Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

PEWARNAAN BAKTERI, STERILISASI, DAN PEMBUATAN MEDIA

Dosen Pengampu :

Pangeran Andreas, M.Si.

Maroloan Aruan, M.Si.

Sari Artauli Lumban Toruan, M. Biomed.

Oleh :

Nama NIM

Alya Tjahyani 01038190014

Dewi Citra Aruni 01038190007

Nani Lestari Kendek 010381900....


Allo

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

TANGERANG

2021

STERILISASI

BAB I 
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 
Sterilisasi merupakan suatu proses yang dilakukan untuk membunuh mikroorganisme
yang berupa spora bakteri yang terdapat pada benda yang akan digunakan dalam laboratorium
mikrobiologi. Tujuan dari sterilisasi yaitu agar semua mikroorganisme patogen yang hidup yang
berupa spora musnah. Pada praktikum mikrobiologi sterilisasi sangat perlu dilakukan terutama
sterilisasi pada alat praktikum agar tidak terdapat mikroba yang dapat mengakibatkan terjadinya
kontaminasi pada praktikum mikrobiologi karena adanya kontaminasi sangat mempengaruhi
hasil yang diperoleh. Teknik aseptik juga sangatlah perlu dilakukan dalam pengamatan
laboratorium mikrobiologi hal tersebut dilakukan untuk menghindari terjadinya kontaminasi
pada mikroorganisme dan menghindari kontaminasi ruangan dan praktikan sebagai sumber
kontaminan dari adanya mikroorganisme. Pada teknik aseptik dilakukan pada saat
berlangsungnya praktikum, pada bahan, alat serta pada ruangan sekitar ataupun praktikan. Pada
teknik aseptik memiliki peranan untuk menghindari adanya kontaminasi dari mikroorganisme
yang dapat mengakibatkan pertumbuhan mikroba terhambat. 
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat melakukan sterilisasi dan teknik aseptik di dalam laboratorium mikrobiologi.
1.2.2 Manfaat Praktikum 
Mahasiswa melatih kemampuan dan keterampilan dalam melakukan praktikum secara aseptik
dan steril.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Cara Sterilisasi

Pengecekan air pada autoclave dilakukan, untuk mencukupi


ketersediaan saat sterilisasi

Alat dan bahan dimasukkan dengan kondisi sudah dibungkus dengan


kertas polos.
ulir, tutup dikendurkan.

autoklaf ditutup dengan rapat, kemudian baut pengaman dikencangkan


(Jangan kencangkan klep pengaman terlebih dahulu)

Autoklaf dinyalakan, selanjutnya atur timer 15 menit dengan suhu 121


derajat Celcius
derajat celcius.

Air ditunggu hingga mendidih agar uap air memenuhi kompartemen dari
autoklaf, kemudian klep dikencangkan serta ditunggu hingga proses
selesai pada tekanan 2 atm

Apabila alarm berbunyi, tekanan ditunggu hingga turun sesuai dengan


tekanan lingkungan (menunjukkan angka nol)

Klep dibuka dan keluarkan isi autoklaf


BAB III
HASIL & PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan Sterilisasi

Jenis autoclave yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi

3.2 Pembahasan Sterilisasi

Sterilisasi Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara baik secara mekanik, fisik, dan kimiawi

    Sterilisasi mekanik (Filtrasi)

teknik sterilisasi menggunakan saringan dengan pori sangat kecil dengan ukuran 0,22 atau 0,45
mikron. Hal ini bertujuan agar mikroba dapat tertahan pada saringan tersebut. Biasanya
sterilisasi cara mekanik ini dilakukan untuk bahan yang peka terhadap panas seperti antibiotik
dan larutan enzim.

    Sterilisasi fisik

Sterilisasi yang dilakukan dengan pemanasan dan penyinaran.

a. Pemanasan

 Pemijaran (dilakukan dengan api secara langsung) yaitu dengan membakar alat pada
api secara langsung. Sterilisasi dengan teknik ini biasanya untuk jarum inokulum (ose)
dan pinset.
 Panas kering yaitu sterilisasi menggunakan oven dengan suhu 60- 180 derajat Celcius.
teknik ini sangat cocok untuk alat yang terbuat dari kaca seperti cawan, tabung reaksi,
dan erlenmeyer.
 Uap air panas yaitu teknik sterilisasi seperti mengukus bahan yang mengandung air
berlebih guna tidak terjadi dehidrasi
 Uap air panas bertekanan yaitu teknik sterilisasi panas kering dengan tekanan yang
biasa dilakukan dengan alat autoclave b. Penyinaran dengan Ultraviolet (UV)
Penggunaan sinar UV adalah untuk membunuh mikroba yang bisa saja menempel pada
permukaan interior BSC (Brooks G. F, et al. 2005).

    Sterilisasi kimiawi

Biasanya menggunakan senyawa desinfektan, antara lain alkohol.

Prinsip autoclave

Autoclave sendiri merupakan alat yang digunakan dalam sterilisasi alat dan bahan dengan
tekanan 15 psi (2 atm) dan suhu 121 derajat Celcius. Tujuan suhu dan tekanan tinggi ditujukan
untuk memberikan kekuatan yang besar untuk membunuh sel dibandingkan jika dengan udara
panas saja. Dalam mensterilkan media suhu yang biasa digunakan adalah 121 derajat Celcius
dan tekanan 15 lb/in 2 (S1 = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Digunakan suhu 121 derajat Celcius
atau setara dengan 249,8 derajat Fahrenheit karena atas pertimbangan berikut yaitu air
mendidih pada suhu tersebut dengan 15 psi. Pada tekanan 0 psi dan pada ketinggian
permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 100 derajat Celcius, sehingga pada
autoclave yang diletakkan pada ketinggian yang sama menggunakan 15 psi maka air akan
mendidih pada suhu 121 derajat Celcius. Hal ini hanya dapat terjadi pada sea level saja, pada
laboratorium akan terletak pada ketinggian tertentu sehingga diperlukan settingan ulang.

Pada praktikum kali ini kami mahasiswa dilatih untuk terampil dan mampu untuk melakukan
kerja secara aseptic dan steril. Pada awal praktikum kami diminta untuk melakukan sterilisasi
terhadap benda solid seperti cawan petri, pinset, media agar yang sudah dilarutkan. Sebelum
semua benda solid ini disterilisasi maka harus dibungkus dengan kertas polos kemudian
dimasukkan kedalam autoklaf yang sudah diatur untuk proses steriliasi dengan suhu 121
derajat Celcius dan lama waktu 15 menit. Hal ini dilakukan sebagai tahap awal sebelum
melakukan pembuatan media agar yang akan dilakukan secara aseptis. Pengerjaan secara
aseptis dilakukan dekat dengan api. Tangan praktikan, meja praktikum, serta udara sekitar juga
disterilkan dengan penyemprotan alcohol guna mencegah kontaminan.

BAB IV

KESIMPULAN & SARAN

4.1 Kesimpulan

Keterampilan praktikan dalam melakukan teknik aseptis juga diperlukan dalam kegiatan laboratorium
mikrobiologi ini, dimana perlakuan secara aseptis juga mempermudah proses sterilisasi pada setiap
tahap pada kegiatan laboratorium. Dimana sterilisasi sendiri terdiri dari tiga cara yaitu fisika, kimia, serta
mekanik. Sterilisasi yang efektif salah satunya adalah penggunaan autoclave dengan prinsip kerja
dengan suhu dan tekanan tinggi, juga dilakukan inokulasi secara aseptis pada praktikum kali ini. Teknik
aseptis ini dilakukan guna meminimalkan terjadinya kontaminasi bakteri yang tidak diinginkan.

4.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai