Oleh :
Kelas E
Kelompok X
Hadiman ( 2019212169)
Revan Tanara (2019212177)
Anissa Sriayu Miranti (2019212185)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan dalam praktikum sterilisasi alat dan bahan biakkan sebagai berikut:
C. Rumusan masalah
Untuk mengenal teknik sterilisasi dan teknik kerja secara aseptis, maka perlu
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
A. Sterilisasi
Sterilisasi merupakan salah satu metode menggunakan uap aor pada suhu 121°C
selama beberapa waktu tertentu.Tujuan pemanasan adalah memusnahkan bakteri
patogen dan spora bakteri elostridium bolulinum yang berbahaya.metode sterilisasi
yang paling umum dilakukan adalah menggunakan kaleng atau kemasan tetra pack
B. Metode Steriliasi
Secara umum sterilisasi dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
1. Sterilisasi Secara Mekanik
Yaitu sterilisasi yang digunakan untuk bahan yang tidak tahan panas atau
tekanan tinggi. Contohnya dengan menggunakan filter atau saringan sehingga
bakteri dan sel-sel yang lebih besar tertahan diatasnya.( Hadioetomo, 1983).
2. Sterilisasi Secara Fisik
Cara ini digunakan untuk mensterikan alat / bahan yang tahan panas ,tekanan
dan radiasi. Cara ini dibagi menjadi :
a. Sterilisasi basah
Sterilisasi yang dimana panas digunakan bersama-sama dengan uap air.
Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoklaf dengan
menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121o C selama 15
menit.
3. Sterilisasi kering
Sterilisasi kering dapat diterapkan pada apa saja yang tidak menjadi rusak,
menyala, hangus atau menguap pada suhu tinggi di dalam oven. Bahan-bahan
yang biasa disterilkan dengan dengan cara ini adalah pecah belah dan bahan
yang tidak tembus uap seperti gliserin dan minyak.
4. Pemijaran (dengan Api Langsung)
Biasanya digunakan untuk mensterikan alat yang sederhana seperti jarum ose,
pinset, ujung pipet, bibir tabung reaksi/ erlenmeyer langsung diata sapi
bunsen sampai memijar.
5. Sterilisasi dengan Radiasi
Biasanya digunakan untuk sterilisasi ruangan laboratorium, atau alat-alat
gelas menggunakan sinar UV.
6. Sterilisasi dengan Penggunaan Bahan Kimia
Sterilisasi ini menggunakan bahan kimia yang mempunyai potensi untuk
membunuh atau menghambat mikroba.
C. Teknik Aseptis
Teknik aseptis atau steril adalah suatu sistem cara bekerja atau praktek yang
menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk mencegah
kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan. Dasar digunakannya
teknik aseptik adalah adanya banyak partikel debu yang mengandung
mikroorganisme (bakteri atau spora) yang mungkin dapat masuk ke dalam cawan,
mulut erlenmeyer, atau mengendap di area kerja. Pertumbuhan mikroba yang tidak
diinginkan ini dapat mempengaruhi atau mengganggu hasil dari suatu percobaan.
Mikroorganisme dapat juga ”jatuh” dari tangan operator, sarung tangan atau jas
laboratorium karena pergerakan lengan yang relatif cepat. Penggunaan teknik
aseptik meminimalisir material yang digunakan terhadap agen pengontaminasi. Pada
kenyataanya teknik aspetis tidak dapat melindungi secara sempurna dari bahaya
kontaminan. Namun semakin banyak belajar dari pengalaman maka semakin
mengurangi resiko yang ditimbulkan (Anonim, 2016).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2. Bahan
a) Larutan Trace Element
b) Air Steril
c) Media Potato Dextrose Agar (PDA)
d) Media Nutrient Agar (NA)
e) Susu
B. Cara Kerja
4. Kaldu Pepton
a. Timbang kaldu pepton sebanyak 1,3 g.
b. Larutkan dalam aquadest sebanyak 100 ml.
selama 15 menit.
f. Angkat media cair kaldu pepton, letakkan di rak tabung. Biarkan suhu
menurun.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik sterilisasi dan teknik kerja aseptis diperlukan untuk mencegah mikroba
lain ikut masuk menjadi kontaminan. Praktikan dan alat harus dalam keadaan steril
pada saat melakukan percobaan menggunakan mikroba. Sterilisasi pada lab saat
inimerupakansterilisasisecarafisikdan menggunakan dua cara, yaitu dengan
menggunakan alat Autoclave ( autoklaf ) yang disebut juga pemanasan basah; dan
menggunakan alat oven yang disebut juga pemanasan kering.
Alat -alat yang disterilkan dengan pemijaran biasanya merupakan alat-alat
kualitatif, seperti tabung reaksi, cawan petri dan erlemeyer, sebelum memasukan
bahan media yang akan digunakan. Semua media yang telah dibuat dilakukan
sterilisasi didalam autoklaf dengan menggunakan metode sterilisasi pemanasan
basah. Metode ini sangat efektif karena menyediakan suhu jauh di atas titik didih,
cepat, daya tembus yang kuat, dan kelembaban yang tinggi sehingga mempermudah
koagulasi protein sel-sel mikroba yang menyebabkan sel hancur. Pemanasan basah
menggunakan autoclave (autoklaf) menggunakan uap air panas. Suhu efektifnya
adalah 1210 C. Pemanasan ini cukup bagi bakteri yang tidak tahan dengan suhu
terlalu panas. Biasanya alat yang sudah dimasukkan cairan media mikroba ditutup
dahulu menggunakan kapas lemak dan kassa, lalu dilakukan pensterilan alat tersebut.
Sterilisasi kering dapat diterapkan pada apa saja yang tidak menjadi rusak,
menyala, hangus atau menguap pada suhu tinggi di dalam oven. Alat-alat yang
biasanya disterilkan merupakan alat-alat kuantitatif. Pemanasan kering menggunakan
oven. Sebelumnya cawan petri dan pipet volume yang disumbat dengan kapas lemak
dibungkus dengan kertas coklat yang kemudian dimasukkan di dalam oven
disterilkan pada suhu 175 ºC selama 2 jam menggunakan sterilisasi kering .Tujuan
dari pembungkusan yaitu agar alat-alat tidak terkontaminasi dengan bakteri luar dan
tidak mudah pecah.
HADIMAN
2019212169
Teknik aseptik atau sterilisasi merupakan metode atau upaya dan cara bekerja
yang menjaga sterilitas atau bebas kontaminan ketika menangani pengkulturan
mikroorganisme atau pengkulturan. Pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan
dapat mempengaruhi atau mengganggu hasil dari suatu percobaan. Medium untuk
membiakkan mikoroba harus dicegah dari kontaminasi dan harus steril sebelum
digunakan.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya ialah penggunaan
dengan sara fisik yang meliputi (panas kering dan panas lembab), misalnya sterilisasi
dengan penas kering menggunakan oven dan pembkaran langsung. Sterilisasi
menggunakan panas basah misalnya menggunakan autoklaf, tindalisasi, perebusan
air dan pasteurisasi sedangkan sterilisasi sarana kimiawi meliputi desinfektan
misalnya sterilisasi alat dan bahan menggunakan alkohol. Sterilisasi menggunakan
sarana mekanik meliputi penyaringan atau filtrasi yang dilakukan untuk menyaring
suatu larutan atau media menggunakan filter yang mempunyai pori-pori sangat kecil
dan halus.
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
A. Kesimpulan
ANISSA SRIAYU MIRANTI
2019212185
DAFTAR PUSTAKA :