ABSTRACT
PolhaSains
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 1
Volume 05, Nomor 1, Edisi April 2017
PolhaSains
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 2
Volume 05, Nomor 1, Edisi April 2017
Tabel 1. Aktivitas antibakteri gel pembersih tangan berbahan dasar kitosan terhadap
bakteriStaphylococcus aureusdan Escherichia coli
Perlakuan Rata-rata zona hambat (mm) Kriteria zona hambat (mm)
P1 4,75 < 5 (Lemah)
P2 4,57 < 5 (Lemah)
P3 0,00 Tidak ada
P4 6,31 5-10 (Sedang)
P5 2,49 < 5 (Lemah)
P6 0,00 Tidak ada
Keterangan:
P1 = Kontrol (+) Dettol terhadap bakteri Staphylococcus aureus
P2 = Formula 1 (Kitosan 1%) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
P3 = Kontrol negatif (Larutan DMSO 1%) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
P4 = Kontrol (+) Dettol terhadap bakteri Escherichia coli
P5 = Formula 1 (Kitosan 1%) terhadap bakteri Escherichia coli
P6 = Kontrol negatif (Larutan DMSO 1%) terhadap bakteri Escherichia coli
PolhaSains
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 3
Volume 05, Nomor 1, Edisi April 2017
Dari data yang diperoleh seperti 2,49 mm. Hal ini menunjukkan bahwa
pada Tabel 1 diketahui bahwa formula daya hambat hand sanitizer kitosan
hand sanitizer memiliki daya hambat pada bakteri Staphylococcus aureus
kategori lemah baik terhadap bakteri lemah. Darmanto et al. (2010)
Staphylococcus aureus maupun menyatakan bahwa mekanisme aktivitas
Escherichia coli. Hasil daya hambat antimikroba dari kitosan terhadap
tersebut lebih kecil bila dibandingkan Staphylococcus aureus yaitu kitosan
dengan kontrol positif (Dettol). Pada akan membentuk membran polimer
kontrol negatif (Lautan DMSO 1%) pada permukaan sel Staphylococcus
tidak ada daya hambat yang dihasilkan. aureus sehingga akan menghambat
Pada penelitian ini digunakan nutrisi masuk kedalam sel. Hal ini
metode cakram kertas. Metode ini disebabkan oleh adanya gugus amina
digunakan karena memliki kelebihan; pada kitosan yang mempunyai muatan
mudah dilakukan, tidak memerlukan kationik yang dapat mengikat sumber
peralatan khusus dan relatif murah. makan bagi bakteri tersebut seperti
Sedangkan kelemahannya adalah alginat, pektin, protein, dan
ukuran zona bening yang terbentuk polielektrolit anorganik seperti
tergantung oleh kondisi inkubasi, polifosfat. Aktivitas antibakteri kitosan
inokulum, predifusi dan preinkubasi terhadap Staphylococcus aureus
serta ketebalan medium. Apabila meningkat dengan peningkatan berat
keempat faktor tersebut tidak sesuai molekul kitosan. Selain itu, aktivitas
maka hasil dari metode cakram kertas antibakteri kitosan dipengaruhi oleh
relatif sulit untuk ditentukan. Selain itu, derajat deasetilasi, konsentrasi dalam
metode cakram kertas ini tidak dapat larutan, dan pH media. Pada penelitian
diaplikasikan pada mikroorganisme ini data yang diperoleh dianalisis
yang pertumbuhannya lambat dan menggunakan uji One Way ANOVA
mikroorganisme yang bersifat anaerob dengan taraf kepercayaan 95% sehingga
obligat (Jawetz et al., 2005). dapat diketahui bahwa hand sanitizer
Bahan aktif yang digunakan kitosan 1% tidak menunjukkan daya
dalam formula gel hand sanitizer ini hambat yang signifikan pada bakteri
adalah kitosan. Kitosan yang Staphylococcus aureus. Hal ini
merupakan polimer kationik yang dimungkinkan terjadi karena kurang
bersifat nontoksik, dapat mengalami homogennya kitosan dengan basis gel
biodegradasi dan bersifat sehingga efektivitasnya pun ikut
biokompatibel. Kitosan merupakan berkurang.
senyawa polikationik alam yang unik Staphylococcus aureus
memiliki aktivitas antibakteri (Liu et merupakan jenis bakteri Gram positif.
al., 2006). Berdasarkan sifat antibakteri Menurut Pelczar dan Chan (1998),
kitosan dari penelitian sebelumnya struktur dinding bakteri Gram positif
maka digunakan konsentrasi 1% pada relatif sederhana sehingga memudahkan
setiap formula. Sebagai kontrol positif senyawa antibakteri menemukan
digunakan Dettol dan kontrol negatif sasaran untuk bekerja. Kitosan dapat
digunakan larutan DMSO 1%. berikatan dengan lipid yang ada pada
Hasil penelitian menunjukkan permukaan dinding sel bakteri. Menurut
bahwa pada formula hand sanitizer Yusman (2006), bakteri Gram positif
dengan konsentrasi kitosan 1% memiliki kandungan peptidoglikan yang
memiliki daya hambat terhadap bakteri tinggi dibandingkan dengan bakteri
Staphylococcus aureus yaitu sebesar Gram negatif. Kandungan
PolhaSains
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 4
Volume 05, Nomor 1, Edisi April 2017
PolhaSains
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 5
Volume 05, Nomor 1, Edisi April 2017
Daya hambat yang dihasilkan dari yang bermuatan positif sehingga dapat
formula hand sanitizer menunjukkan berikatan dengan senyawa lain yang
perbedaan yang signifikan terhadap mempunyai muatan negatif. Sebagai
bakteri Staphylococcus aureus bila kation, kitosan mempunyai potensi
dibandingkan dengan kontrol positif untuk mengikat banyak komponen,
(Dettol) begitu pula terhadap kontrol seperti protein, pektin, alginat, dan
negatif (Larutan DMSO 1%). Hasil polielektrolit anorganik. Muatan positif
tersebut berbeda dengan daya hambat dari gugus NH3+ pada kitosan dapat
hand sanitizer terhadap bakteri berinteraksi dengan muatan negatif pada
Escherichia coli. Daya hambat yang permukaan sel bakteri, yaitu asam
dihasilkan tidak memiliki perbedaan teikoat pada bakteri Gram positif dan
yang signifikan dengan kontrol positif lipopolisakarida pada bakteri Gram
namun memilki perbedaan yang negatif. Interaksi ini diperkirakan akan
signifikan dengan kontrol negatif. Hal mengganggu pembentukan
ini sesuai hasil uji One WayANOVA peptidoglikan sehingga sel tidak
dengan nilai p > 0,05. mempunyai selubung yang kokoh dan
DMSO 1% sebagai kontrol mudah mengalami lisis sehingga
negatif tidak menunjukkan adanya zona aktivitas metabolisme akan terhambat
hambat pada bakteri Gram positif dan pada akhirnya mengalami kematian
Staphylococcus aureus dan bakteri (Sarjono et al, 2008).
Gram negatif Escherichia coli. Hal ini
mengindikasikan bahwa kontrol yang KESIMPULAN
digunakan tidak berpengaruh pada uji
antibakteri. Sedangkan Dettol sebagai Gel hand sanitizer kitosan
kontrol positif berpengaruh pada bakteri memiliki daya hambat dalam
Gram positif Staphylococcus aureus dan menghambat pertumbuhan bakteri
bakteri Gram negatif Escherichia coli. Escherichia coli dan Staphylococcus
Dettol sebagai kontrol positif aureus yang ditunjukkan dengan
dengan zat aktif alkohol 60% berfungsi terbentuknya zona hambat. Zona
sebagai antiseptik. Mekanisme kerjanya hambat yang terbentuk dari gel hand
mengganggu membran sel bakteri yang sanitizer kitosan terhadap bakteri
akan menurunkan kemampuan Staphylococcus aureus sebesar 2,49 mm
membran sel untuk memproduksi ATP sedangkan terhadap bakteri Escherichia
sebagai sumber energi. Hasil penelitian coli sebesar 4,57 mm. Daya hambat
menunjukkan bahwa daya hambat yang terbentuk termasuk dalam kategori
Dettol terhadap bakteri Staphylococcus lemah.
aureus sebesar 6,31 mm dan
Escherichia coli sebesar 4,75 mm. Hal DAFTAR PUSTAKA
ini berarti Escherichia coli lebih
resisten terhadap zat aktif Dettol, yang Darmanto, M. L. Atmaja, dan M.
ditunjukkan dengan daya hambat yang Nadjib. 2010. Studi Analisis
lebih kecil. Antibakteri dari Film Gelatin-
Terbentuknya zona hambat, Kitosan Menggunakan
membuktikan bahwa kandungan Staphylococcus aureus. Skripsi.
senyawa dalam larutan kitosan mampu Jurusan Kimia Fakultas
berfungsi sebagai zat penghambat Matematika dan Ilmu
pertumbuhan. Hal ini didukung karena Pengetahuan Alam Institut
kitosan mengandung gugus amino bebas Sepuluh November.
PolhaSains
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 6
Volume 05, Nomor 1, Edisi April 2017
PolhaSains
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 7
Volume 05, Nomor 1, Edisi April 2017
PolhaSains
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 8