Dosen Pengajar:
Apt. Yuni Anggraeni, M. Farm
Disusun oleh :
Kelompok 2 Farmasi Industri Apoteker 08
Devi Oktavia 41201097100086
Etri Puji Rahayu 41201097100065
Fathfani Aulia 41201097100068
Idzni Izzati 41201097100070
M. Atfhal Ramadana 41201097100095
Netty Hasyana 41201097100111
Salsabila Sadya 41201097100079
Wafa Aufia 41201097100082
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
1.2 Antibiotik........................................................................................................1
3.1. Preformulasi..................................................................................................5
3.1.1. Amoxicilin..............................................................................................5
3.1.2. Lactosa....................................................................................................8
3.1.3. Na CMC..................................................................................................8
3.1.5. Eritrosin................................................................................................10
3.1.6. Manitol..................................................................................................10
3.1.7. Nipagin.................................................................................................11
3.1.8. Nipasol..................................................................................................11
3.2. Formula.......................................................................................................12
ii
4.1.4 Uji distribusi Ukuran Partikel................................................................15
4.1.8 Homogenitas..........................................................................................17
4.1.10 Viskositas.............................................................................................17
4.3 Kemasan.......................................................................................................24
iii
5.3.3. Parameter Pengamatan Uji Stabilitas Dipercepat dan On Going.........33
6.5 Cahaya..........................................................................................................45
7.1.1 Registrasi...............................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................56
Lampiran..............................................................................................................59
iv
BAB I
DESIGN PRODUK BRIEF
1.2 Antibiotik
Antibiotik (L. anti = lawan, bios = hidup) adalah zat-zat kimia yang
dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau
menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia
relative kecil. Zat turunan, zat yang termasuk kelompok ini, dan semua
1
senyawa sintesis yang berkhasiat sebagai antibakteri dibuat secara
semisintesis (Tjay, 2007).
Suatu tinjauan mengenai penggunaan antibiotika di negara
berkembang yang ditulis oleh Radyowijati dan Haak melaporkan bahwa
masyarakat mempercayai antibiotika sebagai “obat yang luar biasa” atau
“obat dewa” yang dapat mecegah maupun mengobati berbagai penyakit
ataupun gejala. Konsep pemikiran yang salah dan kurangnya pengetahuan
dasar tentang penggunaan antibiotika juga dilaporkan pada beberapa studi
baik pada negara berkembang dan yang sedang berkembang (Widayati et
al., 2012).
Antibiotik adalah salah satu obat yang sering disalahgunakan karena
sangat mudah didapatkan dan harganya murah. Penggunaan antibiotik yang
berlebihan dan tidak tepat dapat mengakibatkan masalah kekebalan bakteri
terhadap antibiotik. Antibiotik bukan obat berbahaya, tetapi obat-obat ini
hanya boleh diresepkan jika infeksi bakteri terbukti ada. Namun masih
banyak masyarakat yang cenderung melakukan pengobatan sendiri untuk
penyakit yang dideritanya (Restiyono, 2016).
BAB II
TINJAUAN PRODUK
3.1. Preformulasi
b. Efek Samping:
c. Peringatan:
-Obat keras hanya dapat dapat diperoleh dengan resep dokter di apotek,
apotek RS, puskesmas, dan balai pengobatan
d. Interaksi obat:
Struktur:
(Reynolds, 1982)
Kelarutan : Sukar larut dalam air dan metanol, tidak larut dalam
benzena, dalam karbon tetraklorida, dan dalam kloroform.
Stabilitas :Amoxicillin yang merupakan derivat penicillin
mengalami hidrolisis yang mendegradasi produksi cincin
ß-laktam (Lund, 1994).
Terhadap cahaya : Tidak stabil terhadap paparan cahaya
0
Terhadap suhu : Terurai pada suhu 30-35 C
Terhadap pH : 3,5- 6,0
pH : Antara 3.5 dan 6.0, dilakukan penetapan menggunakan
larutan 2 mg per mL.
3.1.2. Lactosa
Pemerian : Serbuk kristalin, putih, tidak berbau, tidak berasa,
tersusun atas partikel partikel berpori higroskopis
Fungsi : Pengisi tablet (konsentrasi 65-85% b/b)
Stabilitas : Pada kondisi lembab (RH>80%) dapat terjadi
pertumbuhan kapang. Selama disimpan, laktosa dapat
berubah warna menjadi kecoklatan. Reaksi ini dipercepat
oleh panas dan kondisi lembab. Harus disimpan dalam
wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan kering.
Inkompatibilitas :Laktosa dapat berubah warna menjadi coklat jika bereaksi
dengan senyawa yang mengandung gugus amin primer
(rekasi maillard). OTT : asam amino, aminofilin,
amfetamin, lisinopril.
Kelarutan : Dalam etanol 95% praktis tidak larut, dengan pelarut air
1:5,24 pada suhu 20°c, 1:3,05 pada suhu 40°c, 1:2,30
pada suhu 50°c, 1:1,71 pada suhu 60°c, 1:0,96 pada suhu
80°C ( Rowe et al., 2009).
3.1.3. Na CMC
Struktur:
Keterangan :
W1= bobot awal
W2 = bobot setelah perlakuan
4.1.9 Kadar pH
Dilakukan dengan prosedur menggunakan pH meter. Untuk
sirup kering amoxicillin memiliki rentang pH stabilitas dari 5,0 –
7,5. (FI Ed. IV, 1995).
Langkah Kerja:
1. pH meter dikalibrasi dengan cara dicelupkan dalam larutan buffer
pH 4 dan 7.
2. Dibilas dengan aquadest
3. Sampel sirup dicelupkan ke dalam pH meter
4. Biarkan beberapa menit dan catat hasilnya
4.1.10 Viskositas
Viskositas (Martin, et al., 1993) Uji visikositas dilakukan dengan
menggunakan visikometer stormer.
Cara kerja :
1. Masukan sediaan suspensi sebanyak 50 mL kedalam cup
2. Alas wadah dinaikkan sedemikian rupa sehingga slinder (bob)
tetap berada ditengah – tengah cup dan terbenam dalam sediaan
3. Skala diatur sehingga menunjukkan angka nol
4. Berikan beban tertentu dan lepaskan kunci pengatur putaran
sehingga beban turun dan mengakibatkan bob berputar
5. Catatlah waktu yang diperlukan bob untuk berputar 100 kali
putaran
Hitung kecepatan geser dalam RPM dalam tiap beban yang
diberikan dengan persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
RPM : rotasi per menit
t : waktu yang dibutuhkan bob untuk berputar 100 kali (s)
Hitung visikositas sediaan pada tiap kecepatan geser dengan
persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
Ƞ : visikositas (cp)
M : beban (g)
Kv : konstanta alat (cp/g s)
Keterangan :
Vo = Volume awal suspensi
Vu = Volume akhir endapan
F = Volume sedimentasi
Metode : Inokulasi
Media : Untuk biakan awal mikroba uji dipilih media agar yang
sesuai untuk pertumbuhan yang subur bagi mikroba uji,
seperti Soybean-Casein Digest Agar Medium
Prosedur :
d. Indikasi: Infeksi saluran cerna, salurana nafas dan saluran kemih karena
organisme gram positif dan negatif
e. Dosis:
f. Kategori Kehamilan: B
h. Organoleptis:
Bau: Segar
l. Interaksi Obat:
Obat Interaksi
q. Netto: 60mL
r. Masa Simpan: masa simpan setelah direkonstitutisi yaitu tidak lebih dari
14 hari. (USP edisi 37 (2014)) dan 5 tahun sebelum di rekonstitusi.
4.3 Kemasan
4.3.1 Kemasan Primer
∑(𝑌 − 𝑌̅)2
𝑆𝑦 = √
𝑛−2
d. Presisi
3 × 𝑆𝑦 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
𝐿𝑂𝐷 =
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
10 × 𝑆𝑦
𝐿𝑂𝑄 =
Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara
hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata
jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil
dari campuran yang homogenya (Harmita, 2004).
Keseksamaan diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif
(koefisien variasi). Keseksamaan dapat dinyatakan sebagai keterulangan
(repeatability) atau ketertiruan (reproducibility). Keterulangan adalah
keseksamaan metode jika dilakukan berulang kali oleh analis yang sama pada
kondisi sama dan dalam interval waktu yang pendek. Keterulangan dinilai
melalui pelaksanaan penetapan terpisah lengkap terhadap sampel-sampel
identik yang terpisah dari batch yang sama, jadi memberikan ukuran
keseksamaan pada kondisi yang normal (Harmita, 2004).
∑(X−X̅ )2
SD = √
𝑛−1
%RSD = 𝑆𝐷 x 100%
X
e. Akurasi
Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil
analis dengan kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai
persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Kecermatan
hasil analis sangat tergantung kepada sebaran galat sistematik di dalam
keseluruhan tahapan analisis. dapat ditentukan melalui dua cara yaitu metode
simulasi (spiked placebo recovery) dan metode penambahan bahan baku
(standard addition method). Kedua metode tersebut, persen perolehan kembali
dinyatakan sebagai rasio antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang
sebenarnya (Harmita, 2004).
Kadar hasil analisis x 100%
% Recovery = Kadar sesungguhnya
f. Ketegaran (Robustness)
Pengujian dilakukan untuk menentukan ketegaran dari suatu metode
(Robustness) dengan penyuntikan berulang setiap 60 menit selama 6 jam dari
contoh homogen untuk menunjukkan stabilitas dari larutan. Ketegaran
(Robustness) dengan penyuntikan pada konsentrasi pengujian 100% pada
sampel. Nilai RSD yang didapat dari pengukuran adalah < 2%.
g. Rentang
Nilai rentang pengujian diperoleh pada saat melakukan uji linearitas,
uji akurasi, dan presisinya telah memenuhi syarat.
BAB V
RANCANGAN PRODUKSI SKALA PILOT
8 Laktosa 83%
83
𝑥 10.000 ml = 8300 g
100
Campurkan Na CMC dan 20% Laktosa ke dalam Ribbon Mixer, aduk sampai 2 menit.
xide, bubble gum flavor, eritrosin, manitol, sodium metil paraben, dan sodium propil paraben ke dalam Ribbon mixer, lalu a
IPC :
Penentuan sifat alir dengan alat Flow
Kandungan
Campurkan Massa B ke dalam Massa A, dan aduk sampai 20 menit
Spesifikasi:
•Tipe: BBA231-
3B150 Bench Scale
•Kapasitas
Maksimum 150 kg /
250 lb
•Approvable
readability 50 g /
0.05 lb
•Display 7-digit, 7-
segment
60mm/2.36", LCD
display with white
backlight
Ribbon Mixer Merupakan sebuah mesin
yang dirancang secara
khusus untuk mengaduk
atau mencampurkan
semua bahan dengan
bentuk powder dan tidak
memiliki tingkat
kebasahan yang tinggi.
Spesifikasi :
Kapasitas maksimal
moisture balance KERN
MAX : 50g / 0,1mg (60g/
1mg).
Kadar air : diukur dengan
akurasi 0,01 % (0001 %
untuk sampel hingga 1,5g)
Suhu pengeringan :
maksimal 160 °C
Adalah sebuah alat yang
berfungsi untuk menutup
Mesin
berbagai jenis botol dan
Capping
berbagai jenis bahan
penutup botol.
Spesifikasi :
Tipe didorong: Listrik
Kelas otomatis:Otomatis
Tegangan: 220/380 V
Daya:300 W
Jenis kemasan: Botol
Nama merek:SIPUXIN
Dimensi (l * w *h):
Disesuaikan Berat:
DisesuaikanSertifikasi:
CE GMP
Spesifikasi :
Kapasitas : 120 Kg/ 30
menit
Material : SUS 316 L
untuk kontak produk dan
SUS 304 Ni 8% untuk non
kontak produk
Kekuatan : 7,5 KW(10
Hp), 380 Volt
Flow Tester Alat untuk mengetahui
sifat alir dari granul
apakah baik untuk di
lakukan proses
selanjutnya seperti cetak
tablet dan pengisian
granul ke sacheet, cocok
untuk cek granul utk
tablet dan granul sachet
menjaga agar tablet yang
akan di cetak bobot nya
seragam dan tdk
menyendat di mesin cetak
tablet, tablet rata bagus
Spesifikasi :
2. Tiang utama,
4. mistar pengukur,
Spesifikasi :
Rentang panjang
gelombang 190.0 ~
1100.0 nm
Menampilkan panjang
gelombang 0,1 nm
Perubahan Sumber
Cahaya Dapat Dipilih dari
3 jenis berikut: Ubah
otomatis dengan panjang
gelombang
Metode Pengukuran
Pengukuran balok tunggal
2. Bangunan
Bangunan yang digunakan untuk pembuatan obat hendaknya
dirancang dan dibangun dengan tepat untuk memudahkan pelaksanaan
sanitasi yang baik. Bangunan hendaknya dilengkapi fasilitas sanitasi
yang memadai seperti toilet, loker, bak cuci, tempat penyimpan bahan
pembersih, insektisida, dan bahan fungigasi. Hendaknya disusun pula
prosedur tetap untuk melaksanakan sanitasi dengan jadwal yang teratur,
serta diuraikan dengan cukup rinci.
3. Peralatan
Setelah digunakan, peralatan hendaklah dibersihkan bagian luar
maupun bagian dalam sesuai prosedur yang telah ditetapkan, serta dijaga
dan disimpan dalam kondisi bersih. Sebelum dipakai, kebersihannya
diperiksa lagi untuk memastikan bahwa seluruh produk atau bahan
dari batch sebelumnya telah dihilangkan. Prosedur tertulis yang cukup
rinci untuk pembersihan dan sanitasi peralatan dan wadah yang
digunakan dalam pembuatan obat hendaklah dibuat serta ditaati.
Prosedur ini dirancang dengan tepat agar pencemaran peralatan oleh
bahan pembersih dan sanitasi dapat dicegah (Imra,2010).
6.3 Klasifikasi Ruangan Produksi
Proses produksi trial skala pilot perlu dilakukan dalam area bersih yang
terklasifikasi berdasarkan persyaratan CPOB. Ruang bersih dan sarana udara
bersih diklasifikasikan sesuai dengan EN ISO 14644-1. Jumlah maksimum
partikulat udara diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat untuk tiap
kelas kebersihan, sebagai berikut :
H13 (99,95%)
Bila
menggunakan
sistem resirkulasi
ditambah make
up air (10-20
%
fresh air)
F Pengemasan
20-28 TD TD TD
sekunder
Ruang masuk Suhu
TP TP TD
karyawan kamar
G Daerah
penerimaan
bahan awal, Suhu
TP TP TD
Gudang bahan kamar
awal dan obat
jadi
Laboratorium 20-28 TD TD TD
Gudang :
-R. Suhu
≤ 30 TD TD TD
kamar
-R. ber- AC ≤ 25 TD TD TD
-R. Dingin 2-8 TD TD TD
-R. Beku <0 TD TP TD
TP = Tidak Perlu, TD = Tidak Diklasifikasikan
Sumber : Lampiran 3. 5b CPOB 2012 Jilid 1
6.5 Cahaya
Rekomendasi kekuatan cahaya untuk ruangan / daerah kegiatan menurut
CPOB 2012 adalah sebagai berikut :
Kekuatan Cahaya (Satuan Lux) Area kegiatan
200 Gudang
Keterangan :
: Alur barang
: Alur personil
: Area Terkontrol
: Area Bersih
Keterangan:
* Ruang antara dapat berupa airlock, pass box / pigeon hole
+ : tekanan udara relative
Udara di ruang pengolahan yaitu area dengan kondisi lingkungan spesifik
yang ditetapkan, dikendalikan dan dipantau untuk mencegah kontaminasi
silang (dalam fasilitas multiproduk) atau degradasi bahan awal dan produk,
misal di mana produk, bahan awal dan komponen terpapar ke lingkungan
ruangan, serta ruang cuci alat dan ruang penyimpanan bagian peralatan yang
bersentuhan dengan produk yang disirkulasi balik hendaklah dilewatkan
susunan sistem terdiri dari filter EN 779 G4 + F8 + HEPA Filter EN 1822
H13 sebelum udara dialirkan kembali ke ruang pengolahan untuk mencegah
kontaminasi silang. Kinerja dari Sistem Tata Udara secara keseluruhan
hendaklah dikualifikasi untuk sarana pembuatan produk steril selama
minimum 5 hari berturut-turut yang memenuhi persyaratan dalam status
nonoperasional dan produk nonsteril minimum 3 hari.
Pada petunjuk CPOB bab Bangunan dan Fasilitas disebutkan bahwa
untuk mencegah kontmainasi silang (cross contamination) hendaknya diatur
tekanan udara . Udara akan mengalir dari tekanan yang tinggi ke
tekanan yang rendah. Kelas kebersihan yang lebih tinggi mempunyai
tekanan yang lebih tinggi (bernilai positif) dibandingkan dengan kelas
kebersihan yang lebih rendah. Untuk kelas yang berbeda antar ruangan (misal
Ruang I, dan Ruang II, dimana Ruang I kelas C, dan Ruang II kelas D, maka
perbedaan tekanan antara 10 – 15 Pascal. Sedangkan untuk kelas yang sama,
hanya berbeda 5 Pascal. Untuk Ruang Produksi yang memproduksi sediaan
padat, tekanan didalam ruangan di atur lebih rendah daripada di koridor.
Misalkan ruang produksi positif dua, maka koridor haruslah positif tiga. Hal
ini dimaksudkan agar debu-debu yang berterbangan di ruang produksi akibat
partikel-partikel dari bahan baku tidak keluar koridor dan mencemari ruangan
produksi lainnya.
Hal ini bertujuan agar sediaan bebas partikel yang berasal dari koridor,
namun partikel dari ruang produksi tidak boleh punya peluang untuk keluar
dari koridor maka tidak bisa menggunakan sistem dirty coridor maupun clean
corridor namun menggunakan air lock. Dengan dikenalnya air lock ini maka
udara akan terkurung dalam suatu ruangan, dan diruangan yang mengunci
udara tersebut telah ada penghisap udara yang memiliki saringan sehingga
udara yang dihisap dan di bawa keluar gedung telah bersih/bebas partikel
berbahaya maupun partikel ukuran tertentu.
A B C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Ayad, M. M., Belal, F., Hosney, M. M., Elmansi, H., & Elsayed, N. (2018).
Simultaneous HPLC Determination of Cisatracurium and Propofol in
Human Plasma via Fluorometric Detection, (April), 1–7.
https://doi.org/10.1093/chromsci/bmy027
Banker G.S., and Anderson, N.R., 1994, Tablet in Lachman, L., Lieberman, H.A.,
and Kanig, J.L., Teori dan Praktek Farmasi Industri, diterjemahkan oleh Siti
Suyatmi dan Iis Aisyah, edisi III, jilid 2, 643, Universitas Indonesia Press,
Jakarta.
BPOM (2017) Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2017 Tentang Kriteria Dan Tata Laksana
Registrasi Obat, Jakarta. Indonesia. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
BPOM, 2006, Pedoman Penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik, Badan
Pengawasan Obat dan Makanan : Jakarta
McEvoy and K. Gerald. 2002. AHFS Drug Book 4. USA: American Society of
Health System Pharmacist.
Mycek, M. Johnson., R. Amrstrong, Harvey and P. Champe. 2001. Farmakologi
Ulasan Bergambar, Edisi 2. Jakarta: Penerbit Widya Medika.
Rehana, dkk, 2014, Pengembangan Metode Analisis Amoksisilin yang selektif
dan tidak dipengaruhi keberadaan produk degradasinya. Jurnal ilmu
kefarmassian Indonesia September 2014. Hlm 170-175.
Restiyono, A. (2016). Analisis Faktor yang Berpengaruh dalam Swamedikasi
Antibiotik pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Kajen Kebupaten
Pekalongan. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia., 11(1), 14–27.
Rowe, R. C., Paul J. S., and Paul J. W. 2003. Hand Book of Pharmaceutical
Excipients. USA: Pharmaceutical Press and American Pharmaceutical
Association
Rowe,R.C., Paul J. S., and Owen,S.C.2006. Hand Book of Pharmaceutical
Excipients. USA: Pharmaceutical Press and American Pharmaceutical
Association
Rowe,R.C., Paul J. S., and Quinn,M.E. 2009. Hand Book of Pharmaceutical
Excipients. USA: Pharmaceutical Press and American Pharmaceutical
Association
th
Sweetman,S et al.2009.Martindale 36 . The Pharmaceutical , Press, London
Tjay, T. H. (2007). Obat-Obat Penting, Kasiat, Penggunaan dan Efek-Efek
Sampingnya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Widayati, A., Suryawati, C., de Crespigny., dan Janet, E., (2012). Knowledge and
Beliefs About Antibiotics Among People in Yogyakarta City-Indonesia : A
Cross Sectional Population-based Survey. Antibiotic Resistance and
Infection Control., (1), 38–44.
Kepada YTH.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
JL. Percetakan Negara 23
Jakarta
No : 01/R/EP/02/20
Lampiran : 1 Berkas Dokumen Registrasi
Obat Hal : Penyerahan berkas registrasi
Kepada
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
Jl. Percetakan Negara No. 23
Jakarta Pusat
Dengan hormat,
Bersama surat ini kami bermaksud untuk memberikan berkas registrasi produk
kami
(terlampir) sebagai berikut :
Hormat kami,
PT.Eight
Persada
Apt. M. Atfhal Ramadana, S. Farm
Lampiran 3
Keterangan (BPOM, 2017) :
1. #) : Harus diisi pada saat pengajuan pra-registrasi dan tidak dapat
diperbaharui pada saat pengajuan Registrasi.
##) : Diisi pada saat pengajuan pra-registrasi dan dapat diperbaharui pada
saat pengajuan Registrasi.
2. Untuk Registrasi Variasi dan Registrasi Ulang yang diajukan bersamaan
dengan perubahan tertentu, seluruh informasi yang tercantum dalam
Formulir Registrasi harus diisi sesuai dengan yang telah disetujui, kecuali
untuk bagian yang akan dilakukan perubahan maka informasi dapat
diperbaharui.
ttd
PENNY K. LUKITO
Lampiran III
Batch Record
67
68