1, Agustus 2019
P-ISSN 2622-4941
E-ISSN 2685-1121
ABSTRAK
Kapulaga (Amomum compactum Soland ex. Maton) merupakan tanaman yang biasa
digunakan sebagai bumbu masakan dan juga dipercaya memiliki khasiat untuk mengobati
berbagai penyakit, salah satunya penyakit yang disebabkan oleh jamur. Trichophyton rubrum
merupakan salah satu jamur yang dapat menyebabkan penyakit kulit, diantaranya tinea pedis,
tinea unguium, tinea korporis, dan lan-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya
hambat ekstrak etanol daun kapulaga (Amomum compactum Soland ex. Maton) terhadap
pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum. Pengujian daya hambat ekstrak etanol daun
kapulaga (Amomum compactum Soland ex. Maton) dilakukan dengan menggunakan metode
Kirby-Bauer. Hasil penelitian yang diperoleh, ekstrak etanol daun kapulaga (Amomum
compactum Soland ex. Maton) dapat menghambat pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum
dari konsentrasi 10% dengan rerata diameter zona hambat sebesar 30 mm, 20% sebesar 35
mm, 30% sebesar 38 mm, 40% sebesar 40 mm, 50% sebesar 45 mm, 60% sebesar 46 mm,
70% sebesar 47 mm, 80% sebesar 48 mm, 90% sebesar 62 mm, dan 100% sebesar 72 mm.
Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa diameter zona hambat jamur Trichophyton
rubrum untuk hampir setiap konsentrasi ekstrak kapulaga menunjukkan perbedaan yang
sangat nyata terhadap semua konsentrasi ekstrak, Hal ini berarti sebagian besar konsentrasi
ekstrak tersebut telah menunjukkan efek yang berbeda dalam menghambat pertumbuhan
Trichophyton rubrum. Efek antifungi yang paling baik terlihat pada konsentrasi ekstrak 100%
dengan kemampuan daya hambat sebesar 72 mm dengan kategori hambatan sangat kuat
sedangkan konsentrasi terkecil yang masih dapat menghambat pertumbuhan terdapat pada
konsentrasi ekstrak 10 % dengan kemampuan daya hambat sebesar 30 mm dengan kategori
hambatan sama-sama sangat kuat.
Kata kunci: Ekstrak etanol, Amomum compactum Soland ex. Maton, Trichophyton rubrum.
31
Pharmacoscript Volume 2 No. 1 Agustus 2019
32
Khusnul, et.al.; Uji Daya Hambat…..Pharmacoscript Volume 2 No. 1, Agustus 2019
dihasilkan pada konsentrasi 80%, 90%, dan signifikan terhadap perlakuan konsentrasi
100% dikatakan melebihi kontrol positif yang diberikan pada jamur Trichophyton
ketokonazol 2%, dimana hasil pada rubrum, dimana nilai p=0,000 atau nilai
konsentrasi 80% yaitu sebesar 48 mm, 90% p<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variasi
sebesar 62 mm, dan 100% sebesar 72 mm, konsentrasi yang diberikan pada jamur
sebesar 48 mm. Hal ini membuktikan bahwa aktivitas dalam menghambat pertumbuhan
pertumbuhan jamur T.rubrum dapat jamur, dari hasil tersebut dapat dilakukan uji
dihambat dengan baik oleh ekstrak daun lanjutan dengan menggunakan uji Duncan
kapulaga karena dilihat dari diameter zona seperti yang tersaji pada tabel 1 dibawah ini.
steril tidak terdapat zona hambat yang Rerata Diameter Daya Hambat
Perlakuan
(mm) dan Respon Daya hambat
terbentuk sedangkan untuk kontrol negatif 10% 30a Sangat Kuat
etanol terdapat zona hambat yang terbentuk 20% 35ab Sangat Kuat
30% 38b Sangat Kuat
yaitu 10 mm. Hasil kontrol negatif etanol 40% 40 bc Sangat Kuat
50% 45 cd Sangat Kuat
yang terbentuk tersebut tidak berpengaruh 60% 46d Sangat Kuat
70% 47d Sangat Kuat
terhadap hasil diameter zona hambat yang 80% 48d Sangat Kuat
90% 62f Sangat Kuat
diperoleh, karena masih menunjukkan 100% 72g Sangat Kuat
kategori sangat kuat meskipun hasil tersebut Kontrol (+) 48 Sangat kuat
Kontrol (-) 0
dilakukan pengurangan hasil kontrol etanol. Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang
sama tidak berbeda pada tingkat kesalahan 5%
Adapun hasil diameter zona hambat yang Respon daya hambat Sangat kuat (> 2cm), Kuat
(1,6-2cm), Sedang (1-1,5cm), Lemah (<1cm).
terbentuk termasuk dalam kategori sangat
34
Khusnul, et.al.; Uji Daya Hambat…..Pharmacoscript Volume 2 No. 1, Agustus 2019
Hasil uji Duncan tersebut Tabel 2. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Daun
Kapulaga
menunjukkan bahwa diameter zona hambat
yang terbentuk pada jamur Trichophyton No Uji Hasil Keterangan
Fitokimia Pengujian
rubrum dengan menggunakan variasi Terbentuk larutan
1. Flavonoid + warna kuning
konsentrasi ekstrak daun kapulaga sampai jingga
Terbentuk busa
menunjukkan perbedaan yang sangat nyata 2. Saponin +
yang stabil
terhadap ekstrak daun kapulaga pada Terbentuk larutan
3. Tanin +
warna kehitaman
konsentrasi 90% dan konsentrasi 100%.
Berdasarkan hasil uji fitokimia yang
Hasil pada konsentrasi 90% dan 100%
telah dilakukan bahwa pengujian terhadap
dalam memberikan sangat berbeda nyata,
flavonoid, saponin, dan tanin menunjukkan
sedangkan pada konsentrasi 10% dan
hasil yang positif. Hasil positif pada
konsentrasi 20%, konsentrasi 20%, 30%,
flavonoid ditandai dengan terbentuknya
dan 40%, konsentrasi 40% dan 50%,
larutan warna kuning sampai jingga,
konsentrasi 50%, 60%, 70%, dan 80%
menurut Sudarma (2010) mengemukakan
menunjukkan kemampuan atau aktivitas
bahwa flavonoid yang terbentuk warna
antijamur yang sama terhadap pertumbuhan
jingga diberikan oleh senyawa flavon.
jamur tetapi hasil tersebut masih termasuk
Kemudian untuk hasil positif pada saponin
kedalam kategori sangat kuat karena dilihat
ditandai dengan terbentuknya busa yang
dari hasil diameter zona hambat yang
stabil dan untuk hasil positif pada tanin
terbentuk sangat besar.
ditandai dengan terbentuknya larutan
Besarnya diameter zona hambat yang
berwarna kehitaman. Senyawa tersebut
terbentuk tidak terlepas dari senyawa aktif
dapat menghambat pertumbuhan jamur,
yang terkandung pada tanaman kapulaga
dimana flavonoid dapat merusak membran
khususnya bagian daunnya. Uji senyawa
sel dan mendenaturasi protein (Jawetz et al,
aktif tersebut dapat dilakukan dengan cara
2005). Saponin dapat menganggu stabilitas
uji fitokimia dimana hasil positif dapat
membran sel pada jamur yang
dilihat melalui perubahan warna larutan
mengakibatkan kerusakan membran sel
yang terbentuk setelah penambahan pelarut.
(Ganiswara, 1995). Tanin bekerja dengan
Hasil uji fitokimia pada ekstrak etanol daun
cara menghambat sintesis kitin yang
kapulaga dapat dilihat pada tabel 2.
digunakan untuk pembentukan dinding sel
pada jamur dan merusak membran sel
sehingga pertumbuhan jamur terhambat
(Watson dan Preedy, 2007).
35
Pharmacoscript Volume 2 No. 1 Agustus 2019
36