Anda di halaman 1dari 10

FARMASI KOMUNITAS DAN DISTRIBUSI FARMASI

PENGKAJIAN RESEP

OLEH:
ROBY FIRDAUS (2208612013)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
I. RESEP

Pengkajian Ya Tidak Keterangan/Tindak


Lanjut
Kelengkapan Penulisan Resep
- Nama Dokter √
- Tgl penulisan R/ √
- SIP dokter penulis R/ √
- Nama,tgl lahir / umur pasien √
Kejelasan tulisan resep √
Bb untuk pasien anak -
Farmasetis
- Nama, bentuk, kekuatan, jumlah obat √ Bentuk dan kekuatan
- Signa/aturan pakai √ sediaan menyesuaikan
ketersediaan yang ada di
apotek
Farmasi klinik √
Tepat Obat √
Tepat dosis √
Tepat rute √
Tepat waktu √
Duplikasi √
Alergi obat √
Interaksi obat √
Kontra indikasi √
Nama dan TTd Penelaah

(…………………………………)
Pengkajian obat sebelum diserahkan
Telaah Obat Ya Tidak Keterangan/Tindak
Lanjut
Nama Obat dengan resep √
Jumlah / Dosis dengan resep √
Rute dengan resep √
Waktu dan frekuensi pemberian dengan √
resep
Nama dan Ttd Penelaah

(…………………………………)

A. DATABASE PASIEN

Nama : Tn. S

Umur : 42 Tahun

Jeniskelamin : Laki-laki

Tinggi badan : 165 kg

Berat badan : 66 kg

Alamat : Jl. Teluk Tiram


B. SUBYEKTIF
- Nyeri pada bagian perut
- BAB cair, tidak berbuih dan tidak berdarah
- Demam
C. OBYEKTIF
- Suhu tubuh: 38,5°C

D. ASSESSMENT

PROBLEM MEDIK TERAPI


Diare Loperamide tab
Zink tab

Sakit Perut Buscopan tab


Demam Parasetamol tab
E. PLAN, MONITORING, KONSELING
1. Plan
- Diberikan obat anti-diare kelompok opiate yaitu Loperamide HCl. Efek kelompok
obat ini adalah peningkatan absorbs cairan, sehingga dapat memperbaiki konsistensi
feses dan mengurangi frekuensi diare, serta dapat mengurangi frekuensi defekasi
sampai 80% (Lukman, 2015).Loperamide diberikan tiga kali sehari sebanyak 1
tablet sesudah makan, obat dihentikan jika keluhan BAB cair sudah sembuh.
- Diberikan obat untuk meningkatkan system kekebalan tubuh yaitu Zink. Zink
merupakan mineral penting bagi tubuh sehingga dapat mencegah risiko terulangnya
diare selama 2-3 bulan setelah pasien sembuh dari diare. Zink diberikan satu kali
sehari sebanyak 1 tablet selama 10 hari berturut-turut. Pemberian zink harus tetap
dilanjutkan meskipun diare sudah berhenti. Hal ini dimaksudkan untuk
meningkatkan ketahanan tubuh terhadap kemungkinan berulangnya diare pada 2 – 3
bulan kedepan (DepKes RI, 2011).
- Diberikan obat untuk mengatasi keluhan nyeri pada perut oleh pasien, yaitu
Buscopan. Buscopan adalah obat yang mengandung Hyoscine Butylbromide.
Buscopan bekerja dengan mengurangi produksi asam di lambung, memperlambat
gerakan alami dari usus dan melemaskan otot-otot di saluran cerna misalnya perut,
usus, kandung kemih, ginjal dan kandung empedu (MIMS Indonesia). Buscopan
diberikan tiga kali sehari sebanyak 1 tablet sesudah makan, obat dihentikan jika
keluhan nyeri pada perut sudah sembuh.
- Diberikan obat untuk mengatasi demam pasien, yaitu Parasetamol. Obat ini bekerja
pada pusat pengaturan suhu yang ada di otak untuk menurunkan suhu tubuh saat
seseorang sedang mengalami demam (MIMS Indonesia). Parasetamol diberikan tiga
kali sehari sebanyak 1 tablet sesudah makan, obat dihentikan jika keluhan demam
sudah sembuh.
2. Monitoring
- Pemantauan keluhan pasien seperti nyeri perut dan BAB cair.
- Pemantauan suhu tubuh pasien.
3. Konseling
Pemberian edukasi kepada pasien terkait informasi obat, yaitu:

- Obat loperamide tablet dikonsumsi 3 x sehari 1 tablet sesudah makan untuk


mengatasi keluhan BAB cair, jika keluhan membaik maka obat bisa saja dihentikan.
- Obat zink tablet dikonsumsi 1 x sehari 1 tablet sesudah makan untuk membantu
meningkatkan kekebalan tubuh pasien, obat zink harus dikonsumsi atau dihabiskan
selama 10 hari berturut-turut.
- Obat buscopan tablet dikonsumsi 3 x sehari 1 tablet sesudah makan untuk mengatasi
keluhan nyeri pada perut pasien, jika keluhan membaik maka obat bisa saja
dihentikan.
- Obat parasetamol dikonsumsi 3 x sehari 1 tablet sesudah makan untuk mengatasi
demam, jika demam membaik maka obat bisa saja dihentikan.
- Penyimpanan obat pada suhu kamar dan terhindar dari paparan matahari secara
langsung serta jauh dari jangkauan anak-anak.
- Pasien disarankan untuk memperbanyak istirahat dan menghindari berbagai pemicu
penyebab diare, salah satunya adalah menghindari mengkonsumsi makanan pedas,
serta menjaga kebersihan diri.

D. Pertimbangan Klinis
Skrining klinis dilakukan dengan analisis penegakan anamnesis kefarmasian
secara umum dari resep yang diterima. Tujuan skrining klinis adalah untuk
menghindari terjadinya masalah terkait obat (Drug Related Problems). Pengkajian
klinis resep juga dapat berpedoman pada penggunaan obat rasional (POR). Tujuan
penggunaan obat rasional adalah untuk menjamin pasien mendapatkan pengobatan
yang sesuai dengan kebutuhannya, untuk periode waktu yang adekuat dengan harga
yang terjangkau (Kemenkes, 2011).
1. Tepat Indikasi

Nama Sediaan Indikasi Keterangan


Loperamide Untuk pengobatan Meningkatkan absorbs cairan,
Diare sehingga dapat memperbaiki
konsistensi feses dan mengurangi
frekuensi diare, serta dapat
mengurangi frekuensi defekasi

Zinc Meningkatkan Merupakan mineral penting bagi


sistem kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah
tubuh risiko terulangnya diare setelah
pasien sembuh dari diare
Buscopan Mengatasi keluhan Buscopan adalah obat yang
nyeri pada perut mengandung Hyoscine Butylbromide.
Buscopan bekerja dengan mengurangi
produksi asam di lambung,
memperlambat gerakan alami dari
usus dan melemaskan otot-otot di
saluran cerna

Parasetamol Menurunkan demam Obat ini bekerja pada pusat


pengaturan suhu yang ada di otak
untuk menurunkan suhu tubuh saat
seseorang sedang mengalami
demam.

2. Tepat Dosis

Dosis pada
Nama Sediaan Penggunaan Keterangan
Resep
Loperamide 3 kali sehari Penggunaan dihentikan Sudah sesuai
sesudah makan jika keluhan BAB cair
sudah sembuh.

Zinc 1 kali sehari Diberikan satu kali sehari Sudah sesuai


sesudah makan sebanyak 1 tablet selama
10 hari berturut-turut
(dihabiskan) meskipun
diare sudah sembuh
Buscopan 3 kali sehari Sudah sesuai
sesudah makan Obat dihentikan jika
keluhan nyeri pada perut
sudah sembuh.

Parasetamol 3 kali sehari Sudah sesuai


sesudah makan Penggunaan obat
dihentikan jika keluhan
demam sudah sembuh.
Anamnesis Kefarmasian
Anamnesis dari segi kefarmasian yang dilakukan oleh apoteker merupakan
proses dimulainya pembacaan resep obat yang ditulis oleh dokter berdasarkan
indikasi penyakit pasien dan berdasarkan obat-obat yang diresepkan serta
melakukan evaluasi dengan membandingkan antara diagnosis dokter dan informasi
yang diperoleh dari pasien sendiri (Mynarti dkk.,, 2015). Berdasarkan resep yang
diterima oleh apoteker, pasien diduga menderita penyakit diare, nyeri perut
disertai demam. Untuk memperkuat dugaan apoteker tersebut, dilakukan
anamnesis dengan menanyakan informasi tambahan seperti keluhan dan hasil
diagnosis dokter terhadap pasien. Hasil yang dapat ditanyakan oleh apoteker
adalah gejala yang dialami khususnya terkait diare. Setelah informasi yang
diperoleh dari pasien dan resep yang dituliskan oleh dokter telah sesuai, apoteker
dapat melakukan analisis farmakologis dengan menyesuaikan tepat indikasi, tepat
dosis, tepat pasien, tepat obat, dan efek samping obat.
Setelah skrining resep dan anamnesis apoteker sudah sesuai, obat dapat
diberikan kepada pasien dengan memberikan informasi aturan, cara, dan lama
penggunaan obat yang didapat. Berdasarkan resep, pasien akan mendapatkan obat
Loperamide sebanyak 10 tablet yang diminum sebanyak tiga kali sehari sesudah
makan, Zink sebanyak 10 tablet yang diminum sebanyak satu kali sehari sesudah
makan, Buscopan sebanyak 10 tablet yang diminum sebanyak tiga kali sehari
sesudah makan, dan Parasetamol sebanyak 10 tablet yang diminum sebanyak tiga
kali sehari sesudah makan Keempat obat diminum melalui oral dan dapat
disimpan pada suhu kamar. Keempat obat ini diindikasikan untuk mengobati
pasien dengan Diare, nyeri perut disertai demam dan mencegah kemungkinan
diare muncul lagi. Berdasarkan hal tersebut, pengobatan yang diterima oleh pasien
dari hasil kajian resep dan kesesuaian pustaka telah sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2011. Modul Penggunaan Obat Rasional. Jakarta : Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia
MIMS. 2021a. Nevox XR Dosage & Drug Information | MIMS Indonesia (Online).
Diakses pada 19 Februari 2021.
MIMS. 2021b.
(Online). Diakses pada 19 Februari 2021.
Mynarti, S., Noviyani, R., & Dewi, L. P. M. K. (2015). Kesesuaian Anamnese
Kefarmasian oleh Apoteker terhadap Diagnosis Dokter di Apotek di
Wilayah Kabupaten Gianyar. Indonesian Journal of Legal and Forensic
Sciences (IJLFS), 5, 11-16.
Tjay, T.H. dan K. Rahardja. (2015). Obat-Obat Penting. Edisi Ke-7. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
Tim MMN. (2019). Basic Pharmacology and Drug Notes. Edisi 2019. Makassar:
MMN Publishing.
RESUME PENGKAJIAN RESEP DAN DISPENSING

Penggunaan obat dikatakan rasional menurut WHO apabila pasien


menerima obat yang tepat untuk kebutuhan klinis, dalam dosis yang memenuhi
kebutuhan untuk jangka waktu yang cukup, dan dengan biaya yang terjangkau
baik untuk individu maupun masyarakat. Sehingga dalam penggunaan obat yang
rasional maka suatu resep obat harus sesuai dengan criteria berikut :
 Tepat indikasi
 Tepat pasien
 Tepat obat
 Tepat informasi
 Tepat evaluasi
 Tepat administrasi, dosis, dan waktu penggunaan

Dalam mewujudkan penggunaan obat yang rasional maka seorang apoteker


wajib untuk melakukan SOP dalam pelayanan kepada pasien melalui :
 Skrinning resep,
 Compounding,
 Dispensing
 Pencatatan dalam patient medication record.

Menurut PMK No 73 Tahun 2016 Skrining resep terbagi menjadi 3 aspek yaitu :
 Administratif
 Farmasetis
 Klinis

Skrining administratif meliputi :


1. Nama pasien, umur, jenis kelamin, BB
2. Nama dokter, No SIP, alamat, No telp, dan alamat
3. Tanggal penulisan resep

Skrining farmasetis meliputi :


1. Bentuk dan kekuatan sediaan
2. Stabilitas
3. Kompatibilitas
Skrining klinis meliputi :
1. Ketepatan indikasi dan dosis obat
2. Aturan, cara, dan lama pemakaian
3. Duplikasi atau polifarmasi
4. Reaksi obat yang tidak diinginkan
5. Kontraindikasi
6. Interaksi

Kesimpulannya, agar terwujudnya penggunaan obat yang rasional maka


apoteker pertama-tama wajib melakukan anamnase kepaada pasien terkait gejala
dan keluhan pasien, lalu dilakukan skrining resep meliputi aspek administrasi,
farmasetis, dan klinis, kemudian jika terdapat drp maka dapat dikonsulkan
terlebih dahulu kedokter yang bersangkutan, jika tidak ditemukan drp maka dapat
dilakukan langkah selanjutnya yaitu compounding mengenai penyiapan obat
kemudian dispensing dan penyerahan obat kepada pasien. Sehingga penggunaan
obat rasional seperti tepat indikasi,tepat dosis dan lain-lain dapat tercapai dengan
baik.

Anda mungkin juga menyukai