Anda di halaman 1dari 6

RESUME

STERILISASI ALAT
(Disusun untuk memenuhi nilai matakuliah Teknik Laboratorium.
Dosen pengampuh : Nur Zakiyah, S.Pd., M.Pd.)

Di susun oleh :
ARYO SUMARTO
(223330007)

Program Studi Pendidikan Biologi


Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Pare-pare
2023
PENGERTIAN STERILISASI
Mengutip Irena Agustiningtyas dalam situs fk.uii.ac.id, sterilisasi adalah
suatu proses untuk menghilangkan semua bentuk kehidupan meliputi patogen,
non patogen, vegetatif, dan non vegetatif dari suatu objek atau material. Sterilisasi
sendiri berasal dari kata steril yang artinya bersih dari kuman atau
mikroorganisme lain.
Menurut Fardiaz (1992), masih dari sumber yang sama, sterilisasi adalah
suatu proses untuk membuat ruang atau benda menjadi steril atau suatu proses
untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di
dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak.
Menurut buku Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi Central Sterile Supply
Department Rumah Sakit Departemen Kesehatan Republik Indonesia, sterilisasi
adalah proses membunuh semua mikroorganisme termasuk spora bakteri pada
benda yang terkontaminasi dengan cepat.
Sterilisasi di dalam laboratorium mikrobiologi menjadi bagian yang penting
untuk menghindari hasil positif palsu. Selain itu, sterilisasi terhadap alat dan
bahan sebelum pelaksanaan kegiatan praktikum mikrobiologi dapat membantu
hasil atau identifikasi yang akurat terhadap pemeriksaan mikrobiologi.

TUJUAN STERILISASI
Secara umum, ada enam tujuan kenapa dilakukan sterilisasi. Dilansir situs
Poltekkes Malang, berikut tujuan dari sterilisasi.
1. Mencegah terjadinya infeksi.
2. Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri.
3. Mencegah kontaminasi terhadap bahan-bahan yang dipakai dalam
melakukan pembiakan murni.
4. Mencegah terjadinya infeksi silang.
5. Menjamin kebersihan alat.
6. Menetapkan produk akhir dinyatakan sudah steril dan aman digunakan
oleh pasien.
CARA STERILISASI
Sebagai pengingat, sterilisasi tidak bisa dilakukan secara sembarangan detikers.
Sebab, sterilisasi dilakukan untuk menghilangkan virus dan kuman jahat, yang
mana jika tidak dilakukan dengan tepat maka akan berbahaya.

Lantas, bagaimana cara melakukan sterilisasi? Dikutip dari situs poltekkes-


malang.ac.id, berikut penjelasannya.
1. Sterilisasi Uap
Cara yang pertama adalah dengan melakukan sterilisasi uap, yakni
proses sterilisasi yang menggunakan uap jenuh di bawah tekanan selama
15 menit pada suhu sekitar 120 derajat celcius. Jadi, uap panas pada suhu
di bawah tekanan mampu membunuh mikroba dengan cara denaturasi
protein dari enzim dan membrane sel.
Untuk melakukan sterilisasi uap dibutuhkan alat bernama otoklaf,
yakni sebuah panci logam yang memiliki lubang tempat mengeluarkan
uap air. Pastikan juga otoklaf memiliki termometer, pengatur tekanan
udara, klep pengaman, dan penutup yang berat.
2. Sterilisasi Panas Kering
Cara berikutnya adalah sterilisasi panas kering, yakni menggunakan
suatu alat yang disebut oven atau sebuah bejana yang udara di dalamnya
harus dipanaskan. Dengan prinsip ini, panas akan diabsorbsi oleh
permukaan luar dari peralatan yang akan disterilkan.
Lalu, panas tersebut merambat ke bagian yang lebih dalam dari oven
sampai suhu untuk sterilisasi tercapai secara merata. Nantinya, mikroba
akan mati dengan cara oksidasi, di mana protein mikroba akan mengalami
koagulasi.
Ada teknik khusus dalam melakukan sterilisasi panas kering, yakni
pemanasan udara dalam oven dengan memanfaatkan gas atau listrik,
suhunya dapat mencapai 160-180 derajat celcius. Lalu, durasi proses
sterilisasi berlangsung sekitar 1-2 jam. Durasinya lebih lama dari
penggunaan autoclave karena daya penetrasinya tidak sebaik uap panas.
Jenis sterilisasi ini masih banyak digunakan di sejumlah rumah sakit.
Cara penggunaannya terbilang mudah, namun butuh energi yang lebih
besar untuk menghasilkan panas.
3. Sterilisasi Gas Kimia
Sterilisasi gas kimia terbagi lagi ke dalam tiga metode. Yakni
menggunakan etilen oksida, formaldehid, dan plasma. Ketiganya memiliki
sejumlah kelebihan dan hanya digunakan pada alat tertentu saja.
Dalam sterilisasi etilen oksida, mikroba akan mati setelah melalui
reaksi kimia bernama reaksi alkilasi. Pada reaksi ini, terjadi penggantian
gugus atom hidrogen pada sel mikroba dengan gugus alkil sehingga
metabolisme dan reproduksi sel terganggu.
Sterilisasi ini biasanya digunakan untuk peralatan medis dari plastik,
alat-alat optik, pacemaker, dan beberapa alat yang sulit disterilisasi dengan
cara lain. Proses sterilisasi ini menggunakan autoclave khusus pada suhu
yang lebih rendah sekitar 30-60 derajat celcius, serta konsentrasi gas yang
tidak kurang dari 400 mg/liter.
Selain memakai gas etilen oksida, kita juga bisa menggunakan
sterilisasi dengan formaldehid. Cara ini dapat membunuh mikroba dengan
mengikat gugus asam amino dari protein mikroba.
Sterilisasi dengan formaldehid biasanya digunakan pada alat-alat
yang spesifik, seperti kateter dan sarang tangan. Selain itu, gas
formaldehid sangat menyengat dan bisa menyebabkan iritasi kulit, mata,
dan saluran pernapasan.
Cara yang terakhir adalah sterilisasi menggunakan plasma. Metode
ini menggunakan gas plasma yang terdiri dari elektron, ion, dan partikel
neutral.
4. Sterilisasi Radiasi Ion
Ada dua jenis radiasi ion yang digunakan dalam sterilisasi radiasi ion,
yakni disintegrasi radioaktif dari radioisotop (radiasi gamma) dan radiasi
berkas elektron. Sterilisasi ini dilakukan apabila bahan yang disterilkan
tidak tahan terhadap sterilisasi panas dan dapat membahayakan gas etilen
oksida.
5. Sterilisasi Penyaringan
Sterilisasi penyaringan menggunakan bahan yang dapat menahan
mikroba sehingga mikroba dapat dipisahkan dari alat. Larutan tersebut
disaring melalui penyaring bakteri steril, kemudian dimasukkan ke dalam
wadah steril, baru setelah itu ditutup menggunakan teknik aseptik.
Perbedaan Sterilisasi dengan Disinfeksi
Menurut Tille (2017) seperti dikutip Irena Agustiningtyas dari Laboratorium
Mikrobiologi FK UI, sterilisasi didefinisikan sebagai upaya untuk membunuh
mikroorganisme, termasuk dalam bentuk spora. Sementara itu, disinfeksi
merupakan proses untuk merusak organisme yang bersifat patogen, namun tidak
dapat mengeliminasi dalam bentuk spora.

STERILISASI DENGAN AUTOCLAVE


Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi
suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs)
selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak
dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu
dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh microorganisme.
Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten
yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan
antibiotik. Pada spesies yang sama, endospora dapat bertahan pada kondisi
lingkungan yang dapat membunuh sel vegetatif bakteri tersebut. Endospora dapat
dibunuh pada suhu 100 °C, yang merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer
norma. Pada suhu 121 °C, endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit, di
mana sel vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu
65 °C.
Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf
mencapai 121 °C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer
panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan
waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 °C
untuk waktu 10-15 menit. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan
dalam volume besar akan diautoklaf karena volume yang besar membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk mencapai suhu sterilisasi. Performa autoklaf diuji
dengan indicator biologi, contohnya Bacillus stearothermophilus.

FILTER BERKEFELD
Seperti yang sudah kita sebutkan diatas, filtrasi merupakan metode sterilisasi
secara mekanik yang digunakan untuk menyaring bakteri dalam zat cair
menggunakan alat filter khusus yang memiliki pori kecil. Salah satu alat yang
digunakan dalam metode ini yaitu Filter Berkefeld linin.
Hal yang paling penting dari filter ini adalah faktor porositas. Ukuran pori –
pori dari filter tersebut harus diseting sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi
untuk mencegah lososnya bakteri atau mikroba yang ada di dalam cairan. Oleh
karena itu terdapat berbagai macam jenis dan instrument filter dalam metode
sterilisasi secara mekanik.
DRY HEAT STERILIZER
Macam alat sterilisasi lainnya yaitu Dry Heat Sterilizer. Dalam istilah bahasa
Indonesia biasa kita kenal dengan nama Sterilisator Kering. Yaitu sebuah alat
sterilisasi yang menggunakan radiasi panas dalam wadah tertutup. Alat ini juga
termasuk alat sterilisasi dengan metode fisik. Bentuk alat ini hampir serupa
dengan oven listsrik.
Alat sterilisasi kering yang umum kita jumpai di pasar Indonesia biasanya
terdiri dari satu pintu dan dua pintu. Untuk dua pintu menggunakan radiasi sinar
infra merah temperature tinggi pada ruangan bawah, dan menggunakan ozon pada
ruangan atas. Keduanya bisa digunakan untuk melakukan sterilisasi.

LAMPU UV STERILISAI
Macam alat sterilisasi lainnya yaitu lampu UV sterilizer. Ini juga masih
termasuk dalam metode sterilisasi secara fisik namun bukan dalam bentuk
pemanasan melainkan penyinaran atau radiasi sinar UV. Alat ini banyak
digunakan untuk mensterilkan ruangan dan juga sterilisasi air dalam industri air
mineral. Contoh penggunaan alat ini seperti proses sterilisasi ruangan di rumah
sakit dan klinik.
Sinar UV dihasilkan dari instrument berupa lampu yang dapat memancarkan
sinar UV pada frekuensi tertentu. Sinar ini dapat merusak sel – sel sehingga dapat
digunakan untuk membunuh bakteri yang tertebaran di dalam ruang tertentu.
Untuk menggunakan alat ini diperlukan kehati – hatian, karena tidak boleh
terkena mata secara langsung.

ALKOHOL
Dalam dunia medis, alkohol bisa disebut dengan alat. Yaitu berfungsi
sebagai alat sterilisasi baik berupa alat – alat dan perlengkapan medis, terkadang
juga digunakan untuk mensterilkan luka pada pasien agar tidak menimbulkan
infeksi bakteri atau virus tertentu. Alkohol merupakan alat yang digunakan dalam
metode sterilisasi secara kimiawi. Selain alkohol masih ada senyawa lainnya yang
dapat digunakan untuk sterilisasi secara kimiawi diantaranya Formaldehid, asam
perasetet, natrium nitrat, natrium borat dan juga etilen oksida.

Anda mungkin juga menyukai