Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada

Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NAGA MERAH


(Hylocereus polyrhizus) TERHADAP BAKTERI Streptococcus pyogenes

R. Suhartati, Dodi Arif Roziqin


Prodi D-III Analis Kesehatan, STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
Email : rsuhartati@yahoo.com

ABSTRAK

Buah naga merupakan buah yang mempunyai potensi sebagai antimikroba, pada saat ini buah
naga hanya dimanfaatkan dagingnya saja sedangkan kulitnya belum dimanfaatkan secara optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol kulit buah naga merah dalam
menghambat dan membunuh bakteri Streptococcus pyogenes.
Penelitian dilakukan eksperimen dengan metode Disc Diffusion (Kirby-Bauer), variasi
konsentrasi yang diguanakan adalah 10%, 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%. Kontrol positif yang
digunakan penisillin dan kontrol negatif yang digunakan adalah akuades steril.
Hasil penelitian menunjukkan kulit buah naga merah, dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes. Zona hambat pada konsentrasi 10% yaitu 6 mm, konsentrasi 20% 6,5 mm,
konsentrasi 40% 8 mm, konsentrasi 60% 9 mm, dan zona terbesar dihasilkan pada konsentrasi 80%
dan 100% yaitu sebesar 12 mm. Kontrol positif penisillin menghasilkan zona sebesar 22 mm
sedangkan kontrol negatif tidak menghasilkan zona hambat. Hasil dari uji Konsentrasi Bunuh
Minimum (KBM) terdapat pada konsentrasi 100% dapat membunuh pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes.
Kesimpulan semua konsentrasi yang digunakan dapat menghambat bakteri Streptococcus
pyogenes dan konsentrasi 100% ekstrak etanol kulit buah naga merah dapat membunuh pertumbuhan
bakteri Streptococcus pyogenes.

Kata Kunci : Aktivitas antibakteri, Ekstrak etanol, Kulit buah naga merah, Streptococcus pyogenes,

PENDAHULUAN tidak dimanfaatkan secara optimal maka


Antibiotik merupakan senyawa akan menjadi limbah bagi lingkungan.
yang dapat menghambat terhadap Khasiat kulit buah naga merah
mikroorganisme. Pada saat ini antibiotik sebagai antimikroba telah dibuktikan oleh
sudah banyak ditemukan, tetapi tidak penelitian Nurmahani, bahwa ekstrak n-
semuanya dapat digunakan sebagai heksan, kloroform dan etanol kulit buah
pengobatan. Permasalahan penggunaan naga merah memiliki aktivitas antibakteri
antibiotik saat ditemukan resistensi pada bakteri Gram positif dan Gram
antibiotik. Penggunaan antibiotik yang negatif (Nurmahani, 2012). Kulit buah
tidak sesuai menyebabkan naga sebagai antibakteri dibuktikan juga
mikroorganisme pathogen menjadi oleh Budi saneto (2012) bahwa kandungan
resisten sehingga pengobatan infeksi air kulit buah naga merah dapat mencegah
menjadi tidak efektif (Melliawati, 2009). pertumbuhan mikroba.
Buah naga merah (Hylocereus Streptococcus pyogenes merupakan
polyrhizus) merupakan obat alternatif bakteri yang berkolonisasi di tenggorokan
karena memiliki senyawa antibakteri, dan kulit manusia membentuk mekanisme
sedangkan kulit buah naga pada saat ini virulensi yang kompleks untuk melawan
belum dimanfaatkan secara optimal hanya sistem pertahanan tubuh. Streptococcus
terpaku pada daging buahnya saja, jika pyogenes dapat menyebabkan infeksi
513
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017
superfisial atau sistemik berdasarkan Bahan yang digunakan dalam penelitian
toksin dan respon imun yang ini adalah kulit buah naga merah, bakteri
memerantarai mekanisme timbulnya Streptococcus pyogenes, etanol 96%,
penyakit. Penyakit yang umum akuades, media Mueller Hinton agar,
disebabkan oleh bakteri ini adalah antibiotik penisillin, NaCl Fisiologis, BaCl
faringitis bakterial dan impetigo. 1%, H2SO4 1%, pereaksi Mayer, peraksi
Streptococcus pyogenes juga berkaitan Dragendorf, pereaksi Wagner, FeCl3, Mg,
dengan infeksi sistemik dan invasif HCl.
khususnya bakterimia, sepsis, infeksi Cara Kerja
jaringan lunak dalam seperti erisipelas, Pembuatan ekstrak kulit buah naga
selulitis, dan fasciitis nekrotik. Manifestasi merah
yang lebih jarang yaitu miositis, Sampel yang digunakan adalah 5 kg
osteomielitis, septic arthritis, pneumonia, kulit dari buah naga merah yang didapat
meningitis, endokarditis, perikarditis, dan dari limbah pedagang jus buah di Kota
infeksi neonatal berat akibat transmisi Tasikmalaya. Cuci kulit tersebut dengan
intrapartum. Komplikasi nonsupuratif air mengalir, kemudian rajang dan sortasi
dapat terjadi berupa poststreptococcal basah. Setelah itu potong kecil-kecil
glomerulonephritis dan acute rheumatic kemudian keringkan selama 2-3 hari dan
fever, yang terjadi setelah infeksi faringitis blender hingga menjadi simplisia.
dan infeksi kulit akibat Streptococcus kemudian maserasi menggunakan pelarut
pyogenes. etanol 96% selama 3 hari. Pekatkan
Pada penelitian ini akan Ekstrak etanol menggunakan rotary
dikembangkan potensi kulit buah naga evaporator.
merah sebagai senyawa antibakteri, untuk Pembuatan variasi konsentrasi ekstrak
mencegah atau mengobati penyakit infeksi kulit buah naga merah
yang disebabkan oleh bakteri ekstrak kulit buah naga merah
Streptococcus pyogenes. dilakukan pengenceran bertingkat untuk
membuat konsentrasi 10%, 20%, 40%,
METODOLOGI
60%, 80% & 100% dengan ditambahkan
Alat dan Bahan
aquades.
Peralatan yang digunakan dalam
Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak
penelitian ini adalah mikropipet, neraca
kulit buah naga merah
analitik, tabung reaksi, rak tabung reaksi,
Aktivitas antibakteri sampel
batang pengaduk erlenmeyer, gelas kimia,
dilakukan pada bakteri Streptococcus
gelas ukur, ose bulat, cawan petri,
pyogenes yang diperoleh dari laboratorium
autoklaf, hot plate, pipet tetes, incubator,
tekhnologi medik STIKes Bakti Tunas
rotary evaporator.
Husada. Pengujian menggunakan metode
Disc diffusion (Kirby Bauer). Inokulasikan

514
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017

Bakteri dari media peremajaannya pada


media MHA yang telah padat. Kemudian
diteteskan 10 μL ekstrak kulit buah naga
merah dengan berbagai konsentrasi pada
cakram kertas (6 mm), diinkubasi dalam
inkubator selama 24 jam, diukur diameter
Gambar 1.
zona hambat atau zona bening dengan
Skrining fitokimia pada saponin,tannin dan
jangka sorong. Kontrol positif flavonoid.

menggunakan antibiotik penisillin dan


kontrol negatif menggunakan cakram
kertas. Kemudian dilakukan uji
konsentrasi bunuh minimum (KBM).
Masukkan 0,5 mL suspensi bakteri
Streptococcus pyogenes kedalam media
Mueller Hinton agar dan digoreskan Gambar 2.
menggunakan kapas lidi steril, masukkan Skrining fitokimia pada alkaloid.

0,5 mL ekstrak etanol kulit buah naga


Uji aktivitas antibakteri
merah digoreskan kedalam media Mueller
Pada uji aktivitas antibakteri ekstrak
Hinton agar menggunakan kapas lidi
etanol kulit buah naga merah dilakukan
steril, inkubasi pada suhu 37 oC selama 24
dengan metode disc diffusion Kirby-Bauer
jam, amati pertumbuhan bakteri pada
yaitu penentuan sensivitas bakteri dengan
masing-masing konsentrasi ekstrak kulit
suatu zat tertentu yang kemungkinan
buah naga merah.
memiliki aktivitas antibakteri dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN menggunakan cakram kertas. Hasil uji

Skrining fitokimia aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit


Pada ekstrak etanol terdapat beberapa buah naga merah terhadap bakteri S.
senyawa aktif berdasarkan skrining Pyogenes yaitu : pada konsentrasi 10%
fitokimia telah dilakukan terhadap ekstrak rata-rata zona hambat yang dihasilkan
etanol kulit buah naga merah. Hasil yaitu 6 mm, konsentrasi 20%
penelitian menunjukkan bahwa ektrak menghasilkan rata-rata zona hambat 6,5
etanol kulit buah naga merah mm, konsentrasi 40% menghasilkan rata-
menunjukkan hasil positif terhadap rata zona hambat 8 mm, konsentrasi 60%
pemeriksaan saponin, tannin, dan alkaloid. menghasilkan rata-rata zona sebesar 9
Sedangkan senyawa flavonoid mm, zona terbesar dihasilkan oleh
menunjukkan hasil negatif. Hasil skrining konsentrasi 80% dan 100% menghasilkan
terdapat pada Gambar 1 dan 2. rata-rata zona sebesar 12 mm. Kontrol
positif menggunakan antibiotik penisillin

515
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017
menghasilkan zona sebesar 22 mm Ekstrak etanol kulit buah naga
sedangkan kontrol negatif menggunakan merah terdapat senyawa-senyawa yang
tidak menghasilkan zona bening. dapat menghambat pertumbuhan bakteri,
Hasil dari uji konsentrasi bunuh senyawa tersebut yaitu saponin, tanin dan
minimum (KBM) pada konsentrasi 10%, alkaloid. Senyawa saponin dapat merusak
20%, 40%, 60%, dan 80% setelah membran sitoplasma (Robinson 1991).
diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam Rusaknya membran sitoplasma dapat
terdapat pertumbuhan bakteri S. pyogenes, mengakibatkan sifat permeabilitas
semakin besar konsentrasi ekstrak yang membran sel berkurang sehingga transport
diberikan pertumbuhan bakteri tersebut zat ke dalam sel dan ke luar sel menjadi
semakin sedikit, pada konsentrasi 100% tidak terkontrol. Zat yang berada di dalam
hasil yang didapat yaitu tidak terdapat sel seperti ion organik enzim, asam amino,
pertumbuhan bakteri S. pyogenes pada dan nutrisi dapat keluar dari sel. Apabila
media Mueller Hinton agar, hal tersebut enzim-enzim keluar dari sel bersama
menandakan bahwa konsentrasi 100% dengan zat-zat seperti air dan nutrisi dapat
ekstrak etanol kulit buah naga merah menyebabkan metabolisme terhambat
menjadi konsentrasi yang dapat sehingga terjadi penurunan ATP yang
membunuh pertumbuhan bakteri S. diperlukan untuk pertumbuhan dan
pyogenes. Hasil uji aktivitas antibakteri perkembangbiakan sel, selanjutnya
dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4. pertumbuhan sel bakteri menjadi
terhambat dan menyebabkan kematian sel
(Purnamawati, dkk).
Tanin memiliki aktivitas
antibakteri, mekanisme yang diperkirakan
adalah toksisitas tanin dapat merusak
membran sel bakteri, senyawa astringent
Gambar 3. tanin dapat menginduksi pembentukan
Konsentrasi hambat minimum dan
konsentrasi bunuh minimum kompleks senyawa ikatan terhadap enzim
atau subtrat mikroba dan pembentukan
suatu kompleks ikatan tanin terhadap ion
logam yang dapat menambah daya
toksisitas tanin itu sendiri.
Menurut Ajizah (2004), tanin
diduga dapat mengkerutkan dinding sel
atau membran sel sehingga mengganggu

Gambar 4. permeabilitas sel itu sendiri. Akibat


Kontrol positif dan negatif. terganggunya permeabilitas, sel tidak
dapat melakukan aktivitas hidup sehingga

516
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017

pertumbuhannya terhambat atau bahkan glikan dari peptidoglikan pada rantai yang
mati. Masduki (1996) menyatakan bahwa lain sehingga menyebabkan dinding sel
tanin juga mempunyai daya antibakteri terakit sempurna. Keadaan ini
dengan cara mempresipitasi protein, menyebabkan sel bakteri mudah
karena diduga tanin mempunyai efek yang mengalami lisis, baik berupa fisik maupun
sama dengan senyawa fenolik. Efek osmotik dan menyebabkan kematian sel.
antibakteri tanin antara lain melalui reaksi
SIMPULAN DAN SARAN
dengan membran sel, inaktivasi enzim,
Simpulan
dan destruksi atau inaktivasi fungsi materi
Berdasarkan hasil penelitian,
genetik.
dapat disimpulkan terdapat aktivitas
Alkaloid memiliki kemampuan
asntibakteri yang berbeda pada masing-
sebagai antibakteri. Mekanisme yang
masing konsentrasi ekstrak etanol kulit
diduga adalah dengan cara mengganggu
buah naga merah, Semakin tinggi
komponen penyusun peptidoglikan pada
konsentrasi ekstrak yang digunakan maka
sel bakteri sehingga lapisan dinding sel
semakin besar daya hambat
tidak terbentuk secara utuh, terganggunya
antibakterinya. Konsentrasi 100% ekstrak
sintesis peptidoglikan sehingga
etanol kulit buah naga merah dapat
pembentukan sel tidak sempurna karena
membunuh 99,9% pertumbuhan bakteri
tidak mengandung peptidoglikan dan
Streptococcus pyogenes.
dinding selnya hanya meliputi membran
Saran
sel. Menurut Sumarsih (2003) dalam
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
Lamapaha (2008) rangka dasar dinding sel
dengan menggunakan teknik atau metode
bakteri adalah lapisan peptidoglikan.
dan pelarut yang berbeda.
Petptidoglikan tersusun dari N- asetil
glukosamin dan N-asetil asam muramat,
DAFTAR PUSTAKA
yang terikat melalui ikatan 1,4-glikosida.
Ajizah, Aulia; Thihana; Mirhanuddin.
Pada N-asetil asam muramat terdapat
2007. Potensi Ekstrak Kayu Ulin
rantai pendek asam amino: alanin,
(Eusideroxylon zwageri) Dalam
glutamat, diaminopimelat, lisin dan alanin,
Menghambat Pertumbuhan
yang terikat melalui ikatan peptida.
Bakteri Staphylococcus aureus
Peranan ikatan peptida ini sangat penting
Secara In Vitro.diakses 4 Juni
dalam menghubungkan antara rantai satu
2014
dengan rantai yang lain. Mekanisme
http://bioscientiae.unlam.ac.id/v4
kerusakan dinding bakteri terjadi karena
n1/v4n1_ajizah.pdf. Skripsi
proses perakitan dinding sel bakteri yang
Aulia, Ismi Arsyi. 2008. Uji aktivitas
diawali dengan pembentukan rantai
Antibakteri Fraksi Etil Asetat
peptida yang akan membentuk jembatan
Ekstrak Etanolik Daun Arbenan
silang peptida yang menggabungkan rantai
517
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017
(duchesnea indica (andr.) Focke) dan Pak Dek, M.S. Short
Terhadap Staphylococcus aureus Communication Antibacterial
dan Pseudomonas aeruginosa Property of Hylocereus polyrhizus
Multiresisten Antibiotik Beserta and Hylocereus undatus Peel
Profil Kromatografi Lapis Extracts. Int. Food Res. J.
Tipisnya. : diakses, 4 juni 2016 2012;19(1):77-84.
http://etd.eprints.ums.ac.id/1517/1 Phebe, D., Chew, M. K., Suraini, A. A.,
/K100040115.pdf. Skripsi Lai, O. M. dan Janna, O. A. 2009.
Budi Saneto. 2012. Karakterisasi Kulit Red-fleshed pitaya (Hylocereus
Buah Naga Merah (H. polyrizus), polyrhizus) fruit colour and
Teknologi Hasil Pertanian, betacyanin content depend on
Widyagama, Malang. Robinson, T.1991. Kandungan
Kehidupan Manusia. OrganikTumbuhan Tinggi. Edisi
BioTrend.4(1). ke–6.a.b.Kosasih Padmawinata.
Melliawati, Ruth. 2009. Esherichia coli Penerbit ITB. Bandung.
dalam Sumarsih,S. 2003. MikrobiologiDasar.
Nurmahani, M.M., Osman, A., Abdul Yogyakarta : UPN Veteran.
Hamid, A., Mohamad Ghazali, F.

518

Anda mungkin juga menyukai