Anda di halaman 1dari 5

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI HASIL FERMENTASI BAKTERI

ASAM LAKTAT DARI ISOLAT FESES BALITA TERHADAP


Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus
Monika Agustin Lilian Colina1*, Saiful Bahri2 dan Yayah Siti Djuhariah3
Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi
Institut Sains dan Teknologi Nasional

Email: monikalilian2@gmail.com

ABSTRAK

Feses balita merupakan salah satu sumber isolat probiotik yang dapat menghasilkan Bakteri asam laktat sebagai senyawa
antibakteri. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas antibakteri ke – 12 Isolat Bakteri Asam Laktat
dari penelitian sebelumnya asal feses balita yang mengkonsumsi susu formula .Metode penelitian ini diawali dengan
meremajakan ke 12 Isolat Bakteri asam laktat menggunakan media deMan Rogosa Sharpe Agar yang tersuplementasikan
CaCO3 1%. Dalam penelitian ini dilakukan skrining, kultivasi isolat terpilih hasil skrining, dan uji aktivitas antibakteri
dengan metode difusi Hasil skrining menunjukan adanya daya hambat pada bakteri uji Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus yaitu pada isolat FBSF 7, FBSF 12, FBSF 14. Kemudian ketiga isolat unggul hasil skrining
dilakukan kultivasi untuk memperoleh supernatan yang di duga mempunyai sifat antibakteri, lalu dilakukan uji aktivitas
antibakteri terhadap Escherichia coli berturut-turut di peroleh sebesar 9,69 mm, 10,56 mm, 11,22 mm dan
Staphylococcus aureus berturut-turut sebesar 9,57 mm, 10,08 mm, 10,15 mm.

Kata Kunci: Bakteri Asam Laktat, Bakteriosin, Feses Balita, Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

ABSTRACT
Toddler feces is a source of probiotic isolates that can produce lactic acid bacteria as an antibacterial compound. The
purpose of this study was to determine the 12th antibacterial activity of Lactic Acid Bacteria Isolates from previous studies
from toddler feces consuming formula milk. The method of this research was begun by rejuvenating the 12 Lactic Acid
Bacteria Isolates using deMan Rogosa Sharpe agar media supplemented with CaCO3 1%. . In this study screening,
cultivation of selected isolates from screening results, and antibacterial activity testing using the diffusion method.
Screening results showed inhibition in the bacteria test Escherichia coli and Staphylococcus aureus namely in isolates
FBSF 7, FBSF 12, FBSF 14. Then the three superior isolates results cultivation was conducted to obtain a supernatant
suspected of having antibacterial properties, then an antibacterial activity test was carried out on Escherichia coli in a row
at 9.69 mm, 10.56 mm, 11.22 mm and Staphylococcus aureus respectively at 9, 57 mm, 10.08 mm, 10.15 mm.

Keywords: Lactic Acid Bacteria, Bacteriocin, Toddler Stool, Staphylococcus aureus and Escherichia coli

PENDAHULUAN Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli


merupakan salah satu infeksi penyebab diare, dengan
Di Indonesia, diare merupakan penyebab gejala klinis menandakan seseorang mengalami diare
kematian nomor dua pada balita. dan nomor lima bagi diantaranya terjadi peningkatan frekuensi defekasi,
semua umur. Insidensi Diare dan Period Prevalence feses encer, kadang terdapat lendir dan juga darah pada
diare pada balita, Kejadian diare pada anak laki-laki feses (Jawetz et al, 2001). Bakteri Staphylococcus
hampir sama dengan anak perempuan. Penyakit ini aureus dan Escherichia coli merupakan flora yang
ditularkan melalui makanan dan minuman yang patogen dalam saluran pencernaan, namun di dalam
tercemar. Di negara yang sedang berkembang, insiden saluran pencernaan juga terdapat beberapa bakteri baik
yang tinggi dari penyakit diare merupakan kombinasi juga yang dapat hidup pada saluran cerna salah satunya
dari sumber air yang tercemar, kekurangan protein dan yakni Bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat dapat
kalori yang menyebabkan turunnya daya tahan tubuh. menghasilkan sifat antibakteri yang dapat dipakai
sebagai antimikroba dan pengawet. Bakteri Peremajaan Bakteri asam laktat dilakukan dengan cara
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli merupakan mengambil satu ose dari isolat sebelumnya kemudian
flora yang patogen dalam saluran pencernaan, namun di ditumbuhkan pada media deMan Rogose Sharpe Agar
dalam saluran pencernaan juga terdapat beberapa (MRSA) Kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama
bakteri baik juga yang dapat hidup pada saluran cerna 24 jam.
salah satunya yakni Bakteri asam laktat. Bakteri asam
laktat dapat menghasilkan sifat antibakteri yang dapat Pembuatan Media
dipakai sebagai antimikroba dan pengawet. Feses Media MHA ditimbang sebanyak 3,8g dilarutkan
balita merupakan salah satu sumber isolat probiotik dalam 100 mL aquadest, kemudian ditutup dengan
yang dapat menghasilkan Bakteri asam laktat sebagai alumunium foil, dan dipanaskan dan diaduk sampai
senyawa antibakteri. Oleh karena itu dilakukan skrining larutan jernih tidak ada endapan sehingga terlihat
beberapa isolat Bakteri asam laktat untuk mendapatkan homogen. Lalu disterilisasi menggunakan autoklaf pada
hasil isolat unggul yang kemudian akan dilakukan suhu 121°C selama 15 menit.
dikultivasi, dan uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri
patogen Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
Peremajaan Bakteri Uji
Bakteri uji Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
METODOLOGI PENELITIAN diremajakan terlebih dahulu, dilakukan dengan cara
mengambil biakan bakteri- bakteri tersebut sebanyak 1
Bahan Dan Alat ose kemudian di inokulasikan pada permukaan agar
Bahan yang digunakan : 12 isolat Bakteri asam laktat miring dalam tabung reaksi dan diinkubasi pada suhu
asal feses balita, yang diperoleh dari penelitian 37°C selama 24 jam
sebelumnya isolat FBSF 1, FBSF 2, FBSF 3, FBSF 4, Identifikasi Bakteri Uji
FBSF 7, FBSF9, FBSF 10, FBSF 12, FBSF 13, FBSF
14, FBSF 15, FBSF 16. Staphylococcus aureus dan Pewarnaan Gram dilakukan dengan cara buat preparat
Escherichia coli. Aquadest, tisu, sarung tangan, ulas yang difiksasi kemudian tetesi dengan Kristal,
masker, kapas, alkohol 70%, blank disk, disk antibiotik Kristal violet digunakan sebagai pewarna utama pada
ciprofloksasin, Mueller-Hinton Agar (MHA), deMan preparat sampai semua ulasan terwarnai, kemudian
Rogose Sharpe Broth (MRSB), deMan Rogose Sharpe diamkan selama kurang lebih sekitar 1 menit. Setelah
Agar (MRSA), Nutrient Agar (NA), larutan NaCl 0,9%, itu dicuci dengan air mengalir kemudian tetesi dengan
CaCO3 1%,kristal violet, etanol, iodine, safranin, iodin, setelah itu diamkan kurang lebih selama 1 menit
alkohol 96%, minyak imersi. kemudian dicuci lagi dengan air mengalir dan dikering
anginkan, preparat dilunturkan dengan etanol,lalu
Alat yang digunakan : Bunsen, kasa, cawan petri, labu
dicuci dengan air air mengalir dan dikeringkan. Setelah
erlenmeyer, tabung reaksi, rak tabung, gelas ukur,
itu ditetesi dengan safranin diamkan selama 30 detik,
jarum ose, kapas steril, spidol, batang pengaduk, beaker
dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan. Minyak
glass, pipet ukur, kaca objek, pinset, kertas cakram dan
emersi diberikan diatas kaca preparat bakteri. Kaca
mikroskop, vortex, hot plate, mikro pipet, jangka
preparat diamati menggunakan mikroskopis dengan
sorong, timbangan analitik, kulkas, sentrifugator, oven,
pembesaran 1000 kali.
autoklaf, inkubator, Laminar Air Flow.
Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Metode
Sterilisasi Alat Bakteri uji diambil dari biakan murni kurang lebih 2
Ose dan ditanam pada media MHA kemudian
Alat yang digunakan seperti peralatan seperti ose,
diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam. Suspensi
spatula logam disterilisasi terlebih dahulu dengan cara
bakteri kemudian diencerkan pada 5 mL dengan NaCl
membakar ujung peralatan tersebut di atas api bunsen
0,9%, kemudian bakteri dihomogenkan dengan
sampai berpijar. Semua alat yang tahan pemanasan
menggunakan vortex sampai didapatkan kekeruhan
seperti cawan petri, tabung reaksi disterilisasi
yang sama dengan larutan McFarland 3 (Bonang dan
menggunakan oven dengan suhu 160ºC selama 2 jam
Koeswardono 1982). Kemudian suspensi bakteri
sedangkan alat atau bahan yang tidak tahan pemanasan
8
disterilisasi menggunakan Autoklaf pada suhu 121ºC diencerkan 10 CFU/mL, diulang kembali dengan
selama 15 menit. dilakukan pengenceran dengan cara ambil suspensi
Pembuatan Media MRSA bakteri uji 1 mL lalu dimasukan ke dalam larutan NaCl
0,9% yang berisi 9 mL dan dilakukan hingga
Pembuatan media MRSA dengan cara, ditimbang 68 g 7
pengenceran 10 lalu di vortex sampai homogen,
serbuk MRSA lalu tersuplaimentasikan dengan CaCO3
setelah itu suspensi bakteri diencerkan kembali
1% sebanyak 10 g kemudian dilarutkan dalam 1 liter
6
aquadest dan dipanaskan hingga mendidih,setelah itu di sehingga di dapat 10 .
sterilisasi 121°C selama 15 menit. Skrining Awal BAL Penghasil Antibakteri
Peremajaan Bakteri asam laktat
Skrining awal BAL penghasil bakteri dilakukan sebagai
berikut: setelah agar MHA padat selanjutnya dilakukan
inokulasi dengan isolat yang diuji yang sudah di
lakukan pengenceran terlebih dahulu. Kemudian
inokulasi dilakukan dengan ose jarum yang titik-titikan
pada agar dengan demikian maka satu petri data
digunakan untuk menguji 12 isolat BAL,kemudian
dilakukan inkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C.
Isolat yang mempunyai atau memilki kemampuan untuk
menghambat bakteri indikator akan memberi zona
jernih di sekitar koloni.

Fermentasi Isolat Bakteri Asam Laktat


Dilakukan pembuatan suspensi Bakteri asam laktat
(BAL) unuk pengujian aktivitas antibaktei dengan cara
mengambil 3 ose bakteri asam laktat yang sudah
diremajakan lalu ditumbuhkan di dalam media MRSB Gambar 1. Isolat Bakteri asam laktat FBSF
5,0 mL setelah itu diinkubasi 37°C selama 24 jam. 1, FBSF 2, FBSF 3, FBSF 4, FBSF 7, FBSF 9,
Kemudian hasil pada kultur cair tersebut dilakukan FBSF 10, FBSF 12, FBSF 13, FBSF 14, FBSF
15, FBSF 16 . Sumber : (Dokumen Pribadi,
sentrifugasi dengan menggunakan alat sentrifugator 2020)
pada kecepatan 4000 rpm selama 10 menit (Yulinary,
et al 20l2) lalu akan didapat hasil dari sentrifugasi
Pewarnaan Gram Bakteri Uji
tersebut berupa supernatan yang akan digunakan dalam
uji aktivitas antibakteri. Pewarnaan Gram dilakukan dengan tujuan untuk
membedakan bakteri yang terlihat apakah Gram positif
Penentuan Diameter Daya Hambat (DDH) atau Gram negatif . Bakteri Gram positif memiliki
Pengujian diameter daya hambat (DDH) antibakteri dinding sel yang lebih sederhana dengan jumlah
dari Isolat Bakteri asam laktat yang dilakukan dengan peptidoglikan yang relatif lebih banyak, sedangkan
menggunakan difusi cakram (Disc Diffusion). Media dinding sel bakteri Gram negatif memiliki struktur
Mueller-Hinton Agar dituangkan ke dalam masing- peptidoglikan yang lebih komplek, dan membran luar
masing cawan petri steril sebanyak kurang lebih 15 ml pada dinding sel bakteri Gram negatif mengandung
hingga merata dan biarkan sampai memadat, setelah itu lipopolisakarida yaitu berisi karbohidrat yang diikat
pipet suspensi bakteri Staphylococcus aureus dan lipid (Pratiwi,2008).
6
Escherichia coli pada pengenceran 10 CFU,
sebanyak 0,1 mL lalu inokulum bakteri uji dalam
media agar dan di ratakan dengan batang L, hingga
suspensi bakteri menjadi kering, hingga benar-benar
merata. Kemudian gunakan mikropipet untuk memipet
supernatan kultur isolat bakteri ke dalam kertas cakram
steril sebanyak 20 µL setelah itu letakan cakram yang
kedalam MHA yang berisi bakteri uji .Setelah 24 jam Gambar 2. Hasil karakteristik mikroskop pewarnaan bakteri
dikeluarkan dari inkubator, kemudian dilakukan uji.
pengamatan dengan melihat ada atau tidaknya daerah (sumber: Dokumen pribadi)
hambat dengan menggunakan jangka sorong .kontrol
positif yang dilakukan uji DDH yaitu antibiotik Skrining Bakteri Asam Laktat
siprofloksasin dan kontrol negatif MRSB.
Skrining dilakukan dengan cara dilakukan dengan cara
meremajakan ke – 12 isolat Bakteri asam laktat , yang
HASIL DAN PEMBAHASAN kemudian ke – 12 isolat Bakteri asam laktat
diinokulasikan ke media yang sudah di inokulasi
Peremajaan Bakteri Asam Laktat 6
Peremajaan pada ke-12 isolat Bakteri asam laktat bakteri uji dengan pengenceran 10 , kemudian di
(BAL), terdapat hasil pertumbuhan isolat yang baik, inkubasi 24 jam dengan suhu 37°C . Setelah diinkubasi
peremajaan isolat ini tumbuh pada media miring deMan selama 1 hari kemudian dilihat hasil ada atau tidaknya
zona hambat dan setelah dilihat ternyata ada 3 isolat
Rogosa Sharpe (MRS) Agar yang tersuplaikan CaCO3
yakni isolat FBSF 7, FBSF 12, FBSF 14 yang
1% dengan tujuan penanda pertumbuhan Bakteri asam
menghasilkan zona bening pada sekeliling Bakteri
laktat dengan ditandai terbentuk nya Ca-laktat. Dimana
asam laktat , yang menandakan bahwa adanya aktivitas
Ca-laktat dapat ditandai dengan adanya zona bening
antibakteri.
pada tepi Bakteri asam laktat yang menandakan bahwa
Bakteri asam laktat ini telah tertanam pada media.
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.Besar
Fermentasi Bakteri Asam Laktat diameter daya hambat yang dimiliki dari supernatan
hasil fermentasi Bakteri asam laktat pada isolat feses
Isolat FBSF 7, FBSF 12, dan FBSF 14 dilakukanlah balita pada uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri
fermentasi, dimana fermentasi Bakteri asam laktat yang Staphylococcus aureus FBSF 7 sebesar 9,57 mm, FBSF
di inkubasi selama 24 jam. Tujuan fermentasi 12 sebesar 10,08 mm, kemudian FBSF 14 yakni 10,15
manjadikan suatu makanan lebih tahan lama mm dan bakteri Escherichia coli isolat FBSF 7 sebesar
mengawetkan makanan dengan menghasilkan beberapa 9,69 mm, FBSF 12 sebesar 10,56 mm, lalu hasil uji
asam laktat, asam asetat, alkohol dalam jumlah yang aktivitas antibakteri pada FBSF 14 mempunyai daya
cukup banyak dan memperkaya nutrisi. Produk hambat 11,22 mm.
fermentasi Bakteri asam laktat salah satunya adalah UCAPAN TERIMA KASIH
asam organik. Asam organik ini dihasilkan selama
proses fermentasi terkait spesies organisme, gabungan Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Saiful
kultur dan kondisi pertumbuhan . Asam organik mampu Bahri, M.Si dan Ibu Yayah Siti Djuhariah, M. Si., Apt
menurunkan pH dan berfungsi untuk tidak memutus sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan
beberapa ikatan molekul sehingga memiliki kemampuan bimbingan serta saran pada penulis selama waktu
aktivitas mikroba. penyusunan dan penulisan artikel ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan
pihak yang membantu dalam proses penulisan.

DAFTAR PUSTAKA
Alakomi et al. 2000. Lactic acid inhibition of the
growth of spoilage bacteria and cold
tolerant pathogens on pork. Int. J. Food
Gambar 3.Hasil Kultivasi Isolat BAL asal feses balita dengan Microbiol. 25:141–151
susu formula
(sumber: Dokumen pribadi)
Bobbarala,V. 2012. Antimicrobial
Agents.Croatia: Intech, 33-62
Uji Aktivitas Antibakteri Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial :
Problematika Dan Pengendaliannya.
Pengujian aktivitas antimikroba pada isolat Bakteri Jakarta: Penerbit Salemba Medika, 48
asam laktat dilakukan dengan cara metode difusi (4),487-491
cakram, metode difusi cakram ini mempunya
Depkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia.
kelebihan tidak memerlukan peralatan khusus dan
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
mudah dilakukan (Liberty et al. 2012) . Bakteri asam
Indonesia, 4 (4), 100-104.
laktat pada isolat feses balita pada uji aktivitas
antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus Djide. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi Farmasi.
FBSF 7 sebesar 9,57 mm, FBSF 12 sebesar 10,08 mm, Makasar: Lephas, Halaman 81.
kemudian FBSF 14 yakni 10,15 mm dan bakteri
Escherichia coli isolat FBSF 7 sebesar 9,69 mm, Dwijoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar
FBSF 12 sebesar 10,56 mm, lalu hasil uji aktivitas Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
antibakteri pada FBSF 14 mempunyai daya hambat Drider D, Fimland G, Hechard Y, McMullen
11,22 mm ML. 2006. The Continuing Story of Class
IIa Bacteriocins. Microbiology and
Molecular Biology 70: 564-582.
Fitria,I. dan Tri A, 2014 : Skrining Bakteri
Asam Laktat asal Susu Kambing
Peranakan Etawa sebagai Penghasil
Bakteriosin., Jurnal Biotropika Vol. 2 no.3
Hendarto, A. 2013."Nilai nutrisi air susu ibu.
Jakarta: IDAI. 10-11
Gambar 4.Hasil Pengujian Diameter Daya Hambat
(sumber: Dokumen pribadi) Indriati. 2006. Potensi Antibakterial Bakteri
Asam Laktat dari Peda, Roti, Jambal dan
Bekasam. Jurnal Perikanan (2):112-157
KESIMPULAN
Jawetz, M. 2012. Mikrobiologi Kedokteran
Isolat Bakteri asam laktat FBSF 7, FBSF 12, FBSF 14 jakarta: EGC, 25(2):19.
mempunyai daya hambat terhadap bakteri
Setyowati, M. 2015 pemetaan status gizi balita Suriawiria . 2005. Mikrobiologi Dasar. Jakarta
dalam mengdukung keberhasilan :Papas Sinanti, 25(2):19.
milenium, Jakarta 4(2): 27-48
Suharyono. 2003. Diare Akut, Klinik dan
Melisa. 2019.Isolasi Dan Karakterisasi Bakteri Laboratorik. Rineka Cipta. Jakarta.
Asam Laktat Dari Feses Balita yang Halaman 14
Tidak Mengkonsumsi Susu Formula.
[Skripsi]. Jakarta :ISTN. Hlm;17 Surono, I . 2004. Probiotik-susu fermentasi dan
kesehatan. Jakarta. Tri Cipta Karya
Milyani. 2010. Tumbuh Kembang Pada Usia
Balita.Jakarta (1) : 11-13 Tandirogang, N, dkk. 2017. Aktivitas
Antimikroba Ekstrak Daun Karamunting
Noordiana N, Fatimah ABM. 2013. (Melastoma malabathricum L.) Terhadap
Antibacterial by Lactic Acid Bacteria Bakteri Penyebab Diare. Jurnal Sains dan
Isolated from Threadfin Salmon . Kesehatan. Vol 1 (7): 407-6082
International Food Research 20: 117-124
Usmiati R. 2012. Pengembangan Dadih
Oksfriani. 2018.Uji sensitivitas Antibakteri Sebagai Pangan Fungsional Probiotik
terhadap Escherichia coli penyebab Asli Sumatera Barat. JLP 32: 20-29.
Infeksi saluran kemih. Jurnal Biotropika
Vol.2.No.1 Papuangan N, Nurhasanah. 2014. Potensi
Senyawa Antibakteri Isolat Bakteri Asam
Rachmawati, I., Suranto, Setyaningsih R. 2005. Laktat yang Diisolasi dari Bakasang
Uji antibakteri bakteri asam laktat asal Ternate. Seminar Nasional Riset Inovatif 5:
asinan sawi terhadap bakteri patogen. 67-51.
Bioteknologi 2(2): 43-48.
Pelczar, M dan Chan, E. C. S. 2008. Dasar-
Radji, M. 2011. Buku Ajar Mikrobiologi Dasar Mikrobiologi Jilid I. Jakarta: UI
Panduan Mahasiswa Farmasi dan Press. Vol 1:29-30
Kedokteran. Jakarta: Gramedia, 57-89.
Pratiwi. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta:
Sari, A. Deslianri L., Apridamayanti, P. 2016 Erlangga. 2: 7-10.
: Skrining Aktivitas Antibakteri
Bakteriosin dari Minuman Ce Hun Tiau, Idrus I R., 2019. Isolasi Dan Karakterisasi
Pharm Sci Res ISSN 2407-2354. Bakteri Asam Laktat Dari Feses Balita
yang Mengkonsumsi Susu Formula,
Sarah, S. 2019. Uji Aktivitas Antibakteri [Skripsi]. Jakarta : ISTN. Halaman 27
Bakteri Asam Laktat Dari Isolat Feses
Balita Terhadap Escherichia coli Dan Volk, W. A. Dan Wheeler, margaret F. 1994.
Staphylococcus aureus. [Skripsi]. Jakarta : Mikrobiologi Dasar Jilid 2 Edisi Kelima.
ISTN. Halaman 12-40 Jakarta: Erlangga. 2: 27-60

Setiabudy. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi World Health Organization, 2004.Susu Formula
V. Jakarta: Gaya Baru, 77-102. Jakarta, Vol 2:19-24

Siti, F. 2011. Faktor-Faktor Yang Widjayanti, N. 1999. Obat-Obatan.Yogyakarta:


Berhubungan Dengan Terjadinya Penerbit Kanisius.Hlm 6-10.
Infeksi Nosokomial Luka Operasi Di Zalan., Chan, E.C., Tri, A. 2005. Bakteri Asam
Ruang Bedah Rsup Fatmawati, 25(2):19. Laktat Dalam Tubuh Sebagai Probiotik.
Seminar Nasional Riset Inovatif 1: 1-5.

Anda mungkin juga menyukai