BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa (Widodo, 2014). Salmonella typhi
merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk batang yang menyebabkan demam
tifoid. Pada umumnya Salmonella bersifat patogen terhadap manusia bila masuk
melalui mulut, untuk menimbulkan infeksi Salmonella typhi harus dapat mencapai
yang lazim digunakan untuk demam tifoid (Ajizah, 2004). Salah satu antibiotik yang
terjadinya gangguan pada lambung dan usus. Tetapi yang sangat berbahaya adalah
diuraikan menjadi senyawa nitro yang toksik bagi sel-sel sumsum tulang. (Tjay, H T
dan Kirana.2007)
Tanaman jambu mete telah banyak digunakan secara medis. Infus kulit batang
dan daun digunakan sebagai obat untuk sakit gigi sakit gusi, diare parah dan sariawan
juga berpotensi sebagai antibakteri. Ekstrak etanol daun jambu mete mengandung
senyawa aktif tanin, saponin, fenol dalam jumlah besar serta glikosid dan alkaloid
2
dalam jumlah sedikit yang berfungsi sebagai antibakteri. (Ayepola, 2009 Omojasola
ekstrak etanol daun jambu mete dengan konsentrasi 6% menunjukkan hasil yang
Obat-obatan dari bahan alami mempunyai daya simpan yang pendek, untuk
itu perlu penanganan khusus untuk hal tersebut seperti dengan mengolahnya sebagai
serbuk instan (Anggi et al, 2013). Bentuk serbuk dikenal sebagai produk instan atau
siap saji. Minuman serbuk dapat diproduksi dengan biaya lebih rendah dari pada
minuman cair, tidak atau sedikit mengandung kadar air dengan berat dan volume
yang rendah, memiliki daya simpan yang lama, praktis dan mudah dalam
serta massa produk. Bahan pengisi yang digunakan adalah matodekstrin. Sifat -sifat
yang dimiliki maltodekstrin antara lain mengalami dispersi cepat, memiliki sifat daya
larut yang tinggi maupun membentuk film, sifat browning yang rendah, mampu
menghambat kristaslisasi dan memiliki daya ikat yang kuat (Srihari et al., 2010)
Paramita dkk (2016) pada pembuatan bubuk minuman sinom dengan berbagai
konsentrasi maltodekstrin (15%, 20%, dan 25%) diperoleh perlakuan terbaik pada
Oleh karena itu pada penelitian ini akan digunakan variasi maltodekstrin 25%, 50%
dan 75%.
B. Rumusan Masalah
3. Apakah serbuk instan Daun Jambu mete memliki aktivitas terhadap salmonella
thypi ?
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
mengkonsumsi minuman serbuk instan daun jambu mete. Penelitian ini juga
4
bermanfaat untuk mengurangi limbah daun jambu mete sehingga masyarakat tertarik
untuk mengembangkan pemanfaatan buah ini untuk mendukung penelitian yang lebih
lanjut.
Ruang lingkup penelitian ini adalah teknologi sediaan farmasi serbuk intan
ekstrak Daun Jambu Mete dan uji mikrobiologi terhadap pertumbuhan Salmonella
thypi
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Sapindales
Familia : Anacardiaceae
Genus : Anacardium
2. Morfologi
Pohon tinggi 8-12 m, memiliki cabang dan ranting yang banyak. Batang
tunggal, bertangkai, panjang 4-22,5 cm, lebar 2,5-15 cm. Helaian daun berbentuk
bulat telur sungsang, tepi rata, pangkal runcing, ujung rompang dengan lekukan
daun pelindung berbentuk bulat telur dengan panjang 4-55 mm dan berwarna
hijau muda. Mahkota bunga berbentuk runcing, saat masih muda berwarna putih
6
setelah tua berwarna merah. Bunga berumah satu memiliki bunga betina dan
akan menggelembung menjadi buah semu yang lunak, seperti buah peer, berwarna
mengandung air, dan berserat. Biji bulat panjang, melengkung, pipih, warnanya
coklat tua. Akarnya berupa akar tunggang dan berwarna cokelat (Dalimartha,
2000)
3. Kandungan Kimia
glikosida Kulit kayu mengandung tanin yang cukup banyak, asam galat, dan gingkol
senyawa fenol, kardol, dan metil kardol. Buah mengandung protein, lemak,
vitamin (A, B dan C), kalsium, fosfor, besi dan belerang. (Dalimartha, 2000).
4. Khasiat
penurun kadar glukosa darah (Dalimartha, 2000), sebagai obat untuk diare,
psoriasis, dyspepsia, batuk (Doss dan Thangavel, 2011), selain itu daun jambu
(Sulistyawati dan Mulyati, 2009). Biji dapat digunakan sebagai penawar racun
gigitan ular, kulit biji mengandung asam anakardat yang telah digunakan secara
7
luas untuk mengobati pembengkakan gusi yang disebabkan oleh bakteri gram
B. Uraian Bakteri
Kingdom : Bakteria
Kelas : Gammaproteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Salmonella
Namun sebagian besar Salmonella bersifat patogen terutama bagi hewan yang
ternak, hewan peliharaan (dari kura-kura hingga burung beo) dan lain sebagainya.
Organisme ini hampir selalu masuk melalui jalur oral, biasanya melalui makanan
infeksi klinis atau subklinik adalah 105 - 108 Salmonella (tetapi mungkin hanya
103 untuk Salmonella typhi). Faktor pada pejamu yang berperan dalam perlawanan
8
infeksi Salmonella antara lain asam lambung, flora mikroba usus normal, dan
3. Pengobatan
& Tortorello 2014). Terapi antimikroba untuk infeksi Salmonella yang invasif
secara genetik oleh plasmid berbagai bakteri enterik merupakan masalah pada
C. Uraian Bahan
1. Maltodekstrin
D-glukosa yang sebagian besar terikat melalui ikatan 1,4 glikosisdik dengan DE
kurang dari 20. DE didefenisikan sebagai jumlah persentase gula yang dihasilkan
Maltodekstrin terdapat dalam bentuk serbuk atau granul berwarna putih, tidak
berbau dan tidak manis, tidak toksik dan tidak iritan. Kelarutan, higroskopisitas, rasa
dan pengisi, sebagai penyalut pada tablet salut film, juga meningkatkan viskositas dan
asetat dan asam propionat. Asetat dan asam propionat yang diproduksi oleh
susu bubuk, minunan berenergi (energen) dan minuman Prebiotik. kelebihan lainnya
(makanan bakteri Probiotik), maltodeksstrin sangat baik bagi tubuh. secara nyata
2. Sukralosa
senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk keperluan produk
olahan pangan, industri, serta minuman dan makanan kesehatan (Cahyadi, 2008).
10
sifat-sifat fisik dan kimia, sebagai pengawet, mengembangkan jenis minuman dan
makanan dengan jumlah kalori yang terkontrol, dan sebagai bahan substitusi pemanis
utama. Sukrosa adalah bahan pemanis pertama yang digunakan secara komersial
sukrosa tidak baik dikonsumsi berlebihan oleh penderita diabetes mellitus karena
hidrolisis dari sukrosa adalah glukosa dan fruktosa, kadar glukosa darah dapat
meningkat. Oleh sebab itu, pembuatan minuman serbuk biji petai cina instan tidak
tidak berbau, mudah larut dalam air, alkohol serta berasa manis tanpa punya rasa
yang tidak diinginkan. Sukralosa memiliki tingkat kemanisan relatif sebesar 600 kali
tingkat kemanisan sukrosa dengan tanpa nilai kalori. Sukralosa tidak digunakan
sebagai sumber energi oleh tubuh karena terurai sebagaimana halnya sukrosa. Oleh
sebab itu, sukralosa dimasukkan ke dalam golongan GRAS dan sangat bermanfaat
sebagai pengganti gula bagi penderita diabetes baik tipe I maupun II (Cahyadi, 2008).
3. Laktosa
Lactosa Laktosa berupa serbuk atau massa hablur, keras, putih atau putih krem,
tidak berbau, rasa sedikit manis stabil di udara, tetapi mudah menyerap bau. Laktosa
mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air mendidih,
11
sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform serta dalam eter. (Depkes
RI, 1979)
Laktosa juga merupakan bahan pengisi yang paling banyak dipakai karena
tidak bereaksi dengan hampir semua bahan obat, baik yang digunakan dalam bentuk
Laktosa merupakan eksipien yang baik sekali digunakan dalam tablet yang
mengandung zat aktif konsentrasi kecil karena mudah melakukan pencampuran yang
homogen. Harga laktosa lebih murah dari pada bahan pengisi lainnya (Siregar, 2010).
D. Simplisia
Simplisia atau herbal adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang
dinyatakan lain suhu pengeringan simplisia tidak lebih dari 600C (Ditjen POM,
2008)
1. Simplisia Nabati
tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan adalah isi sel yang secara
spontan keluar dari tumbuhan atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau
zat nabati lain yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya
2. Simplisia hewani
Simplisia hewani adalah simplisia berupa hewan utuh atau zat-zat berguna
yang dihasilkan oleh hewan. Contohnya adalah minyak ikan dan madu (Gunawan,
2010).
Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan atau
mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana. Contohnya
Ekstraksi adalah suatu proses penyarian zat aktif dari bagian tanaman obat yang
bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam bagian tanaman obat
tersebut. Tujuan dari ekstraksi adalah untuk menarik semua zat aktif dan komponen
bahasa latin “macerare” yang berarti merendam, sehingga maserasi dapat diartikan
sebagai suatu sediaan cair yang dibuat dengan cara merendam bahan nabati
menggunakan pelarut bukan air atau pelaruts setengah air seperti etanol encer selama
waktu tertentu.
Prinsip kerja dari maserasi adalah proses melarutnya zat aktif berdasarkan sifat
kelarutannya dalam suatu pelarut (like disolved like). Ekstraksi zat aktif dilakukan
dengan cara merendam simplisia nabati dalam pelarut yang sesuai selama beberapa
hari pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya. Pelarut yang digunakan, akan
13
menembus dinding sel dan kemudian masuk ke dalam sel tanaman yang penuh
dengan zat aktif. Pertemuan antara zat aktif dan pelarut akan mengakibatkan
terjadinya proses pelarutan dimana zat aktif akan terlarut dalam pelarut. Pelarut yang
berada di dalam sel mengandung zat aktif sementara pelarut yang berada di luar sel
belum terisi zat aktif, sehingga terjadi ketidak seimbangan antara konsentrasi zat aktif
di dalam dengan konsentrasi zat aktif yang ada di luar sel. Perbedaan konsentrasi ini
tinggi akan terdesak keluar sel dan digantikan oleh pelarut dengan konsentrasi
konsentrasi larutan antara di dalam sel dengan konsentrasi larutan di luar sel.
F. Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
(Depkes RI, 1995). Ada beberapa jenis ekstrak yakni: ekstrak cair, ekstrak kental dan
ekstrak kering. Ekstrak cair jika hasil ekstraksi masih bisa dituang, biasanya kadar air
lebih dari 30%. Ekstrak kental jika memiliki kadar air antara 5-30%. Ekstrak kering
Faktor yang mempengaruhi ekstrak yaitu faktor biologi dan faktor kimia.
Sedangkan faktor kimia yaitu: faktor internal (Jenis senyawa aktif dalam bahan,
komposisi kualitatif senyawa aktif, komposisi kuantitatif senyawa aktif, kadar total
rata-rata senyawa aktif) dan faktor eksternal (metode ekstraksi, perbandingan ukuran
alat ekstraksi, ukuran, kekerasan dan kekeringan bahan, pelarut yang digunakan
dalam ekstraksi, kandungan logam berat, kandungan pestisida) (Depkes RI, 2000).
Selain faktor yang mempengaruhi ekstrak, ada faktor penentu mutu ekstrak
yang terdiri dari beberapa aspek, yaitu; kesahihan tanaman, genetik, lingkungan
pasca panen, teknologi ekstraksi, teknologi pengentalan dan pengeringan ekstrak, dan
G. Skrining fitokimia
penelitian fitokimia. Secara umum dapat dikatakan bahwa sebagian besar metodenya
dalam tumbuhan atau bagian tumbuhan (akar, batang, daun, buah, bunga, biji).
fitokimia adalah untuk mengetahui kandungan yang ada dalam tumbuhan yang
H. Serbuk Instan
Serbuk instan merupakan produk pangan yang berbentuk butir butiran yang
air dingin atau air panas (Permana, 2008). Salah satu keunggulan sediaan dalam
bentuk serbuk adalah umur simpannya yang lebih lama daripada bentuk segarnya.
Pembuatan minuman serbuk instan secara umum terdiri dari dua tahapan, yaitu
sari atau bahan aktif yang diinginkan sedangkan pengeringan adalah tahapan
selanjutnya yang bertujuan untuk menghilangkan kadar air dalam bahan. Minuman
serbuk dihasilkan dengan cara pengeringan yang prinsipnya adalah dehidrasi, dapat
dilakukan dengan teknologi dan alat yang canggih seperti spray dryer, namun alat ini
cukup mahal dan tidak terjangkau oleh kelompok industri rumah tangga
Minuman serbuk instan yang dibuat dalam penelitian ini berbasis minuman
berbentuk serbuk atau tepung yang dalam penggunaanya mudah larut dalam air dan
fungsional adalah pangan yang secara alamiah maupun telah diproses, mengandung
satu atau lebih senyawa yang berdasarkan kajian – kajian ilmiah dianggap
Menurut Kumalaningsih dkk., (2005) mutu minuman serbuk instan yang dihasilkan
Tekstur dalam bentuk serbuk adalah tidak menggumpal dan kering, jika
Tekstur dalam kelarutan air adalah serbuk dapat larut dalam air melalui
3. Rasa
Umumnya rasanya manis dan rasa khas sesuai dengan bahan dasar yang
4. Aroma
Umumnya beraroma sesuai dengan aroma khas bahan dasar yang digunakan,
5. Warna
misalnya minuman serbuk instan dari jahe yang mempunyai warna coklat
muda
berkualitas baik diperlukan beberapa parameter tertentu yang menjadi dasar atau
produk aman dan sehat untuk dikonsumsi sebagai produk pangan. Berikut ini
I. Antibiotik
bidang kedokteran, peternakan, pertanian, dan beberapa bidang yang lain. Walaupun
18
antibiotik yang penting dan banyak digunakan yang dikenal oleh masyarakat
(Sumardjo, 2009).
pada infeksi tifus (salmonella typhi) dan meningitis (khusus akibat H. influenzae),
juga obat, khususnya abses otak oleh B.fragilis. Untuk infeksi tersebut sebetulnya
juga tersedia antibiotika yang lain yang lebih aman dengan efektivitas sama (Tjay,
2007).
J. Uji Antimikroba
efektif dan efisien. Terdapat macam-macam metode uji antimikroba seperti yang
a. Metode difusi
Metode disc diffusion (test Kirby & Bauer) untuk menentukan aktivitas agen
mikroba. Piringan yang berisi agen antimikroba diletakkan pada media agar yang
telah ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi pada media agar tersebut.
b. Metode dilusi
Metode dilusi cair/broth dilution test (serial dilution). Metode ini mengukur
Metode dilusi padat/solid dilution test. Metode ini serupa dengan metode
dilusi cair namun menggunakan media padat (solid). Keuntungan metode ini
adalah satu konsentrasi agen antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk
BAB III
METODE PENELITIAN
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain Oven, autoklaf, batang
pengaduk, cawan petri, Erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur, inkubator, Laminary
Air Flow, ose bulat, penangas air, pinset, spoit, tabung reaksi, rak tabung reaksi,
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain Air suling, Ethanol
1. Populasi
2. Sampel
Poltekkes Makassar.
1. Pengambilan Sampel
Balleangin Kec. Ujung Loe Kab. Bulukumba Sulawesi Selatan. Daun yang
digunakan adalah daun muda (dari daun pertama sampai kelima dari pucuk )
a. Penyiapan Sampel
Desa Balleangin Kec. Ujung Loe Kab. Bulukumba Sulawesi Selatan dengan cara
memetik daun yang sehat. Sampel yang telah dikumpulkan kemudian disortasi
basah, lalu dicuci dengan air bersih. Kemudian dipotong kecil-kecil, dikeringkan
selesai apabila sampel sudah dapat patah dan pecah dengan tangan, setelah
Simplisia yang tidak terayak dihaluskan lagi sampai semua simpisia terayak dan
siap diekstraksi.
pelarut etanol 96%. Campuran simplisia kering dan etanol 70% ditutup dan
(Voigt 1995), kemudian disaring dengan kain flanel lalu pelarut diuapkan dalam
vakum rotary evaporator dengan suhu 450C hingga diperoleh ekstrak kental
daun jambu mete. Selanjutnya dipanaskan pada waterbath dengan suhu 400C
utuk menguapkan sisa pelarut yang masih tertinggal. Ekstrak kental kemudian
c. Skrinning Fitokimia
1) Uji Flavonoid
selama 5 menit, disaring sehingga diperoleh filtrat yang digunakan sebagai larutan
memisah. Terbentuknya warna merah, kuning atau jingga dalam larutan amil
2) Uji Alkaloid
23
hitam.
3) Uji Saponin
dikocok kuat-kuat selama 10 detik. Reaksi positif jika terbentuk buih yang
mantap selama tidak kurang dari 10 menit, setinggi 1 cm sampai 10 cm. Pada
penambahan 1 tetes asam klorida 2 N buih tidak hilang (DepKes RI, 1995)
4) Uji Tanin
dipindahkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 2-3 tetes larutan FeCl3 1%.
(Fransworth, N.R.1966)
Sediaan serbuk instan dari ekstrak Daun Jambu mete dibuat menjadi 3
serbuk instan.
142)
Bahan b
Komposisi (%¿
b
Antimoniumpentasulfid 0,02
a
Ekstrak Hiosiami 0,02
Laktosa 0,5
Komposisi
F1 F2 F3
Bahan
b b b
(%) (%) (%)
b b b
Ekstrak daun jambu mete 6 6 6
Maltodekstrin 25 50 75
Sukralosa 2,5 2,5 2,5
Laktosa ad 100 ad 100 ad 100
25
dan ditambahkan sakarin dan laktosa sedikit demi sedikit sampai semua bahan
tercampur dan dikeringkan pada oven dengan suhu pengeringan 500C selama 8
jam. Setelah itu diayak dengan menggunakan mesh 60 dan dilakukan pengemasan
3. Tahapan Pengujian
1. Uji Organoleptik
menilai secara langsung sediaan yang melaputi rasa, warna dan aroma sebelum
dikemas.
hingga homogen dicatat berapa lama waktu sampel sampai terlarut sempurna
dalam air. Untuk standar kualitas minuman serbuk mengacu pada penelitian Putra
dekstruksi hingga terbentuk arang dan tidak berasap lagi. Selanjutnya sampel
diabukan dalam tanur pada suhu 550°C hingga terbentuk abu atau warna abu-abu.
1996) nilai kadar abu minuman serbuk instan yang diperbolehkan maksimal 1,5%
b. Uji Antibakteri
dicek pH nya sampai 7,0 Setelah itu dipanaskan sampai mendidih dan larut
sempurna. Setelah larut sempurna disumbat kapas lalu disterilkan dalam autoklaf
Bakteri uji yang digunakan adalah Salmonella thypi dari stok murni
diambil satu ose, lalu diinokulasi pada media NA miring, kemudian inkubasi
media NA yang telah memadat dengan menggunakan swab steril. Setelah itu
ektsrak daun jambu mete + maltodekstrin 25% , ektsrak daun jambu mete +
secara aseptis pada permukaan medium dengan jarak paper disc satu dengan yang
lainnya 2-3 cm dari pinggir cawan petri. Kemudian diinkubasi pada suhu 35-37 oC
selama 1 x 24 jam.
E. Defenisi Operasional
1. Ekstraksi adalah suatu proses penyarian zat aktif dari bagian tanaman obat yang
bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam bagian tanaman
2. Ekstrak adalah sediaan kering kental atau cair dibuat dengan cara menyari
menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh
4. Serbuk Instan adalah produk bahan minuman berbentuk serbuk atau granula yang
dibuat dar campuran gula dan rempah-rempah dengan atau tanpa penambahan
bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan. (SNI 01-
4320:1996)
5. Maltodekstrin adalah salah satu jenis pati temodifikasi yang digunakan dalam
berbagai industri, antara lain industri makanan, minuman, kimia dan farmasi.
(SNI 7599:2010)
F. Teknik Analisis
Analisis data akan dilakukan dengan cara statistik yakni menggunakan metode
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Tabel 1. Data hasil skrining fitokimia ekstrak Daun jambu mete ( Anacardium
occidentale L. )
endapan coklat/hitam
putih/ kuning
tidak hilang
kehijauan
Tabel 2. Data hasil uji mutu fisik serbuk instan ekstrak Daun jambu mete
Sampel
Pengujian Syarat
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Organoleptik
1. Warna Putih Putih abu Putih abu Normal
kehijauan
2. Bau Khas Khas tidak Khas tidak Normal
menyengat menyengat menyengat
3. Rasa Manis Manis Manis Normal
Waktu larut 15,69 detik 14,28 detik 10,81 detik < 15 detik
Kadar air (b/b) 3,1% 4,5 % 4,8 % Maks. 3-5%
Kadar abu (b/b) 0,4 % 0,3 % 0,3 % Maks. 1,5
Tabel 3. Data hasil pengukuran zona hambat serbuk instan ekstrak Daun jambu mete
I 0 20 21 20 20
II 0 19 19 22 19
31
III 0 17 20 17 20
Total 0 56 60 59 59
B. Pembahasan
memberikan hasil yang negatif, hal ini bisa terjadi karena adanya kesalahan saat
Metode maserasi dipilih karena dapat memisahkan zat-zat aktif yang terdapat
dalam ekstrak Daun jambu mete secara sempurna sehingga diperoleh senyawa-
senyawa yang terkandung di dalam tanaman, selain itu penggunaan metode ini
didasarkan pada keuntungan yang diberikan yaitu dari segi efesiensi waktu,
pengerjaan dan peralatan sederhana serta metode ini tidak merusak zat-zat yang tidak
keuntungan, antara lain menjaga proses ekstraksi agar tidak mudah ditumbuhi
kapang, menghasilkan absorpsi baik, netral dan dapat dicampur dengan segala
pembanding serta paas yang diperlukan untuk pemekatan relative lebih sedikit
dibandingkan pelarut lain, dikarenakan titik didih rendah. Pemakaian etanol 70%
32
sebagai pelarut juga dikarenakan etanol dapat melarutkan senyawa organik dalam
tumbuhan baik yang berisfat polar maupun non polar. Di samping itu etanol
mempunyai harga yang relative murah dan mudah diperoleh (Depkes RI, 2000)
Prinsip penggunaan alat ini adalah dengan mengatur suhu pada penangas air rotary
evaporator mendekati titik didih pelarut yang digunakan tetapi tidak boleh melebihi
suhu optimum zat aktifnya. Pada penelitian ini digunakan penangas air yang diatur
pada suhu 500C (Lisa ,2006). Kemudian ekstrak kental yang diperoleh dikeringkan
Ekstrak Daun Jambu mete yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
yang tepat untuk menghasilkan serbuk instan ekstrak Daun Jambu mete dengan mutu
dan 75 %.
Selain bahan pengisi, ditambahkan pula pemanis untuk menutupi rasa pahit dari
sediaan obat. Dalam penelitian ini digunakan pemanis sukralosa. Menurut Cahyadi
(2008) sukralosa merupakan gula nol kalori sehingga aman untuk dikonsumsi
Untuk mengetahui kelayakan serbuk instan ekstrak Daun jambu mete maka
dilakukan uji mutu fisik yang meliputi uji organoleptik, kadar air dan kadar abu.
33
dengan warna putih kehijauan pada formula 1 dan putih abu atau putih pucat pada
formula 2 dan 3. Kemudian dari segi bau , formula 1 menghasilkan bau khas aromatic
eksrak Daun jambu mete yang mnyengat dan tidak menyengat pada formula 2 dan 3
ini sesuai dengan dan ini sesuai dengan SNI 01-4320-2004. Hal ini menunjukkan
variasi maltodekstrin memberikan perbedaan pada warna dan bau serbuk instan.
ekstrak Daun jambu mete dalam air ketika dikonsumsi. Pada penelitian ini kelarutan
dihitung berdasarkan waktu minuman serbuk instan ekstrak Daun jambu mete larut
dengan satuan detik (s). Semakin tinggi nilai kelarutan yang diperoleh semakin baik
Hasil analisis uji waktu larut minuman serbuk instan ekstrak Daun jambu mete
larut dalam air sehingga mampu membentuk sistem yang terdispersi merata
Pada serbuk instan ekstrak Daun jambu mete dilakukan pengujian kadar air.
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan pangan yang
dinyatakan dalam persen. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran
34
dan daya awet bahan pangan tersebut. Kadar air yang tinggi menyebabkan mudahnya
bakteri, kapang dan khamir untuk berkembang biak, sehingga akan terjadi perubahan
pada bahan pangan (Dwijosepputro, 1994). Berdasarkan data yang diperoleh bahwa
kadar air serbuk instan ekstrak Daun Jambu mete sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan pada SNI 01-4320-2004 dimana kadar air minuman serbuk instan berkisar
3-5%. Hasil ini menunjukkan bahwa produk serbuk instan ekstrak Daun jambu mete
aman dikonsumsi.
Berdasarkan uji statistik one way anova diperoleh nilai p sebesar 0.047 dimana
p < 0.05 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antar perlakuan sehingga
penambahan maltodesktrin memberikan pengaruh yang nyata pada uji kadar air
serbuk instan ekstrak Daun Jambu mete. Hal ini karena sifat dari maltodekstrin yang
total mineral pada bahan tersebut. Abu merupakan komponen anorganik yang
merupakan sisa pembakaran bahan organik. Abu yang diperoleh tidak akan sama
dengan mineral yang terdapat pada bahan yang diuji karena mungkin saja terjadi loss
Berdasarkan hasil evaluasi serbuk instan ekstrak Daun jambu mete memiliki
nilai kadar abu yang telah memenuhi syarat SNI 01-4320-2004 dimana nilai kadar
abu untuk sediaan serbuk tidak lebih dari 1,5%. Hasil kadar abu yang rendah ini
35
menunjukkan bahwa minuman serbuk instan ekstrak Daun jambu mete aman untuk
dikonsumsi.
Berdasarkan uji statistik diperoleh data yang tidak terdistribusi normal sehingga
dilanjutkan dengan uji non parametric tes yaitu kruskal wallis tes. Hasil menunjukkan
nilai p sebesar 0.143 dimana nilai p > 0.05 yang menunjukkan tidak ada perbedaan
atar perlakuan. Sehingga diperoleh bahwa serbuk instan ekstrak Daun jambu mete
menunjukkan pengaruh yang nyata pada uji kadar abu. Hal ini dikarenakan
maltodekstrin yang lebih sedikit justru membuat kandungan mineral total padatan
Uji antibakteri
Dari hasil pengukuran zona hambat ekstrak Daun jambu mete terhadap
20 mm , 19,6 mm, 19,6 mm dengan masa inkubasi 1 X 24 jam. Hal ini menunjukkan
bahwa serbuk instan ekstrak Daun jambu mete dapat menghambat pertumbuhan
Salmonella thypi.
saponin. Tannin memiliki peran sebagai antibakteri dengan cara mengikat protein
yaitu dengan cara dinding bakteri yang telah lisis akibat senyawa saponin sehingga
36
menyebabkan senyawa tannin dapat dengan mudah masuk kedalam sel bakteri dan
normal dengan sig 0,001 < 0,05 dan tidak homogen dengan sig 0,034 < 0,05.
Sehingga tidak dapat melanjutkan uji one away anova tapi dilanjutkan dengan non
parametric test.
memperlihatkan perbedaan yang nyata antar perlakuan dengan nilai Asymp. Sig 0,013
< 0,05. Uji lanjutan yang dilakukan dengan menggunakan Mann-Withney test antar
perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata antara kontrol negatif dan semua
formula begitupun dengan kontrol positif. Namun tidak menunjukkan perbedaan yang
nyata antara formula I, II, dan III karna nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini
BAB V
A. Kesimpulan
1. Variasi kadar maltodekstrin tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kadar abu
dari serbuk instan ekstrak Daun jambu mete. Variasi kadar maltodekstrin
memberikan pengaruh nyata terhadap kualitas warna dan bau serta pada uji waktu
larut dan kadar air serbuk instan ekstrak Daun jambu mete.
2. Penambahan maltodekstrin pada serbuk instran ekstrak Daun Jambu mete yang
3. Variasi kadar maltodekstrin tidak memberikan pengaruh yang nyata pada aktivitas
daya hambat serbuk instan ekstrak Daun jambu mete terhadap Salmonella thypi.
B. Saran
maltodekstrin pada sedian serbuk instan ekstrak Daun jambu mete terhadap
DAFTAR PUSTAKA
Anggi, C., Rosarrah, A dan Djaeni, M. 2013. Aplikasi Spray Dryer untuk
Pengeringan Larutan Garam Amonium Perklorat sebagai Bahan Propelan.
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri 2(4): 84-92
Badan Standarisasi Nasional. 1992. SNI 01-2891-1992: Cara Uji Makanan dan
Minuman. Badan Standarisasi Nasional : Jakarta.
Brooks, G.F., Butel, J.S., Morse, S.A. 2007. Mikrobiologi Kedokteran Jawetz,
Melnick & Adelberg, Ed -23, Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Tiga. Jakarta. Depertemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan. 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta
Fransworth, N.R. 1966. Biological and phytochemical screening of plants. Journal of
Pharmaceutical science. Vol 55 (3).
39
Omjasola P, F dan S. Awe. 2004. The Antibacterial Activity of The Leaf Extract of
Anacardium occidentale and Gyssypium hirsutum Againts Some Selected
Microorganisme. Bioscience Research Communication, Vol. 16 (1) 25-28
Paramita, I.I.A., S. Mulyani., dan A. Hartiati., 2016. Pengaruh Konsentrasi
Maltodekstrin Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karekteristik Bubuk Minuman
Sinom. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri, 3(2), 58-68.
Putra, Stefanus. D. R., 2013. Kualitas Minuman Serbuk Instan Kulit Buah Manggis
(Garcinia Mangostana Linn.) dengan Variasi Maltodekstrin dan Suhu
Pemanasan. Skripsi. Fakultas Teknobiologi. Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.Yogyakarta.
Sari Melati P. 2013. Aktivitas Ekstrak Kasar Daun Jambu Mete (Anacardii Folium)
Dengan Pengekstrak Etanol 70% Sebagai Antibakteri Salmonella thypi.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Muhammadiyah :
Surakarta
Setyaningsih, D., Apriyantono, A., dan Puspita, S.M. 2010. Analisa Sensori untuk
Industri Pangan dan Agro. IPB Press. Bogor.
Utomo, D., 2013. Pembuatan Serbuk Efferescent Murbei (Morus alba L.) dengan
Kajian Konsentrasi Maltodekstrin dan Suhu Pengering. Jurnal Teknologi
Pangan. Vol. 5 No. 1.
Widodo, D. 2014. Demam Tifoid, Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid I, Edisi VI, Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Wijaya A. A et al, 2015. Serbuk Instan Ekstrak Daun Jambu Mete ( Anacardium
occidentale l.) sebagai Antibakteri Helicobacter pylori pada Penyakit Gastritis.
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI
Program Studi TIP-UTM, 2-3