PARENTERAL
AMELIA FEBRIANI, M.Si., Apt
ISTN-2018
1. Rute Intradermal (ID)
2. Rute Subkutan (Sc)
3. Rute Intramuskular (IM)
4. Rute Intravena (IV)
5. Rute Intraarteri
6. Rute Lain
1. Rute Intradermal (ID)
• Larutan bervolume besar atau kecil dapat diberikan ke dalam vena untuk
mendapatkan efek lebih cepat
• Hasilnya dapat diperkirakan, tetapi pemberian melalui rute ini potensial
berbahaya Karena tidak dapat mundur begitu obat sudah diberikan
• Larutan obat yang mengiritasi dapat diberikan menurut rute ini Karena
terjadi pengenceran secara cepat oleh darah dan cairan intravena dapat
diberikan sebagai pengencer
• Metode pemberian ini tidak terbatas pada vol dan jumlah serta lokasi,
menyebabkan cara ini mudah dilakukan.
• Obat-obat yang diberikan secara i.v harus berupa larutan air, bercampur
dengan darah dan tidak mengendap. Tidak boleh dalam entuk suspensi atau
emulsi sebab akan menyumbat pembuluhdarah vena tersebut
5. Rute Intraarteri
• Kontener (kemasan) yang berisi larutan injeksi dengan volume 100 mL atau
lebih dinamakan sebagai volume besar, dan biasanya digunakan melalui rute
intravena
• Larutan yang saat ini dipasarkan termasuk dalam 2 kategori, yaitu elektrolit dan
nonelektrolit. Contoh larutan elektrolit larutan natrium klorida dan kalium
klorida, sedangkan larutan dektrosa dan manitorl adalah contoh larutan
nonelektrolit
• Larutan intravena untuk penggunaan khusus yang biasa digunakan, diantaranya,
larutan dialysis peritonial, larutan antikoagulan sitrat – dektrosa, cairan irigasi
glisin dan metronidazole dalam injeksi dektrosa, dan lain – lain.
• Larutan parenteral volume besar, biasanya tersedian dalam kontener dengan
volume 500 mL atau 1000 mL
3. Sediaan parenteral bentuk serbuk
1. Jenis mikroorganisme :
• - vegetatif (80-100oC,)
• - spora (140oC,
• Contoh: - Clostridium tetani (140oC, 15 menit)
• - Clostridium botulinum (140oC, 60 menit)
Lamanya waktu sterilisasi
2. Tinggi/rendahnya suhu sterilisasi
• - 148oC (3 jam)
• - 170oC (1 jam)
3. Faktor lain : pH
• pH asam/alkalis > netral
• pH 1,2 (5 menit, 100oC)
• pH 10,2 (11 menit, 100oC)
• pH 7,2 (29 menit, 100oC)
Sterilisasi dengan pemanasan secara
kering
Ciri-cir Pemanasan Kering
1. Yang dipanaskan adalah udara kering.
2. Proses pembunuhan mikroba berdasarkan oksidasi O2 udara.
3. Suhu yang digunakan lebih tinggi, kira-kira 150 o. 1 gram udara
pada suhu 100 o jika didinginkan menjadi 99 o hanya
membebaskan 0,237 kalori.
4. Waktu yang diperlukan lebih lama antara 1 jam-2 jam kecuali
pemijaran.
5. Digunakan untuk sterilisasi bahan obat/alat yang tahan pemansan
tinggi.
Contoh:
a. Sterilisasi panas kering
Menurut FI ed. IV
• Sterilisasi cara ini menggunakan suatu siklus open modern dilengkapi
udara yang dipanaskan dan disaring.
• Rentang suhu khas yang dapat di terima di dalam bejana sterilisasi
kosong adalah lebih kurang 15o, jika alat sterilisasi beroprasi pada suhu
tidak kurang dari 250o
a. Otoklaf :
suatu panci logam yang kuat dengan tutup yang berat
mempunyai lubang tempat mengeluarkan uap air beserta kran ,
termometer , pengatur tekanan udara dan klep pengaman.
b. Direbus air mendidih
• Lama mensterilkan dihitung sejak air mendididh spora tidak dapat
mati dengan cara tsb.
• Penambahan bakteri sida ( fenol %% , lysol2-3 %) dapat
mempersingkat sterilisasi ( alat kedokteran)
c. Tyndalisasai = pasteurisasai ;
• Digunakan pada obat yang tidak tahan pemanasan tinggi dan
tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri (emulsi, suspensi)
Cara: Pemanasan suhu 70-80o selama 40-60 menit.