Dosen Pengampu :
Oleh :
Nama NIM
TANGERANG
2021
STERILISASI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sterilisasi merupakan suatu proses yang dilakukan untuk membunuh mikroorganisme
yang berupa spora bakteri yang terdapat pada benda yang akan digunakan dalam laboratorium
mikrobiologi. Tujuan dari sterilisasi yaitu agar semua mikroorganisme patogen yang hidup yang
berupa spora musnah. Pada praktikum mikrobiologi sterilisasi sangat perlu dilakukan terutama
sterilisasi pada alat praktikum agar tidak terdapat mikroba yang dapat mengakibatkan terjadinya
kontaminasi pada praktikum mikrobiologi karena adanya kontaminasi sangat mempengaruhi
hasil yang diperoleh. Teknik aseptik juga sangatlah perlu dilakukan dalam pengamatan
laboratorium mikrobiologi hal tersebut dilakukan untuk menghindari terjadinya kontaminasi
pada mikroorganisme dan menghindari kontaminasi ruangan dan praktikan sebagai sumber
kontaminan dari adanya mikroorganisme. Pada teknik aseptik dilakukan pada saat
berlangsungnya praktikum, pada bahan, alat serta pada ruangan sekitar ataupun praktikan. Pada
teknik aseptik memiliki peranan untuk menghindari adanya kontaminasi dari mikroorganisme
yang dapat mengakibatkan pertumbuhan mikroba terhambat.
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat melakukan sterilisasi dan teknik aseptik di dalam laboratorium mikrobiologi.
1.2.2 Manfaat Praktikum
Mahasiswa melatih kemampuan dan keterampilan dalam melakukan praktikum secara aseptik
dan steril.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Cara Sterilisasi
Air ditunggu hingga mendidih agar uap air memenuhi kompartemen dari
autoklaf, kemudian klep dikencangkan serta ditunggu hingga proses
selesai pada tekanan 2 atm
Sterilisasi Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara baik secara mekanik, fisik, dan kimiawi
teknik sterilisasi menggunakan saringan dengan pori sangat kecil dengan ukuran 0,22 atau 0,45
mikron. Hal ini bertujuan agar mikroba dapat tertahan pada saringan tersebut. Biasanya
sterilisasi cara mekanik ini dilakukan untuk bahan yang peka terhadap panas seperti antibiotik
dan larutan enzim.
a. Pemanasan
Pemijaran (dilakukan dengan api secara langsung) yaitu dengan membakar alat pada
api secara langsung. Sterilisasi dengan teknik ini biasanya untuk jarum inokulum (ose)
dan pinset.
Panas kering yaitu sterilisasi menggunakan oven dengan suhu 60- 180 derajat Celcius.
teknik ini sangat cocok untuk alat yang terbuat dari kaca seperti cawan, tabung reaksi,
dan erlenmeyer.
Uap air panas yaitu teknik sterilisasi seperti mengukus bahan yang mengandung air
berlebih guna tidak terjadi dehidrasi
Uap air panas bertekanan yaitu teknik sterilisasi panas kering dengan tekanan yang
biasa dilakukan dengan alat autoclave b. Penyinaran dengan Ultraviolet (UV)
Penggunaan sinar UV adalah untuk membunuh mikroba yang bisa saja menempel pada
permukaan interior BSC (Brooks G. F, et al. 2005).
Prinsip autoclave
Autoclave sendiri merupakan alat yang digunakan dalam sterilisasi alat dan bahan dengan
tekanan 15 psi (2 atm) dan suhu 121 derajat Celcius. Tujuan suhu dan tekanan tinggi ditujukan
untuk memberikan kekuatan yang besar untuk membunuh sel dibandingkan jika dengan udara
panas saja. Dalam mensterilkan media suhu yang biasa digunakan adalah 121 derajat Celcius
dan tekanan 15 lb/in 2 (S1 = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Digunakan suhu 121 derajat Celcius
atau setara dengan 249,8 derajat Fahrenheit karena atas pertimbangan berikut yaitu air
mendidih pada suhu tersebut dengan 15 psi. Pada tekanan 0 psi dan pada ketinggian
permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 100 derajat Celcius, sehingga pada
autoclave yang diletakkan pada ketinggian yang sama menggunakan 15 psi maka air akan
mendidih pada suhu 121 derajat Celcius. Hal ini hanya dapat terjadi pada sea level saja, pada
laboratorium akan terletak pada ketinggian tertentu sehingga diperlukan settingan ulang.
Pada praktikum kali ini kami mahasiswa dilatih untuk terampil dan mampu untuk melakukan
kerja secara aseptic dan steril. Pada awal praktikum kami diminta untuk melakukan sterilisasi
terhadap benda solid seperti cawan petri, pinset, media agar yang sudah dilarutkan. Sebelum
semua benda solid ini disterilisasi maka harus dibungkus dengan kertas polos kemudian
dimasukkan kedalam autoklaf yang sudah diatur untuk proses steriliasi dengan suhu 121
derajat Celcius dan lama waktu 15 menit. Hal ini dilakukan sebagai tahap awal sebelum
melakukan pembuatan media agar yang akan dilakukan secara aseptis. Pengerjaan secara
aseptis dilakukan dekat dengan api. Tangan praktikan, meja praktikum, serta udara sekitar juga
disterilkan dengan penyemprotan alcohol guna mencegah kontaminan.
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Keterampilan praktikan dalam melakukan teknik aseptis juga diperlukan dalam kegiatan laboratorium
mikrobiologi ini, dimana perlakuan secara aseptis juga mempermudah proses sterilisasi pada setiap
tahap pada kegiatan laboratorium. Dimana sterilisasi sendiri terdiri dari tiga cara yaitu fisika, kimia, serta
mekanik. Sterilisasi yang efektif salah satunya adalah penggunaan autoclave dengan prinsip kerja
dengan suhu dan tekanan tinggi, juga dilakukan inokulasi secara aseptis pada praktikum kali ini. Teknik
aseptis ini dilakukan guna meminimalkan terjadinya kontaminasi bakteri yang tidak diinginkan.
4.2 Saran