Anda di halaman 1dari 9

JURNAL MEDIA SAINS 1(1): 23-31

ISSN : 2549-7413

UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK AKAR TANAMAN


BAMA (Plumbago zeylanica) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR
Trichophyton mentagrophytes PENYEBAB KURAP PADA KULIT
1*
I Wayan Karta, 2Burhannuddin
1,2
Jurusan Analis Kesehatan, Poltekkes Denpasar
*Email : iwayankartaganesh@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antijamur ekstrak etanol akar
tanaman bama (Plumbago zeylanica) berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan jamur
dermatofit Trichophyton mentagrophytes. Penelitian adalah eksperimen murni (true experiment)
dengan posttest only control group design. Ekstraksi akar tanaman bama dilakukan dengan cara
maserasi menggunakan pelarut etanol absolut. Untuk menguji aktivitasnya dilakukan uji daya
hambat dengan metode difusi dan penentuan konsentrasi hambatan minimum (KHM) dengan
metode dilusi. Analisis dilakukan secara statisik menggunakan uji one way ANOVA dengan
signifikansi p = 0,05. Ekstrak akar tanaman bama (P. zeylanica) berbagai konsentrasi mampu
menghambat pertumbuhan jamur dermatofit T. mentagrophytes. Berdasarkan sensitivitasnya,
konsentrasi pada 1,5%; 2,5%; 5%, dan 10% dalam kategori sensitif sama dengan kontrol positif
ketokonazol 2%. Uji One Way Anova menunjukkan p lebih kecil dari 0,05 yang berarti terdapat
perbedaan zona hambat ekstrak akar tanaman bama (P. zeylanica) berbagai konsentrasi terhadap
pertumbuhan jamur dermatofit T. mentagrophytes. Konsetrasi 10% memiliki zona hambat yang
lebih besar dibandingkan yang lainnya. Konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak akar
tanaman bama (P. zeylanica) berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan jamur dermatofit T.
mentagrophytes berada di bawah 0,08% (0,08%). Hal ini karena pada rentangan konsentrasi
yang telah diujikan tidak tumbuh koloni jamur (-).
Kata Kunci: Plumbago zeylanica, antijamur, Trichophyton mentagrophytes

ABSTRACT
This study aims to determine the antifungal activity of ethanol extract of the roots of
plants bama (Plumbago zeylanica) various concentrations on the growth of dermatophyte fungi
Trichophyton mentagrophytes. The study is true experiment with posttest only control group
design. Extraction plant roots bama done by maceration using ethanol absolute. To test the
inhibitory activity test by the method of determining the concentration of diffusion and minimum
barriers by the dilution method. Analysis performed statistical using one way ANOVA test with
a significance of p = 0.05. Root extract of P. zeylanica with various concentrations to inhibit the
growth of dermatophyte fungi T. mentagrophytes. Based on the sensitivity, the concentration at
1.5%; 2.5%; 5%, and 10% in the sensitive category equal to 2% ketoconazole positive control.
One Way Anova test showed p less than 0.05 which means that there are differences in
inhibition zone of various concentrations on the growth of dermatophyte fungi T.
mentagrophytes Concentration of 10% have a zone of inhibition greater than others. The
minimum inhibitory concentration of extract of various concentrations on the growth of
dermatophyte fungi T. mentagrophytes is under 0.08% (0,08%). This is because the range of
concentrations that have been tested are not growing fungal colonies (-).
Key words: Plumbago zeylanica, antifungal, Trichophyton mentagrophytes

23 J. Media.Sains – Maret 2017


Karta, I W., dan Burhannudin / Media Sains 1 (1) (2017)

PENDAHULUAN dikembangkan penelitian antifungi berbahan


Penyakit kulit semakin berkembang alam. Seperti penelitian yang dilakukan
di Indonesia, hal ini dibuktikan dari data Gholib (2011) pada ekstrak etanol rimpang
Profil Kesehatan Indonesia 2011 yang kencur mampu menghambat pertumbuhan
menunjukkan bahwa penyakit kulit dan jamur Trichophyton verrucosum secara in
jaringan subkutan menjadi peringkat ketiga vitro dengan nilai konsentrasi hambat
dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat minimum (KHM) 1%. Senyawa yang
jalan di rumah sakit se-Indonesia berdasarkan terkandung dalam ekstrak rimpang kencur
jumlah kunjungan yaitu sebanyak 192.414 yang berpotensi sebagai antifungi yaitu
kunjungan dan 122.076 kunjungan alkaloid, saponin, tannin, flavonoid, fenolik,
diantaranya merupakan kasus baru dan glikosida. Ekstrak rimpang lengkuas dan
(Kemenkes, 2012). Hal ini menunjukkan daun sirih mampu menghambat pertumbuhan
bahwa penyakit kulit masih sangat dominan kapang dermatofit (Gholib dan
terjadi di Indonesia. Kusumaningtyas, 2007). Ekstrak tanaman
Data epidemiologik menunjukan rimpang kencur (Kaempferia galanga L.)
bahwa penyakit kulit karena jamur mengandung komponen zat aktif sebagai
(dermatomikosis) superfisial merupakan biofungisidal bagi pertumbuhan jamur
penyakit kulit yang banyak dijumpai pada Trichophyton mentagrophytes dan
semua masyarakat, baik di pedesaan maupun Cryptococcus neoformans, yang ternyata zat
perkotaan, tidak hanya di negara berkembang aktif tersebut antara lain minyak atsiri,
tetapi juga di negara maju sekalipun. flavonoid, saponin dan methyl-p-
Meskipun penyakit ini tidak fatal, namun methoxycinnamate, methylcinnamate,
karena sering bersifat kronik dan kumat- carvone, eucalyptol dan pentadecane (Gholib,
kumatan, serta tidak sedikit yang resisten 2009). Adanya kandungan aktif antifungi
dengan obat anti jamur, maka penyakit dapat tersebut memberikan kesempatan untuk
menyebabkan gangguan kenyamanan dan melakukan penelitian pada tanaman-tanaman
menurunkan kualitas hidup bagi penderitanya lain untuk dikembangkan menjadi obat anti
(Soebono, 2001). Penyakit kulit yang jamur, salah satunya adalah Plumbago
disebabkan infeksi jamur merupakan penyakit zeylanica.
yang sering dijumpai terutama di negara Plumbago zeylanica di Bali
tropis karena keadaan suhu dan kelembaban dinamakan tanaman bama. Secara empiris,
udara berubah-ubah setiap waktu. Ada 3 jenis akar tanaman ini digunakan oleh masyarakat
kapang dermatofit, yaitu Trichophyton, Nusa Penida sebagai obat jamur pada bagian
Microsporum dan Epidermophyton. Setiap akarnya. Pada proses penggunaannya,
jenis menunjukkan frekwensi kejadian yang masyarakat langsung mengoleskan akar
berbeda, tergantung jenis induk semang dan tanaman yang telah ditumbuk pada bagian
perbedaan geografi. Udara yang lembab dan yang terkena jamur. Hasilnya jamur pada
panas sepanjang tahun sangat cocok bagi kulit berangsur-angsur hilang dan tidak
berkembangnya penyakit jamur. Prevalensi tumbuh lagi. Tanaman ini sebenarnya
penyakit jamur lebih tinggi pada daerah tropis memiliki khasiat bagi kesehatan seperti
(Putra, 2008). Spesies terbanyak yang aktivitas anti-inflamasi, anti malaria, memacu
menjadi penyebab dermatifitosis di Indonesia pengeringan luka, antivitas antidiabetes,
adalah jenis Trichophyton (Kurniati dan mengurangi efek alergi, aktivitas antifertilitas,
Rosita, 2008). antivitas anti-mikroba dan anti-bakteri,
Berbagai cara dilakukan untuk aktivitas antiviral, aktivitas antioksidan,
menanggulangi terjadinya penyakit kulit antikanker, dan aktivitas larvasida (Datta and
dermatofit. Masyarakat menggunakan obat Mishra, 2012). Hasil pemeriksaan screening
kimia yang mengandung ketokenazol, kandungan fitokimia pada akarnya
mikonazol, dan klotrimazol, serta mengandung saponin, steroid, flavonoid,
menggunakan beberapa bahan alam. tannin, dan alkaloid. Pelarut yang paling baik
Beberapa bahan obat kimia memberikan efek untuk mengekstrak kandungan dalam akar
samping terhadap penggunanya disamping tanaman ini adalah etanol (Subhash, dkk.,
juga harganya relatif mahal, sehingga 2013). Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak

24 J. Media.Sains – Maret 2017


Karta, I W., dan Burhannudin / Media Sains 1 (1) (2017)

etanol memberikan aktivitas anti jamur yang konsentrasi ekstrak akar tanaman bama untuk
paling signifikan (Kumar dan Sudha, 2011). metode difusi yaitu 1,5%; 2,5%; 5%, dan
Senyawa yang banyak berperan sebagai 10%. Jumlah pengulangan sebanyak tiga kali
antifungi adalah derivat naftakuinon termasuk dan replikasi sebanyak tiga kali. Sedangkan
juga plumbagin (Duraipandiyan dan untuk metode dilusi digunakan konsentrasi
Ignacimuthu, 2011). Berdasarkan hal tersebut, 0,078%, 0,156%, 0,312%, 0,625%, dan
kandungan aktif pada beberapa penelitian 1,25% dari ekstrak murninya.
dalam kencur, lengkuas, dan daun sirih sama Alat yang digunakan dalam penelitian
dengan pada tanaman bama, sehingga ini adalah maserator, cawan porselin,
diperlukan penelitian lebih lanjut untuk penangas air, pengaduk kayu, evaporator,
menguji aktivitas anti jamurnya. kain penyaring, Water bath, Laminar air flow
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam sebagai ruang uji secara aseptis, alat gelas:
penelitian ini akan dilakukan penelitian lebih cawan petri, tabung reaksi, gelas ukur, beker
lanjut mengenai aktivitas antijamur hasil gelas, pipet ukur, autoklaf untuk sterilisasi
ekstrak etanol akar tanaman bama bersih, autoklaf untuk sterilisasi kotor,
(P.zeylanica) pada jamur dermatofit Shaker, Timbangan analitik, Colony counter
Trichophyton mentagrophytes secara in vitro. (Stuart Scientific), jangka sorong, inkubator,
Aktivitas ini ditentukan berdasarkan daya Penangas. Bahan yang digunakan adalah
hambat pertumbuhan dan konsentrasi hambat Sabouraud Dextrose Agar (SDA), biakan
minimumnya berdasarkan metode difusi dan jamur T. mentagrophytes, etanol absolut,
dilusi, sehingga dapat diketahui ekstrak ini akuades, akar kering tanaman tanaman bama
dapat berfungsi sebagai fungisida ataupun (P. zeylanica), dan ketokonazol.
fungistatik. Proses ekstraksi akar tanaman Bama
dilakukan dengan tahapan maserasi dan
METODE PENELITIAN evaporasi. Maserasi dilakukan dengan cara
Penelitian ini menggunakan jenis memasukkan 10 bagian simplisia (akar
penelitian True-experimental (eksperimen tanaman bama yang telah halus) ke dalam
murni) menganalisis aktivitas anti jamur T. bejana.Kemudian dituangi dengan penyari 75
mentagrophytes ekstrak akar tanaman bama (etanol absolut) bagian, ditutup dan dibiarkan
(P. zeylanica). Untuk menguji aktivitasnya selama 5 hari, terlindung dari cahaya sambil
dilakukan pengamatan terhadap pertumbuhan diaduk sekali-kali setiap hari lalu diperas dan
jamur dengan metode difusi (zona hambat) ampasnya dimaserasi kembali dengan cairan
dan metode dilusi (konsentrasi hambat etanol. Penyarian diakhiri setelah pelarut
minimum). Pada metode difusi digunakan tidak berwarna lagi, lalu dipindahkan ke
rancangan posttest dengan kelompok kontrol dalam bejana tertutup, dibiarkan pada tempat
(posttest only control group design). yang tidak bercahaya, setelah dua hari lalu
Penelitian dilakukan di Laboratorium endapan dipisahkan. Hasil maserasi
Mikrobiologi Jurusan Analis Kesehatan, dan dimasukkan ke dalam labu evaporator.
Unit Layanan Laboratorium Fakultas Waterbath pada evaporator diatur suhunya
Teknologi Pertanian pada tahun 2016. Unit pada 500C dan alat evaporator dinyalakan.
analisis dalam penelitian ini adalah zona Proses evaporasi dihentikan sampai diperoleh
hambat pertumbuhan jamur T. ekstrak akar yang kental, dan pelarut etanol
mentagrophytes pada berbagai konsentrasi semuanya tertampung dalam labu destilat.
ekstrak akar tanaman bama (P. zeylanica) Metode dilusi dilakukan dengan
yaitu 1,5%; 2,5%; 5%, dan 10%. Sebagai menuangkan media agar pada cawan. Hal ini
kontrol positif digunakan antibiotik dilakukan dengan membuat pengenceran
ketokonazol 2%, karena ketokonazol masing-masing ekstrak akar tanaman bama di
merupakan obat antijamur yang dapat dalam aquades steril, 0,078%, 0,156%,
digunakan secara topikal ataupun oral. 0,312%, 0,625%, dan 1,25%. Suspensi
Volume sampel yang digunakan kapang T. mentagrophytes dibuat dengan
dalam penelitian ini adalah sebesar 25 ml aquades steril, dan melakukan pemupukan
ekstrak akar tanaman bama 100% hasil berpengenceran seri (dilution plating) pada
evaporasi. Terdapat empat perlakuan media agar Sabouraud. Kemudian dilakukan

25 J. Media.Sains – Maret 2017


Karta, I W., dan Burhannudin / Media Sains 1 (1) (2017)

inkubasi pada suhu 37°C, dan pertumbuhan yaitu ukuran zona hambat zat yang diuji
koloni diperiksa pada hari ke 3. Setelah itu dibagi ukuran zona hambat standar.
dilakukan penentuan enceran suspensi Interpretasi diameter zona sensitivitas ialah
jamur/kapang yang menunjukkan populasi sebagai berikut (Hoffman dan Michael,
koloni lebih kurang 300 koloni/petri, yang 2001): 19 mm atau lebih : sensitif; 13-18 mm
akan digunakan untuk uji daya hambat dari : intermediet; 12 mm : resisten.
ekstrak. Dari masing-masing suspensi Analisis data yang digunakan dalam
pengenceran ekstrak dituangkan 1 ml bersama penelitian ini adalah analisis kuantitatif,
dengan 1 ml suspensi kapang ke dalam petri dilakukan dengan uji statistik menggunakan
kosong steril. Cawan petri yang sudah berisi bantuan perangkat lunak komputer (software).
campuran kedua suspensi tersebut diberi agar Analisis data dilakukan dengan beberapa
Sabouraud yang masih cair (suhu 40°C), tahap. Uji Kolmogorov Smirnov (KS)
mengandung kloramfenikol (0,05%), lalu digunakan untuk menguji distribusi data,
digoyang supaya homogen. Perlakuan apakah berdistribusi normal atau tidak
sebanyak 3 x ulangan. Inkubasi pada suhu normal. Pada hasil analisis data berdistribusi
37°C, dan pada hari ke-3 pertumbuhan koloni normal. Apabila pada uji KS data
diamati dan dihitung. Penghambatan berdistribusi normal, dilanjutkan dengan uji
pertumbuhan dapat dilihat dengan melihat One Way Anova untuk mengetahui ada atau
jumlah koloni yang tumbuh. Sediaan krem tidaknya perbedaan diameter zona hambat
ketokonazol 2%, digunakan sebagai pertumbuhan jamur T. mentagrophytes pada
pembanding, dan pengujian dilakukan seperti berbagai konsentrasi ekstrak akar tanaman
pada ekstrak, yaitu dengan cara mencairkan bama (P. zeylanica). Jika dalam uji One Way
lebih dulu dengan dipanaskan. Anova ditemukan ada perbedaan, uji
Metode difusi dengan lubang dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant
sumuran dan untuk pengujian ini pengenceran Deference) untuk melihat adanya perbedaan
ekstrak 1,5%; 2,5%; 5%, dan 10%. Kapang T. zona hambat pertumbuhan jamur T.
mentagrophytes ditanam secara strik/goresan mentagrophytes yang bermakna antara
di permukaan media. Lubang sumuran dibuat masing-masing konsentrasi ekstrak akar
di media tersebut sebanyak 3 lubang, dengan tanaman bama (P. zeylanica).
jarak segi tiga sama sisi. Kemudian lubang
sumuran itu diisi dengan cairan ekstrak dari HASIL DAN PEMBAHASAN
simplisia yang diuji sampai rata dengan
Hasil Pemeriksaan Uji Daya Hambat
permukaan media. Selanjutnya dilakukan
dengan Metode Difusi Cakram
inkubasi di dalam inkubator pada suhu 37°C.
Pada hari ke 3 dilakukan observasi Uji daya hambat dilakukan dengan
pertumbuhan koloni dan zona hambat metode difusi cakram dengan tiga replikasi
disekitar lubang sumuran. Dilakukan dan setiap replikasi dilakukan tiga kali
pengukuran jarak dari sisi lubang dengan sisi pengulangan menunjukkan hasil yang
luar zona, dalam mm. Sebagai standar, disajikan pada Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3.
digunakan zat sintesis ketokonazol. Setelah Hasil uji difusi ditunjukkan pada Gambar 1.
itu dilakukan penentuan nilai indek aktifitas, Analisis statistik menggunakan SPSS 17.0.

Tabel 1 Hasil Pengujian Daya Hambat pada Replika 1


Diameter Zona Hambat (mm)
Pengujian pada
Pengulangan 1 Pengulangan 2 Pengulangan 3 rata-rata
Kontrol (+) 40 40 35 38,33
10% 45 50 47.5 47,50
5% 37,5 38 41 38,83
2,50% 35 37,5 40 37,50
1,50% 35 35 35 35,00
Kontrol (-) 0 0 0 0,00

26 J. Media.Sains – Maret 2017


Karta, I W., dan Burhannudin / Media Sains 1 (1) (2017)

Tabel 2 Hasil Pengujian Daya Hambat pada Replika 2


Diameter Zona Hambat (mm)
Pengujian pada
Pengulangan 1 Pengulangan 2 Pengulangan 3 rata-rata
Kontrol (+) 38 38,5 40 38,83
10% 45,5 48 49,5 47,67
5% 39 39,5 37,5 38,67
2,50% 36 38 35,5 36,50
1,50% 34 33.5 35,5 34,33
Kontrol (-) 0 0 0 0,00

Tabel 3 Hasil Pengujian Daya Hambat pada Replika 3


Diameter Zona Hambat (mm)
Pengujian pada
Pengulangan 1 Pengulangan 2 Pengulangan 3 rata-rata
Kontrol (+) 37 38,5 39 38,17
10% 47 49 48,5 48,17
5% 36.5 38 39,5 38,00
2,50% 37 38,5 36 37,17
1,50% 36 34,5 33 34,50
Kontrol (-) 0 0 0 0,00

1,5% 2,5% 5%

10%
Kontrol negatif Kontrol positif

Gambar 1. Hasil Uji Difusi setiap Konsentrasi dan Kontrol

Untuk mengetahui ada atau tidaknya ditunjukkan dengan nilai Asymp. Sig. (2-
perbedaan diameter zona hambat tailed) bernilai lebih besar dari 0,05 (0,05).
pertumbuhan jamur T. mentagrophytes pada Uji dilanjutkan dengan uji One Way Anova.
berbagai konsentrasi ekstrak akar tanaman Hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan
bama (P. zeylanica) akan dilakukan uji setiap perlakuan konsentrasi, hal ini ditandai
statistik menggunakan uji One Way Anova. dengan nilai Sig. lebih kecil dari 0,05 (0,05).
Namun, sebelum diuji dilakukan terlebih Analisis ditunjukkan pada Tabel 4.
dahulu uji normalitas dan diperoleh data hasil
penelitian berdistribusi normal yang

27 J. Media.Sains – Maret 2017


Karta, I W., dan Burhannudin / Media Sains 1 (1) (2017)

Tabel 4 Hasil Analisis Uji One Way Anova


ANOVA
Zona Hambat
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 894,576 3 298,192 143,132 ,000
Within Groups 66,667 32 2,083
Total 961,243 35

Hasil Pemeriksaan Uji Daya Hambat dilusi ini menunjukkan bahwa kontrol positif
dengan Metode Dilusi Agar dan setiap perlakuan memberikan hasil yang
negatif terhadap pertumbuhan koloni jamur,
Uji daya hambat juga dilakukan
artinya tidak ada jamur yang tumbuh dalam
dengan metode dilusi agar dan diperoleh hasil
pengujian secara dilusi.
seperti pada Tabel 5 dan Gambar 2. Pada uji

Tabel 5 Penentuan Hambat Minimum dengan Metode Dilusi Agar


Pengujian pada Pertumbuhan Koloni
Pengulangan 1 Pengulangan 2 Pengulangan 3
Kontrol (+) - - -
1.25% - - -
0.63% - - -
0.31% - - -
0.16% - - -
0.08% - - -
Kontrol (-) + + +

Konsentrasi
uji

Kontrol Negatif Kontrol Positif


Gambar 2. Hasil Metode Dilusi

Berdasarkan Tabel 1, Tabel 2, Tabel bama memiliki kemampuan untuk


3 dapat dilihat bahwa setiap perlakuan pada menghambat pertumbuhan jamur T.
masing-masing konsentrasi memiliki daya mentagrophytes. Jika diinterpretasikan
hambat terhadap pertumbuhan jamur T. dengan diameter zona sensitivitasnya, maka
mentagrophytes. Diameter zona hambat yang keempat perlakuan termasuk dalam kategori
paling tinggi terdapat pada konsentrasi 10% sensitif yaitu berada di atas 19 mm. Pada
dan terendah pada konsentrasi 1,5%. Hal ini tabel juga menunjukkan antara kontrol positif
menunjukkan bahwa ekstrak akar tanaman yaitu ketokonazol 2% dengan perlakuan

28 J. Media.Sains – Maret 2017


Karta, I W., dan Burhannudin / Media Sains 1 (1) (2017)

konsentrasi 10% menunjukkan adanya <0,05. Perbedaan konsentrasi tentu akan


perbedaan rata-rata. Perlakuan konsentrasi 10 memberikan efek yang berbeda, karena
% memiliki daya hambat yang lebih besar semakin besar konsentrasi ekstrak maka
dibandingkan dengan kontrol positif. semakin besar juga daya aktifnya.
Konsentrasi dari 1,5%; 2,5%, dan 5% Konsentrasi yang lebih tinggi akan mampu
memiliki efektivitas daya hambat hampir merusak dan menghambat pertumbuhan
sama dengan kontrol. Sedangkan kontrol jamur lebih maksimal. Namun, jika dilihat
negatif yang menggunakan etanol tidak dari kemampuan kontrol positif dengan setiap
memberikan daya hambat. Kontrol positif dan perlakuan berbagai konsentrasi menunjukkan
setiap perlakuan memiliki kemampuan bahwa ekstrak akar tanaman bama memiliki
sensitif terhadap jamur. potensi besar sebagai anti jamur khususnya T.
Penentuan diameter zona hambat mentagrophytes, sehingga nantinya sangat
merupakan pengujian sensitivitas terhadap perlu dikembangkan pemanfaatan akar
bakteri atau jamur. Sensitivitas adalah suatu tanaman bama sebagai anti jamur.
keadaan dimana mikroba sangat peka Kemampuan daya hambat yang tinggi pada
terhadap antibiotik atau sensitivitas adalah ekstrak akar tanaman bama perlu juga
kepekaan suatu antibiotik yang masih baik dilakukan pengujian toksisitas dari ekstrak
untuk memberikan daya hambat terhadap akar tanaman bama. Kemampuan ekstrak akar
mikroba. Uji sentivitas merupakan suatu tanaman bama diperkuat kemampuannya
metode untuk menentukan tingkat kerentanan sebagai anti jamur dengan pengujian dengan
bakteri/jamur terhadap zat metode dilusi.
antibakteri/antijamur dan untuk mengetahui Metode dilusi dilakukan dengan
senyawa murni yang memiliki aktivitas memasukkan sejumlah zat antimikroba ke
antibakteri/antijamur. Metode difusi sering dalam medium padat atau cair. Medium
digunakan untuk mengetahui sensitivitas akhirnya diinokulasikan dengan mikroba yang
bakteri/jamur. Prinsip dari metode ini adalah diuji dan diinkubasi. Tujuan metode ini
penghambatan terhadap pertumbuhan adalah untuk mengetahui seberapa banyak
mikroorganisme, yaitu zona hambatan akan jumlah zat antimikroba yang diperlukan untuk
terlihat sebagai daerah jernih di sekitar menghambat pertumbuhan atau membunuh
cakram kertas yang mengandung zat mikroba yang diuji. Pada penelitian ini, pada
antibakteri/antijamur. Diameter zona uji dilusi menunjukkan hasil yang negatif
hambatan pertumbuhan bakteri menunjukkan terhadap pertumbuhan jamur, artinya nilai
sensitivitas bakteri/jamur terhadap zat konsentrasi hambat minimunya berada di
antibakteri/antijamur. Selanjutnya, dikatakan bawah 0,08 (Tabel 5). Hasil seperti ini
bahwa semakin lebar diameter zona hambatan kemungkinan diakibatkan oleh daya
yang terbentuk bakteri tersebut semakin sensitivitas dan toksisitas yang tinggi dari
sensitif (Waluyo, 2008). Ekstrak akar ekstrak tanaman bama. Hal ini sejalan dengan
tanaman bama memiliki kemampuan yang penelitian yang dilakukan oleh Saha dan Paul
sensitif terhadap penghambatan pertumbuhan (2012) yang menemukan bahwa ekstrak
jamur, bahkan dalam konsentrasi 10% mampu etanol dari tanaman bama memiliki aktivitas
melebihi diameter zona hambat dari kontrol antijamur yang sangat tinggi dari jamur
positif. Hal ini juga ditunjukkan dalam Candida albicans.
penggunaan cakram memerlukan 1 buah Berdasarkan dari berbagai penelitian
cakram, karena tidak bisa digabung dengan menunjukkan kandungan aktif dari ekstrak
pengujian pada konsentrasi lainnya. tanaman bama yang tinggi yang mendukung
Berdasarkan hasil uji statistik kemampuannya sebagai anti jamur. Adanya
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kandungan flavonoid yang tinggi memberikan
setiap konsentrasi terhadap kemampuan kemampuan ekstrak untuk menghambat
ekstrak akar tanaman bama dalam pertumbuhan jamur. Mekanisme kerja
menghambat pertumbuhan jamur. Setiap flavonoid dalam menghambat pertumbuhan
konsentrasi dengan konsentrasi lainnya jamur yakni dengan menyebabkan gangguan
memiliki perbedaan yang signifikan, sehingga permeabilitas membran sel jamur. Gugus
tidak ada yang sama ditandai dengan nilai Sig hidroksil yang terdapat pada senyawa

29 J. Media.Sains – Maret 2017


Karta, I W., dan Burhannudin / Media Sains 1 (1) (2017)

flavonoid menyebabkan perubahan komponen lanjut untuk melakukan pengujian pada


organik dan transport nutrisi yang akhirnya konsentrasi di bawah 0,08%.
akan mengakibatkan timbulnya efek toksik
terhadap jamur (Agrawal, 2011). Flavonoid SIMPULAN DAN SARAN
bekerja sebagai antijamur dengan melakukan
Ekstrak etanol akar tanaman bama (P.
penghambatan transpor elektron mitokondria
zeylanica) dengan konsentrasi 1,5%; 2,5%;
yang mengakibatkan pengurangan potensial
5%, dan 10% memilik aktivitas antijamur
membran mitokondria. Penghambatan
terhadap pertumbuhan jamur dermatofit T.
(inhibisi) dapat terjadi melalui penghambatan
mentagrophytes. Aktivitas anti jamurnya
proton dalam rantai pernapasan yang
tergolong dalam kategori sensitif sama
menyebabkan penurunan produksi ATP dan
dengan kontrol positif ketokonazol 2%.
kematian sel jamur berikutnya (Freiesleben
Konsentrasi 10% memiliki zona hambat yang
dan Jäger, 2014).
lebih besar dibandingkan yang lainnya.
Kandungan polifenol ekstrak akar
Konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak
tanaman bama juga tinggi yang memiliki
akar tanaman bama (Plumbago zeylanica)
potensi sebagai anti jamur. Fenol dan
berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan
derivatnya golongan alkohol, dan asam-asam
jamur dermatofit T. mentagrophytes berada di
merupakan kelompok zat kimia yang aktif
bawah 0,08% (0,08%). Hal ini karena pada
sebagai antiseptik yang bekerja menghambat
rentangan konsentrasi yang telah diujikan
pertumbuhan mikroorganisme dengan
tidak tumbuh koloni jamur (-).
mendenaturasikan protein sel dan merusak
Pada pengembangan penelitian
membran sel. Mekanisme senyawa fenol
selanjutnya perlu dilakukan pengujian lebih
sebagai zat antifungal adalah dengan cara
lanjut secara in vivo dengan hewan coba yang
meracuni protoplasma, merusak dan
telah terinfeksi jamur, penelitian mengenai
menembus dinding sel, serta mengendapkan
toksisitas ekstrak etanol akar tanaman bama
protein sel mikroba. Komponen fenol juga
perlu dilakukan sehingga dapat diaplikasikan
dapat mendenaturasi enzim yang bertanggung
lebih lanjut sebagai obat anti jamur, serta
terhadap germinasi spora atau berpengaruh
pengujian mengenai pemanfaatan ekstrak
terhadap asam amino yang terlibat dalam
etanol akar tanaman bama perlu dilakukan
proses germinasi (Freiesleben dan Jäger,
pada jenis mikroba lainnya baik bakteri atau
2014).
jamur.
Kandungan tannin pada ekstrak akar
tanaman bama juga memberikan kemampuan
UCAPAN TERIMA KASIH
sebagai anti jamur. Mekanisme antijamur
Ucapan terima kasih disampaikan
yang dimiliki tanin yaitu kemampuannya
kepada Politeknik Kesehatan Kemenkes
menghambat sintesis kitin yang digunakan
Denpasar yang telah memberikan bantuan
untuk pembentukan dinding sel pada jamur
dana penelitian, bapak Ida Bagus Ketut
dan merusak membran sel sehingga
Widnyana Yoga yang telah membantu dalam
pertumbuhan jamur terhambat. Tanin
proses evaporasi, serta teman-teman
merupakan senyawa yang bersifat lipofilik
mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan yang
sehingga mudah terikat pada dinding sel dan
telah membantu dalam proses penelitian.
mengakibatkan kerusakan dinding sel jamur
(Watson dan Preedy, 2007). Adanya
DAFTAR PUSTAKA
kandungan aktif pada ekstrak akar tanaman
Agrawal, J. D. ( 2010). Pharmacological
bama memberikan dukungan terhadap
Activities of Flavonoids : A
kemampuannya sebagai antijamur.
Review. International Journal of
Berdasarkan hasil statistitik juga
Pharmaceutical Sciences an
menunjukkan bahwa setiap konsentrasi
Nanotechnology. 4(2), 1394-1398.
memberikan perbedaan yang bermakna
Datta, S., R. N. Mishra. (2012). Plumbago
terhadap penghambatan pertumbuhan jamur zeylinica Linn-Review as Rasayan
T. mentagrophytes. Konsentrasi hambat (Rejuvenator/antiaging). International
minimumnya perlu dilakukan penelitian lebih Journal of Research in

30 J. Media.Sains – Maret 2017


Karta, I W., dan Burhannudin / Media Sains 1 (1) (2017)

Pharmacceutical and Biomedical Bogor, 21 – 22 . Puslitbang


Science. 3(1), 250-267. Peternakan, Bogor. hlm. 877 – 884.
Duraipandiyan V, Ignacimuthu S. (2011). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Antifungal activity of traditional (2012). Profil Kesehatan Indonesia
medicinal plants from Tamil Nadu, Tahun 2011.
India. Asian Pacific Journal of Kumar VRR, T. Sudha. (2011).
Tropical Biomedicine (2011), 204- Phytochemical and antimicrobial
215. studies on Plumbago zeylanica Linn.
Freiesleben SH, Jäger AK .(2014).Correlation (Plumbaginaceae). International
between Plant Secondary Metabolites journal of research in pharmacy and
and Their Antifungal Mechanisms– chemistry. 2,185-188.
A Review. Med Aromat Plants 3: Kurniati, C. R. ( 2008). Etiopatogenesis
154. Dermatofitosis. Berkala Ilmu
Gholib, D. (2009). Daya Hambat Ekstrak Kesehatan Kulit dan Kelamin. 20(3),
Kencur (Kaempferia galanga L.) 243 -250.
Terhadap Trichophyton Saha, D., S. Paul. (2012). In vitro Screening
mentagrophytes dan of Antifungal Activity of Methanol
Cryptococcusneoformans Jamur Extract of Plumbago indica L. against
Penyebab Penyakit Kurap Pada Kulit some pathogenic species of fungi.
dan Penyakit Paru. Bul. Littro. Vol. Asian J. Res. Pharm. Sci. 2(2), 55-
20 No. 1, 2009, 59 -67. 57.
Gholib, D. ( 2011). Uji Daya Antifungi Soebono, H., ( 2001). Dermatomikosis
EkstrakEtanol Rimpang Kencur Superfisialis. Jakarta: Balai Penerbit
(Kaemfera galanga L.) Terhadap FKUI.
Pertumbuhan Jamur Trichophyton Subash, K., A.S. Wabale, M.N Kharde.
verrucosum Secara In Vitro. Seminar (2013). Phytochemical Screening and
Nasional Teknologi Peternakan dan Antimicrobial Studies on Plumbago
Veteriner. zeylanica L. Advances inBioresearch.
Gholib, D., E. Kusumaningtyas. ( 2007). Uji 4(3), 115-117.
daya hambat ekstrak rimpang Waluyo, L. ( 2008). Teknik dan Metode
lengkuas (Alpinia galanga SW) dan Dasar Dalam Mikrobiologi. Malang.
daun sirih (Piper betel L.) terhadap UMM Press.
kapang dermatofit secara in vitro dan Watson, R. R. dan Preedy, V. R. ( 2007).
in vivo. Pros. Seminar Nasional Bioactive foods in promoting health:
Teknologi Peternakan dan Veteriner. probiotics and prebiotics. Academic
Press. USA.

31 J. Media.Sains – Maret 2017

Anda mungkin juga menyukai