuan
dalam penelitian ini ialah untuk mengetahui daya hambat Lactobacillus sp dan Lactobacillus
acidophilus terhadap bakteri ESBL Echerihia coli (Extended Spektrum Beta Lactamase) yaitu
bakteri Echerihia coli yang resisten terhadap antibiotik. Penelitian ini merupakan penelitian
ekperimen. metode yang digunakan ialah difusi sumuran dengan perlakuan bakteri Lactobacillus
sp, Lactobacillus acidophilus dan kombinasi antara Lactobacillus sp dan Lactobacillus
acidophilus dengan konsentrasi yang sama yaitu 100%. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan terdapat zona bening pada bakteri Lactobacillus sp. dengan aktivitas antagonistik
sebesar 0,02 mm. Sedangkan Pada bakteri Lactobacillus acidophilus dan kombinasi kedua
bakteri tersebut tidak terdapat aktivitas antagonistik terhadap bakteri Echerihia coli. Jadi dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa bakteri yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri
Echerihia coli adalah Lactobacillus sp.

Keywords: Uji Antagonistik, Bakteri Lactobacillus sp. dan Lactobacillus acidophilus,


ESBL Escherichia coli.
Pendahuluan

Salah satu kelompok bakteri yang memegang peranan penting dalam industri fermentasi
adalah bakteri asam laktat. Beberapa jenis bakteri asam laktat ada yang menjadi penduduk asli
saluran pencernaan, Enteric Lactic Acid Bacteria, di antaranya Bifidobacterium bifidum,
Bifidobacterium longum, Bifidobacterium infantis (pada bayi), Bifidobacterium adolescentris
yang menempati usus besar manusia, Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus gasseri,
Lactobacillus crispatus, Lactobacillus johnsonii, Lactobacillus salivarius, Lactobacillus ruminis,
Lactobacillus vitulinus dan Lactobacillus reuteri yang hidup dalam usus halus (Surono,2004).
Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang bila dikonsumsi dapat meningkatkan
kesehatan manusia ataupun ternak dengan cara menyeimbangkan mikroflora dalam saluran
pencernaan jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup. Probiotik mempunyai kemampuan untuk
menurunkan kadar kolesterol serum darah (Kusumawati dkk., 2003). Salah satu kelompok
bakteri yang berperan sebagai probiotik adalah bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat (BAL)
sering digunakan sebagai kultur probiotik dalam produk-produk fermentasi susu atau produk
olahannya, fermentasi daging dan fermentasi buah atau sayuran
Mekanisme bakteri probiotik untuk meningkatkan kesehatan adalah memproduksi senyawa
antimikroba seperti asam laktat, H2O2, bakteriosin, renterin, dan senyawa penghambat
pertumbuhan bakteri patogen bersifat meningkatkan sistem imun, unggul dalam kompetisi
penyerapan nutrien dan sisi penempelan pada sel epitel usus serta mampu mengubah aktifitas
metabolisme mikroba dalam saluran pencernaan.
Gaya hidup dan pola makan yang tepat dapat meningkatkan bakteri baik didalam sistem
pencernaan. Probiotik yang digunakan yaitu isolat murni Lactobacillus acidopillus dan
Lactobacillus sp yang diperoleh dari usus bebek. Di dalam sistem pencernaan bebek terdapat
mikroflora, salah satunya Lactobacillus sp. Lactobacillus menghasilkan antibakteri yang dapat
menghambat patogen gram positif seperti Streptococcus dan Staphylococcus aureus, serta
bakteri gram negatif seperti Escerchia coli (Sutrisna, 2012). Lactobacillus acidopillus
merupakan salah satu jenis Bakteri Asam Laktat (BAL) yang digunakan sebagai mikroba
probiotik. Bakteri menghasilka pH yang rendah sehingga dapat mencegah pertumbuhan mikroba
lain dan mampu bertahan hidup di lambung dalam jumlah ribuan bakteri (Leoanggraini, 2011).
ESBL (Extended Spectrum Broth Lactamase) merupakan enzim yang mempunyai
kemampuan dalam menghidrolisis antibiotika golongan Penicilin, Cephalosporin gnerasi 1, 2
dan 3 serta golongan Monobactam yang menyebabkan resistensi keseluruh antibiotika tersebut.
ESBL banyak dihasilkan oleh Enterobacteriaceae terutama E. coli (Biutifasari, 2018). Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat Lactobacillus sp dan
Lactobacillus acidophilus terhadap bakteri ESBL Echerihia coli (Extended Spektrum Beta
Lactamase) yaitu bakteri Echerihia coli yang resisten terhadap antibiotik. Oleh karena itu,
penelitian ini akan menguji daya anatagonistik dari bakteri Lactobacillus sp. dan Lactobacillus
acidophilus terhadap pertumbuhan bakteri ESBL Escherichia coli.

Metode Penelitian

Alat dan Bahan

Penelitian ini dilaksanakan di Laboraratorium Mikrobiologi, Fakultas Ilmu Kesehatan,


Universitas Muhammadiyah Semarang, pada bulan Oktober 2018. Jenis penelitian adalah
eksperimen laboratorik dengan metode difusi (sumuran). Dalam penelitian ini tidak melakukan
perlakuan, tetapi dibekan pada masing-masing aktivitas dari bakteri Lactobacillus sp dan
Lactobacillus acidophilus serta kombinasi antara kedua bakteri tersebut. Alat yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu Cawan petri, Tabung reaksi, Mikropipet, Triangle, Bor sumur, Jarum
ose, Autoklaf, Inkubator dan Bunsen. Bahan yang digunakan ialah bakteri Lactobacillus sp. dan
Lactobacillus acidophilus yang diperoleh dari proses isolasi pada usus bebek dan isolat biakan
murni, Mikrobia patogenik indikator yang digunakan adalah Echerihia coli ESBL (Extended
Spektrum Beta Lactamase) yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammaddiyah Semarang. Media yang diguanakan MRS Broth dan
MRS Agar untuk bakteri Lactobacillus sp. dan Lactobacillus acidophilus. Sedangkan agar untuk
meremajakan Echerihia coli ESBL ialah MHB dan BHI.

Identifikasi Isolat Bakteri Asam Laktat

Isolat merupakan bakteri asam laktat apabila menghasilkan asam, Gram positif, katalase
negatif, dan berbentuk bulat atau batang pendek. Selanjutnya dilakukan identifikasi awal untuk
menentukan genusnya. Isolat bakteri Lactobacillus sp. dan Lactobacillus acidophilus yang akan
diidentifikasi disiapkan dalam agar media MRS Broth.
Sebanyak 5 mL isolat yang telah dikultur kemudian diinokulasikan pada medium MRS
Broth yang mengandung CaCO3 1 % kemudian diinkubasikan pada suhu 37OC selama 24 jam.
Koloni yang menunjukkan zona bening disekitar koloni menunjukkan bahwa koloni tersebut
adalah Bakteri Asam Laktat (BAL).

Uji Kemampuan Antagonistik Bakteri Asam Laktat

Kemampuan antagonistik bakteri asam laktat ini terhadap bakteri indikator diamati
dengan uji antagonistik. Isolat bakteri asam laktat yang akan dianalisis ditumbuhkan dalam
media MRS broth dan diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 37ºC. Setelah diremajakan dalam
media nutrient broth, bakteri Echerihia coli ESBL sebagai indicator diadaptasikan terlebih
dahulu dalam media BHI. Inkubasi bakteri Echerihia coli ESBL dilakukan selama 24 jam pada
suhu 37ºC. Menyiapkan 3 tabung reaksi yang berisi masing-masing 5 ml media MRS broth steril,
kemudian kedalamnya diinokulasikan 1% spesies bakteri Lactobacillus sp., Lactobacillus
acidophilus dan kombinasi antar kedua bakteri tersebut.
Pembuatan Lubang Sumuran dengan menyiapkan cawan petri dan cetakan sumur dengan
diameter ± 6 mm dengan tinggi 1 cm, yang sebelumnya telah disterilkan, menuangkan 100 μl
bakteri patogen Echerihia coli ESBL pada permukaan media agar dan meratakannya dengan
menggunakan triangel. Selanjutnya menginkubasikan selama 6 jam pada suhu 37ºC. Ketiga
cawan petri tersebut masing-masing diberi lubang dan tap lubangnya dimasukan dengan 100 μl
inokulasi bakteri Lactobacillus sp., Lactobacillus acidophilus dan kombinasi antar kedua bakteri
tersebut pada media MHA dan menginkubasikan selama 24 jam pada suhu 37ºC. Pengamatan
dilakukan untuk daya antagonis dengan mengamati dan mengukur zona bening bening pada
daerah sekitar sumuran.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan teknik difusi sumuran


diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Pengukuran Zona Bening Pada Uji Daya Hambat Pada ESBL Escherichia coli.
No. Bakteri Zona Bening
1 Lactobacillus sp. 0.02 mm
2 Lactobacillus acidophilus 0 mm
3 Lactobacillus sp. dan 0 mm
Lactobacillus acidophilus

Tabel diatas menunjukan bahwa terdapat zona bening pada Lactobacillus sp. terhadap
pertumbuhan bakteri patogen ESBL Echerihia coli, sedangkan pada bakteri Lactobacillus
acidophilus dan kombinasi antar kedua bakteri tersebut tidak terdapat zona bening. Menurut
Haynes et al (2002) mengatakan bahwa daya hambat pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh
beberpa faktor yaitu suhu, penurunan pH, lama penyimpanan, jumlah bakteri/ konsentrasi bakteri
yang digunakan, adanya oksigen dan bakteriosin dari bakteri yang digunakan.

Dalam hal ini, Lactobacillus acidophilus dan kombinasi antara bakteri tersebut tidak
memiliki aktivitas dalam menghambat pertumbuhan bakteri ESBL Escherichia coli. Ini dapat
diindikasikan karena pada jenis strain bakteri tersebut tidak memiliki aktivitas terhadap jenis
strain bakteri tertentu. Sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Tri Wardani di tahun 2014
mendapatkan bawa spesies Lactobacillus sp. B441 dan Lactobacillus II442 mempunyai efek
bakterisidal terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923. Yang dari penelitian tersebut
mendapatkan bahwa jenis strain yang digunakan untuk menghambat bakteri lain hanya
menggunakan jenis strain yang sesuai sehingga terdapat adanya aktivitas antibakteri.
Faktor lain dikarenakan adanya persaingan/ kompetisi antar bakteri, sehingga akan ada
yang menguasai daan ada yang kalah. Tidak adanya aktivitas antagonistik pada Lactobacillus
acidophilus dan kombinasi antara Lactobacillus sp. dan Lactobacillus acidophilus yang dapat
disebabkan oleh faktor kompetisi baik ruang maupun nutrisi yang saling merebutkan.
mengeluarkan enzim pendegradasi yang bisa dapat tidak sesuai dengan bakteri patogen ESBL
Echerihia coli. Dapat pula dikarenakan melalui mekanisme ketahanan yang terimbas (Lo 1998).
Bakteri asam laktat (BAL) biasanya memproduksi bakteriosin yang merupakan peptida
dengan sifat sebagai antibakteri yang menyerang suatu strain. Bakteriosin mampu meningkatkan
kemampuan dari BAL terhadap pencegahan dari pertumbuhan bakteri yang berbahaya disamping
karena menghasilkan lingkungan yang asam bagi bakteri lain (Jeevaratnam, et al., 2003). Surono
(2004) menjelaskan bahwa beberapa jenis bakteri asam laktat menghasilkan bakteriosin, suatu
peptida yang bersifat antibakteri, toksin yang berupa protein yang dapat mencegah pertumbuhan
bakteri.

A B C

Gambar 1. Zona bening pada bakteri Lactobacillus sp. (A), Lactobacillus acidophilus (B), dan
Lactobacillus sp. dan Lactobacillus acidophilus (C).

Berdasarkan gambar diatas menunjukan tiga perlakuan yang dilakukan. Dari ketiganya
hanya Lactobacillus spyang terdapat zona bening. Dengan diperolehnya diameter daya hambat
dalam zona bening Lactobacillus sp dapat dikelompokkan berdasarkan kategori daya hambat
Davis Stout dalam Rita (2010). Berdasarkan kategori tersebut bahwa Lactobacillus sp
dikategorikan sangat lemah dalam menghambat pertumbuhan bakteri E. coli (0.02 mm) karena
kurang dari standar kategori daya hambat <5 mm. Berdasarkan penelitian oleh Khikmah pada
tahun 2015 bahwa Antibakteri merupakan zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan
mematikan bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikroba yang merugikan. Sifat
antibakteri oleh genus Lactobacillus mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen
golongan Enterobacteriaceae (Salmonella sp, Escherichia coli, Shiigella sp), Bacillus cereus
dan Stapylococcus aureus.
Secara umum bakteriosin dihasilkan selama masa tumbuh cepat (Exponential growth
phase) pada siklus pertumbuhan mikroba, namun nisin dihasilkan dalam jumlah besar setelah sel
mencapai fase stasioner. Nisin merupakan bahan antimikroba yang berperan menghambat
pertumbuhan bakteri gram positif termasuk pembentuk spora. Hasil uji menunjukkan bahwa
kedelapan isolat probiotik BAL baik yang bersifat Gram positif maupun Gram negatif, mampu
menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Hal ini dapat dilihat dengan terbentuknya zona
bening disekitar sumuran.
Mekanisme penghambatan terjadi karena asam laktat dalam bentuk tidak terdisosiasi
dapat menenbus membran sel. Selain itu, saat asam laktat yang dihasilkan dalam fermntasi
mampu menurunkan pH dan keadaan ini akan mengganggu aktivitas enzim sehingga sel tidak
dapat melakukan aktivitas metabolisme (Ray, 2004). Dalam penelitian ini hanya bakteri
Lactobacillus sp. yang dapat mengganggu metabolisme bakteri ESBL Echerihia coli. Beberapa
jenis bakteri asam laktat menghasilkan bakteriosin, suatu peptida yang bersifat antibakteri, toksin
yang berupa protein yang dapat mencegah pertumbuhan bakteri sejenis. Kriteria bakteriosin yang
dihasilkan oleh bakteri gram positif, yaitu suatu jenis protein, bersifat bakterisidal tidak hanya
bakteriostatik, mencegah pertumbuhan bakteri sejenis dan mempunyai tempat pelekatan spesifik
bagi patogen, yang membedakannya dengan senyawa antimikroba lainnya (Surono, 2004).

Kesimpulan

Berdasarkan penlitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa bakteri yang
mampu menghambat pertumbuhan bakteri ESBL Echerihia coli ialah Lactobacillus sp.yang
ditunjukan pada diameter zona bening 0,02 mm. Daya hambat Lactobacillus sp. dikategorikan
termaksud sangat rendah dalam menghambat pertumbuhan bakteri ESBL Echerihia coli.

Daftar Pustaka

Biutifasari, Verna. 2018. Extended Spectrum Beta-Lactamase (ESBL). Universitas Surabaya.


Kusumawati, N; Bettysri, L J; Siswa S; Ratihdewanti dan Hariadi. 2003. Seleksi Bakteri Asam
Laktat Indigenous sebagai Galur Probiotik dengan Kemampuan Menurunkan Kolesterol.
Journal Mikrobiologi Indonesia. Vol. 8(2): 39-43.

Jeevaratnam, K., Jamuna, M. dan Bawa, A. S., 2003, Biological Preservation of Foods –
Bacteriocins of Lactid Acid Bacteria, Defence Food Research Laboratoty, India.

Leoanggraini, Uno dan Muhadi, Ihwan Bintang. 2011. Fermentasi Mikro Aerofilik Lactobacillus
achidophilus untuk Produksi Probiotik.

Lo CT. 1998. General mechanism of action of microbial biocontrol agents. Plant Pathol Bull 7:
155-156.
Ray B., 2004. Fundametal Food Microbiology. 3rd Eddition. CRC. Press, Boca Raton New York.
Rita, W. S. 2010. Isolasi, Identifikasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Senyawa Golongan
Triterpenoid Pada Rimpang Temu Putih. Jurnal Kimia. 4(1):20-26.
Surono, I.S. 2004. Probiotik Susu Fermentasi dan Kesehatan. Yayasan Pengusaha Makanan dan
Minuman Seluruh Indonesia (YAPMMI). TRICK. Jakarta. p 3132
Sutrisna R, dkk. 2012. Uji Daya Hambat Isolat Bakteri Asam Laktat Usus Itik (Anas domestica)
pada Bakteri Gram Positif dan Pola Pertumbuhan Isolat Bakteri Usus Itik pada Media
MRS-Broth. Universitas Lampung.
Widowati, dkk. 2014. Sifat Antagonistik Lactobacillus sp B441 dan II442 Asal Tempoyak
Terhadap Staphylococcus aureus. Agritech, Vol. 34, No. 4, November.

Anda mungkin juga menyukai