Anda di halaman 1dari 11

Farmakoterapi Terapan

Resep Gastrointestinal
Kelompok 8
Alifia Fauziyyah Haifa
Istiqomatun Nisa
Resep Hal. 134
 
Berdasarkan resep, diketahui  bahwa Tn. N Usia 31
thn. Pasien diresepkan obat-obaan dibawah ini:

R/ Betahistine, 10 tablet
3 x 1/hari
R/ Omeprazol kapsul, 10 kapsul
2 x 1 kapsul / hari. Sebelum makan
R/ Vit C, buah
1x1 tablet/ hari. Diminum pada pagi hari
Kajian Administratif Resep
Data pasien Nama √
Usia √
Jenis kelamin √ (Tn)
BB/TB -
No. HP/telepon -
Alamat -
Data dokter Nama √
SIP -
Alamat √ (klinik)
No telepon √ (klinik)
Paraf √
Tanggal penulisan √
resep
Kajian Farmasetik Resep
Betahistine Omeprazole Vitamin C
Nama obat √ √ √
Bentuk Sediaan √ √ -
Kekuatan Sediaan - - -
Jumlah obat √ √ √
Aturan pakai √ √ √
Kajian Klinis Resep
Obat Indikasi Dosis Dosis pada literatur Aturan Aturan pakai Kekuatan Interaksi Kontraindik Efek Samping
pada pakai pada literatur sediaan yg asi/
resep pada tersedia peringatan
resep terkait
Betahistin Vertigo, tinnitus, - Dosis awal: 3x16 mg/ 3x1 tab/ 3x1 tab/ hari Tablet - Kontraindika Gastrointestinal:
gangguan 3x1 tab hari hari dengan kekuatan 6 mg, 8 mg, (Tidak ada si pada Dispepsia, mual,
pendengaran Dosis dewasa: 24-48 sediaan 8 mg, 12 mg, 16 mg, interaksi pasien tukak penyakit tukak
terkait peny. mg dalam 3 dosis diberikan 24 mg dengan obat peptik lambung
Meniere terbagi dengan makanan lain di resep
ini)
Omeprazol GERD, tukak - GERD: 20 mg/ hari; 2x1 tab/ 2x1 tab/ hari Kapsul - - Sakit kepala,
peptik 2x1 tab Tukak peptik: 40 hari saat perut 10 mg, 20 mg (Tidak ada pusing, konstipasi,
mg/hari sebelum kosong (30 interaksi mual, perut
makan menit sebelum dengan obat kembung, diare,
makan) lain di resep ruam
ini)
Vitamin C Suplemen - Suplemen makanan: 1x1 tab 1x1 tab/ hari Tablet - - 1% hingga 10%:
makanan, 1x1 tab 50-200 mg/ hari; pagi hari dengan kekuatan 25 mg, (Tidak ada Ginjal:
pencegahan/ Pencegahan/ sediaan 50 mg 50 mg, 100 interaksi Hiperoksaluria
pengobatan pilek. pengobaan pilek: 1-3 g/ mg, 250 mg dengan obat dengan dosis besar
hari. lain di resep <1%: Flushing,
Rekomendasi RDA: ini) pingsan, pusing,
tidak lebih dari 2000 sakit kepala,
mg/hari kelelahan, mual,
muntah, mulas,
diare, nyeri
pinggang
Kajian Klinis Resep
Betahistin Omeprazol Vitamin C
Ketepatan dosis √ √ √
Kekuatan sediaan tidak Kekuatan sediaan tidak Kekuatan sediaan tidak
dicantumkan sehingga dicantumkan sehingga ketepatan dicantumkan sehingga ketepatan
ketepatan dosis tidak dapat dosis tidak dapat dipastikan dosis tidak dapat dipastikan
dipastikan

Ketepatan indikasi √ √ √
Penyakit pasien tidak Penyakit pasien tidak Penyakit pasien tidak
dicantumkan sehingga dicantumkan sehingga ketepatan dicantumkan sehingga ketepatan
ketepatan indikasi tidak indikasi tidak dapat dipastikan indikasi tidak dapat dipastikan
dapat dipastikan

Ketepatan aturan √ √ √
penggunaan
Interaksi - - -
Kontraindikasi/ √ - -
peringatan
Duplikasi - - -
Polifarmasi - - -
Kesimpulan Evaluasi Resep
1. Di dalam resep, masing-masing kekuatan sediaan obat tidak dicantumkan
2. Bentuk sediaan vitamin C tidak dicantumkan
3. Untuk dosis dan aturan pakai Betahistine, perlu diperhatikan karena dosis yang tepat yaitu 3x1
tablet dengan kekuatan sediaan 8 mg. sedangkan sediaan yang banyak beredar di pasaran yaitu
sediaan yang memiliki kekuatan sediaan 6 mg.
4. Betahistine dikontraindikasikan pada pasien tukak peptik, juga memiliki efek samping
gastrointestinal seperti dispepsia, mual, penyakit tukak pepti. Sedangkan pasien diresepkan
Omeprazole 2x1 tab. Karena kekuatan sediaan Omeprazole pada resep tidak dicantumkan, maka
tidak dapat dipastikan apakah pasien menderita GERD atau tukak peptik. Sehingga penggunaan
Betahistine harus hati-hati, atau bahkan tidak bisa diberikan.
5. Bentuk dan kekuatan sediaan Vitamin C penting diketahui, karena jika diberikan berlebih dapat
berisiko memperberat gejala terkait asam lambung
6. Tidak ada duplikasi ataupun polifarmasi
Tambahan: Hubungan Omeprazole dengan Vitamin C
•Hingga saat ini, belum ada penelitian ilmiah yang menemukan adanya interaksi bermakna antara omeprazole dan vitamin C. Akan tetapi,

perlu dipahami bahwa omeprazole merupakan obat golongan penghambat pompa proton yang bermanfaat dalam mengurangi produksi

asam di lambung. Biasanya obat ini digunakan dalam penanganan peradangan lambung, tukak lambung, dan penyakit refluks

gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease [GERD]).


•Sementara itu, produk suplemen vitamin C dosis tinggi umumnya tersedia dalam bentuk minuman dengan rasa asam, yang berisiko

menyebabkan peningkatan produksi asam lambung. Adapun jumlah konsumsi harian vitamin C yang disarankan (recommended daily

allowance[RDA]) bagi orang dewasa adalah 65-90 mg/hari, dengan batas atas konsumsi 2.000 mg/hari. Meskipun konsumsi vitamin C

berlebihan tidak menimbulkan efek samping yang mengancam nyawa, konsumsi vitamin C dosis tinggi diketahui dapat menyebabkan

nyeri ulu hati, mual, dan diare. Jadi jika dikonsumsi berlebih maka berisiko memperberat penyakit terkait asam lambung yang sedang

diobati.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Pada Pasien :

1. Kepatuhan Minum Obat

• Pemberian informasi obat kepada pasien mengenai obat yang diresepkan. Karena betahistin kontraindikasi terhadap pasien yang
mengalami gangguan gastrointestinal, maka tidak bisa diberikan pada pasien tukak lambung, gastritis, atau GERD. Akan
mengakibatkkan masalah yang lebih serius.
• Berikan informasi bahwa obat harus diminum pada jam yang sama setiap harinya agar efek terapi tercapai dengan baik

(Dipiro, 10th edition, Lexicomp)


2. Terapi Non Farmakologi

Dari resep tersebut, diketahui pasien diberikan obat omeprazole (Golongan Proton Pump Inhibitor) yang menandakan
pasien mengalami permasalahan di gastrointestinal. Maka yang harus diperhatikan untuk terapi non farmakologi ialah :

1. Hindari makanan yang mengandung kafein, susu, coklat, makanan yang bersifat asam, berlemak tinggi dan pedas.

2. Makanlah dalam porsi kecil dan hindari makan sebelum tidur. Minimal 3 jam setelah makan agar menurunkan asam
lambung

3. Hindari alkohol (karena dapat meningkatkan Gerakan peristaltic usus)

4. Rekomendasikan kepada pasien untuk meninggikan posisi kepala saat tidur

(Dipiro, 10th edition)


Daftar Pustaka
• American Pharmacist Association (2009) ‘Drug Information Handbook’ 17 th edition.

Lexicomp

• Dipiro, T.J., wells, G.B, Schwinghammer, T.L. dan Dipiro C.V., Pharmacotherapy

Handbook Ten Edition, The McGraw-Hill Companies, New York.

• Pusat Informasi Obat Nasional. 2014. Informatorium Obat Nasional Indonesia:

Betahistin Hidroklorida. BPOM RI. Diakses pada:

http://pionas.pom.go.id/monografi/betahistin-dihidroklorida-0

Anda mungkin juga menyukai