aureus)
Oleh
Tri Handayani
B1A119417
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menjadi obat tradisional. Seperti yang kita ketahui obat tradisional memiliki
infeksi bakteri. Jerawat merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh
Sediaan anti jerawat telah banyak beredar dipasaran baik dalam bentuk, lotion,
krim, dan gel. Akan tetapi sediaan krim lebih diminati karena secara fisik
basis vanishing cream memiliki daya menyebar yang lebih tinggi, sedangkan
Jeruk nipis merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak khasiat
untuk mengobati penyakit, seperti obat batuk, peluruh dahak, peluruh urin,
membantu proses pencernaan, menurunkan demam, menghilangkan ketombe,
dan mengatasi haid yang tidak terarur (Romli, 2010). Daun dan buah jeruk
namun untuk kulit buah jeruk nipis sendiri kurang dimanfaatkan karena
masyarakat tidak mengetahui khasiat yang terkandung dalam kulit buah jeruk
nipis sehingga kulit buah jeruk nipis terbuang sia-sia dan berakhir menjadi
baik daun, buah maupun kulit jeruk nipis memiliki kandungan yang
sentra utama asal jeruk nipis adalah Asia tenggara. Akan tetapi, beberapa
sumber menyatakan bahwa tanaman jeruk nipis berasal dari Birma utara, Cina
selatan, dan India setelah utara, tepatnya Himalaya dan Malaysia. Tanaman
jeruk nipis masuk ke Indonesia karena dibawa oleh orang Belanda (Aldi,
2016). Jeruk nipis mempunyai aroma yang kuat serta cita rasa yang khas dan
memiliki sifat-sifat kimia seperti kadar gula, pH yang sangat rendah dan rasa
lain juga disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus yaitu jerawat, bisul,
penelitian tersebut hanya sebatas proses uji aktivitas ekstraksi, sehingga perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut hingga proses formulasi. Pada penelitian nya
Rohmi wardani (2018) menyatakan, pengaruh ekstrak etanol kulit buah jeruk
menggunakan bahan aktif kulit buah jeruk nipis Citrus aurantifolia dengan
tiga konsentrasi berbeda yakni 20%, 25% dan 30%, Dan akan dilakukan uji
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah bagaimana cara pembuatan sediaan krim ekstrak kulit
buah jeruk nipis Citrus aurantifolia yang memenuhi persyaratan uji mutu
fisik yang baik dan bagaimanakah aktivitas antibakteri dari sediaan krim kulit
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah ekstrak kulit buah jeruk nipis Citrus
uji mutu fisik yang baik dan juga untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari
D. Manfaat penelitian
kandungan kulit buah jeruk nipis Citrus aurantifolia yang jarang diketahui.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivision : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Family : Rutaceae
Genus : Citrus
Irisan tipis kulit buah dari buah jeruk nipis dengan tepi tidak rata,
berwarna hijau kecoklatan, memiliki bau khas, rasa kelat, pahit, dan
sedikit asam (Kemenkes, 2011). Kulit jeruk nipis saat masih muda
berwarna hijau pekat, dan semakin tua warna buah menjadi hijau muda
flavonoid yang terdapat dalam kulit buah jeruk nipis adalah kuersetin,
B. Uraian Bakteri
Domain : Bacteria
Kingdom : Eubacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Ordo : Bacillales
Family : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
aureus membentuk koloni besar berwarna agak kuning dalam media yang
beragam, dari keracunan makanan atau infeksi kulit minor sampai infeksi
C. Ekstrak
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hamper semua pelarut diuapkan dengan massa
ekstraksi yang digunakan tergantung pada jenis, sifat fisik, dan sifat kimia
pada polaritas senyawa yang akan disari, mulai dari yang bersifat nonpolar
pada suhu yang lebih tinggi dari suhu kamar, yaitu 40-60⁰C.
sempurna. Cara ini memerlukan waktu lebih lama dan pelarut yang
c. Refluks, adalah cara ekstraksi dengan pelarut pada suhu dengan pelarut
pada suhu titik didihnya selama waktu tertentu dan jumlah pelarut
suhu didih dengan alat Soxhlet. Pada soxhletasi, simplisia dan ekstrak
ekstraksi berkesinambungan.
tercapai). Beberapa infusa tercelup dalam tangas air, cara ini sesuai
f. Detok adalah cara ekstraksi yang mirip dengan infusa. Hanya saja
waktu ekstraksinya lebih lama yaitu 30 menit dan suhu nya mencapai
menyari senyawa yang ikut menguap dengan air sebagai pelarut. Pada
2015).
D. Krim
1. Uraian Krim
mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam
bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan
formulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Krim
dapat digunakan untuk pemberian obat melalui vaginal (Kemenkes,
2014).
Tipe M/A merupakan krim yang fase luar nya air, jadi mudah
dicuci dengan air atau tidak lengket atau meninggalkan noda pada
Tipe krim A/M merupakan krim dengan fase luar nya adalah
rasa dingin dan nyaman pada kulit, sebagai krim pembersih, berwarna
putih, dan bebas dari butiran. Cold cream mengandung mineral oil
e. Mudah diformulasikan
f. Reaksi netral
Stabilitas krim akan rusak jika system campuran nya terganggu oleh
satu fase secara berlebihan atau pencampuran dua tipe krim jika zat
E. Uraian Bahan
Asam stearate adalah campuran asam organik padat yang diperoleh dari
lemak, Sebagian besar terdiri dari asam oktadekonat, C18H36O2 dan asam
heksadekanoat, C16H32O2 .
minyak lemak
higroskopik.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya.
Khasiat dan penggunaan : Zat tambahan, emulgator 2-4 % atau 2-5 kali
5. Nipagin / methylparaben
1. Uji organoleptik
Pada pengujian ini yang diamati adalah warna, bau, dan tekstur. Uji
ini dilakukan untuk melihat fisik suatu sediaan secara visual (Muzzafar et
al.,2013).
ditutup dengan kaca lain yang telah ditimbang beratnya dan dibiarkan
3. Uji pH
Nilai pH pada kulit manusia terdapat pada rentang asam antara 4-6,5.
G. Antibakteri
a. pH lingkungan
b. Komponen-komponen penelitian
c. Stabilitas obat
d. Masa mengemaran
H. Uraian Media
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri atas
masing pembuatan suatu media. Media adalah suatu bahan yang terdiri dari
(Cappucino, 2014).
optimum dari mikroba uji. Pada umumnya, hasil yang didapat bisa
diletakkan pada parit yang dibuat dengan cara memotong media agar
dalam cawan petri pada bagian tengah secara membujur dan mikroba
antimikroba.
ke agar tanpa ada perantara. Hal inilah yang membuat senyawa aktif
d. Metode E-test
Metode E-test atau biasa disebut dengan tes epsilometer adalah
2. Motode dilusi
Pada metode ini termasuk didalamnya metode dilusi cair dan dilusi
diinkubasi pada waktu dan suhu yang sesuai dengan mikroba uji.
mikroba uji.
I. KERANGKA KOSEP
Variabel Independent Variabel Antara Variabel Dependem
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
penelitian ini dilakukan untuk membuat sediaan krim dari ekstrak kulit
buah jeruk nipis dengan parameter uji mutu fisik yang meliputi uji
organoleptik, uji daya sebar, uji homogenitas dan uji pH. Kemudian
Makassar.
batang pengaduk, botol kaca, cawan petri, gelas ukur, inkubator, jangka
sorong, Erlenmeyer, jarum ose, LAF (laminary air flow), lampu spiritus,
oven, pinset, pencadang, pipet mikro, rak tabung, tabung reaksi, spoit, dan
timbangan analitik.
triettanolamin.
D. Prosedur Kerja
1. Pengumpulan sampel
Sampel yang digunakan adalah kulit buah jeruk nipis. Buah jeruk
sortasi basah, kemudian kulit jeruk nipis dipotong kecil-kecil, dan dijemur
dibawah sinar matahari. Setelah kulit jeruk nipis kering dilakukan sortasi
hari dengan merendam 500 gram serbuk simplisia dengan 4,5 L etanol
96% sampai terendam, lalu beaker dilapisi dengan aluminium foil. Setelah
a. Formula dasar
Tabel 1
Formula dasar Vanishing cream
b. Modifikasi formula
buah jeruk
nipis
Asam stearat Pengemulsi 2,26 g 2,12 g 1,97 g
Gliserin Pengemulsi 1,59 g 1,49 g 1,39 g
Natrii Buffering 0,03 g 0,03 g 0,03 g
tetraboras agent
Trietanolamin Pengemulsi 0,15 g 0,14 g 0,13 g
Air suling Pelarut 11,94 g 11,19 g 10,45 g
Nipagin Pengawet 0,03 g 0,03 0,03 g
c. Prosedur
masukan Na. tetraborate, nipagin dan air suling kedalam tabung reaksi
minyak dan fase air sedikit demi sedikit ke dalam lumping, aduk
sampai homogen, ditimbang ekstrak kulit buah jeruk nipis lalu
1. Uji organoleptik
Pada pengujian ini yang diamati adalah warna, bau, dan tekstur.
Uji ini dilakukan untuk melihat fisik suatu sediaan secara visual.
3. Uji pH
krim.
4. Uji homogenitas
kaca objek .
4. Sterilisasi Alat
menggunakan oven pada suhu 180⁰ C selama 2 jam. Untuk alat-alat yang
5. Pembuatan Medium
a. Peremajaan Bakteri
10 ml aquadest.
DAFTAR PUSTAKA