KELOMPOK: V
KELAS: FARMASI A/ IV
Contoh formulasi:
R/ Glucocum zat aktif
Natriichloridum zat pengisotonis
Aqua pro injeksi ad zat pelarut
Evaluasi sediaan parenteral infus dan Sediaan Steril Vial dan Ampul
Sediaan Infus
■ Uji kebocoran
■ Uji Ph
■ Uji kejernihan
Sediaan ampul dan vial
Evaluasi dilakukan setelah sediaan disterikan sebelum wadah dipasang etiket dan dikemas:
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV:
■ Evaluasi Fisika
Keuntungan sediaan infus
■ Efek terapeutik segera dapat tercapai karena penghantaran obat ke tempat target berlangsung
cepat.
■ Absorsi total memungkinkan dosis obat lebih tepat dan terapi lebih dapat diandalkan.
■ Kecepatan pemberian dapat dikontrol sehingga efek terapeutik dapat dipertahankan maupun
dimodifikasi.
■ Rasa sakit dan iritasi obat-obat tertentu jika diberikan intramuskular atau subkutan dapat dihindari.
■ Sesuai untuk obat yang tidak dapat diabsorbsi dengan rute lain karena molekul yang besar, iritasi
atau ketidak stabilan dalam traktus gastrointestinalis.
Kerugian sediaan infus
■ Tidak bisa dilakukan “drug recall” dan rnengubah aksi obat tersebut sehingga resiko toksisitas dan
sensitivitas tinggi.
■ Kontrol pemberian yang tidak baik bisa rnenyebabkan “speed shock”.
■ Komplikasi tambahan dapat timbul, yaitu kontaminasi mikroba melalui titik akses ke sirkulasi
dalam periode tertentu, iritasi vaskular seperti flebitis mekanik dan kimia, inkompabilitas obat dan
interaksi dari berbagai obat tambahan.
Teknik Pengisian Sediaan ke Dalam Wadahnya secara umum
■ Ampul atau Vial
■ Larutan obat suntik yang telah disaring dituangkan ke dalam buret steril dengan bantuan
corong atau ke dalam kolom melalui saringan G3 dengan bantuan pompa penghisap.
■ Jarum buret diseka dengan kapas yang sudah dibasahi alcohol 70%, ujung buret
dimasukkan sedemikian rupa ke dalam tubuh ampul tanpa menyentuh leher ampul dan
larutan yang diisikan ke dalamnya.
■ Jika air merupakan bahan pembawa obat suntik, setelah pengisian, leher ampul
diuitstomen untuk membersihkan leher ampul dari kemungkinan melekatnya larutan
sehingga mencegah pengarangan pada saat penutupan.
■ Jika zat aktif dalam larutan obat suntik peka terhadap oksigen atau karbondioksida
maka setelah uitstomen, ke atas permukaan cairan dialiri gas nitrogen.
■ Suspense injeksi tidak diisikan ke dalam ampul tetapi harus ke dalam vial steril yang
sebelumnya sudah dikalibrasi. Saat pengisian, suspensi injeksi harus tetap diaduk untuk
menjaga homogenitas kadar dalam.
TERIMA KASIH