Anda di halaman 1dari 27

INJEKSI

OBAT SUNTIK
Sediaan Parenteral adalah sediaan steril yang dimaksudkan
untuk pemakaian secara injeksi, infus atau implantasi ke
tubuh manusia ataupun hewan.
(European Pharmacopoeia)

Istilah parenteral berasal dari kata Yunani, para dan enteron


• para : di luar
• enteron : usus
merupakan salah satu cara pemberian sediaan farmasi selain
per-oral.
Injeksi/Obat Suntik adalah sediaan steril
berupa larutan, emulsi atau suspensi atau
serbuk yang harus dilarutkan atau
disuspensikan lebih dahulu sebelum
digunakan, yang disuntikkan dengan cara
merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui
kulit atau selaput lendir.
• Mengapa obat suntik?
 Kondisi klinis pasien tidak memungkinkan pemberian
dengan rute lain
 Pengobatan tidak tersedia dalam pemberian rute yang
lain, misal insulin
 Pemberian secara injeksi adalah pilihan yang terbaik bagi
pasien.
 Berguna untuk obat yang dinonaktifkan pada saluran
pencernaan / mengalami first pass metabolims di hati.
• Berdasarkan jumlah volume, sediaan obat suntik
dibedakan atas:
1. Sediaan obat suntik volume kecil
Sediaan yang memiliki volume < 100 mL
Dapat diberikan dalam dosis tunggal maupun ganda.
2. Sediaan obat suntik volume besar
Sediaan yang memiliki volume > 100 mL
Biasa diberikan dalam dosis tunggal.
Contoh : infus
KEUNTUNGAN DOSIS GANDA :
1. Produk sisa dapat diminimalisir karena besar dosis yang
berbeda dapat diperoleh dari satu wadah

2. Pengambilan dosis dapat diambil dari wadah untuk jangka


waktu tertentu tanpa takut pertumbuhan mikroba

3. Pengemasan diminimalisir karena dosis ganda dibuat


dalam wadah vial tunggal
• Berdasarkan bentuk sediaannya, sediaan obat suntik terbagi
atas :
1. Obat suntik : bentuk cairan yang mengandung obat
2. Obat untuk penyuntikan : bentuk padat kering, yang dengan
penambahan pembawa menghasilkan larutan obat suntik
3. Obat suntik emulsi : bentuk cairan yang mana bahan obat
terlarut atau terdispers dalam media emulsi
4. Obat suntik suspensi : bentuk cairan yang bahan obat
terdispers dalam media larutan
5. Obat untuk penyuntikan suspensi : bentuk padat kering yang
dengan penambahan pembawa menghasilkan obat suntik
suspensi
(United State Pharmacopoiea 29th Ed)
Bentuk Sediaan
Berupa larutan : cairan jernih tanpa partikel
Berupa suspensi : cairan dengan partikel-partikel padat (ø
=<100m), pemberian umumnya im atau sc, alasan
pembuatan bentuk suspensi:

Untuk mendapat depo terapi


Bila obat sukar/tidak larut dalam pembawa
yang cocok
Dapat memperbaiki stabilitas obat baik
secara kimia maupun fisika
Berupa emulsi: sistem dispersi heterogen dari dua cairan
yang tidak tercampur, dengan emulgator sebagai
stabilisator.
Emulsi air dalam minyak, diberikan sc
Emulsi minyak dalam air berupa sediaan depoterapi,
diberikan im
Emulsi minyak dalam air untuk makanan (nutrisi)
diberikan iv:
Ukuran atau diameter partikel harus sama (0,5-
1,0)m atau <eritrosit
Secara visual harus homogen
Sediaan disimpan pada suhu 4-10oC
Berupa serbuk untuk dilarutkan atau disuspensikan
• Alasan pembuatan bentuk serbuk : bahan obat tidak stabil
dalam larutan.
• Umumnya golongan antibiotik β-lactam, cephalosporin dan
acyclovir; neurotoxin; obat anti kanker
2 cara pembuatan serbuk untuk injeksi:
1. Liofilisasi dalam wadah tunggal
2. Pengisian serbuk kering
1. Liofilisasi (freeze drying)
Larutan obat (+ zat tambahan) penyaringan steril
Larutan dimasukkan dalam vial tunggal Liofilisasi

2. Pengisian serbuk kering


Terbagi atas 3 jenis :
a. Bahan obat sendiri : serbuk obat steril (yang telah diliofilisasi,
dikristalisasi ataupun dispray-drying di bawah kondisi aseptik)
b. Bahan obat + zat tambahan : campuran serbuk yang
disterilkan
c. Bahan obat steril dan zat tambahan steril : dicampur dalam
kondisi aseptik
Rute Pemberian Obat
• Secara garis besar obat diberikan melalui 2 rute
yaitu rute intravaskular dan ekstravaskular

• 1. Rute Intravaskular

• Intravena (i.v) Intraarteri (i.a)


• 2. Rute Ekstravaskular
• Contohnya :
a. Oral f. Transdermal
b. Selaput lendir (mukosa) g. Intratekal : melalui
c. Intramuscular : melalui cairan spinal
otot h. Intraspinal: melalui
d. Subcutaneous : di kolom spinal
jaringan subkutan i. Intrasinovial : cairan
e. Intraperitoneal : di sendi
rongga perut j. Intraarticular : melalui
f. Intrakardial : melalui sendi
jantung k. Peridural
g. Intradermal : di bawah
kulit
2 KELOMPOK BESAR RUTE PEMBERIAN OBAT SUNTIK:
Saluran Utama (Primary Routes) meliputi: (i) vena
(intra-vena, iv), (ii) otot (intra-muscular, im), (iii)
kulit (intra-dermal, id; intra-cutaneous, ic) atau (iv)
bawah kulit (sub-cutaneous, sc; hipodermal)
Intradermal (i.d)

Intramuscular (i.m)

Subcutaneous (s.c)
INJEKSI INTRA-VENUS
Umumnya larutan, mengandung cairan non-iritan yang dapat
bercampur dengan air, volume 1 ml sampai 10 ml.
Injeksi intravenus yang diberikan dalam volume besar lebih
dari 10 ml, disebut infusi, sediaan ini umumnya berisi 500 ml,
penggunaan diatur sedemikian rupa tetes demi tetes dengan
kecepatan aliran umumnya 2-3 ml per menit
Emulsi minyak-air dapat diberikan intravenus jika
dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap ukuran butiran
minyak.
Sediaan berupa emulsi air-minyak, tidak dapat
disuntikkan dengan cara ini.
16
Jika volume dosis tunggal >15 ml, injeksi intravenus tidak
boleh mengandung bakterisida dan jika >10 ml, harus
bebas pirogen.

Pemberian secara intra-vena, menghasilkan kerja obat


yang cepat dibandingkan dengan cara-cara pemberian
lain, karena absorsi obat tidak jadi masalah.

Walaupun hampir semua vena permukaan cocok untuk


penusukan, tetapi vena di daerah antecubital (di bagian
depan siku) biasanya menjadi pilihan, karena besar, di
permukaan, dan mudah dilihat dan ditusuk

17
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
CARA PEMBERIAN OBAT SUNTIK
o Kelarutan obat dalam volume yang disuntikkan
Pemberian obat secara parenteral selain iv
mempunyai batasan volume maksimum dari
pengobatan yang diberikan
o Karakteristik pembawa
Pembawa air dapat diberikan melalui rute apa saja,
sebaliknya obat dalam pembawa bukan air lebih
sering diberikan melalui im

18
FAKTOR-FAKTOR . . . (lanjutan)
o pH dan tekanan osmosa dari larutan
Idealnya pemakaian injeksi harus dibuat pH dan
tekanan osmosa sama/dekat dengan cairan tubuh, di
mana sediaan ini dapat diberikan melalui semua rute.
o Bentuk sediaan
Umumnya bentuk larutan dapat diberikan melalui rute
apa saja, tetapi bentuk suspensi terbatas melalui im

19
FAKTOR-FAKTOR . . . (lanjutan)

o Bahan-bahan yang diformulasikan


Obat suntik dengan tambahan pengawet tidak bisa
diberikan untuk semua rute. Begitu juga zat
tambahan lain hanya dapat diberikan melalui cara-
cara tertentu

20
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
FORMULASI OBAT SUNTIK

1. Pembawa yang digunakan


2. Volume (dosis) injeksi
3. Penyesuaian isotonisitas
4. Penyesuaian pH
5. Zat penstabil
6. Zat pengawet
7. Penyesuaian terhadap gravitasi (khusus untuk
anestesi spinal)
8. Satuan konsentrasi, persentase b/v, berat per
volume, milimol per volume
KELEBIHAN/KEUNTUNGAN OBAT SUNTIK:
1. Dengan cepat dapat diperoleh respon fisiologis. Untuk:
shock, asthma (situasi darurat)
2. Untuk obat-obat yang tidak dapat diberikan per-oral. Misal:
Insulin, beberapa hormon dan beberapa antibiotik (penicilin,
streptomycin, sefotaxim, dll.)
3. Kondisi pasien tidak memungkinkan diberikan obat per-oral.
Misal : Mual/muntah, tak sadarkan diri, dlsb.)
4. Diperlukan kontrol pemberian obat oleh dokter atau untuk
kepastian pemakaian obat oleh pasien (pasien sulit
dipercaya meminum sendiri obat per-oral)
22
5. Dimaksudkan untuk efek lokal. Misal: operasi kecil, cabut
gigi, dll.
6. Dimaksudkan untuk obat dengan efek jangka panjang.
Misal: long acting steroids injected intra-articularly, long
acting penicillins administered deep intramuscularly
7. Berguna untuk memberikan cairan, elektrolit atau nutrisi.
Misal: infus
8. Dimaksudkan untuk injeksi obat pada jaringan tertentu
(sistem pemberian tertarget)
9. Untuk penyampaian obat secara akurat dengan injeksi i.v
atau infus menggunakan teknik farmakokinetik 23
KEKURANGAN/KERUGIAN OBAT SUNTIK:
1. Penggunaannya memerlukan lebih banyak waktu dan
keahlian
2. Lebih mahal dan memerlukan biaya produksi yang
tinggi
3. Perlu kondisi aseptik
4. Adanya rasa sakit
5. Sulit ditarik kembali apabila ada kesalahan pemberian
atau bila ada efek yang merugikan/membahayakan
6. Memerlukan alat khusus untuk menyiapkan dan
memberikan obat 24
KEKURANGAN: (lanjutan)

7. Menimbulkan rasa stress secara psikologi –


Belonephobia (takut akan jarum suntik dan injeksi)
8. Dapat menyebabkan kerusakan jaringan pada saat
penyuntikan
9. Pembuangan jarum, syringe dan alat infus memerlukan
perhatian khusus
PERSYARATAN OBAT SUNTIK

1. Steril
2. Bebas pirogen
3. Bebas partikulat/ partikel asing, kecuali untuk
serbuk steril rekonstitusi
4. Sedapat mungkin isotonis
5. Stabil secara fisika, kimia dan mikrobiologi

Anda mungkin juga menyukai