Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

PERTEMUAN 1
METODE STERILISASI ALAT DAN BAHAN SEDIAAN STERIL
Laporan ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas Praktikum Teknologi Sediaan
Steril

Disusun oleh :

Nisma Auliya N (2206020011)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2024
A. TUJUAN PRAKTIKUM
B. DASAR TEORI

Sterilisasi adalah proses yang bertujuan untuk menghilangkan semua bentuk kehidupan
mikroba, termasuk spora, dari permukaan benda mati. Proses ini dapat dilakukan melalui pemanasan,
penggunaan zat kimia, radiasi, atau filtrasi (Gruendaman dan Fernsebner, 2006). Ada tiga cara utama
dalam sterilisasi, yaitu mekanik, fisik, dan kimiawi. Sterilisasi mekanik menggunakan saringan
dengan pori yang sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikron) untuk menyaring mikroba dari bahan
yang akan disterilkan, seperti larutan enzim dan antibiotik. Sterilisasi fisik dapat dilakukan melalui
pemijaran, pemanasan kering, penggunaan uap air panas, dan uap air panas bertekanan (Agalloco,
2008). Proses sterilisasi yang sering dilakukan dalam skala praktikum laboratorium maupun dalam
skala pabrik, diantaranya yaitu:

Sterilisasi Basah

Sterilisasi basah sering dilakukan menggunakan autoklaf atau sterilisator uap yang dapat
dipindahkan, menggunakan uap air jenuh untuk mencapai sterilisasi. Metode ini cocok untuk
bahan-bahan yang dapat ditembus oleh uap air tanpa mengalami kerusakan pada suhu antara
110°C hingga 121°C. Berbagai jenis bahan dapat disterilkan dengan cara ini, termasuk media
pertumbuhan mikroba, air suling, peralatan laboratorium, media yang sudah digunakan, media
yang terkontaminasi, dan juga bahan-bahan dari karet.

Sterilisasi Kering

Sterilisasi menggunakan panas kering umumnya dilakukan menggunakan oven. Metode


sterilisasi ini sering digunakan khususnya untuk perangkat kaca. Pada kondisi kering, struktur
protein menjadi lebih stabil dan kurang rentan terhadap kerusakan, sehingga untuk
menghilangkan organisme patogen, diperlukan suhu yang jauh lebih tinggi dan waktu yang lebih
lama dibandingkan dengan sterilisasi menggunakan panas lembab (Gunawan A.W, 2008)

Penyaringan (filtrasi)

Penyaringan telah menjadi metode umum untuk melakukan sterilisasi pada media
laboratorium dan larutan yang rentan rusak jika dipanaskan. Penggunaan penyaringan dengan
pori-pori berukuran 0,45 mikron atau lebih kecil memungkinkan jasad renik dalam larutan
tersebut tersaring. Penyaring yang sering digunakan terbuat dari bahan seperti gelas sinter,
selulosa, asbes, atau penyaring Seitz. Rentang ukuran pori-pori pada penyaring ini biasanya
antara 0,22 hingga 10 mikron. Pori-pori yang lebih besar biasanya digunakan terlebih dahulu
untuk menghilangkan partikel kasar sebelum penyaringan dengan pori-pori yang lebih halus,
mencegah penyumbatan. Namun, penyaring yang biasa digunakan untuk bakteri tidak mampu
menyaring virus atau mikroplasma. Beberapa contoh bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini
adalagserum, larutan bikarbonat, enzim, toksin, bakteri, medium sintetik tertentu, dan antibiotic.
Pori-pori yang lebih kasar biasanya digunakan untuk penjernihan sebelum digunakan pori-pori
yang lebih halus, sehingga tidak terjadi penyumbatan (Ratna, 1993).

C. ALAT DAN BAHAN


ALAT:
1. Oven
2. Autoklaf
3. LAF (Laminar Air Flow)
4. Peralatan gelas
5. Peralatan logam
BAHAN:
D. CARA KERJA
1. Sterilisasi menggunakan Autoklaf
Persiapkan alat dan bahan yang akan disterilkan dilakukan dengan menyumbat mulut
alat-alat menggunakan kapas. Untuk tabung erlenmeyer, setelah mulutnya ditutup dengan
kapas, diberi tutup tambahan menggunakan kertas yang kemudian diikat erat. Sedangkan
untuk alat-alat seperti pipet dan cawan Petri, dibungkus dengan kertas pembungkus
secara rapat sehingga tidak ada celah udara yang bisa masuk ke dalam alat. Jika
menggunakan kertas bekas, pastikan sisi yang memiliki tulisan berada di luar, sehingga
sisi bersihnya menghadap ke dalam. Setelah itu, autoklaf diisi dengan air hingga setengah
dari kapasitasnya. Alat-alat yang akan disterilkan disusun rapi di dalam autoklaf.
Kemudian, semua sekrup dikencangkan, kompor dinyalakan, dan katup pengatur uap
dibuka sehingga uap air keluar dalam jumlah besar. Saat membuka katup, gunakan
penjepit kayu dan pastikan perubahan tekanan terjadi secara perlahan, tanpa tiba-tiba
menutup katup uap. Setelah banyak uap keluar, katup ditutup sehingga tekanan perlahan
naik hingga mencapai 2 atm dan suhu mencapai 121°C selama 15 menit. Setelah itu,
kompor dimatikan dan tunggu beberapa saat hingga autoklaf mendingin sedikit sebelum
melonggarkan sekrup.Sterilisasi menggunakan oven
Cawan Petri bagian bawah dan tutupnya ditempatkan di dalam oven setelah dibungkus
dengan kertas dan diikat dengan benang. Selanjutnya, beberapa cawan Petri (5-10 buah)
disusun bersama dan diikat dengan benang setelah dibungkus dengan kertas. Tabung
reaksi dengan mulut yang ditutupi kapas juga diikat bersama dalam satu kelompok (5-10
tabung), kemudian dibungkus kertas dan diikat kembali. Pipet ukur dengan ujung atas
yang sedikit disumbat kapas juga dibungkus dengan kertas dan diikat. Semua peralatan
dimasukkan ke dalam oven, yang kemudian dinyalakan pada suhu 175 derajat Celsius.
Proses pemanasan dilakukan selama 2 jam. Setelah pemanasan selesai, semua peralatan
didinginkan dan siap digunakan pada hari berikutnya.
2. LAF (Laminar Air Flow)
1) Hidupkan lampu UV selama 2 jam, selanjutnya matikan segera sebelum mulai
bekerja.
2) Pastikan kaca penutup terkunci dan pada posisi terendah.
3) Nyalakan lampu neon dan blower.
4) Biarkan selama 5 menit.
5) Cuci tangan dan lengan dengan sabun gemisidal / alkohol 70 %.
6) Usap permukaan interior LAF/BSC dengan alkohol 70 % atau desinfektan yang
cocok dan biarkan menguap.
7) Masukkan alat dan bahan yang akan dikerjakan, jangan terlalu penuh (overload)
karena memperbesar resiko kontaminan.
8) Atur alat dan bahan yang telah dimasukan ke LAF/BSC sedemikian rupa
sehingga efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang benar-benar steril.
9) Jangan menggunakan pembakar Bunsen dengan bahan bakar alkohol tapi
gunakan yang berbahan bakar gas.
10) Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu oleh aktivitas
kerja.
11) Setelah selesai bekerja, biarkan 2-3 menit supaya kontaminan tidak keluar dari
BSC
12) Usap permukaan interior LAF/BSC dengan alkohol 70 % dan biarkan menguap
lalu tangan dibasuh dengan desinfektan.
13) Matikan lampu neon dan blower.
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenisorganisme hidup, dalam hal ini adalah
mikroorganisme (fungi, mycoplasma, virus, bakteri, protozoa) yang terdapat dalam suatu
benda. Sterilisasi wadah merupakan langkah awal dalam pembuatan sediaan farmasi steril.
Dalam konteks sediaan farmasi, sterilisasi merujuk pada proses penghancuran atau
penghilangan sepenuhnya mikroba dan sporanya dari sediaan. Pentingnya sterilisasi wadah
dalam pembuatan sediaan steril tidak bisa diabaikan karena wadah berinteraksi langsung
dengan obat.
Beberapa metode sterilisasi meliputi cara fisik (pemanasan), cara kimia (penggunaan zat
kimia), cara mekanik (penyaringan), dan kombinasi dari mekanik dan kimia. Dalam
praktikum ini, sterilisasi dilakukan dengan menggunakan metode fisik, yaitu pemanasan
kering dan pemanasan lembab. Pemanasan kering adalah proses sterilisasi menggunakan
panas tanpa melibatkan uap air. Sterilisasi dengan pemanasan kering biasanya dilakukan
menggunakan oven, dan bahan-bahan yang dapat disterilisasi dengan metode ini termasuk
alat dari kaca, gelas, dan alat-alat bedah. Pemanasan lembab adalah proses sterilisasi yang
menggunakan panas bersama-sama dengan uap air. Proses pemanasan lembab ini umumnya
dilakukan dengan menggunakan autoklaf. Bahan-bahan yang dapat disterilisasi dengan
autoklaf termasuk alat-alat dari gelas, kain kasa, dan kapas, asalkan bahan tersebut tidak
rusak oleh pemanasan dan tekanan tinggi.
1. Sterilisasi menggunakan autoklaf
Autoklaf adalah perangkat yang digunakan untuk mensterilkan berbagai jenis alat
dan bahan dengan menggunakan tekanan 15 psi (2 atm). Dengan memberikan suhu dan
tekanan tinggi, autoklaf dapat memberikan efek sterilisasi yang lebih kuat daripada
menggunakan udara panas. Proses sterilisasi menggunakan autoklaf menghasilkan
sterilisasi yang mutlak, sehingga sering digunakan di rumah sakit dan laboratorium.
Beberapa contoh alat dan bahan yang sering disterilkan dengan autoklaf termasuk alat
dari kaca, kain kasa, media pertumbuhan mikroba, cairan injeksi, dan bahan makanan.
Sterilisasi ini dilakukan dengan menggunakan uap air panas yang memiliki suhu lebih
dari 100°C.
2. Sterilisasi menggunakan oven

Sterilisasi menggunakan oven merupakan bentuk sterilisasi panas bertekanan


yang menggunakan metode fisik. Proses ini umumnya diterapkan untuk mensterilisasi
bahan yang terbuat dari besi, kaca, dan plastik yang dapat menahan suhu tinggi.

3. LAF (Laminar Air Flow)


Prinsip kerja alat laminar air flow didasarkan pada pembangkitan aliran udara
bersih dan steril ke arah bawah dengan kecepatan tertentu. Udara diambil dari lingkungan
luar melalui filter HEPA (High Efficiency Particulate Air) atau ULPA (Ultra Low
Penetration Air) yang mampu menyaring partikel-partikel mikroskopis hingga ukuran
mikroorganisme. Udara kemudian melewati ruang kerja dengan kecepatan yang
dikendalikan secara tepat, mencegah kontaminasi dari udara luar.
F. KESIMPULAN
Sterilisasi merupakan langkah penting dalam pembuatan sediaan farmasi steril. Metode sterilisasi
yang umum digunakan meliputi pemanasan kering, pemanasan lembab menggunakan autoklaf,
dan penggunaan alat laminar air flow (LAF).
Pemanasan kering dilakukan menggunakan oven dan biasanya digunakan untuk mensterilkan
bahan yang terbuat dari besi, kaca, dan plastik yang dapat menahan suhu tinggi. Sterilisasi
menggunakan autoklaf menggunakan tekanan dan uap air panas untuk menghasilkan efek
sterilisasi yang lebih kuat, dan sering digunakan di rumah sakit dan laboratorium. Bahan yang
dapat disterilkan dengan autoklaf termasuk alat dari kaca, kain kasa, media pertumbuhan
mikroba, cairan injeksi, dan bahan makanan.
Selain itu, penggunaan alat laminar air flow (LAF) juga penting dalam menciptakan lingkungan
kerja steril di laboratorium. Prinsip kerja alat laminar air flow mencakup pembangkitan aliran
udara bersih dan steril ke arah bawah dengan kecepatan tertentu, melalui filter HEPA atau ULPA
yang mampu menyaring partikel mikroskopis.
Dengan demikian, pemahaman mengenai metode sterilisasi yang efektif dan penggunaan alat
yang sesuai sangatlah penting dalam memastikan keberhasilan pembuatan sediaan farmasi steril
yang aman dan berkualitas.
G. DAFTAR PUSTAKA

Gruendemann, B.J., dan Fernsebner, B. 2006. Buku Ajar Keperawatan Perioperatif. Kedokteran
EGC.
Jakarta.Gunawan, A.W. 2008. Usaha Pembibitan Jamur. Penebar Swadaya.
Jakarta.James, Agalloco. 2008. Validation of Pharmaceutical Processes (electronic version).
Informasi Healthcare Inc, USA.
Ratna, 1993, Mikrobiologi Dasar , Gramedia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai