1. Program Studi Analisis Farmasi Dan Makanan , FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan Jend A Yani
Km 36, Banjarbaru 70714, Indonesia
2. Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan Jend A Yani Km 36, Banjarbaru
70714, Indonesia
3. Laboratorium Mikrobiologi, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan Jend A Yani Km 35,8
Banjarbaru 70714, Indonesia
E-mail: yolaa.katai@gmail.com
Abstrak
Sterilisasi adalah proses untuk membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme atau memusnahkan organisme
hidup. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent. Tujuan percobaan adalah untuk mengenal prinsip dasar sterilisasi
peralatan dan bahan yang umum digunakan di laboratorium mikrobiologi, mengenal teknik aseptis dan prosedur
penggunaan peralatan, serta melakukan sterilisasi dengan metode panas kering, uap panas basah, dan membran filter.
Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan metode panas kering, metode panas basah, dan metode membran filter.
Sterilisasi panas kering dilakukan dengan oven pada suhu 160°C-180°C selama 1,5-3,0 jam. Sterilisasi panas basah
dengan autoklaf pada suhu 121oC selama 12-15 menit. Sterilisasi membran filter dilakukan dengan teknik pemisahan
campuran dua atau lebih komponen tanpa menggunakan panas dan juga telah menjadi alat dasar dalam pembuatan
larutan-larutan steril. Hasil percobaan menunjukkan peralatan terhindar dari kontaminasi zat pencemar mikroorganisme
dan peralatan dapat digunakan dalam keadaan aseptis.
Kata kunci : teknik aseptis, metode panas kering, metode panas basah, mikroorganisme, sterilisasi
1. Pendahuluan
Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat- digunakan untuk objek-objek tak hidup. Disinfeksi tidak
alat atau bahan dari segala bentuk kontaminasi dari menjamin objek menjadi steril karena spora viabel dan
mikroba. Proses sterilisasi alat dan medium dalam beberapa organisme tetap dapat tersisa (Sylvia, 2008).
kegiatan praktikum atau penanganan sampel mikroba
sangat dibutuhkan sterilisasi. Apabila teknik sterilisasi Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan suatu proses
tidak diterapkan maka hasil yang dicapai tidak untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada
maksimal dan menimbulkan berbagai kontaminasi baik atau di dalam suatu benda. Hal-hal yangdilakukan
dari alat maupun media tumbuh mikroba ketika pertama kalinya melakukan pemindahan biakan
(Dwidjoseputro, 1994). Target suatu metode inaktivasi bakteri secaraaseptik, sesungguhnya hal itu telah
tergantung dari metode dan tipe mikroorganismenya, menggunakan salah satu cara sterilisasi,yaitu
yaitu tergantung dari asam nukleat, protein, atau pembakaran. Di lain sisi, ada beberapa peralatan dan
membran mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk media yang umum dipakai di dalam pekerjaan
sterilisasi disebut sterilant. Istilah lain yang umum mikrobiologi yang menjadi rusak apabila dibakar.Tiga
dikenal adalah disinfeksi, yang merupakan proses cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu
pembunuhan atau penghilangan mikroorganisme yang penggunaan panas,bahan kimia, dan penyaringan atau
dapat menyebabkan penyakit. Agen disinfeksi adalah filtrasi (Hadioetomo,1985).
disinfektan, yang biasanya merupakan zat kimiawi dan
Sterilisasi, mutlak dibutuhkan untuk inaktivasi total yaitu pembakaran dengan menggunakan api dari Bunsen
seluruh bentuk kehidupan mikroba, yang berkaitan dengan temperatur sekitar 350oC, dan dengan udara
dengan kemampuan reproduksi suatu mikroba. Suatu panas oven yang lebih sederhana dan murah dengan
bakterisida merupakan bahanyang merusak bakteri. temperatur sekitar 160-170oC.
Disinfektan merupakan salah satu germisida berupa Sterilisasi panas basah dengan perebusan
bahan yang mampu membunuh mikroba penyebaba menggunakan air mendidih 100oC selama 10 menit
infeksi (Petunjuk Praktikum Pertanian, 2014/2015). efektif untuk sel-sel vegetatif dan spora eukariot, namun
Pemantauan proses sterilisasi didasarkan dengan tiga tidak efektif untuk endospora bakteri. Tingkat sterilisasi
cara yaitu secara fisika dengan mengukur temperatur, panas basah pada temperatur kurang dari 100oC
tekanan, dan waktu;1 secara kimia dengan autoclave tergantung pada temperatur dan waktu sterilisasi.
tape, sterilization pouch yang memperlihatkan Endospora bakteri umumnya resisten terhadap sterilisasi
perubahan warna bila telah tercapai siklus sterilisasi cara ini. Sterilisasi panas basah digunakan untuk bahan
yang dilakukan; secara biologis dengan Efisiensi yang sensitif panas, untuk industri makanan berkisar
Sterilisasi Alat Bedah Mulut melalui Inovasi Oven pada temperatur 60-80oC, susu pada temperatur 63oC
dengan Ozon dan Infrared menggunakan spore strip selama 30 menit, produk plasma manusia dengan
atau suspensi biakan spora; untuk cara autoklafisasi pasteurisasi pada temperatur 60oC selama 10 jam,
digunakan Geobacillus stearothermophilus, sedangkan sedangkan peralatan dan cairan disterilkan dengan
pada sterilisasi denganoven dipakai Bacillus pemanasan pada temperatur 100oC selama 5-10 menit
atrophaeus (Meliawaty, 2012). (Sylvia, 2008).
Model sterilisasi dibagi menjadi dua, yaitu metode fisik Sterilisasi membran filter dilakukan dengan teknik
dan metode kimia. Metode sterilisasi kimia dilakukan pemisahan campuran dua atau lebih komponen tanpa
dengan menggunakan bahan-bahan kimia, sedangkan menggunakan panas dan juga telah menjadi alat dasar
metode sterilisasi fisik dapat dilakukan dengan cara dalam pembuatan larutan yang steril. Larutan yang
panas baik panas kering maupun panas basah, radiasi, dipisahkan dari mikroba-mikroba tak kasat mata dengan
dan filtrasi. Metode sterilisasi panas merupakan metode menggunakan suntikan lalu ditusuk pada membran filter
yang digunakan untuk bahan tahan panas. Metode (Sylvia, 2008).
sterilisasi panas dengan penggunaan uap air disebut Mikroorganisme memiliki sensitivitas yang berbeda-
metode sterilisasi panas basah. Metode sterilisasi panas beda terhadap metode sterilisasi tertentu. Endospora
tanpa kelembaban (tanpa penggunaan uap air) disebut bakteri resisten terhadap panas, radiasi, dan detergen;
metode sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. virus tanpa envelope resisten terhadap pelarut organik
Umumnya untuk bahan yang sensitif terhadap dan detergen; mycoplasma dan virus tidak dapat
kelembaban digunakan metode sterilisasi panas kering dihilangkan dengan filter steril yang memiliki ukuran
pada temperatur 160-180oC. Proses sterilisasi panas pori 0,2 um (Sylvia, 2008).
terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap pemanasan
(peningkatan temperatur bahan yang disterilisasi), tahap 2. Metode Praktikum
sterilisasi (waktu yang diperlukan untuk proses
sterilisasi), dan tahap pendinginan (waktu yang Sterilisasi alat dan bahan secara mikrobiologis
diperlukan untuk penurunan temperatur bahan yang menggunakan metode panas yang dilakukan dengan
disterilisasi (Sylvia, 2008). metode panas kering (Dry Hot Air) dan metode panas
uap/panas basah (Moist Wet Heat). Alat-alat yang akan
Sterilisasi panas kering berfungsi untuk mematikan disterilisasi dibungkus menggunakan kertas dan ditutupi
organisme dengan cara mengoksidasi komponen sel dengan kapas terlebih dahulu. Cawan petri dan tip pipet
ataupun mendenaturasi enzim. Metode ini tidak dapat dibungkus menggunakan kertas, sedangkan erlenmeyer
digunakan untuk bahan yang terbuat dari karet atau dan tabung reaksi ditutupi dengan kapas kemudian
plastik, waktu sterilisasinya sekitar 2-3 jam, dan dibungkus dengan kertas. Selanjutnya alat-alat tersebut
berdaya penetrasi rendah. Metode sterilisasi kering ini dimasukkan ke dalamautoklaf atau yang dikenal dengan
tidak memerlukan air sehingga tidak ada uap air yang sterilisasi metode panas basah. Atur suhu sterilisasi
membasahi alat atau bahan yang disterilkan. Ada dua pada 121oC selama 12-15 menit. Sedangkan jika
metode sterilisasi panas kering yaitu dengan insinerasi, menggunakan metode panas kering, maka alat-alat
tersebut dimasukkan ke dalam oven dengan kisaran
suhu 160-180oC selama 1,5 sampai 3 jam.