Oleh :
2, Sterilisasi Padatan
Padatan yang umum disterilkan adalah glassware, biosafety cabinet, dan beberapa
jenis tabung dan kontainer. Pada glassware dan plastik tahan panas umumnya dilakukan
dengan autoclave mirip seperti sterilisasi cairan namun ditambah proses pengeringan.
Biosafety cabinet disterilkan dengan bantuan radiasi UV dan disemprot ethanol 70 %.
Udara dalam cabinet disaring dengan filter (detilnya akan dibahas di bagian ke-2 tentang
sterilisasi gas).
Jenis-Jenis Sterilisasi
Meski saat ini mikroba telah banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
manusia, namun seringkali keberadaan mikroba masih dianggap mengganggu, terutama
mikroba pathogen. Oleh karenanya, diperlukan upaya untuk mengurangi jumlah mikroba
hingga menghilangkannya sama sekali. Untuk tujuan tersebut, dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain:
Desinfeksi
Desinfeksi merupakan tindakan pengurangan sebagian besar mikroorganisme dari
benda mati. Pada proses desinfeksi ini, tidak semua mikroba dapat dihilangkan.
Pasteurisasi
Pasteurisasi merupakan upaya untuk menghindari gangguan mikroba tanpa
mematikan sporanya. Pasteurisasi dapat dilakukan dengan cara: Pemanasan pada suhu
62ºC selama 30 menit, pemanasan 71–74ºC selama 20 detik, atau pemanasan 85–87ºC
selama 5 detik.
Sterilisasi
Sterilisasi merupakan upaya untuk meminimalisasi gangguan mikroorganisme
dengan cara menghilangkan “seluruhnya” (bakteri, jamur, parasit, virus, termasuk bakteri
endospora). Sterilisasi menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai proses
bioteknologi, salah stunya dalam proses fermentasi. Meskipun proses fermentasi
melibatkan mikroorganisme, namun seringkali kehadiran mikroorganisme lain
(kontaminan) tetap mengganggu. Hal ini disebabkan karena :
1.Medium akan menumbuhkan semua mikroba yang ada (mikroba target dan kontaminan)
sehingga produk yang dihasilkan menjadi sangat beragam. Tentu saja hal ini sangat
merugikan karena selain mengurangi produktivitas juga menyulitkan dalam proses isolasi.
2.Jika proses fermentasi dilanjutkan dalam keadaan banyak kontaminan, maka
kemungkinan produk yang dihasilkan oleh kontaminan menjadi lebih dominan dan
mendesak produk mikroba target hingga dapat menghilangkannya.
3. Kontaminasi pada produk akhir dapat menurunkan kualitas produk, bahkan mungkin
dapat membahayakan manusia
4. Kontaminan dapat merusak produk yang diinginkan
5. Kontaminasi dari suatu fermentasi bakteri dengan “phage” dapat me-lisis kultur.
Fermentasi dapat dilakukan baik secara fisika, kimia, maupun radiasi. Sterilisasi
secara fisika dapat dilakukan dengan membunuh mikroba atau sekadar mencegah mikroba
masuk kesistem kita. Sterilisasi fisik dengan membunuh mikroba dapat dilakukan dengan
penggunaan panas, freezing (pembekuan), penggunaan garam berkonsentrasi tinggi, dll.
Sementara sterilisasi fisik tanpa membunuh mikroba dapat dilakukan dengan filtrasi.
Filtrasi merupakan upaya untuk meminimalisasi kontaminasi mikroorganisme dengan cara
menyaring sesuatu dengan filter berukuran tertentu sehingga sebagian mikroba tidak dapat
melewatinya. Cara ini tidak membunuh mikroba yang ada, hanya meminimalisasi agar
mikroba tidak terbawa.
Namun, dalam proses fermentasi, cara sterilisasi fisik yang paling mungkin
dilakukan adalah dengan filtrasi dan penggunaan panas, baik panas basah maupun panas
kering. Sterilisasi panas basah seringkali digunakan untuk sterilisasi media dan bahan–
bahan lainnya sementara panas kering untuk sterilisasi alat–alat. Faktor–faktor yang
mempengaruhi sterilisasi panas antara lain:
Jenis dan jumlah kontaminan yang hendak dihilangkan
Morfologi mikroorganisme
Komposisi media fermentasi
pH
Ukuran partikel tersuspensi
Temperatur yang digunakan
Durasi proses sterilisasi
Keberadaan air
Sterilisasi panas dapat dilakukan secara batch maupun continue, sebagai berikut :
1) Sterilisasi Batch
Sterilisasi sistem batch dapat dilakukan dengan cara menginjeksikan uap panas ke
dalam mantel fermentor ayau coil yang terdapat pada bagian dalam fermentor. Cara ini
disebut metode tidak langsung. Atau dengan cara menghilangkan uap panas langsung ke
dalam larutan medium (metode langsung). Metode langsung membutuhkan uap panas
murni, yaitu bebas dari bahan kimia tambahan seperti senyawa antikarat yang panyak
digunakan dalam proses produksi uap. Di samping itu, metode langsung akan
mengakibatkan bertambahnya volume cairan media dalam fermentor karena adanya
kondensasi uap yang digunakan.
2) Sterilisasi Continue
Site mini memberikan keuntungan berupa minimalnya kemungkinan kerusakan
medium tetapi mengkinsumsi banyak energi. Temperature yang dibutuhkan untuk
sterilisasi sistem ini adalah 140ºC dengan waktu hanya 30 hingga 120 detik. Alat yang
digunakan dapat berupa Continues plate heat exchange dan Continues injection flash
cooler. Kelebihan Continues injection flash cooler antara lain:
Spora kapang
2-10
Spora bakteri
3 x 106
Bailey & Ollis, (1986) menyatakan bahwa kematian jumlah mikroba oleh pemanasan dapat
mengikuti persamaan linear orde -1.
𝑑𝑁
Persamaannya : − 𝑑𝑡 = 𝑘𝑑 𝑁 …….(2.1)
N = jumlah mikroba
T = waktu pemanasan
Kd = konstanta laju kematian mikroba
𝑁𝑡
Integrasi persamaan 2.1 menjadi : = 𝑒 −𝑘𝑡 …….(2.2)
𝑁0
Nilai konstanta laju kematian mikroba (kd) bergantung pada temperatur, mengikuti
persamaan Arhenius:
−𝐸𝑑
𝑘𝑑 = 𝑘𝑑0 𝑒 𝑅𝑇 …….(2.6)
𝐸𝑑 1
ln 𝑘𝑑 = ln 𝑘𝑑0 − 𝑅𝑇 𝑇…….(2.7)
Apabila nilai ln kd dialurkan terhadap 1/T maka akan diperoleh sebuah garis lurus gradient
– Ed/R.
Thermometer
Mikroskup
Counting chamber
Kaca preparat + cover glass (5 buah)
Coil tembaga
Pembakar spiritus
Pompa peristaltic
D. Prosedur Kerja
1) Sterilisasi Batch
Masing-masing di isi
Masukkan tabung
dengan sampel 5 mL Memanaskan water
reaksi untuk
kemudian diberi tanda bath pada suhu
memanaskan ke suhu
untuk t0, t1, t2, t3, dan penangas 40ºC
40ºC
t4
Amati dengan
Jika sudah, taruh
Teteskan inokulum ke mikroskop
tabung reaksi kedalam
kaca preparat menggunakan
wadah berisi es
perbesaran 10 x 40
E. DATA PENGAMATAN
1) Sterilisasi Batch
Temperatur = 40ºC
Temperatur = 50ºC
Temperatur = 60ºC
Temperatur = 70ºC
2) Sterilisasi Continue
Penentuan volume coil (Vcoil)
Diameter Coil = 2,3 mm = 0,023 dm
Panjang coil = 650,18 mm = 6,5018 dm
1 1
Volume Coil = 𝑉 = 2 𝜋𝑟 2 𝑡 = 𝑥 3.14 𝑥 0.01152 𝑥 6.5018 =
2
q (ml/s)
Volume Coil Run Waktu Tinggal (s) q (ml/s)
[Aquades]
1 0.680 27 0.050
2 0.715 26 0.052
1.35 mL
3 0.757 25 0.054
4 0.762 24 0.056
Temperatur = 40ºC
q0 80 56 203 259
q1 85 233 149 382
q2 90 82 224 306
q3 95 105 182 273
Temperatur = 50ºC
Temperatur = 50ºC Sel
q (%) Sel hidup Sel mati Sel total
(Nt) (Nt) (N0)
q0 80 28 88 116
q1 85 39 107 146
q2 90 32 70 102
q3 95 30 62 92
Temperatur = 60ºC
q0 80 23 72 95
q1 85 41 80 131
q2 90 51 109 160
q3 95 52 83 135
Temperatur = 70ºC
𝑁𝑡
Perhitungan ln 𝑁𝑜 dalam variasi suhu yang berbeda
a. Temperatur 40 oC
Sel
Waktu (menit) Sel Hidup Sel Mati Sel Total 𝑵𝒕 𝑵𝒕
ln 𝑵𝒐
(Nt) (Nt) (No) 𝑵𝒐
t0 0 11 17 28 0,39 -0,94
t1 5 27 49 76 0,36 -1,02
t2 10 20 40 60 0,30 -1,20
t3 15 21 76 97 0,22 -1,51
t4 20 25 53 78 0,32 -1,14
-0.4
-0.6
ln Nt/No
-0.8
-1
-1.2
y = -0.0178x - 0.984
-1.4 R² = 0.4115
-1.6
Waktu (menit)
Slope dari Kurva ln (Nt/No) terhadap Waktu merupakan nilai –kd, sehingga :
-Kd = -0,0178
Kd = 0,0178
b. Temperatur 50 oC
Sel
Waktu (menit) Sel Hidup Sel Mati Sel Total 𝑵𝒕 𝑵𝒕
ln 𝑵𝒐
(Nt) (Nt) (No) 𝑵𝒐
t0 0 26 23 49 0,53 -0,63
t1 5 31 76 107 0,29 -1,24
t2 10 25 69 94 0,27 -1,31
t3 15 24 72 96 0,25 -1,38
t4 20 18 58 76 0,24 -1,42
-0.4
-0.6
ln Nt/No
-0.8
-1
-1.2
-1.4
y = -0.0344x - 0.852
-1.6 R² = 0.7055
-1.8
Waktu (menit)
Slope dari Kurva ln (Nt/No) terhadap Waktu merupakan nilai –kd, sehingga :
-Kd = -0,0344
Kd = 0,0344
c. Temperatur 60 oC
-0.4
-0.6
ln Nt/No
-0.8
-1
-1.2
y = -0.0302x - 0.796
-1.4
R² = 0.9601
-1.6
Waktu (menit)
Slope dari Kurva ln (Nt/No) terhadap Waktu merupakan nilai –kd, sehingga :
-Kd = -0,0302
Kd = 0,0302
d. Temperatur 70 oC
Sel
Waktu (menit) Sel Hidup Sel Mati Sel Total 𝑵𝒕 𝑵𝒕
ln 𝑵𝒐
(Nt) (Nt) (No) 𝑵𝒐
t0 0 32 64 96 0,33 -1,11
t1 5 25 87 112 0,22 -1,51
t2 10 20 75 95 0,21 -1,56
t3 15 21 70 91 0,23 -1,47
t4 20 9 71 80 0,11 -2,21
-0.5
-1
Axis Title
-1.5
y = -0.0432x - 1.14
-2
R² = 0.7349
-2.5
Axis Title
Slope dari Kurva ln (Nt/No) terhadap Waktu merupakan nilai –kd, sehingga :
-Kd = -0,0432
Kd = 0,0432
Menghitung nilai Desimal Reduction Time (D) dan Ed
𝒍𝒏 𝟏𝟎
D= R =8,314 kJ/kg mol K.
𝒌𝒅
-1
-1.5
-2
ln Kd
-2.5
-3
y = -2758.3x + 4.9097
-3.5 R² = 0.739
-4
-4.5
1/T
-Ed/R = -2758,3
Ed/R = 2758,3
2. Sterilisasi Kontinyu
𝑁𝑡
Perhitungan ln 𝑁𝑜 dalam variasi suhu yang berbeda
-0.4
-0.6
ln Nt/No
-0.8
-1
-1.2
y = -0.083x + 1.044
-1.4
R² = 0.0568
-1.6
Waktu Tinggal (s)
Slope dari Kurva ln (Nt/No) terhadap Waktu merupakan nilai –kd, sehingga :
-Kd = -0,083
Kd = 0,083
b. Temperatur 50 oC
Sel
Sel Sel Sel Waktu
q (%) 𝑵𝒕 𝑵𝒕
Hidup Mati Total ln 𝑵𝒐 Tinggal
𝑵𝒐
(Nt) (Nt) (No) (s)
q0 80 28 88 116 0,24 -1,43 27
q1 85 39 107 146 0,27 -1,31 26
q2 90 32 70 102 0,31 -1,17 25
q3 95 30 62 92 0,33 -1,11 24
Kurva ln Nt/No Terhadap Waktu Tinggal Pada T = 50 oC
0
23.5 24 24.5 25 25.5 26 26.5 27 27.5
-0.2
-0.4
-0.6
ln Nt/No
-0.8
-1
-1.6
Waktu Tinggal (s)
Slope dari Kurva ln (Nt/No) terhadap Waktu merupakan nilai –kd, sehingga :
-Kd = -0,11
Kd = 0,11
c. Temperatur 60 oC
Sel
Sel Sel Sel Waktu
q (%) 𝑵𝒕 𝑵𝒕
Hidup Mati Total ln 𝑵𝒐 Tinggal
𝑵𝒐
(Nt) (Nt) (No) (s)
q0 80 23 72 95 0,24 -1,42 27
q1 85 41 80 131 0,31 -1,17 26
q2 90 51 109 160 0,32 -1,14 25
q3 95 52 83 135 0,39 -0,94 24
Kurva ln Nt/No Terhadap Waktu Tinggal Pada T = 60 oC
0
23.5 24 24.5 25 25.5 26 26.5 27 27.5
-0.2
-0.4
-0.6
ln Nt/No
-0.8
-1 y = -0.147x + 2.581
R² = 0.9292
-1.2
-1.4
-1.6
Waktu Tinggal (s)
Slope dari Kurva ln (Nt/No) terhadap Waktu merupakan nilai –kd, sehingga :
-Kd = -0,147
Kd = 0,147
d. Temperatur 70 oC
Sel
Sel Sel Sel Waktu
q (%) 𝑵𝒕 𝑵𝒕
Hidup Mati Total ln 𝑵𝒐 Tinggal
𝑵𝒐
(Nt) (Nt) (No) (s)
q0 80 10 71 81 0,12 -2,12 27
q1 85 18 75 93 0,19 -1,66 26
q2 90 34 72 106 0,32 -1,14 25
q3 95 50 70 120 0,42 -0,87 24
Kurva ln Nt/No Terhadap Waktu Tinggal Pada t = 70 oC
0
23.5 24 24.5 25 25.5 26 26.5 27 27.5
-0.5
-1
ln Nt/No
-1.5
-2 y = -0.427x + 9.441
R² = 0.9851
-2.5
Waktu Tinggal (s)
Slope dari Kurva ln (Nt/No) terhadap Waktu merupakan nilai –kd, sehingga :
-Kd = -0,427
Kd = 0,427
Menghitung nilai Desimal Reduction Time (D) dan Ed
𝒍𝒏 𝟏𝟎
D= R =8,314 kJ/kg mol K.
𝒌𝒅
-0.5
-1
ln Kd
-1.5
-2
-Ed/R = -5640,1
Ed/R = 5640,1
Pada praktikum ini dilakukan teknik sterilisasi secara batch dan kontinyu. Pada
praktikum ini pula akan didapatkan kinetika kematian dari masing-masing teknik
sterilisasi. Sterilisasi sendiri merupakan proses pengeliminasian semua kehidupan mikroba
yang ada pada bahan/produk yang dikehendaki. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
menguasai teknik sterilisasi media dengan menggunakan panas pada proses batch dan
continuous, memahami pengaruh temperature terhadap kematian mikroba (untuk
mengetahui perbandingannya), dan menentukan nilai konstanta laju kematian mikroba (kd),
Desimal reduction time, atau destruction value (D), dan konstanta Arhenius (Ed) Proses
sterilisasi kali ini menggunakan proses fisik, yaitu dengan cara pemanasan.
Pada proses sterilisasi ini dilakukan variasi suhu operasi dan variasi skala pompa.
Pada sterilisasi ini, mikroba yang ada dalam media akan dialirkan melalui coil yang
dipanaskan oleh water bath, dan proses sterilisasi akan berlangsung di dalam coil tersebut.
Setelah itu media akan masuk ke proses pendinginan. Dalam percobaan didapatkan bahwa
semakin tinggi suhu sterilisasinya, maka semakin banyak pula mikroba yang mati. Hal ini
dibuktikan dengan meningkatkya konstanta laju kematian mikroba seiring dengan
penambahan suhu sterilisasi.
tinggal hingga diperoleh persamaan dari grafik dan nilai Kd sebagai slope. Nilai Kd pada
suhu 40 oC, 50 oC, 60 oC, dan 70 oC berturut-turut adalah 0,083; 0,11; 0,147; dan 0,427.
Dari persamaan Arrhenius, dengan suhu yang semakin besar maka nilai Kd yang diperoleh
juga semakin besar. Karena dengan suhu yang semakin besar, laju kematian mikroba pun
akan semakin tinggi. Untuk menghitung jumlah energi yang terlibat, diperoleh dari grafik
𝐸𝑑
antara ln Kd dan 1/T. Dari persamaan tersebut, slope yang diperoleh yaitu nilai - 𝑅 . Setelah
dilakukan perhitungan, energi aktivasi (Ed) pada sterilisasi ini yaitu 46891,79 kJ/kg mol
K. Nilai D (decimal reduction time) merupakan nilai yang menentukan waktu yang
dibutuhkan (dalam menit) pada suhu tertentu untuk mengurangi jumlah sel vegetative atau
spora sehingga mikroba yang bertahan berkurang menjadi 1/10 dari jumlah awalnya. Nilai
𝒍𝒏 𝟏𝟎
D juga diperoleh dengan persamaan D = . Nilai D yang diperoleh pada suhu 40 oC, 50
𝑲𝒅
o
C, 60 oC, dan 70 oC berturut-turut yaitu 27,742; 20,933; 15,664; dan 5,392.
diperoleh dari slope pada grafik. Nilai Kd yang diperoleh pada waktu 5 menit, 10 menit,
15 menit, dan 20 menit berturut-turut yaitu 0,0178; 0,0344; 0,0302; dan 0,0432. Nilai kd
akan berubah jika suhu pemanasan (sterilisasi) berubah. Nilai kd bertambah dengan
meningkatnya suhu pemanasan. Sama halnya dengan kinetika kematian mikroba secara
kontinyu, nilai Ed diperoleh dari grafik antara ln Kd terhadap 1/T. Dan energi aktivasi (Ed)
pada batch yaitu 22932,506 kJ/kg mol K. Dan, dari perhitungan juga diperoleh nilai D dari
𝒍𝒏 𝟏𝟎
persamaan D = . Adapun nilai D yang diperoleh berturut-turut yaitu 129,359; 66,936;
𝑲𝒅
Dari percobaan didapatkan bahwa semakin lama waktu sterilisasi maka semakin
banyak mikroba yang mati. Dan semakin tinggi suhu sterilisasi makan akan semakin
banyak pula mikroba yang mati. Hal ini dibuktikan dengan meningkatkya konstanta laju
kematian mikroba seiring dengan penambahan suhu sterilisasi.
Praktikum kali ini berjudul kinetika kematian dan sterilisasi media secara batch dan
kontinyu yang bertujuan untuk menguasai teknik sterilisasi media dengan menggunakan panas
pada proses batch dan kontinyu, memahami pengaruh temperatur dan pengaruh variasi laju alir
pada proses sterilisasi batch dan kontinyu terhadap kematian mikroba, menentukan nilai
konstanta laju kematian mikroba (Kd), desimal reduction time atau destruction value (D), dan
Energi Aktivasi (Ed) pada proses sterilisasi batch dan kontinyu.
Praktikum pertama yang dilakukan yaitu kinetika kematian mikroba secara kontinyu.
Sebelumnya memulai praktikum, sehari sebelumnya melakukan penanaman fermipan ke
dalam media kemudian memasukkan media ke incubator shaker selama 24 jam dan suhu 37
o
C. Dalam memulai praktikum, dilakukan kalibrasi laju alir sebelum memulai proses
praktikum pada skala pompa pada pompa peristaltik 80%, 85%, 90%, dan 95%. Semakin besar
skala pompa yang digunakan, maka semakin besar juga laju alir yang terukur.
Dari sampel yang diperoleh, dilakukan pengamatan mikroba yang hidup dan mati dengan
cara meneteskan sampel ke kaca preparat dan ditambahkan satu atau dua tetes methylen blue
dan ditutup dengan kaca yang lebih kecil lalu diamati melalui mikroskop. Dari pengamatan
dapat dilihat sel hidup ditandai dengan berwarna bening, karena sel hidup masih memiliki
dinding sel yang utuh yang bersifat permeable. Sedangkan sel mati ditandai dengan warna
agak gelap (menyerupai warna methylen blue) karena dinding selnya telah rusak dan cairan
masuk ke dalam sel teresebut.
Dari hasil pengamatan, pada suhu 40 oC, 60 oC, dan 70 oC dengan skala pompa yang makin
tinggi jumlah sel mati mengalami naik dan turun. Pada suhu 50 oC dengan skala pompa yang
makin tinggi, jumlah sel yang mati makin dikit (pada skala pompa 85% sempat mengalami
kenaikan jumlah mikroba mati). Seharusnya, pada suhu yang sama dengan skala pompa makin
tinggi jumlah sel mati makin turun karena waktu tinggal pada coil yang panas makin singkat
𝑁𝑡
waktunya. Setelah data diperoleh, selanjutnya membuat grafik antara ln terhadap waktu
𝑁𝑜
tinggal hingga diperoleh persamaan dari grafik dan nilai Kd sebagai slope. Nilai Kd pada suhu
40 oC, 50 oC, 60 oC, dan 70 oC berturut-turut adalah 0,083; 0,11; 0,147; dan 0,427. Dari
persamaan Arrhenius, dengan suhu yang semakin besar maka nilai Kd yang diperoleh juga
semakin besar. Karena dengan suhu yang semakin besar, laju kematian mikroba pun akan
semakin tinggi. Beberapa faktor yang mempengaruhi nilai Kd yaitu terjadinya kontaminasi
pada sampel, kesalahan penjumlah mikroba, dan media kurang steril. Untuk menghitung
jumlah energi yang terlibat, diperoleh dari grafik antara ln Kd dan 1/T. Dari persamaan
𝐸𝑑
tersebut, slope yang diperoleh yaitu nilai - 𝑅 . Setelah dilakukan perhitungan, energi aktivasi
(Ed) pada sterilisasi ini yaitu 46891,79 kJ/kg mol K. Nilai D (decimal reduction time)
merupakan nilai yang menentukan waktu yang dibutuhkan (dalam menit) pada suhu tertentu
untuk mengurangi jumlah sel vegetative atau spora sehingga mikroba yang bertahan berkurang
𝒍𝒏 𝟏𝟎
menjadi 1/10 dari jumlah awalnya. Nilai D juga diperoleh dengan persamaan D = . Nilai
𝑲𝒅
D yang diperoleh pada suhu 40 oC, 50 oC, 60 oC, dan 70 oC berturut-turut yaitu 27,742; 20,933;
15,664; dan 5,392.
Praktikum selanjutnya yaitu kinetika kematian mikroba secara batch. Media dan mikroba
yang digunakan sama (dari fermipan), yang membedakan dari batch dan kontinyu yaitu jumlah
cairan media yang berbeda. Pada batch volume media yang digunakan yaitu 200 ml. Proses
pembiakan media pun juga sama dengan kontinyu. Peralatan juga dilakukan sterilisasi dalam
autoclave. Cara kerja praktikum secara batch lebih sederhana dibandingkan dengan kontinyu,
yaitu dengan memipet 10 ml media ke dalam 16 tabung reaksi lalu tabung reaksi diletakkan
dalam waterbath. Dalam waktu 5, 10, 15, dan 20 menit tabung reaksi dikeluarkan dan di
masukkan ke dalam wadah yang berisi es batu. Kemudian dilakukan perlakuan yang sama
dengan kinetika kematian mikroba secara batch, pengamatan jumlah sel mati dan hidup dari
sampel. Variasi suhu yang digunakan yaitu 40 oC, 50 oC, 60 oC, dan 70 oC dan variasi waktu
yang digunakan yaitu 5 menit, 10 menit, 15 menit, dan 20 menit.
Dari pengamatan pada sampel diperoleh jumlah sel hidup dan mati dan melakukan
𝑁𝑡
perhitungan nilai Kd dan Ed. Nilai Kd diperoleh grafik antara ln 𝑁𝑜 terhadap waktu sterilisasi.
Nilai Kd diperoleh dari slope pada grafik. Nilai Kd yang diperoleh pada waktu 5 menit, 10
menit, 15 menit, dan 20 menit berturut-turut yaitu 0,0178; 0,0344; 0,0302; dan 0,0432. Nilai
kd akan berubah jika suhu pemanasan (sterilisasi) berubah. Nilai kd bertambah dengan
meningkatnya suhu pemanasan (sterilisasi). Terkadang ada nilai Kd yang kecil seiring
bertambahnya suhu, hal ini biasanya disebabkan oleh terkontaminasinya media dan sampel
yang diamati. Sama halnya dengan kinetika kematian mikroba secara kontinyu, nilai Ed
diperoleh dari grafik antara ln Kd terhadap 1/T. Dan energi aktivasi (Ed) pada batch yaitu
22932,506 kJ/kg mol K. Dan, dari perhitungan juga diperoleh nilai D dari persamaan D =
𝒍𝒏 𝟏𝟎
. Adapun nilai D yang diperoleh berturut-turut yaitu 129,359; 66,936; 76,244; dan 53,301.
𝑲𝒅
Berdasarkan tabel data pengamatan, jumlah mikroba yang mati semakin bertambah
setelah temperature 40 ºC. Hal ini dapat terjadi karena medium memiliki homogenitas yang
rendah. Dari data yang diperoleh, dapat dibuat kurva antara ln (Nt/No) terhadap waktu (t)
untuk menentukan nilai Kd dari setiap variasi suhu.
Temperatur (ºC) Nilai Kd
40 0,083
50 0,110
60 0,147
70 0,427
Dari nilai Kd yang diperoleh dapat ditentukan juga nilai decimal reduction time (D).
Temperatur (ºC) Nilai D
40 27,742
50 20,933
60 15,664
70 5,392
Nilai D adalah waktu yang dibutuhkan dalam menit pada suhu tertentu untuk
mengurangi jumlah sel vegetative atau spora sehingga mikroba yang bertahan berkurang
menjadi 1/10.
Dari nilai Kd juga dapat diperoleh nilai dari Ed (Konstanta Arhenius) dengan
membuat kurva antara ln Kd terhadap 1/T sebesar 46891,79 kj/kg mol K.
dengan R ( tetapan gas ideal yang bernilai 8,314 kJ/kg mol K). Maka didapatlah konstanta
arhenius sebesar 46891,79 kj/kg mol K. Dari data Kd dapat ditentukan nilai Decimal
Reduction Time atau Destruction Value (D). Nilai dari Decimal reduction time/ destruction
value (D) yang didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan pada temperature tertentu untuk
mengurangi jumlah sel vegetatif atau spora sehingga mikroorganisme yang bertahan menjadi
1/10 dari jumlah awal dapat diketahui dengan menggunakan persamaan:
𝐥𝐧 𝟏𝟎
D= 𝒌𝒅
dengan nilai kd yang telah diketahui pada perhitungan sebelumnya. Maka nilai Decimal
Reduction time / Destruction Value (D) yang diperoleh adalah:
D (Destruction Value)
D1(40oC) 27,742
D2(50oC) 20,933
D3(60oC) 15,664
D4(70oC) 5,392
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai Decimal Reduction Time (D)
berbanding terbalik dengan suhu (semakin tinggi suhu semakin kecil nilai Decimal Reduction
Time). Pada sampel 70oC meskipun nilai D semakin sekcil namun interval nilai D sampel
60oC sangat jauh dari 15,664 ke 5,392 hal tersebut disebabkan pada sampel 70oC sampel
terlalu lama disimpan di media pendingin dan kondisi sampel sudah beubah.
H. Kesimpulan
1. Semakin tinggi suhu maka jumlah mikroba yang mati semakin bertambah.
2. Nilai konstanta laju kematian mikroba (kd) 0,0178; 0,0344; 0,0302; 0,0432 yang bervariasi
tergantung pada temperature.
3. Nilai Decimal reduction time / destruction value (D) adalah 27,742 ; 20,933 ; 15,664 ;
5,392.
Perry, J.H. (ed). 1998, Chemical Enginers ‘Hand book. 6th edition. Singapore.
McGraw Hill Book Co.