Anda di halaman 1dari 18

TUGAS RESUME

MIKROBIOLOGI UMUM

STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA

OLEH :

FITRIANI
F1C1 19 070
JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA

Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan

bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya

melalui substrat yang disebut media, pada saat melakukan pembuatan media hal

yang harus diperhatikan ialah bekerja secara aseptik.  Bekerja secara aseptik bisa

meliputi sterilisasi. Sterilisasi yaitu suatu proses untuk mematikan semua

organisme yang dapat menjadi kontaminan. Cara tersebut digunakan untuk

menghancurkan, menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan menyingkirkan

mikroorganisme. Metode yang diterapkan untuk mensterilisasikan media dan alat-

alat ialah dengan pemanasan.  Jika panas digunakan bersama-sama dengan uap air

disebut sterilisasi basah (menggunakan autoklaf),  sedangkan jika tanpa uap air

disebut sterilisasi kering (menggunakan oven). 

Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang

ada, jika ditumbuhkan di alam suatu medium tidak ada jasad renik yang dapat

berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh renik yang paling tahan

panas yaitu spora bakteri. Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoclave

uap yang mulai diangkat dengan menggunakan uap air jenuh pada suhu 121 C

selama 15 menit. Adapun alasan digunakannya suhu 121 C itu disebabkan oleh

tekanan 1 atm pada ketinggian permukaan laut. Autoclave merupakan alat yang

essensial dalam setiap laboratorium mikrobiologi, ruang sterilisasi di rumah-

rumah sakit serta tempat-tempat lain yang memproduksi produk steril. Pada

umumnya (tidak selalu) autoclave dijalankan padaa tekanan kira-kira 15-16 per  (5

kg/cm2) pada suhu 121 . Waktu yag diperlukan untuk sterilisasi bergantung pada
sifat bahan yang disterilkan, tipe wadah dan volume bahan. Misalnya 1000 buah

tabung reaksi yang masing-masing berisi 10 ml medium cair dapat disterilkan

dalam waktu 10-15 menit pada suhu 121 C, sedangkan jumlah medium yang sama

bila ditempatkan dalam wadah 10 wadah berukuran 1 liter akan membutuhkan 1

liter akan membutuhkan waktu 20-30 menit paa suhuyang sama untuk menjamin

tercapainya sterilisasi.

Dibawah ini beberapa istilah yang banyak dipakai dalam menjelaskan efek

dari beberapa bahan kimia dan fisik terhadap mikroorganisme:

1) Sterilisasi adalah proses untuk mematikan semua bentuk kehidupan

mikroorganisme, termasuk spora.

2) Desinfeksi adalah proses mematikan sebagian dari mikroorganisme patogen.

3) Bahan Bakterisid adalah bahan yang merusak bakteri.

4) Bahan Germisid atau Disinfektansia adalah bahan yang dapat mematikan

mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit.

5) Bahan Bakteristatik adalah bahan yang mencegah terjadinya multiplikasi

pertumbuhan bakteri.

6) Antiseptik adalah bahan yang dipakai untuk mencegah sepsis atau purifikasi

dengan membunuh mikroorganisme atau mencegah pertumbuhan

mikroorganisme tersebut. Biasanya bahan ini digunakan untuk dipakai pada

jaringan hidup.

7) Dekontaminasi adalah proses menghilangkan sebagian mikroba dari benda

atau kulit untuk menghilangkan kontaminasi.


Pematian mikroorganisme mendasari metode kerja mikrobiologi dan

pengawetan bahan makanan. Pembebasan suatu bahan dari mikroorganisme hidup

atau stadium istirahatnya disebut sterilisasi. Kalau sesuatu larutan tidak steril atau

yang sudah ditanami kuman, tanpa dikehendaki dicemari oleh mikroorganisme,

peristiwa ini disebut kontaminasi atau pencemaran. Pentingnya penggunaan alat-

alat laboratorium yang bersih dapat lebih ditekankan lagi. Semua alat kaca

haruslah dalam keadaan bersih. Cara membersihkan tabung reaksi yaitu dengan

menggunakan air aquadest setelah itu dikeringkan dengan menggunakan lap halus

tetapi cara melapnya hanya bagian luarnya saja. Steril akan didapatkan melalui

sterilisasi, sedang cara sterilisasi yang utama adalah:

1) Sterilisasi secara fisik, misalnya dengan pemanasan, penggunaan sinar

bergelombang pendek seperti sinar X, sinar gamma, sinar ultra violet dan

sebagainya.

2) Sterilisasi secara kimiawi, misalnya dengan penggunaan disenfeksi larutan

alkohol, larutan formalin, larutan AMC (campuran asam khlorida dengan

garam Hg) dan sebagainya.

3) Sterilisasi secara mekanik, misalnya dengan menggunakan saringan atau

filter.

Sterilisasi bisa dilakukan secara kimiawi dan fisika. Berdasarkan mekanisme

kerjanya zat anti-mikroba, maka sterilisasi kimiawi bisa diklasifikasikan atas

3 golongan, yaitu:

1) Golongan zat yang menyebabkan kerusakan membran sel.

2) Golongan zat yang menyebabkan denaturasi protein.


3) Golongan zat yang mampu mengubah grup protein dan asam amino yang

fungsional.

Sterilisasi fisik bisa diklasifikasikan sebagai:

1) Sterilisasi dengan panas.

2) Sterilisasi dengan pembekuan.

3) Sterilisasi dengan radiasi.

4) Sterilisasi dengan ultrasonik dan vibrasi sonik.

5) Sterilisasi dengan cara filtrasi.

Sterilisasi Secara Kimia, dapat dilakukan dengan cara Sterilisasi Gas,

digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh mikroorganisme dan

sporanya. Meskipun gas dengan cepat berpenetrasi ke dalam pori dan serbuk

padat, sterilisasi adalah fenomena permukaan dan mikroorganisme yang terkristal

akan dibunuh. Gas yang biasa digunakan adalah etilen oksida dalam bentuk murni

atau campuran dengan gas inert lainnya. Gas ini sangat mudah menguap dan

sangat mudah terbakar. Merupakan agen alkilasi yang menyebabkan dekstruksi

mikroorganisme termasuk sel-sel spora dan vegetatif. Sterilisasi dilakukan dalam

ruang atau chamber sterilisasi.

Sterilisasi menghasilkan bahan toksik seperti etilen klorohidrin yang

menghasilkan ion klorida dalam bahan-bahan. Digunakan untuk sterilisasi ala-alat

medis dan baju-baju medis, bahan-bahan seperti pipet sekali pakai dan cawan

petri yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi. Residu etilen oksida

adalah bahan yang toksik yang harus dihilangkan dari bahan-bahan yang

disterilkan setelah proses sterilisasi, yang dapat dilakukan dengan mengubah suhu
lebih tinggi dari suhu kamar. Juga perlu dilakukan perlindungan terhadap personil

dari efek berbahaya gas ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi ini

termasuk kelembaban, konsentrasi gas, suhu dan distribusi gas dalam chamber

pengsterilan.Penghancuran bakteri tergantung pada adanya kelembaban, gas dan

suhu dalam bahan pengemas, penetrasi melalui bahan pengemas, pada pengemas

pertama atau kedua, harus dilakukan, persyaratan desain khusus pada bahan

pengemas.

Mekanisme aksi etilen oksida dianggap menghasilkan efek letal terhadap

mikroorganisme dengan mengalkilasi metabolit esensial yang terutama

mempengaruhi proses reproduksi. Alkilasi ini barangkali terjadi dengan

menghilangkan hidrogen aktif pada gugus sulfhidril, amina, karboksil atau

hidroksil dengan suatu radikal hidroksi etil metabolit yang tidak diubah dengan

tidak tersedia bagi mikroorganisme sehingga mikroorganisme ini mati tanpa

reproduksi.

Sterilisasi Secara Fisika, dapat dilakukan dengan cara:

1) Pemanasan Kering

a) Udara Panas Oven

Bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi dengan

uap destilasi dalam udara panas-oven.Yang termasuk dalam bahan ini adalah

minyak lemak, paraffin, petrolatum cair, gliserin, propilen glikol. Serbuk steril

seperti talk, kaolin dan ZnO, dan beberapa obat yang lain. Sebagai tambahan

sterilisasi panas kering adalah metode yang paling efektif untuk alat-alat gelas dan

banyak alat-alat bedah. Ini harus ditekankan bahwa minyak lemak, petrolatum,
serbuk kering dan bahan yang sama tidak dapat disterilisasi dalam autoklaf. Salah

satu elemen penting dalam sterilisasi dengan menggunakan uap autoklaf atau

dengan adanya lembab dan penembusannya ke dalam bahan yang telah

disterilkan.

Sebagai contoh, organisme pembentuk spora dalam medium anhidrat tidak

dibunuh oleh suhu sampai 121oC (suhu yang biasanya digunakan dalam autoklaf

bahkan setelah pemanasan sampai 45 menit). Untuk alasan ini, autoklaf

merupakan metode yang tidak cocok untuk mensterilkan minyak, produk yang

dibuat dengan basis minyak, atau bahan-bahan lain yang mempunyai sedikit

lembab atau tidak sama sekali.

Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh proses oksidasi.

Ini berlawanan dengan penyebab kematian oleh koagulasi protein pada sel bakteri

yang terjadi dengan sterilisasi uap panas. Pada umumnya suhu yang lebih tinggi

dan waktu pemaparan yang dibutuhkan saat proses dilakukan dengan uap di

bawah tekanan. Saat sterilisasi di bawah uap panas dipaparkan pada suhu 121°C

selama 12 menit adalah efektif. Sterilisasi panas kering membutuhkan pemaparan

pada suhu 150°C sampai 170°C selama 1-4 jam. Oven digunakan untuk sterilisasi

panas kering biasanya secara panas dikontrol dan mungkin gas atau elektrik gas.

b) Minyak dan penangas lain

Bahan kimia dapat disterilisasi dengan mencelupkannya dalam penangas

yang berisi minyak mineral pada suhu 162oC.larutan jenuh panas dari natrium

atau ammonia klorida dapat juga digunakan sebagai pensterilisasi. Ini merupakan
metode yang mensterilisasi alat-alat bedah.Minyak dikatakan bereaksi sebagai

lubrikan, untuk menjaga alat tetap tajam, dan untuk memelihara cat penutup.

c) Pemijaran langsung

Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang

gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan labu

ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur dengan

pemijaran langsung. Papan salep, lumping dan alu dapat disterilisasi dengan

metode ini.

2) Panas lembab

a) Uap bertekanan

Stelisisasi dengan menggunakan tekanan uap jenuh dalam sebuah autoklaf.

Ini merupakan metode sterilisasi yang biasa digunakan dalam industri farmasi,

karena dapat diprediksi dan menghasilkan efek dekstruksi bakteri, dan parameter-

parameter sterilisasi seperti waktu dan suhu dapat dengan mudah dikontrol dan

monitoring dilakukan sekali dalam satu siklus yang divalidasi.

b) Uap panas pada 100 oC

Uap panas pada suhu 100oC dapat digunakan dalam bentuk uap mengalir atau

air mendidih. Metode ini mempunyai keterbatasan penggunaan uap mengalir

dilakukan dengan proses sterilisasi bertingkat untuk mensterilkan media kultur.

c) Pemanasan dengan bakterisid

Pemanasan ini menghadirkan aplikasi khusus dari pada uap panas pada

100oC.adanya bakterisida sangat meningkatkan efektifitas metode ini. Metode ini


digunakan untuk larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil pada

temperatur yang biasa diterapkan pada autoklaf.

d) Air mendidih

Penangas air mendidih mempunyai kegunaan yang sangat banyak dalam

sterilisasi jarum spoit, penutup karet, penutup dan alat-alat bedah. Bahan-bahan

ini harus benar-benar tertutupi oleh air mendidih dan harus mendidih paling

kurang 20 menit.Setelah sterilisasi bahan-bahan dipindahkan dan air dengan

pinset yang telah disterilisasi menggunakan pemijaran.Untuk menigkatkan

efisiensi pensterilan dari air, 5 % fenol, 1-2% Na-carbonat atau 2-3% larutan

kresol tersaponifikasi yang menghambat kondisi bahan-bahan logam.

3) Cara bukan panas

a) Sinar ultraviolet

Sinar ultraviolet umumnya digunakan untuk membantu mengurangi

kontaminasi di udara dan pemusnahan selama proses di lingkungan. Sinar yang

bersifat membunuh mikroorganisme (germisida) diproduksi oleh lampu kabut

merkuri yang dipancarkan secara eksklusif pada 253,7 nm.

b) Aksi letal

Ketika sinar UV melewati bahan, energi bebas ke elektron orbital dalam

atom-atom dan mengubah kereaktivannya. Absorpsi energi ini menyebabkan

meningginya keadaan tertinggi atom-atom dan mengubah kereaktivannya. Ketika

eksitasi dan perubahan aktivitas atom-atom utama terjadi dalam molekul-molekul

mikroorganisme atau metabolit utamnya, organisme itu mati atau tidak dapat

berproduksi. Pengaruh utamanya mungkin pada asam nukleat sel, yang


diperhatikan untuk menunjukkan lapisan absorpsi kuat dalam rentang gelombang

UV yang panjang.

c) Radiasi pegion

Radiasi pengion adalah energi tinggi yang terpancar dari radiasi isotop

radioaktif seperti kobalt-60 (sinar gamma) atau yang dihasilkan oleh percepatan

mekanis elektron sampai ke kecepatan den energi tinggi (sinar katode, sinar

beta).Sinar gamma mempunyai keuntungan mutlak karena tidak menyebabkan

kerusakan mekanik, namun demikian, kekurangan sinar ini adalah di hentikan

dari, mekanik elektron akselerasi (yang dipercepat) keuntungan elektron yang

dipercepat adalah kemampuannya memberikan output laju doisis yang lebih

seragam.

Alat-alat sterilisasi

1. otoklat (autoclave)

Autoclave adalah alat untuk


menterilkan berbagai macam alat
dan bahan yang digunakan dalam
mikrobiologi dengan
menggunakan uap air panas
bertekanan

2. laminar air flow


Laminar air flow (LAFC) merupakan
suatu area kerja yang bebas dari
mikroorganisme, artinya udara yang
terdapat didaerah tersebut benar-benar
steril, fungsi daerah ini adalah untuk
tempat kerja prses transfer atau
manipulasi biakan
3. Pembakar bunsen

Salah satu alat yang berfungsi


untuk menciptakan kondisi
yang steril adalah pembakar
Bunsen

4. oven

Oven berfungsi sebagai


alat sterilisasi dengan
prinsip panas kering

5. Sprayer

sprayer berupa alat penyemprot


sederhana ini dapat sangat
membantu dalam proses
sterilisasi menggunakan alkohol

2. Pembuatan Media

Media merupakan sarana pertumbuhan yang mengandung nutrisi yang

dibutuhkan oleh mikroorganisme sebagai makananya. Mikroorganisme dapat

ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium.

Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan

mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis

mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik

pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anorganik

ditambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganisme lainnya


memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium

ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya.

Kelangsungan hidup dan pertumbuhan mikroorganisme tergantung

pada nutrisi yang tersedia dan lingkungan pertumbuhan yang menguntungkan. Di

dalam laboratorium, persiapan gizi yang  digunakan untuk menumbuhkan

mikroorganisme disebut  media (tunggal, sedang). Media dapat digolongkan

berdasarkan bentuk, susunan kimianya, dan fungsinya. Berdasarkan bentuknya

terdiri dari media padat, media semi padat, dan media cair. Salah satu yang

digunakan dalam pembuatan media kali ini adalah pepton water ( Air Pepton).

Pepton adalah hasil pemecahan protein sehingga bakteri sudah dipermudah, tidak

usah mengeluarkan energi untuk memecahkan protein menjadi pepton. Pepton

oleh bakteri akan diuraikan menjadi asam amino, kemudian diserap untuk

digunakan sebagai sumber energi dan membangun sitoplasma. NaCl diperlukan

untuk memberikan tekanan osmotik tertentu. Bila pembenihan dibuat tanpa NaCl

ataupun dengan NaCl berkadar tinggi, pertumbuhan bakteri akan berkurang

sampai terhenti. Air diperlukan untuk semua reaksi dalam makhluk hidup. Bahan

makanan yang dbutuhkan mikroorganisme dibagi menjadi tujuh golongan yaitu

air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral,

faktor tumbuh, dan sumber nitrogen. Bahan-bahan untuk membuat media

pertumbuhan terdiri dari beberapa bahan, antara lain :

1) Bahan Dasar

a. Air (H2O) atau Aquades, sebagai pelarut.

b. Agar, sebagai pemadat media.


2) Nutrisi atau zat makanan

a. Sumber karbon dan energi, yang dapat diperoleh berupa senyawa organik

atao anorganik sesuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan

sumber karbon organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein dan asam

organik.

b. Sumber nitrogen, mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen

lain.

c. Vitamin-vitamin, yang bisa didapatkan dari berbagai tumbuhan maupun

hewan seperti wortel, kentang, tauge, dan lain-lain.

Jenis-jenis media
1. Media Padat
2. Media Semi Padat
3. Media Cair
Persyaratan media adalah upaya pembiakan mikroorganisme memerlukan

kondisi lingkungan yang sesuai agar bakteri dapat berkembang dengan baik.

Dalam pertumbuhannya mikroorganisme memerlukan bahan-bahan organic dan

ion-ion pendukung sebagai sumber energy dan katalis. Factor-faktor yang penting

bagi proses pembiakan mokroorganisme yaitu nutrisi, oksigen dan gas lain,

kelembapan, pH media, suhu, serta kontaminan. Untuk dapat media yang baik

adalah media yang memiliki persyaratan diantarannya susunan makanan,

temperature, derajat keasaman (pH) dan sterilisasi.

3. Isolasi Bakteri
Isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau

lingkungan asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh

biakan yang murni. Bakteri dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya harus

menggunakan prosedur aseptik. Aseptik berarti bebas dari sepsis, yaitu kondisi

terkontaminasi karena mikroorganisme lain. Teknik aseptik ini sangat penting bila

bekerja dengan bakteri. Beberapa alat yang digunakan untuk menjalankan

prosedur ini adalah bunsen dan laminar air flow. Bila tidak dijalankan dengan

tepat, ada kemungkinan kontaminasi oleh miroorganisme lain sehingga akan

mengganggu hasil yang diharapkan. Teknik aseptik juga melindungi laboran dari

kontaminasi bakteri. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis

mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam

mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat,

sel-sel mikroba akan membentuk koloni yang tetap pada tempatnya.

Bakteri di alam umumnya tumbuh dalam populasi yang terdiri dari

berbagai spesies. Oleh karena itu, untuk mendapatkan biakan murni, sumber

bakteri harus diperlakukan dengan pengenceran agar didapat hanya 100-200

bakteri yang ditransfer ke medium, sehingga dapat tumbuh menjadi koloni yang

berasal dari bakteri tunggal. Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk

memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga

diperoleh kultur murni atau biakan murni. Ada beberapa cara yang dapat

dilakukan yaitu dengan cara goresan (streak plate), cara tuang (pour plate), cara

sebar (spread plate) dan micromanipulator. Persyaratan utama bagi isolasi dan

kultivasi fage adalah harus adanya kondisi optimum untuk pertumbuhan


organisme inangnya. Sumber bakteriofage yang paling baik dan paling utama

adalah habitat inang. Sebagai contoh fage koli yang dijumpai di dalam pencernaan

dapat diisolasi dari limbah atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan

sentifugasi atau filtrasi bahan sumbernya dan penambahan kloroform untuk

membunuh sel-sel bakterinya. Metode pemaparan pada udara terbuka adalah

metode untuk mengisolasi bakteri udara. Metode ini sangat simpel, yaitu dengan

memaparkan medium pada udara terbuka, dengan harapan ada bakteri yang

menempel dan kemudian akan tumbuh menjadi koloni.

Gambar. teknik-teknik dalam isolasi

a. Cara penuangan

Isolasi bakteri dengan cara penuangan bertujuan untuk menentukan perkiraan

jumlah bakteri dalam suatu cairan

b. Cara penggoresan

Isolasi bakteri dengan cara penggoresan bertujuan untuk membuat garis

sebanyak mungkin pada permukaan medium pembiakkan dengan jarum ose

yang terlepas pada garis-garis tersebut.

c. Cara penyebaran
Tujuan dari isolasi bakteri dengan penyebaran serupa dengan isolasi bakteri

cara penuanganan. Hal yang membedakan kedua teknik tersebut adalah

teknik penunanganan suspense sampel dari medium.

d. Pemurnian

Pemurnian bertujuan agar diperoleh biakan murni yang diinginkan tanpa ada

kontaminan dari mikroba lain.

e. Pengenceran

Prinsip pengenceran adalah untuk mengurangi kuantitas bakteri, sehingga

apabila semakin besar pengenceran yang dilakukan maka makin sedikit

jumlah bakteri yang tumbuh pada media.

Faktor-faktor yang mepengaruhi tumbuhnya bakteri :

1. Faktor abiotik

 Temperature (suhu) air

 Konduktivitas

 Arus

 Kekeruhan

 Derajat keasaman (pH)

 Salinitas

 Intensitas cahaya

 Total bahan organic

 Senyawa-senyawa organic

2. Factor biotik merupakan suatu aspek yang mempengaruhi mikroba di air.

3. Teknik menghitung koloni bakteri


Koloni adalah kumpulan dari mikrobia yang memilki kesamaan sifat-sifat

seperti bentuk, susunan, permukaan, dan sebagainya. Sifat-sifat yang perlu

diperhatikan pada koloni yang tumbuh di permukaan medium adalah :

1. Besar kecilnya koloni. Ada koloni yang hanya serupa suatu titik, namun ada

pula yang melebar sampai menutup permukaan medium.

2. Bentuk. Ada koloni yang bulat, ada yang memanjang. Ada yang tepinya rata,

ada yang tidak rata.

3. Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata saja dengan permukaan medium,

ada pula yang timbul yaitu menjulang tebal di atas permukaan medium.

4. Halus kasarnya permukaan. Ada koloni yang permukaannya halus, ada yang

permukaannya kasar dan tidak rata.

5. Wajah permukaan. Ada koloni yang permukaannya mengkilat, ada yang

permukaannya suram.

6. Warna. Kebanyakan koloni bakteri berwarna keputihan atau kekuningan.

7. Kepekatan. Ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang keras dan kering.

Koloni yang tumbuh pada media agar dapat dilihat secara visual dan dihitung.

Secara kuantitatif koloni bakteri dapat dihitung dengan cara menghitung

populasinya secara umum atau dengan kata lain menghitung seluruh sel bakteri

yang ada dalam media termasuk sel yang mati, dan menghitung sel bakteri hidup

dengan menggunakan teori pendekatan.  Perhitungan bakteri adalah suatu cara

yang digunakan untuk menghitung jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada suatu media

pembiakan. Secara mendasar ada dua cara penghitungan bakteri, yaitu secara langsung dan

secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain
adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sedrhana diwarnai

atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber).

Sedangkan perhitungan secara tidak langsung hanya mengetahui jumlah

mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viable count). Dalam

pelaksanaannya ada beberapa cara yaitu perhitungan pada cawan petri (total plate

count / TPC, perhitungan melalui pegenceran, perhitungan jumlah terkecil atau

terdekat (MPN methode), calorimeter /cara kekeruhan atau turbidimetri.

 Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji

seperti uji kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji

penduga (uji kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji penguat dan uji

pelengkap. Waktu, mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor

penentu dalam uji kualitatif koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan

menggunakan metode cawan petri (metode perhitungan secara tidak langsung

yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan

berkembang menjadi satu koloni yang merupakan suatu indeks bagi jumlah

organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel.

Hasil dinyatakan sebagai Angka Lempeng Total dalam tiap gram atau tiap
mL sampel. 

Anda mungkin juga menyukai