Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MINGGUAN PRESENTASI

STERILISASI PANAS KERING DAN BASAH


Tanggal 17 November 2023

OLEH:
KELOMPOK A
I Gusti Putu Agus Anom (2208612009)
Ni Wayan Widya Wulandhari (2208612054)
Ni Kadek Vinka Lionita (2208612058)
Ida Ayu Putu Ratna Saraswati (2208612063)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
STERILISASI PANAS BASAH DAN PANAS KERING

I. Definisi Sterilisasi
Cara yang dapat digunakan untuk mengurangi kontaminasi adalah dengan
menggunakan sterilisasi. Sterilisasi didefinisikan sebagai upaya untuk membunuh
mikroorganisme termasuk dalam bentuk spora. Sterilisasi digunakan untuk
membunuh atau menghilangkan mikroorganisme sehingga peralatan dan media
bebas dari kontaminan (Tille, 2015).

II. Macam-Macam Sterilisasi


a. Sterilisasi Panas Basah
1. Uap Bertekanan
a. Definisi
Penggunaan uap air di bawah tekanan adalah metode yang
paling efektif dan pada umumnya adalah sterilisasi yang memuaskan
dan sesuai.
b. Suhu
Waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi pada larutan

menggunakan autoklaf pada 1210C adalah 12 menit ditambah waktu

untuk larutan dalam wadah untuk mencapai 1210C setelah


termometer pensteril menunjukkan temperatur ini. Pada umumnya
larutan 100 ml atau 200 ml dalam botol akan membutuhkan paling
kurang 5 menit, 500 ml membutuhkan antara 10 dan 15 menit, dan
1000 ml membutuhkan antara 15 dan 20 menit untuk mencapai

temperatur 1210C setelah termometer autoklaf menunjukkan


temperatur ini. Tabel dibawah ini menunjukkan hubungan antara
tekanan dan temperatur, dan waktu pemaparan yang umum
digunakan untuk sterilisasi dengan uap air di bawah tekanan.
2. Uap Panas Pada Suhu 100oC

Pemanasan lembab pada 1000C dapat digunakan pada bentuk uap


mengalir atau air mendidih. Metode ini dibatasi penggunaannya dan
kebanyakan efektif digunakan untuk sterilisasi suatu larutan yang terdiri
dari suatu bakterisida dan sterilisasi alat semprot.
Pada prakteknya, dua metode uap air mengalir dapat digunakan.
Salah satunya pemaparan yang terus menerus pada uap air selama 20 –
60 menit akan membunuh seluruh bentuk vegetatif bakteri tetapi tidak
akan menghancurkan spora. Oleh karena itu, untuk menjamin
pengrusakan spora perlu dilakukan sterilisasi berselang, yang disebut
fraksionasi, sterilisasi berselang, atau tyndalisasi. Melalui metode ini,
bahan-bahan dipaparkan pada uap air mengalir pada periode waktu
bervariasi dari 20 sampai 60 menit selama 3 hari. Di antara pemaparan

pada uap air bahan-bahan di simpan pada suatu inkubator pada suhu 370C
atau pada suhu kamar. Prinsip dari metode ini adalah pada periode
pertama pemaparan pada uap air akan membunuh bakteri vegetatif tapi
tidak sporanya. Kemudian jika bahan-bahan disimpan pada inkubator
atau suhu kamar selama 24 jam, kebanyakan spora akan tumbuh menjadi
bentuk vegetatif. Inilah yang akan dibunuh ketika bahan-bahan
dipanaskan pada hari kedua. Kemudian bahan-bahan yang disimpan lagi
selama 24 jam pada inkubator atau suhu ruangan, sehingga sisa dari spora
dapat dibunuh pada hari ketiga.
3. Pemanasan dengan Bakterisida
Pemanasan dengan bakterisida menghasilkan suatu aplikasi

khusus dari pemanasan uap air pada 1000 C. Kehadiran dari bakterisida
meningkatkan efektifitas dari metode ini. Metode sterilisasi ini digunakan
untuk larutan berair atau suspensi untuk obat-obat yang tidak stabil pada
suhu yang umumnya digunakan pada autoklaf. Larutan dengan
ditambahkan bakterisida dipanaskan dalam wadah akhir yang disegel

pada 1000C selama 30 menit pada sterilisator uap air atau penangas air.
Bakterisida yang dapat digunakan meliputi 0,5 % fenol, 0,5 %
klorbutanol, 0,2 % klorkresol, atau 0,002 % fenil merkuri nitrat. Metode
ini seharusnya tidak digunakan untuk injeksi intravena jika dosis tunggal
dari larutan lebih dari 15 ml.
b. Keuntungan dan Kerugian
- Keuntungan:
1) Adanya uap air dalam sel mikroba menimbulkan kerusakan
pada temperatur yang relatif rendah daripada tidak ada
kelembaban.
2) Metode ini digunakan untuk sediaan farmasi dan bahan-bahan yang
dapat tahan terhadap temperatur yang digunakan dan penembusan
uap tetapi tidak timbul efek yang tidak dikehendaki akibat uap air.
3) Sel bakteri dengan kadar air besar umumnya lebih mudah dibunuh.
4) Dipergunakan untuk larutan jumlah besar, alat-alat gelas, pembalut
operasi dan instrument.
5) Dapat membunuh semua bentuk mikroorganisme vegetatif.
- Kerugian:
1) Tidak digunakan untuk mensterilkan minyak-minyak
lemak, sediaan berminyak dan sediaan yang tidak dapat ditembus
oleh uap air atau pensterilan serbuk terbuka yang mungkin rusak
oleh uap jenuh.
2) Spora-spora yang kadar airnya rendah, sukar dihancurkan.
c. Peralatan yang disterilkan
1) Peralatan yang terbuat dari plastik berkualitas baik seperti polypropylene,
polymethylpentene, polyallomer, Tefzel, polytetra5luoroethylene (PTFE),
dan Te5lon FEP.
2) Peralatan yang terbuat dari kaca seperti botol kultur, gelas beker, dan
pipet.
(Bhojwani dan Dantu, 2013)
d. Cara Menggunakan Autoklaf
1) Buka tutup autoclave dan letakkan disampingnya
2) Setelah panci (tempat menyimpan barang/alat yang akan disterilisasi)
dikeluarkan, tuangkan air destilasi pad autoclave sampai batas tertentu
(dilarang menggunakan air keran karena banyak mengandung kalsium
yang lama kelamaan akan menyebabkan pengendapan berwarna putih).
3) Masukkan kembali panci autoclave.
4) Masukkan peralatan dan bahan yang akan disterilisasi di panic autoclave
5) Untuk botol bertutup ulir, tutup harus dikendorkan.
6) Tutup autoclave dan kencangkan semua sekrup dengan memutarnya
searah jarum jam.
7) Hubungkan stop kontak dengan sumber tenaga.
8) Posisikan tombol power ke posisi ‘ON’.
9) Biarkan katup yang berada diatas tutup autoclave terbuka, tunggulah
sampai ada tetesan air yang keluar melalui katup tersebut, lalu tutup katup
kembali katupnya.

10) Biarkan suhu dan tekanan dalam autoclave meningkat sampai 121 o C
11) Amati penanda tekanan, hitung waktu sterilisasi sejak tekanan mencapai
15 Psi (2 atm).
12) Tunggu proses sterilisasi selama 15 menit
13) Tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama dengan tekanan
udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol).
14) Buka klep pengaman dan keluarkan isi autoclave dengan hati-hati.
Posisikan tombol power ke ‘OFF’.
15) Lepas stop kontak dari sumber tenaga.

III. Sterilisasi Panas Kering


1. Udara Panas-Oven
a. Definisi
Metode sterilisasi kering biasanya digunakan pada peralatan
laboratorium yang tidak dapat basah dan peralatan yang tidak akan
meleleh, terbakar ataupun berubah bentuk jika terkena suhu tinggi.
Peralatan yang dapat disterilisasi menggunakan metode ini adalah sebagai
berikut :
- Peralatan yang terbuat dari kaca (Glassware) seperti cawan petri
(petridish), tabung reaksi, botol kultur.
- Peralatan yang terbuat dari logam seperti skalpel, gunting, pinset,
mata pisau (blades), spatula.
b. Suhu
Sterilisasi panas kering menggunakan suhu yang sangat tinggi
selama beberapa jam dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan
agen yang menjadi penyebab kontaminasi pada kultur jaringan (seperti
spora, jamur dan bakteri). Oven pengering laboratorium merupakan
peralatan yang digunakan dalam sterilisasi kering. Rekomendasi
temperatur dan lamanya waktu oven pengering laboratorium untuk
sterilisasi peralatan laboratorium adalah suhu 160oC dibutuhkan waktu 45
menit, suhu 170oC dibutuhkan waktu 18 menit, suhu 180oC dibutuhkan
waktu 7,5 menit, dan suhu 190oC dibutuhkan waktu 1,5 menit (Wulandari
et al., 2021).
c. Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan sterilisasi panas kering adalah tidak beracun, tidak
membahayakan lingkungan, dapat menembus bahan, dan tidak merusak
bahan, tidak korosif untuk perangkat logam dan instrumen tajam. Kerugian
dari panas kering adalah lambatnya laju penetrasi panas, dan pembunuhan
mikroba menjadikan metode ini memakan waktu. Selain itu, sebagian besar
plastik tidak akan mampu menahan suhu tinggi yang diperlukan.
Umumnya diperlukan suhu yang lebih tinggi dan waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan sterilisasi uap (Sastri, 2021).
d. Peralatan yang dapat disterilkan dengan metode ini
1) Peralatan yang terbuat dari kaca (Glassware) seperti cawan petri
(petridish), pipet, tabung reaksi, botol kultur.
2) Peralatan yang terbuat dari logam seperti skalpel, gunting, pinset, mata
pisau (blades), spatula.
e. Cara Menggunakan Oven
1) Menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti jas laboratorium,
masker, dan juga hand gloves/sarung tangan.
2) Menyiapkan alat atau media yang hendak dilakukan pengeringan atau
sterilisasi.
3) Sebelum memasukkan alat ke dalam oven laboratorium, pastikan
peralatan tersebut sudah dibungkus menggunakan aluminium foil. Hal
ini bertujuan untuk menghindari adanya kontaminasi silang antara satu
alat dengan alat yang lainnya ketika dilakukan sterilisasi.
4) Masukkan peralatan tersebut secara rapi ke dalam oven laboratorium.
5) Hidupkan oven laboratorium dengan cara menekan tombol on, dan
tunggu hingga lampu oven tersebut kedap kedip.
6) Atur waktu dan suhu yang akan digunakan. Dalam hal ini, kita tidak
boleh sembarangan mengatur suhu, karena tentu saja tiap alat atau
media yang dilakukan pengeringan memiliki batas ketahanan terhadap
panas yang berbeda.
7) Tunggu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
8) Ketika proses sterilisasi atau pengeringan sudah selesai, jangan
langsung membuka oven dan mengambil alat tersebut.
9) Biarkan beberapa menit terlebih dahulu sampai alat tersebut dingin di
dalam oven.
10) Jika sudah dirasa cukup, keluarkan alat tersebut secara hati-hati.
11) Cabut kabel dan juga matikan oven ya.
f. Cara Merawat Oven
1) Pastikan untuk selalu membersihkan komponen-komponen kecil yang
terdapat pada alat.
2) Cabut selalu steker oven pada sebelum atau sesudah digunakan.
3) Pada saat proses sterilisasi, pastikan agar terdapat jarak pada masing-
masing alat yang dimasukkan di dalam oven tersebut.
4) Jangan pernah menggunakan oven laboratorium dalam kondisi
terbuka.
5) Hindari melakukan akses pintu oven ketika sedang digunakan. Hal ini
akan mempengaruhi panas yang ada di dalam alat tersebut.
6) Ketika memasukkan alat atau media ke dalam oven, selalu gunakan
penjepit kayu/gegep.
7) Saat proses pengeringan atau sterilisasi sudah selesai, gunakan lap atau
sarung tangan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diingankan.
2. Penangas Minyak dan Lainnya
Stabilitas kimia kering dari ampul tersegel dapat disterilisasikan dengan
mencelupkan ampul ke dalam sebuah penangas minyak mineral pada
temperatur 1600C. Larutan panas yang tersaturasi menggunakan natrium atau
amonium klorida dapat digunakan juga pada sterilisasi penangas. Metode ini
khusus sterilisasi panas kering dimana penangas minyak digunakan juga untuk
sterilisasi pada alat-alat bedah, khususnya pada gunting bedah. Minyak dapat
beraksi sebagai pelincir, untuk menjaga ketajaman alat, dan pengawetan akhir.
3. Pemijaran Langsung
Pemijaran langsung digunakan untuk sterilisasi spatula logam, alat
gelas, filter logam dari Bekerfeld dan filter bakteri lainnya, spatula, lumping
dapat disterilisasi dengan metode ini. Dalam keadaan darurat ampul dapat
disterilisasi dengan memposisikan bagian leher ampul ke arah bawah pada
lubang kawat keranjang dan dipijarkan langsung pada api dengan hati-hati.
Setelah pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
Sastri, V. R. (2021). Plastics in medical devices: properties, requirements, and
applications. William Andrew.
Tille, P. (2015). Bailey & Scott's diagnostic microbiology-E-Book. Elsevier Health
Sciences.
Wulandari, S., Sholihatun Nisa, Y., Indarti, S., & Rr Rahmi Sri Sayekti, dan. (2021).
Sterilisasi Peralatan dan Media Kultur Jaringan. In Agrinova: Journal of
Agrotechnology Innovation (Vol. 4, Issue 2). https://jurnal.ugm.ac.id/Agrinova/

Anda mungkin juga menyukai