Ade Nurhikmah
11171111710200000033
Sarah Nahda Z
1117111171020000015
Pendahuluan
• Sediaan Parenteral : sediaan farmasetik yang pemberian
selain rute oral.
2. Injeksi Hipodermis /
• Subkutan
Rute ini disuntikkan menuju jaringansubkutan. Volume 1
ml atau kurang, biasanya disuntikkan di lengan atas.
• Rute ini adalah rute yang paling banyak digunakan karena
nyaman untuk pasien dan dokter.
3. Injeksi
• Rute ini diberikan ke jaringan otot (bahu, paha, atau
Intramuskular
bokong).
• Biasanya volume hingga 2 ml diberikan melalui rute ini dan
tidak boleh lebih dari 4 ml disatu lokasi.
• Suspensi berair atau berminyak dan larutan berminyak
dapat diberikan melalui rute ini.
4. Rute
• Intravena
Rute ini disuntikkan lansung ke dalam darah
• Vena basilic tengah dekat permukaan interior dari siku
biasanya dipilih karena mudah ditemukan dan terhubung
dengan vena utama lengan.
• Volume yang dapat diinjeksikan mulai dari 1 ml hingga 500
ml atau lebih.
• Larutan parenteral harus isotonik dengan darah apabila
volume yang diberikan lebih dari 15 ml
• Suspensi dan injeksi berminyak tidak dapat disuntikkan
melalui rute ini
7. Rute
• Intratekal
Rute ini digunkan untuk memberikan anestesi spinal
8. Rute
•Intrakristernal
Diinjeksikan di antara vertebra serviks pertama dan kedua
• Rute ini digunakan untuk menarik cairan serebrospinal
untuk tujuan diagnostik
9. Injeksi Peridur
• Injeksi ini diberikan antara durameter dan aspek dalam
vertebra
• Rute ini kadang digunkan untuk memberikan anestesi
spinal dalam kasus khusus
10. Rute
• Injeksi Ini diberikan ke dalam cairan yang melumasi ujung
Intrartikular
sendi
11. Rute
• Intracerebral
Injeksi ini diberikan ke otak besar
Jenis Sediaan Parenteral
1. emulsi obat yang cocok untuk injeksi
2. padatan steril
3. suspensi steril
4. cairan transfusi
• ampul digunakan untuk mengisi dosis tunggal sedangkan, botol digunakan untu
k mengisi dosis ganda. Botol dimaksudkan untuk mengisi cairan transfusi.
• Dalam skala kecil, pengisian dilakukan secara manual, sedangkan pada skala
besar dilakukan dengan mesin pengisian otomatis.
• serbuk steril diisi ke dalam wadah dengan penimbangan individu atau dengan
menggunakan perangkat otomatis atau semi-otomatis.
• Selama pengisian ampul, harus diperhatikan bahwa larutan yang diisi tidak b
oleh menyentuh leher ampul. Hal ini mencegah keretakan dan leher ampul menj
adi berwarna pada saat penyegelan.
16. Penyegelan Wadah
• Penyegelan harus dilakukan segera setelah diisi.
• Dalam skala kecil, ampul disegel secara manual dengan memu
tar leher ampul dalam nyala api bunsen. Pada skala besar d
igunakan mesin penyegel ampul
• botol dan botol transfusi disegel dengan penutup karet.
• Penutup karet dikencangkan dengan mengeraskan tutup alumin
ium yang dilakukan secara manual atau dengan cara mekanis.
17. Sterilisasi
• Persiapan parenteral harus segera disterilkan setelah disegel dalam wada
h akhir.
• Metode sterilisasi yang digunakan bergantung pada sifat obat yang ada da
lam sediaan parenteral.
• Untuk obat-obatan termostabil, produk parenteral disterilkan dengan auto
klaf pada suhu 115 hingga 116 derajat selama dua jam.
• Sediaan yang termolabil disterilkan dengan filtrasi melalui filter anti
bakteri.
• Sediaan parenteral yang disterilkan dengan metode filtrasi dapat mengand
ung agen bakteriostatik untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme.
• Ketika larutan digunakan untuk injeksi intravena atau intratekal dalam d
osis melebihi 15 ml, agen bakteriostatik tidak boleh digunakan.
• Produk yang sudah disterilkan diisi ke dalam wadah akhir dan disegel.
• Proses penyaringan, pengisian, penyegelan dilakukan dalam kondisi asepti
k.
18. Evaluasi Sediaan Parenteral
Produk parenteral yang sudah jadi harus dilakukan evaluasi untuk menjaga ku
alitas
1) Uji Sterilitas
Semua sediaan parenteral yang diberikan dalam bentuk steril harus memenuhi
persyaratan sterilitas seperti yang ditentukan dalam farmakope.
Tes untuk sterilitas dilakukan dengan mendeteksi keberadaan bakteri, jamur
dan ragi dalam sediaan parenteral. Uji sterilitas harus dilakukan dalam kon
disi aseptik yang ketat untuk menghindari kontaminasi produk secara tidak s
engaja selama pengujian.
Semua barang kaca yang diperlukan untuk pengujian harus steril. Media kultu
r diperlukan untuk pertumbuhan aerob, anaerob dan jamur, disiapkan seperti
yang dijelaskan dalam farmakope.
Tes untuk sterilitas dapat dilakukan dengan
• Metode filtrasi membran
• Metode inokulasi langsung.
2) Clarity test - Clarity (kemurnian) test dilakukan untuk memastikan ba
hwa produk parenteral bebas dari partikel asing. setiap sediaan parent
eral dalam wadah akhir diuji secara individual dengan inspeksi visual
untuk mencegah ada kemungkinan partikel asing.