Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

“TEKNIK STERILISASI DAN TEKNIK KERJA ASEPTIS”

Oleh :

Kelas E
Kelompok X
Hadiman ( 2019212169)
Revan Tanara (2019212177)
Anissa Sriayu Miranti (2019212185)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikrobiologi merupakan cabang dari ilmu biologi pada umumnya. Secara


pengertian mikrobiologi tidak jauh berbeda dengan ilmu biologi. Hanya saja kata
“mikro” yang melekat paada mikrobiologi menimbulkan pengertian terhadap
organisme yang memiliki ukuran kecil yang sering kita sebut dengan
kimroorganisme atau jasad renik. Pengertian alat dan sterilisasi adalah hal yang
mendasar yang harus kita ketahui dan kuasai karena penting dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan mikrobiologi. Obyek yang terbebas dari mikroba disebut dengan
steril. Sterilisasi sangat diutamakan baik alat0alat yang digunakan maupun medianya.
Sterilisasi merupakan proses membebaskan alat-alat dan bahan-bahan dari
segala macam bentuk kehidupan, terutama mikroba yang mungkin ada pada suatu
benda. Steril merupakan syarat utama dalam segala jenis pengerjaan yang berkaitan
dengan mikrobiologi seperti, pembuatan media tanam mikroba, menumbuhkan
mikroba, inokulasi dan lainnya. Steril juga menjadi syarat keberhasilan dalam
bekerja di laboratorium mikrobiologi. Dalam sterilisasi dibutuhkan teknik-teknik
agar sterilisasi dapat dilakukan secara sempurna, dalam arti tidak ada
mikroorganisme lain yangmengkontaminasi media.
Secara umum terdapat tiga tehnik yang biasa digunakan untuk sterilisasi.
Pemilihan tehnik sterilisasi didasarkan pada sifat alat dan bahan yang akan
disterilisasi yaitu, sterilisasi mekanik/ filtrasi; sterilisasi fisik yaitu dengan cara
pemijaran, pemanasan kering, pemanasan basah dan radiasi; dan sterilisasi kimia.
Selain itu terdapat teknik yang berkaitan dengan sterilisasi dan sangat penting dalam
pengerjaan telaah mikrobiologi yaitu, teknik aseptis. Teknik aseptis memiliki
peranan penting untuk mereduksi kontaminasi yang tidak diinginkan dikarenakan
setiap benda maupun praktikan di laboratorium dapat meninggalkan kontaminan.
Teknik aseptik dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan, dan membebaskan
ruangan dan diri dari kontaminan sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan
Mikrobiologi.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilaksanakan praktikum sterilisasi alat
dan bahan biakkan guna memberikan pemahaman tentang hal-hal yang berkaitan
dengan sterilisasi serta menambah pengetahuan dan keterampilan tentang teknik atau
tata cara sterilisasi dalam mikrobiologi.

B. Tujuan

Tujuan dalam praktikum sterilisasi alat dan bahan biakkan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui metode sterilisasi alat dan bahan biakkan di laboratorium


mikrobiologi
2. Untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang harus diperhatikan sebelum
dan sesudah melakukan sterilisasi dalam pengamatan mikrobiologi.

C. Rumusan masalah

Untuk mengenal teknik sterilisasi dan teknik kerja secara aseptis, maka perlu
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apa pengertian sterilisasi dan teknik kerja aseptis?


2. Apa saja metode/ teknik dalam sterilisasi?
3. Bagaimana sterilisasi media pertumbuhan mikroba?
4. Bagaimana menguji sterilitas media-media yang telah disterilkan?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sterilisasi

Sterilisasi adalah proses pemanasan yang dilakukan untuk mematikan semua


mikroorganisme pada bahan makanan. Sterilisasi biasanyadikombinasi dengan
pengemasan hermetis untuk mencegah kontaminasi ulang. Yang dimaksud dengan
pengemasan hermetis adalah pengemasan yang sangat rapat, sehingga tidak dapat
ditembus oleh mikroorganisme, air, maupun udara.

Sterilisasi merupakan salah satu metode menggunakan uap aor pada suhu 121°C
selama beberapa waktu tertentu.Tujuan pemanasan adalah memusnahkan bakteri
patogen dan spora bakteri elostridium bolulinum yang berbahaya.metode sterilisasi
yang paling umum dilakukan adalah menggunakan kaleng atau kemasan tetra pack

Sterilisasi dalam pengertian medis merupakan suatu proses dengan metode


tertentu dapat memberikan hasil akhir, yaitu suatu bentuk keadaan yang tidak dapat
ditunjukkan lagi adanya mikroorganisme hidup. Metode sterilisasi cukup banyak,
namun alternatif yang dipilih tergantung keadaan serta kebutuhan setempat . Apapun
plihan metodenya, hendaknya tetap menjaga kualitas hasil sterilisasi. Kualitas hasil
sterilisasi peralatan medis harus terus dijaga mengingatrisiko kontaminasi kembali
saat penyimpanan dan terutana pada saat akan digunakan dalam tibdakan medis
(Darmadi, 2008).

B. Metode Steriliasi
Secara umum sterilisasi dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
1. Sterilisasi Secara Mekanik
Yaitu sterilisasi yang digunakan untuk bahan yang tidak tahan panas atau
tekanan tinggi. Contohnya dengan menggunakan filter atau saringan sehingga
bakteri dan sel-sel yang lebih besar tertahan diatasnya.( Hadioetomo, 1983).
2. Sterilisasi Secara Fisik
Cara ini digunakan untuk mensterikan alat / bahan yang tahan panas ,tekanan
dan radiasi. Cara ini dibagi menjadi :
a. Sterilisasi basah
Sterilisasi yang dimana panas digunakan bersama-sama dengan uap air.
Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoklaf dengan
menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121o C selama 15
menit.
3. Sterilisasi kering
Sterilisasi kering dapat diterapkan pada apa saja yang tidak menjadi rusak,
menyala, hangus atau menguap pada suhu tinggi di dalam oven. Bahan-bahan
yang biasa disterilkan dengan dengan cara ini adalah pecah belah dan bahan
yang tidak tembus uap seperti gliserin dan minyak.
4. Pemijaran (dengan Api Langsung)
Biasanya digunakan untuk mensterikan alat yang sederhana seperti jarum ose,
pinset, ujung pipet, bibir tabung reaksi/ erlenmeyer langsung diata sapi
bunsen sampai memijar.
5. Sterilisasi dengan Radiasi
Biasanya digunakan untuk sterilisasi ruangan laboratorium, atau alat-alat
gelas menggunakan sinar UV.
6. Sterilisasi dengan Penggunaan Bahan Kimia
Sterilisasi ini menggunakan bahan kimia yang mempunyai potensi untuk
membunuh atau menghambat mikroba.

C. Teknik Aseptis

Teknik aseptis atau steril adalah suatu sistem cara bekerja atau praktek yang
menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk mencegah
kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan. Dasar digunakannya
teknik aseptik adalah adanya banyak partikel debu yang mengandung
mikroorganisme (bakteri atau spora) yang mungkin dapat masuk ke dalam cawan,
mulut erlenmeyer, atau mengendap di area kerja. Pertumbuhan mikroba yang tidak
diinginkan ini dapat mempengaruhi atau mengganggu hasil dari suatu percobaan.
Mikroorganisme dapat juga ”jatuh” dari tangan operator, sarung tangan atau jas
laboratorium karena pergerakan lengan yang relatif cepat. Penggunaan teknik
aseptik meminimalisir material yang digunakan terhadap agen pengontaminasi. Pada
kenyataanya teknik aspetis tidak dapat melindungi secara sempurna dari bahaya
kontaminan. Namun semakin banyak belajar dari pengalaman maka semakin
mengurangi resiko yang ditimbulkan (Anonim, 2016).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Alat dan Bahan


1. Alat
a) Filtrasi Autoclavable
b) Membran filter ukuran pori-pori 0,22 чm
c) Pompa vakum
d) Botol steril
e) Pinset Steril
f) Jarum Ose
g) Lampu Bunsen
h) Korek api
i) Cawan petri
j) Tabung reaksi
k) Pipet ukur
l) Kapas
m) Kertas Bungkus
n) Benang Kasur
o) Oven
p) Inkubator
q) Kertas Sampul Coklat
r) Kpasa
s) Penangas
t) Kompor

2. Bahan
a) Larutan Trace Element
b) Air Steril
c) Media Potato Dextrose Agar (PDA)
d) Media Nutrient Agar (NA)
e) Susu
B. Cara Kerja

1. Sterilisasi Panas Kering

Dibungkus cawan petri & pipet


volume,pipet ditutup degan
kapas berlemak, lalu dibungkus
dengan kertas sampul

Disusun rapi didalam oven

Diatur suhu 175o C


selama 2 jam

Setelah proses selesai , didinginkan


dan peralatan bisa dipakai esok hari

2. Sterilisasi Panas Basah

Dinyalakan autoklaf, pastikan air


diisi dalam keranjang hingga batas

Dimasukkan tabung reaksi sudah berisi


media didalam autoklaf, tutup (atur
suhu 121 oC, Tekanan 1 atm, selama 15
menit

Setelah selesai, ditunggu


hingga suhu 600C,tekanan 0

Diambil media yang sudah disterilkan


disterilkan
3. Pembuatan Media Nutrien Agar
a. Timbang Nutrien agar 2,8 g.
b. Larutkan dengan aquadest 100 ml.
c. Panaskan diatas waterbath atau penangas air hingga mendidih, biarkan
1-2 menit.
d. Angkat Nutrien agar, tuang kedalam tabung reaksi kurang lebih 5 ml
untuk media agar miring dan media agar tegak.
e. Sumbat tabung reaksi dengan kasa steril dan kapas berlemak.

f. Sterilkan media di dalam autoclaf pada suhu 121 ºC dengan tekanan

1 atm selama 15 menit.


g. Setelah selesai disterilkan, angkat tabung reaksi. Letakkan pada rak
tabung untuk agar tegak danletakkan pada suatu penyangga dengan

posisi miring ± 30 derajat untuk agar miring, biarkan memadat.

4. Kaldu Pepton
a. Timbang kaldu pepton sebanyak 1,3 g.
b. Larutkan dalam aquadest sebanyak 100 ml.

c. Tuang kedalam tabung reaksi sebanyak ± 3 ml.

d. Sumbat tabung reaksi dengan kasa steril dan kapas berlemak.

e. Sterilkan dalam autoklav pada suhu 121 ºC dengan tekanan 1 atm

selama 15 menit.
f. Angkat media cair kaldu pepton, letakkan di rak tabung. Biarkan suhu
menurun.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

ANISSA SRIAYU MIRANTI


2019212185

Teknik sterilisasi dan teknik kerja aseptis diperlukan untuk mencegah mikroba
lain ikut masuk menjadi kontaminan. Praktikan dan alat harus dalam keadaan steril
pada saat melakukan percobaan menggunakan mikroba. Sterilisasi pada lab saat
inimerupakansterilisasisecarafisikdan menggunakan dua cara, yaitu dengan
menggunakan alat Autoclave ( autoklaf ) yang disebut juga pemanasan basah; dan
menggunakan alat oven yang disebut juga pemanasan kering.
Alat -alat yang disterilkan dengan pemijaran biasanya merupakan alat-alat
kualitatif, seperti tabung reaksi, cawan petri dan erlemeyer, sebelum memasukan
bahan media yang akan digunakan. Semua media yang telah dibuat dilakukan
sterilisasi didalam autoklaf dengan menggunakan metode sterilisasi pemanasan
basah. Metode ini sangat efektif karena menyediakan suhu jauh di atas titik didih,
cepat, daya tembus yang kuat, dan kelembaban yang tinggi sehingga mempermudah
koagulasi protein sel-sel mikroba yang menyebabkan sel hancur. Pemanasan basah
menggunakan autoclave (autoklaf) menggunakan uap air panas. Suhu efektifnya
adalah 1210 C. Pemanasan ini cukup bagi bakteri yang tidak tahan dengan suhu
terlalu panas. Biasanya alat yang sudah dimasukkan cairan media mikroba ditutup
dahulu menggunakan kapas lemak dan kassa, lalu dilakukan pensterilan alat tersebut.
Sterilisasi kering dapat diterapkan pada apa saja yang tidak menjadi rusak,
menyala, hangus atau menguap pada suhu tinggi di dalam oven. Alat-alat yang
biasanya disterilkan merupakan alat-alat kuantitatif. Pemanasan kering menggunakan
oven. Sebelumnya cawan petri dan pipet volume yang disumbat dengan kapas lemak
dibungkus dengan kertas coklat yang kemudian dimasukkan di dalam oven
disterilkan pada suhu 175 ºC selama 2 jam menggunakan sterilisasi kering .Tujuan
dari pembungkusan yaitu agar alat-alat tidak terkontaminasi dengan bakteri luar dan
tidak mudah pecah.
HADIMAN
2019212169

Teknik aseptik atau sterilisasi merupakan metode atau upaya dan cara bekerja
yang menjaga sterilitas atau bebas kontaminan ketika menangani pengkulturan
mikroorganisme atau pengkulturan. Pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan
dapat mempengaruhi atau mengganggu hasil dari suatu percobaan. Medium untuk
membiakkan mikoroba harus dicegah dari kontaminasi dan harus steril sebelum
digunakan.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya ialah penggunaan
dengan sara fisik yang meliputi (panas kering dan panas lembab), misalnya sterilisasi
dengan penas kering menggunakan oven dan pembkaran langsung. Sterilisasi
menggunakan panas basah misalnya menggunakan autoklaf, tindalisasi, perebusan
air dan pasteurisasi sedangkan sterilisasi sarana kimiawi meliputi desinfektan
misalnya sterilisasi alat dan bahan menggunakan alkohol. Sterilisasi menggunakan
sarana mekanik meliputi penyaringan atau filtrasi yang dilakukan untuk menyaring
suatu larutan atau media menggunakan filter yang mempunyai pori-pori sangat kecil
dan halus.
BAB V
KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan
ANISSA SRIAYU MIRANTI
2019212185

Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :


1. Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang
ada. Jika ditumbuhkan di dalam suatu media tidak ada jasad renik yang
dapat berkembang biak.
2. Adapun strerilisasi dibagi menjadi pemanasan ,filtrasi/ penyaringan dan
sterilisasi secara kimia.
3. Adapun teknik sterilisasi yaitu menyiapkan alat kemudian membungkus alat
tersebut dan memasukkan kedalam oven / autoclave / Bunsen dan pada
akhirnya alat siap untuk digunakan.
HADIMAN
2019212169

Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :


1. Teknik kerja aseptis merupakan proses kegiatan yang dilakukan dengan cara
agar terhindar dari kontaminasi oleh mikroorganisme
2. Teknik kerja aseptk merupakan upaya dalam mensterilkan semua alat dan bahan
agar terbebas dari kontaminasi.
B. Saran
ANISSA SRIAYU MIRANTI
2019212185

Diperlukan ketelitian dan kerja lebih aseptis dalam praktik di dalam


laboratorium agar didapat hasil yang baik sehingga peralatan tersebut steril.
HADIMAN
2019212169

Adapun saran, untuk kedepannya diharapkan prkatikan lebih berhati-hati dan


melakukan setiap langkah terutama dalam Teknik Kerja Aseptik agar media tidak
terkontaminasi.
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA :

Pratiwi, Sylvia T. 2009. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga. Jakarta

Tim Penyusun Penuntuk Praktikum. Penuntun Praktikum Mikrobiologi-I. Universitas


Pancasila.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai