Anda di halaman 1dari 63

STERILISASI ALAT DAN BAHAN PADA PENGUJIAN MIKROBIOLOGI

A. TUJUAN

• Memahami dan melaksanakan proses sterilisasi yang tepat dan sesuai untuk alat dan bahan

yang akan digunakan dalam pengujian.

• Mampu menyiapkan dan membuat media steril untuk pengujian.

B. TEORI DASAR

Sebelum melakukan percobaan dengan mikroorganisme, diperlukan proses dekontaminasi terlebih

dahulu untuk meminimalisir organisme yang aktif dari suatu sistem bakteri atau virus.

Dekontaminasi adalah proses menghilangkan atau membunuh mikroorganisme sehingga objek

aman untuk ditangani, tujuannya untuk melindungi praktikan yang melakukan percobaan

menggunakan bakteri atau semacamnya. Ada beberapa metode dekontaminasi, yaitu:

1. Sterilisasi : proses penghancuran secara lengkap semua mikroba hidup dan spora-sporanya.

2. Desinfeksi : metode untuk memusnahkan atau menghancurkan mikroorganisme patogen.

3. Sanitasi : metode untuk mengurangi tingkat organisme yang hidup.

Beberapa mikroorganisme memiliki resistensi terhadap dekontaminan kimia, seperti : bakteri

vegetatif, jamur, dan virus yang mengandung lipida relatif yang mudah didekontaminasi dengan

senyawa kimia. Virus yang tidak mengandung lipida dan bakteri berlapis lilin memiliki tingkat

resistensi tinggi. Resistensi terhadap dekontaminan kimia dipengaruhi beberapa faktor, seperti :

konsentrasi dari zat aktif, lamanya kontak, pH, suhu, kelembapan, dan kehadiran senyawa organik.

Inaktivasi mikroorganisme dengan dekontaminan kimia dapat melalui mekanisme sebagai berikut :

Koagulasi dan denaturasi protein

Lisis

Ikatan dengan enzim atau destruksi substrat enzim

Oksidasi

Hal penting yang harus diperhatikan dalam melakukan dekontaminasi :

1. Target mikroorganisme.

2. Dekontaminan yang digunakan (bentuk dan target yang diinginkan).


3. Tingkat inaktivasi yang diperlukan.

4. Adanya substrat organik seperti darah, agar, dsb.

5. Tipe permukaan dari target seperti : padat, berpori atau mudah diterbangkan udara.

6. Konsentrasi tertinggi dari sel yang dapat ditanggulangi dengan inaktivasi.

7. Kemampuan dekontaminan kontak dengan mikroorganisme.

8. Prosedur antisipasi yang diperlukan dalam dekontaminasi agar efisien dalam waktu dan

konsentrasi yang digunakan.

9. Toksisitas dari dekontaminan yang dapat membahayakan praktikan di area tersebut.

Sterilisasi adalah suatu proses penghancuran secara lengkap semua mikroba hidup dan spora-

sporanya. Ada 5 metode umum sterilisasi, yaitu :

1. Sterilisasi Uap (Panas Lembab)

2. Sterilisasi Panas Kering

3. Sterilisasi dengan Penyaringan (Filtrasi)

4. Sterilisasi Gas

5. Sterilisasi dengan Radiasi

Metode yang biasa digunakan untuk sterilisasi alat dan bahan pengujian mikrobiologi adalah

metode sterilisasi uap (panas lembab) dan metode sterilisasi panas kering.

1. Sterilisasi Uap (Panas Lembab)

Sterilisasi Uap dilakukan menggunakan autoclave dengan prinsipnya memakai uap air dalam

tekanan sebagai pensterilnya. Temperatur sterilisasi biasanya 121℃, tekanan yang biasa

digunakan antara 15-17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm. Lamanya sterilisasi tergantung

dari volume dan jenis. Alat-alat dan air disterilkan selama 1 jam, tetapi media antara 20-40 menit

tergantung dari volume bahan yang disterilkan. Sterilisasi media yang terlalu lama menyebabkan :

1. Penguraian gula.

2. Degradasi vitamin dan asam-asam amino.

3. Inaktifasi sitokinin zeatin riboside.

4. Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar.

Bila ada kelembapan (uap air) bakteri akan terkoagulasi dan dirusak pada temperatur yang lebih

rendah dibandingkan jika tidak ada kelembapan. Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air

panas adalah terjadinya denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial dari organisme

tersebut.
Kondisi yang dibutuhkan untuk sterilisasi uap dengan menggunakan autoclave adalah :

– Suhu 115,5 ℃, waktu 30 menit

– Suhu 121,5 ℃, waktu 20 menit

– Suhu 126,5 ℃, waktu 15 menit

Metode sterilisasi uap umumnya digunakan untuk sterilisasi sediaan farmasi dan bahan-bahan lain

yang tahan terhadap temperatur yang dipergunakan dan tahan terhadap penembusan uap air,

larutan dengan pembawa air, alat-alat gelas, pembalut untuk bedah, penutup karet dan plastik,

dan media untuk pekerjaan mikrobiologi.

2. Sterilisasi Panas Kering

Sterilisasi Panas Kering dilakukan menggunakan oven pensteril, karena metode sterilisasi panas

kering kurang efektif untuk membunuh mikroba dibandingkan dengan sterilisasi uap. Metode ini

memerlukan temperatur yang lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang, sterilisasi panas kering

biasanya ditetapkan pada temperatur 160-170 ℃ dengan waktu 1-2 jam. Umumnya digunakan

untuk senyawa-senyawa yang tidak efektif untuk disterilkan dengan uap air, seperti minyak lemak,

minyak mineral, gliserin (berbagai jenis minyak), petrolatum jelly, lilin, wax, dan serbuk yang tidak

stabil dengan uap air. Metode ini efektif untuk mensterilkan alat-alat gelas dan bedah.

Karena tingginya suhu yang diterapkan dalam sterilisasi panas kering, maka metode ini dapat

digunakan untuk alat-alat gelas yang membutuhkan keakuratan. Contohnya alat ukur dan penutup

karet atau plastik. Kondisi yang dibutuhkan untuk sterilisasi panas kering dengan menggunakan

oven steril adalah :

Suhu 170°C, waktu 1 jam

Suhu 160°C, waktu 2 jam

Suhu 150°C, waktu 2,5 jam

Suhu 140°C, waktu 3 jam

Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi sampai kering.

Selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga menyebabkan mikrobanya mati.

3. Sterilisasi dengan Penyaringan (filtrasi)

Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi) digunakan untuk sterilisasi larutan yang termolabil,

penyaringan ini menggunakan filter bakteri. Metode ini tidak dapat membunuh mikroba, mikroba
hanya akan tertahan oleh pori-pori filter dan terpisah dari filtratnya. Dibutuhkan penguasaan teknik

aseptik yang baik dalam melakukan metode ini. Filter biasanya terbuat dari asbes, porselen. Filtrat

bebas dari bakteri tetapi tidak bebas dari virus. Cara kerja dari sterilisasi ini berbeda dari metode

lainnya karena sterilisasi ini menghilangkan mikroorganisme melalui penyaringan dan tidak

menghancurkan mikroorganisme tersebut. Penghilangan mikroorganisme secara fisik melalui

penyaring dengan matriks pori ukuran kecil yang tidak membiarkan mikroorganisme untuk dapat

melaluinya. Cara sterilisasi ini untuk produk berupa cairan yang dapat disaring atau bahan yang

tidak tahan terhadap panas dan tidak dapat disterilkan dengan cara sterilisasi lain. Teknologi tinggi

membran filtrasi meningkatkan penggunaan sterilisasi filtrasi, khususnya jika digunakan

berpasangan dengan sistem proses aseptik.

4. Sterilisasi Gas

Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh mikroorganisme dan

sporanya. Meskipun gas dengan cepat berpenetrasi ke dalam pori dan serbuk padat, sterilisasi

adalah fenomena permukaan dan mikroorganisme yang terkristal akan dibunuh. Sterilisasi yang

digunakan dalam bidang farmasi untuk mensterilkan bahan-bahan dan menghilangkan dari bahan

yang disterilkan pada akhir jalur sterilisasi, gas ini tidak inert, dan kereaktifannya terhadap bahan

yang disterilkan harus dipertimbangkan misalnya thiamin, riboflavin, dan streptomisin kehilangan

protein ketika disterilkan dengan etilen oksida. Sterilisasi gas berjalan lambat waktu sterilisasi

tergantung pada keberadaan kontaminasi kelembaban, temperatur dan konsentrasi etilen oksida.

Konsentrasi minimum etilen oksida dalam 450 mg/L, 271 Psi, konsentrasi ini 85°C dan 50%

kelembaban relatif dibutuhkan 4-5 jam pemaparan. Di bawah kondisi sama 1000 mg/L

membutuhkan sterilisasi 2-3 jam. Dalam pensterilan digunakan bahan kimia dalam bentuk gas

atau uap, seperti etilen oksida, formaldehid, propilen oksida, klorin oksida, beta propiolakton,

metilbromida, kloropikrin. Digunakan untuk sterilisasi bahan yang termolabil seperti bahan biologi,

makanan, plastik, antibiotik. Aksi antimikrobialnya adalah gas etilen oksida mengadisi gugus –SH,

-OH, -COOH,-NH2 dari protein dan membentuk ikatan alkilasi sehingga protein mengalami

kerusakan dan mikroba mati.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi ini termasuk kelembaban, konsentrasi gas, suhu dan

distribusi gas dalam chamber pengsterilan. Penghancuran bakteri tergantung pada adanya

kelembaban, gas dan suhu dalam bahan pengemas, penetrasi melalui bahan pengemas, pada

pengemas pertama atau kedua, harus dilakukan, persyaratan desain khusus pada bahan

pengemas.
5. Sterilisasi dengan Radiasi

Sterilisasi dengan radiasi digunakan untuk bahan/produk dan alat-alat medis yang peka terhadap

panas (termolabil) dan jika residu etilen oksida tidak diharapkan. Pengukuran presisi dari dosis

radiasi, yang tidak berhubungan dengan suhu, adalah merupakan faktor kontrol dalam sterilisasi

radiasi selama dengan waktu radiasi. Monitoring dan kotrol proses sangat sederhana, tetapi kehati-

hatian akan keamanan harus dilakukan oleh operator sterilisasi. Prinsip sterilisasi radiasi adalah

radiasi menembus dinding sel dengan langsung mengenai DNA dari inti sel sehingga mikroba

mengalami mutasi. Ada dua macam radiasi yang digunakan yakni gelombang elektromagnetik

(sinar x, sinar γ) dan arus partikel kecil (sinar α dan β).

C. ALAT DAN BAHAN

• Alat :

– Autoclave

– Oven

• Bahan :

– Erlenmeyer            – Gunting

– Tabung reaksi        – Kertas label

– Cawan petri            – Benang Kasur

– Botol media            – Aluminium foil

– Gelas ukur               – Media (Nutrien Agar dan Nutrien Broth)

– Labu takar               – Kapas

– Kaki tiga                   – Batang pengaduk

– Kasa asbes               – Spatel

– Stirrer                       – Hot Plate

D. PROSEDUR KERJA DAN DATA PENGAMATAN

1. Persiapan dan Sterilisasi Alat

Alat-alat yang akan disterilisasi dicuci dan dikeringkan.

Alat-alat yang mempunyai mulut ditutup dengan kapas berlemak, seperti: tabung reaksi,

Erlenmeyer, botol media, gelas ukur, labu takar, dan pipet.


Caranya :

Sepotong kapas dilipat kedua ujungnya membentuk segi empat sebesar mulut alat.

Kapas digulung silinder cukup padat.

Bungkus dengan kain kasa, masukkan ke dalam mulut alat sedalam 2/3.

Khusus Pipet

Tutup kapas dimasukkan dengan sebatang kawat.

Kapas yang terurai keluar dari mulut pipet dihilangkan dengan melewatkan mulut pada api

bunsen.

Kapas penutup ditutup aluminium foil/bahan lain, bila perlu diikat dengan benang kasur.

Alat yang permukaannya harus steril ditutup aluminium foil satu per satu.

Cawan petri dibungkus seluruhnya dengan aluminium foil/kertas bekas bersih (bukan koran).

Alat-alat gelas yang tidak presisi.

Disterilisasi dengan oven, suhu: 170 ℃; waktu 1 jam.

Alat-alat yang presisi.

Disterilisasi dengan autoclave, suhu: 121 ℃; waktu 15-20 menit.

Alat-alat dikeringkan dalam oven pengering, suhu :70 ℃; waktu 30 menit.

2. Pembuatan dan Sterilisasi Media serta Larutan Pengencer

Nutrient agar ditimbang untuk pembuatan 250 ml dan Nutrien Broth untuk pembuatan 150 ml.
Masing-masing media dimasukkan dalam Erlenmeyer yang sudah ditandai.

+ akuades, panaskan di atas nyala api bunsen sambil di aduk sampai larutan jernih.

Dituang dalam botol media dan ditutup kapas serta aluminium foil.

Diikat benang kasur dan diberi etiket (tanggal pembuatan, nama media, dan nama pembuat).

Disterilisasi dengan autoclave.

Didinginkan pada suhu kamar.

Dimasukkan dalam lemari pendingin untuk disimpan.

Kondisi media diamati dan dicatat dengan melihat kejernihan, pengamatan dilakukan 24 jam.

Hasil Pengamatan

Nutrien agar = berwarna salem (coklat muda), berbentuk serbuk kasar seperti granul dan agak

berbau.

Berat nutrien agar = 10,05 gr+Aquades = 500 ml –> Larutan berubah warna menjadi kuning tua

keruh.

Dipanaskan pada suhu 315 ℃, larutan menjadi berwarna kuning tua jernih.

Nutrien Broth = berwarna kuning, berbentuk serbuk halus.

Berat nutrien Broth = 3,9150 gr+Aquades 300 ml         Larutan berubah warna menjadi kuning

keruh.

Dipanaskan pada suhu 250 ℃, larutan menjadi berwarna kuning jernih.

Nutrien agar berubah bentuk menjadi seperti agar (kenyal/gel) berwarna kuning tua.

Nutrien Broth berubah warna menjadi salem bening.


Nutrien agar = tidak ada lendir yang tumbuh pada media.

Nutrien Broth = tidak ada jamur yang tumbuh pada media.

E. PERHITUNGAN

Untuk pembuatan Nutrien Agar dan Nutrien Broth, dikarenakan dilakukan untuk 2 kelompok maka

komposisinya dikalikan 2. Sehingga :

Nutrien Agar = 250 ml x 2 = 500 ml

500 ml x 20 gr = 10 gr

1000 ml

Nutrient Broth = 150 ml x 2 = 300 ml

300 ml x 13 gr = 3,9 gr

1000 ml

F. PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini dilakukan sterilisasi alat-alat yang berada di laboratorium mikrobiologi.

Tujuan dilakukannya sterilisasi alat ialah agar alat-alat yang berada di laboratorium tidak

terkontaminasi dengan mikroorganisme yang ada di lingkungan sekitar. Alat- alat yang disterilisasi

yaitu tabung reaksi, labu ukur, labu takar, labu Erlenmeyer, pipet volume, dan cawan petri. Alat-

alat yang disterilisasi menggunakan autoclave merupakan alat-alat gelas yang presisi. Dalam

sterilisasi uap (panas lembab) menggunakan autoclave  dengan membutuhkan  waktu yang sangat

singkat untuk mensterilkan alat dan pada suhu 121℃, karena alat gelas tidak akan memuai

sehingga tidak akan merubah ukuran alat. Sedangkan jika menggunakan oven dalam sterilisasi

uap  membutuhkan waktu yang lama yaitu 1-2 jam dan membutuhkan suhu yang tinggi 160-170

℃. Karena pada suhu 160-170 ℃, alat gelas akan memuai sehingga dapat merubah ukuran alat.

Sebelum alat-alat gelas disterilisasikan menggunakan autoclave, semua alat ditutup dengan kapas

yang dibungkus kain kasa dan dilapisi alumunium foil. Tujuannya yaitu semua alat yang

disterilisasi benar-benar steril dari mikroba agar tidak ada lagi spora mikroba yang masuk.

Percobaan selanjutnya adalah pembuatan dan sterilisasi media serta larutan pengencer. Media

yang digunakan adalah Nutrien Agar dan Nutrien Broth. Nutrien Agar adalah medium umum untuk

uji air dan produk pangan. Nutrien juga digunakan untuk pertumbuhan dari mikroorganisme yang

tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana

yang dibuat dari ekstrak beef, pepton dan agar. Lalu Nutrien Broth adalah media untuk
mikroorganisme yang berbentuk cair. Kegunaan dari Nutrien Broth tidak jauh berbeda dengan

Nutrien Agar. Pembuatan media Nutrien Broth dilakukan terlebih dahulu karena Nutrien Broth tidak

mengandung agar sehingga dapat mudah larut dalam aquades dan waktu yang dibutuhkan untuk

melarutkan Nutrien Broth sangat cepat.

Untuk membuat media Nutrien Broth dibutuhkan 3,9150 gram Nutrien Broth dan 300 ml aquades.

Nutrien Broth lalu dilarutkan dengan aquades dan menghasilkan larutan yang berwarna kuning

keruh. Warna kuning keruh ini berarti larutan masih belum steril. Lalu larutan Nutrien Broth

dipanaskan menggunakan hot plate. Pemanasan dilakukan sambil diaduk menggunakan magnetik

stirrer yang bertujuan agar Nutrien Broth larut sempurna dan menghasilkan larutan berwarna

kuning yang jernih. Setelah dilakukan pemanasan, labu Erlenmeyer ditutup dengan kapas yang

dibungkus kain kasa dan dilapisi dengan menggunakan alumunium foil. Sedangkan untuk

membuat media Nutrien Agar dibutuhkan 10,05 gram Nutrien Agar dan 500 ml aquades. Nutrien

agar dilarutkan dengan aquades dan menghasilkan larutan yang berwarna kuning tua keruh.

Warna kuning tua keruh ini berarti larutan masih belum steril, setelah itu Nutrien Agar dipanaskan

juga menggunakan hot plate . Pemanasan dilakukan sambil diaduk menggunakan magnetik stirrer

yang bertujuan agar Nutrien Agar larut sempurna dan menghasilkan larutan berwarna kuning tua

jernih. Setelah dilakukan pemanasan, labu Erlenmeyer ditutup dengan kapas yang dibungkus kain

kasa dan dilapisi dengan menggunakan alumunium foil. Tujuan ditutup kapas dan alumunium foil

agar proses sterilisasi media Nutrien Broth berjalan lancar dan menghasilkan media Nutrien Broth

yang benar-benar steril. Setelah itu labu Erlenmeyer dimasukkan kedalam autoclave dengan suhu

121℃ selama 15 menit. Setelah 15 menit, labu dikeluarkan dari autoclave dan menghasilkan

larutan Nutrien Broth yang berwarna kuning jernih sama dengan warna larutan Nutrien Broth

sebelum dimasukkan kedalam autoclave. Setelah itu larutan Nutrien broth didiamkan selama 24

jam di laboratorium. Pendiaman ini dilakukan karena mikroba atau bakteri dapat berkembang biak

dengan cepat dalam waktu 24 jam.

Tujuan dilakukan membuat media dari Nutrien Agar dan Nutrien Broth adalah untuk biakan jamur

pada Nutrien Agar, dan sebagai media pertumbuhan bakteri pada Nutrien Broth. Dari percobaan

yang telah dilakukan ternyata hasil yang diperoleh dari media Nutrien Agar tidak terdapat bakteri

yang berupa lendir pada bagian atas media dan pada Nutrien Broth tidak terdapat jamur yang

tumbuh di sekitar mulut tabung. Hal ini di sebabkan karena alat-alat yang dipakai masih steril,

sedangkan jika terdapat bakteri dan jamur pada media alat-alat yang dipakai sudah dalam kondisi

tidak steril lagi.


G. KESIMPULAN

• Sterilisasi adalah suatu proses penghancuran secara lengkap semua mikroba hidup dan spora-

sporanya.

• Ada 5 metode umum sterilisasi, yaitu : sterilisasi uap (panas lembab), sterilisasi panas kering,

sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi), sterilisasi gas, sterilisasi dengan Radiasi.

• Prinsip penggunaan autoclave di dasarkan pada mikroorganisme termasuk spora yang tahan

panas, mudah terbunuh dengan panas lembab pada temperatur sedikit di atas titik didih air.

• Media Nutrien Agar dan Nutrien Broth hasil yang diperoleh tidak terdapat bakteri maupun jamur

di karenakan alat-alat yang dipakai masih steril.

H. DAFTAR PUSTAKA

Validation of Pharmaceutical Processes (electronic version). James Agalloco. 2008. USA : Informa

Healthcare Inc.

Scoville’s : The Art of Compounding, Glenn L. Jenkins et.all. 1957. New York : MC-Graw Hill Book

Companies.

Remington’s Pharmaceutical Sciences 18 th Edition. A.R. Gennaro. 1990. Pennsylvania : Mack

Publishing Company.

Pharmaceutical Technology. Eugene L. Parrot. 1974. Minneapolis : Burgess Publishing Company.

http://www.scribd.com/doc/16574529/petunjuk-praktikum-mikpl_sharing_status_hidden=1robiologi-

dasar. Di akses tanggal 17 Oktober 2010 08.00 Am.


o
o

o
o

 RENUNGAN

Sterilisasi Alat
 October 09, 2013
 
 0 Comments
LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU PENYAKIT TUMBUHAN
“Sterilisasi Alat”

 Oleh
   Nama : M Guruh Arif Zulfahmi
      NIM     : 105040201111091

JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
      Salah satu hal yang terpenting dalam kegiatan yang bersinggungan dengan aktivitas
mikrobiologi adalah proses sterilisasi. Tujuan utama dengan adanya adalah untuk
meminimalisir atau meniadakan potensi kontaminasi dari mikroba yang tidak diinginkan.
Kontaminasi yang timbul dari mikroba yang tidak diharapkan dikhawatirkan dapat
menghambat aktivitas dari mikroba yang ditumbuhkan atau dapat membahayakan
keselamatan dari pelaksana kegiatan tersebut. Metoda sterilisasi yang dilakukan diupayakan
berlangsung secara cepat dan dapat meminimalkan atau menghilangkan potensi kontaminasi
mikroba seefektif mungkin. Proses sterilisasi yang tidak sempurna dapat menyebabkan
munculnya kontaminasi mikroba baik yang berasal dari peralatan tersebut atau kontaminasi
mikroba dari lingkungan.
      Sterilisasi merupakan usaha untuk membebaskan alat dari segala bentuk kehidupan.
Dalam melakukan suatu pekerjaan dalam praktek mikrobiologi sangat dipengaruhi oleh
kebersihan suatu alat yang digunakan sehingga perlu dilakukan sterilisasi untuk mendapatkan
hasil yang lebih optimal pada saat melakukan biakan murni yaitu hanya satu spesies mikroba
yang berkembang.
      Berdasarkan pemaparan diatas sterilisasi sangat penting dalam melakukan suatu
percobaan, sehingga melatar belakangi praktikan dalam membuat laporan ini agar pengerjaan
praktikan mikrobiologi selanjutnya dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan percobaan.

Tujuan
    Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari proses sterilisasi, macam – macam
sterilisasi serta metode untuk melakukan sterilisasi.    

Manfaat
a. Mendapatkan pemahaman tentang cara melakukan sterilisasi alat.    
b. Mengetahui macam – macam metode sterilisasi.
c. Mengetahui cara pelaksanaan sterilisasi alat laboratorium.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Sterilisasi
 Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika
ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak.
Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri
(Fardiaz, 1992).  Sterilisasi adalah suatu proses perlakuan terhadap bahan atau barang dimana
pada akhir proses tidak terdapat mikroorganisme pada bahan atau barang tersebut (Diana
Arisanti, 2004). Sterilisasi adalah setiap proses kimia , fisika dan mekanik yang membunuh
semua bentuk kehidupan , terutama mikroorganisme ( waluyo,2005).

2.2. Metode Sterilisasi


Pemanasan basah
      Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang digunakan bersama-sama dengan uap air.
Pemanasan basah biasanya dilakukan didalam autoklaf atau aterilisator uap yang mudah
diangkat dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 1210C selama 15 menit
(Hadioetomo, 1985). Cara pemanasan basah dapat membunuh jasad renik atau
mikroorganisme terutama karena panas basah dapat menyebabkan denaturasi protein,
termasuk enzim-enzim didalam sel (Fardiaz, 1992).
Pemanasan kering
      Dibandingkan pemanasan basah, pemanasan kering kurang efisien dan membutuhkan
suhu yang lebih tinggi serta waktu lama untuk sterilisasi. Hal ini disebabkan karena tanpa
kelembaban maka tidak ada panas laten (Hadioetomo, 1985). Pemanasan kering dapat
menyebabkan dehidrasi sel dan oksidasi komponen-komponen di dalam sel (Fardiaz, 1992).
Keuntungan dari pemanasan kering adalah tidak adanya uap air yang membasahi bahan atau
alat yang disterilkan, selain itu peralatan yang digunakan untuk sterilisasi uap kering lebih
murah dibandingkan uap basah (Lay dan Hastowo, 1992). Pemanasan kering sering
dilakukan dalam sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium, dimana menggunakan oven dengan
suhu 160-1800C selama 1,5-2 jam dengan sistem udara statis (Fardiaz, 1992).
Pemanasan bertahap
      Pemanasan bertahap dilakukan bila media atau bahan kimia tahan terhadap uap 1000C
(Lay dan Hastowo, 1992). Pemanasan bertahap (tindalisasi) dilakukan dengan cara
memanaskan medium atau larutan menggunakan uap selama satu jam setiap hari untuk tiga
hari berturut-turut. Waktu inkubasi diantara dua proses pemanasan sengaja diadakan supaya
spora dapat bergerminasi menjadi sel vegetatif sehingga mudah dibunuh pada pemanasan
berikutnya (Fardiaz, 1992).
Perebusan
      Perebusan adalah pemanasan didalam air mendidih atau uap air pada suhu 1000C selama
beberapa menit (Fardiaz,1992). Pada suhu ini sel vegetatif dimatikan, sedang spora belum
dapat dihilangkan (Lay dan Hastowo, 1992).
Penyaringan
      Penyaringan adalah proses sterilisasi yang dilakukan pada suhu kamar. Sterilisasi dengan
penyaringan digunakan untuk bahan yang peka terhadap panas misalnya serum, urea dan
enzim (Lay dan hastowo, 1992). Dengan cara penyaringan larutan atau suspensi dibebaskan
dari semua organisme hidup dengan cara melakukannya lewat saringan dengan ukuran pori
yang sedemikian kecilnya sehingga bakteri dan sel-sel yang lebih besar tertahan diatasnya,
sedangkan filtratnya ditampung didalam wadah yang steril (Hadioetomo,1985).
Radiasi ionisasi
      Radiasi ionisasi adalah radiasi yang mengandung energi yang jauh lebih tinggi daripada
sinar ultraviolet. Oleh karena itu mempunyai daya desinfektan yang lebih kuat. Salah satu
contoh radiasi ionisasi adalah sinar gamma yang dipancarkan dari kobalt-10 (Fardiaz, 1992).
Radiasi dengan sinar gama dapat menyebabkan ion bersifat hiperaktif (Lay dan Hastowo,
1992).
Radiasi sinar ultra violet
       Sinar ultra violet dengan panjang gelombang yang pendek memiliki daya antimikrobial
yang sangat kuat. Daya kerjanya adalah absorbsi oleh asam nukleat tanpa menyebabkan
kerusakan pada permukaan sel. Kerusakan tersebut dapat diperbaiki bila disinari dengan
berkas yang mempunyai gelombang yang lebih panjang (Lay dan Hastowo, 1992).

BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Alat Dan Bahan Serta Fungsi


a. Alat 

 Autoklaf     : Digunakan untuk sterilisasi alat atau media lain (termasuk
sterilisasi   basah)

b. Bahan

 Kertas                      : Untuk mebungkus alat atau media yang akan disterilisasi.


 Alumunium Foil     : Untuk menutup media berupa botol yang disterilisasi.
 Botol UC 1000        : Bahan yang disterilisasi.
 Tissu                       : Untuk membersihkan dan mengeringkan bahan yang
disterilisasi.
 Cawan Petri            : Bahan yang disterilisasi.
 Aquadest               : Bahan yang dimasukkan ke dalam autoklaf untuk
memunculkan uap panas.
 Sabun cuci                : Untuk mencuci media yang akan disterilisasi.
3.2. Pelaksanaan

1. Alat (Cawan Petri) dicuci lalu dikeringkan.


2. Dibungkus dengan kertas.
3. Bila air dalam Autoclaf kurang,maka tambah dengan air sampai menutupi elemen
pemanas.
4. Media dimasukkan Autoclaf untuk disterilisasi
5. Autoclaf ditutup dan dirapatkan.
6. Dinyalakan kompor dan tutup dirapatkan hingga suhu naik menjadi
125˚C(249,8˚F) tekanan 1 atm(o,15 Mpa)
7. Ditunggu selama 45-60 menit
8. Dimatikan kompor dan tunggu sampai tekanan 0 Mpa
9. Dibuka tutup Autoclaf dan dikeluarkan alat-alat
10. Didinginkan
11. Hasil

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

      Pada praktikum Ilmu Penyakit Tumbuhan dengan materi sterilisasi, metode yang kami
terapkan ialah pemanasan basah dengan uap bertekanan menggunakan alat autoklaf.Untuk
mensterilkan kurang lebih 60 Cawan Petri kami memanaskan alat tersebut dengan suhu
125oC, dengan tekanan 1 atm selama kurang lebih 45 menit. 30 menit pertama ialah waktu
yang digunakan agar tekanan pada alat tersebut dapat naik begitu juga suhunya, kemudian
ditambah sekitar 15 menit agar alat yang disterilisasi benar – benar steri dan bebas dari
mikroba atau zat
      Alat yang disterilisasi (cawan petri) dapat dikatakan steril apabila tidak ada mikroba atau
kontaminan pada alat tersebut. Indikasinya dapat diketahui pada saat alat tersebut digunakan
sebagai wadah untuk penempatan media atau bahan yang lain. Jadi salah satu factor yang
menyebabkan terjadinya kontaminasi pada media buatan adalah tempat yang kurang
steril.Namun, kemungkinan terjadinya kondisi tersebut cukup kecil.
      Sterilisasi adalah proses atau kerja untuk membebaskan suatu bahan seperti medium
pertumbuhan mikroba atau peralatan laboratorium dari semua bentuk kehidupan. Proses
sterilisasi dapat dibedakan menurut teknik pengerjaannya, yaitu sterilisasi dengan
penyaringan, khususnya untuk bahan cair yang bersifat termolabil, seperti ekstrak enzim,
serum, toksin bakteri, dan medium pertumbuhan, sterilisasi dengan pemanasan melalui teknik
pemijaran, udara panas, uap air panas maupun uap air panas bertekanan, sterilisasi dengan
senyawa kimia, seperti etilen oksida, maupun beta propiolacton dan sterilisasi melalui
medium UV.
    Untuk sterilisasi dengan menggunakan pemanasan, biasanya yang digunakan adalah
pemanasan kering yaitu menggunakan oven sebagai alat sterilisasinya, dimana dengan
menggunakansuatu siklus oven modern yang dilengkapi udara yang dipanaskan dan disaring.
Rentang suhu khas yang dapat diterima di dalam bejana sterilisasi kosong adalah lebih
kurang 15o , jika alat sterilisasi beroperasi pada suhu tidak kurang dari 250o. selain
menggunakan oven, pemanasan kering juga bisa menggunakan alat yang disebut bunsen dan
spiritus, dimana alat ini biasanya untuk mensterilisasi jarum ose yang akan digunakan pada
proses inokulasi mikroba. Sedangkan pada pemanasan basah yaitu menggunakan alat yang
disebut autoclave, dimana alat ataupun bahan yang akan disterilisasi akan dipanaskan dengan
suhu 1210C, dengan tekanan 1-2 atm, selama 45 menit.
      Ketika ingin menggunakan autoclave, harus diisi dengan air sampai batas rang atau dasar
yang berlubang-lubang tempat meletakkan alat. Alat-alat yang ingin disterilkan harus terlebih
dahulu dibungkus dengan alumunium foil dan bagian mulutnya ditutup dengan kapas. Hal ini
dilakukn untuk menghindari terbentuknya uap air didinding dan didalam alat-alat yang
dipanaskan. Alat-alat yang ingin dipanaskan kemudian dimasukkan kedalam autoclave,
selanjutnya tutup dipasang hingga pas. Kran pengatur tempat keluar air dibiarkan terbuka
sampai uap air saja dan semu udara terdesak keluar dengan demikian didalam bejana hanya
terdapat tekann uap air saja. Besarnya tekanan yang digunakan tergantung pada jenis bahan
atau alat yang disterilisasi.
      Berdasarkan literatur suhu yang digunakan pada oven pada saat sterilisasi sesuai dengan
literatur yang menyatakan “ Pemanasan kering sering dilakukan dalam sterilisasi alat-alat
gelas di laboratorium, dimana menggunakan oven dengan suhu 160-180oC selama 1,5-2 jam
dengan sistem udara statis (Fardiaz, 1992). Suhu yang digunakan pada autoklaf 121oC hal ini
sesuai dengan literatur yang menyatakan “Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang
digunakan bersama-sama dengan uap air. Pemanasan basah biasanya dilakukan didalam
autoklaf atau aterilisator uap yang mudah diangkat dengan menggunakan uap air jenuh
bertekanan pada suhu 121oC selama 15 menit (Hadioetomo, 1985).

BAB V
KESIMPULAN

      Pada praktikum ini, metode sterilisasi yang diterapkan adalah metode sterilisasi secara
fisik dengan uap bertekanan yaitu dengan menggunakan alat yang disebut autoklaf. Secara
teknis proses sterilisasi telah dilakukan secara procedural dan dapat dikatakan berhasil.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat dipahami bahwa sterilisasi adalah proses
atau kerja untuk membebaskan suatu bahan seperti medium pertumbuhan mikroba atau
peralatan laboratorium dari semua bentuk kehidupan. Macam – macam metode sterilisasi
diantaranya sterilisasi secara fisik, kimia dan mekanik.

Saran
          Adapun saran untuk praktikum selanjutnya ialah agar praktikum teknik proses
sterilisasi alat diperbanyak banyak lagi agar dapat diketahui lebih banyak dan juga praktikan
dalam melakukan percobaan dalam laboratorium tidak gaduh agar praktikum dapat berjalan
lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Dinoto. 2007. Media Agar. Ide Besar Istri Peneliti. http://www.nvtech.com 
Diunduh tanggal 19 maret 2013
Anonymous. 2012. Laporan Praktikum Sterilisasi. http://fheeyraredzqiiy.wordpress.com/
Diunduh 19maret 2013
Arisanti, Dian. 2004. Efektivitas Sterilisasi Menggunakan Sinar Ultraviolet Terhadap
Penurunan Angka Kuman Udara Di Ruang Operasi Ibs Rsud Tugurejo
Semarang.Unpublished.
Iman, M. S. 2010. Sterilisasi Dan Pembuatan Media Mikroba.Program Studi Teknik
Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru
Lay, B. W. dan Hastowo. 1982.Mikrobiologi. Rajawali Press Jakarta.
Scoville’s : The Art of Compounding, Glenn L. Jenkins et.all., 1957, New York : MC-Graw
Hill Book Companies.
Validation of Pharmaceutical Processes (electronic version), James Agalloco, 2008, USA :
Informa Healthcare Inc.
Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi Umum. UMM Press, Malang.

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR



STERILISASI

 DisusunOleh:Rifki Muhammad Iqbal (1211702067)Biologi 3 BKelompok 6JURUSAN
BIOLOGIFAKULTASSAINSDANTEKNOLOGIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN
GUNUNG DJATI BANDUNG2012
 
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.
 
I.
 
Judul Praktikum
: Sterilisasi
II.
 
Waktu Pelaksanaan
Praktikum ini dilakukan pada tanggal 05 Oktober 2012, tempat diLaboratorium Biologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung DjatiBandung.
III.
 
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini ialah praktikan dapatmengetahui
sterilisasi dengan autoklaf, filtrasi, dan tyndalisasi, juga diharapkanpraktikan dapat
melakukan kerja aseptis.
 IV.
 
Dasar Teori
Sterilisasi dalam mikrobiologi ialah suatu proses untuk mematikan semuaorganisme yang
terdapat pada atau di dalam suatu benda atau daerah. Ketika untuk pertama kalinya
melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptic,sesungguhnya hal itu telah lama
menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitupembakaran. Namun, kebanyakan peralatan dan
media yang umum dipakai didalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar.
Untungnyatersedia berbagai metode lain yang efektif. (Anonym, 2012).Cara-cara sterilisasi
dan desinfeksi yaitu pembersihan, sinar matahari, sinarultraviolet, sinar-x, sinar-gamma,
pendinginan, dan pemanasan. Macam-macamcara sterilisasi dengan pemanasan yaitu pemanasan
dalam nyala api, pemanasandengan udara panas (dry heat oven), merendam dalam air mendidih
(menggodog),pemanasan dengan uap air yang mengalir, dengan uap air bertekanan
(autoklaf),dan cara sterilisasi benda-benda yang tidak tahan suhu tinggi, misalnyapasteurisasi,
tyndalisasi, dengan pengeringan, dengan penyaringan ( filtrasi), dandengan menggunakan
zat kimia (desinfektan). (Indan, 2003).Pematian mikroorganisme mendasari metode kerja
mikrobiologi danpengawetan bahan makanan. Pembebasan suatu bahan dari mikroorganisme
hidupatau dalam stadium istirahatnya disebut sterilisasi. Jika suatu larutan tidak sterilatau
yang sudah ditanami kuman, tanpa dikehendaki dicemari oleh
 
mikroorganisme, peristiwa ini disebut dengan kontaminasi atau pencemaran.(Hans,
1994).Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa :a.
 
Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat
dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akanberubah atau terurai akibat
temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas
digunakan alat “bejana/ ruang panas” (oven dengan temperatur 170°C
- 180°Cdan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas.b.
 
Sterilisai secara kimia (misalnya dengan menggunakan desinfektan, larutanalkohol, dan
larutan formalin.).c.
 
Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibatpemanasan tinggi
atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan msalnya adalahdengan saringan/filter. Sistem
kerja filter, seperti pada saringan lain adalahmelakukan seleksi terhadap partikel-partikel
yang lewat (dalam hal ini adalahmikroba). (Suriawira, 2005).d.
 
Sterilisasi dengan panas lembabSterilisasi dengan panas lembab biasanya dilakukan dalam
suatu bejanalogam yang disebut autoklaf. Sterilisasi ini dilakukan dengan uap air
jenuhbertekanan 15 lb/in2
(15 Psi/ Pound square inch) selama + 15 menit pada suhu121°C. Suhu tersebut merupakan
suhu sterilisasi terbaik untuk bahan-bahan yangakan disimpan dalam waktu yang cukup lama.
Hubungan antara tekanan dan suhutersebut hanya berlaku bagi tempat-tempat pada
permukaan laut. Untuk tempat-tempat diatas permukaan laut diperlukan tekanan yang lebih
tinggi untuk mencapai suhu yang sama.Autoklaf pada umumnya digunakan untuk mensterilkan
bahan-bahanyang dapat ditembus oleh kelembapan (tidak menolak air) tanpa
merusaknya.Contoh bahan yang dapat disterilkan dengan autoklaf adalah media
biakan,larutan, kapas, sumbar karet, dan peralatan laboratorium. Kontak langsung antarauap
air dan benda yang akan disterilkan amat penting bagi keberhasilan sterilisasi.Penataan
muatan didalam autoklaf harus agak longgar sehingga memungkinkantekanan uap air
menembus ke seluruh bahan-bahan yang disterilkan tersebut.

 
Pengaruh panas lembab di dalam proses sterilisasi ialahmengkoagulasikan protein-protein
mikroba dan mengaktifkannya secara searahtak terkebalikan. Proses sterilisasi dapat berjalan
dengan baik jika di dalamautoklaf hanya terdiri atas uap air saja tanpa ada udara. Oleh karena
itu, udarayang ada di dalam autoklaf harus dikeluarkan dahulu. Setelah di dalam
autoklaf tidak ada udara lagi, uap air dibiarkan mengisi ruangan sampai suhu
mencapai121°C. Setelah suhu tersebut tercapai masih diperlukan waktu antara 11-12
menituntuk mematikan endospora bakteri yang tahan panas.Beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dalam sterilisasi antara lainkepadatan muatan, volume cairan, dan ukuran wadah yang
dipakai. Umumnyabahan yang memakan tempat dan mendekati kedap air memerlukan
pemanasanyang lebih lama. Volume media di dalam botol atau labu jangan sampai
melebihidua pertiga dari tinggi wadah. Wadah sterilisasi yang berukuran kecil semakinbaik
digunakan. Sebagai contoh jika ingin mensterilkan lima liter media lebih baik menggunakan
lima labu yang masing-masing berisi satu liter media daripadamenggunakan satu labu berisi
lima liter media. Volume yang lebih kecilmemerlukan waktu sterilisasi yang lebih pendek.
Jadi, lamanya siklus sterilisasiharus disesuaikan dengan ukuran dan jumlah wadah.Hal yang
harus diperhatikan pula yaitu botol tidak boleh disumbat terlaluketat sehingga kedap udara.
Untuk menyumbat dapat digunakan kapas yangkemudian dilindungi dengan kertas atau
alumumium foil supaya kapas tidak terkena tetesan air sewaktu sterilisasi. Apabila perlu,
dapat juga digunakan sumbatkaret, tutup sekrup, atau tutup plastik. Laju pendinginan dan
pembebasan tekananharus dilakukan dengan perlahan-lahan untuk mencegah pecahnya
perangkat kacapada waktu siklus sterilisasi telah selesai. Untuk itu, suhu di dalam autoklaf
harusdibiarkan turun kembali seperti suhu kamar sebelum tutup autoklaf dibuka.(Suriawira,
2005).
 
V.
 
Alat dan Bahan
Alat Bahan
Cawan petri Gelas ukur Aquadest Kertas koranJarum inokulum Gelas kimia Alkohol 70%Aut
oklaf Oven SpirtusTabung reaksi Pinset KapasLabu erlenmeyer Pipet ukur Alumunium foilB
unsen burner Korek api
VI.
 
Prosedur KerjaA.
 
Sterilisasi dengan cara pembakaran
Bunsen BurnerDinyalakan dan diatur besar api nyaJarum Inokulum (ose)Dibakar hingga
menyala dariujung hingga pangkalnyaJarum ose yang telah dipanaskanDidiamkan hingga
dinginJarum ose siap digunakan untuk inokulasi mikroba
 
B.
 
Persiapan alat sebelum sterilisasi dengan Autoklaf 
a.
 
Tabung Reaksib.
 
Cawan PetriTabung ReaksiLubang tabung reaksi di tutup (disumbat)dengan kapas sekuat
mungkinTabung yang sudah disumbatCawan PetriDibungkus rapi dengan kertas koranCawan yang
sudah dibungkus dengan kertas koran
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.
 
C.
 
Sterilisasi dengan Autoklaf 
Alat-alat yang akan disterilisasi yang telah disiapkanDimasukkan kedalam
autoklaf Autoklaf Sumber panas (Kompor) dinyalakan lalu simpanautoklaf diatasnya.
Tunggu hingga semua udarakeluar (hanya uap yang memenuhi ruangan autoklaf Autoklaf Setelah
keluar uap air, dan suhu mencapai 121
°
C dantekanan 15 Psi hitung timer selama 15 menitAutoklaf Setelah 15 menitDimatikan
sumber panasnya (kompor) dan tungguhingga tekanan dalam autoklaf sama dengantekanan
udara di lingkungan ( diluar )Alat-alatAlat-alat siap digunakanSetelah tekanan rendah alat-
alat dikeluarkan dari autoklaf 
 
VII.
 
Hasil Pengamatan
A.
 
Persiapan alat sebelum di sterilisasi dengan autoklaf 
Tabung ReaksiCawan PetriSebelum tabung rekasi di tutup dengan kapassiapkan kapas yang
telah digulung.Cawan Petri disimpan diatas koranKertas koran dilipat menutupi cawan
petriKapas dimasukkan kelubang tabung reaksi(disumbatkan) sepadat mungkin, tapi
kapasmasih dapat ditarik keluar.Kertas koran menutupi seluruh permukaan cawanTabung
rekasi siap untuk di sterilisasi denganautoklaf 
Cawan Petrisiap untuk disterilisasidengan autoklaf 
 
B.
 
Sterilisasu pada autoklaf 
Gambar ketika proses sterilisasi dengan Autoklaf keteranganGambar ketika proses
pemanasan Autoklaf diatas kompor sebagai sumber panas.Pada proses ini dibutuhkan waktu
selama 15menit (dihitung sejak suhu mencapai 121
°
Cdan tekanan mencapai 15 Psi.Dan tutup uap keluar dibuka sekali-kali untuk mendapatkan
suhu dan tekanan yang tetapyaitu 121
°
C dan tekanan 15 Psi.Gambar pada saat Autoklaf selesaimensterilisasi benda-benda di dalam
nya.Autoklaf boleh dibuka pada saat tekanan dansuhu mencapai angka nol pada alat
pengukursuhu dan tekanan yang terdapat pada Autoklaf ini.
 
VIII.
 
Pembahasan
Sterilisasi adalah suatu proses dimana kegiatan ini bertujuan untuk membebaskan alat
atau bahan dari berbagai macam mikroorganisme. Suatu bahanatau alat bisa dikatakan steril
apabila bebas dari mikroorganisme hidup yangpatogen maupun tidak, baik dalam bentuk
vegetatif ataupun bentuk non-vegetatif (spora).Sebelum melakukan percobaan atau praktikum
mikrobiologi khususnya padapraktikum penanaman (inokulasi) mikroba, atau pada
penelitian-penelitian lainnyamengenai mikroba, alat yang digunakan harus disterilisasi
terlebih dahulu untuk menghindari kontaminasi dari maikroba atau zat-zat lain yang
menempel padabahan atau alat yang akan digunakan. Adapun metode sterilisasi yang
digunakanpada praktikum kali ini yaitu sterilisasi pemanasan basah, yaitu
denganmenggunakan autoklaf.Adapun pembahasan pada praktikum kali ini adalah :1.
 
Persiapan alat yang akan di sterilisasi dengan autoklaf, yaitu pertamaperlakuan pada tabung
reaksi yaitu dengan menyumbat lubang tabung reaksidengan menggunakan kapas sepadat
mungkin tetapi masih dapat dibuka(kapasnya, tidak menyumbat selamanya). Lalu kedua
perlakuan pada cawanpetri yang akan di sterilisasi juga menggunkan autoklaf yaitu
denganmembungkusnya menggunakan kertas koran pada seluruh permukaan cawanpetri dengan rapi.
Lalu alat-alat tersebut pun siap untuk di sterilisasi denganautoklaf.
 
2.
 
Sterilisasi dengan menggunakan autoklaf. Prinsip kerja autoklaf adalahmenggunakan uap air
bertekanan untuk mensterilisasikan suatu benda denganmengkoagulasikan protein pada
bakteri sehingga bakteri akan mati.Sterilisasi menggunakan autoklaf ini termasuk kedalam
sterilisasi panasbasah karena menggunakan uap air bertekanan dalam proses men-steril-
kanbenda nya. Sterilisasi basah ini dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apasaja yang
dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu
 
yang berkisar antara 110
°
C dan 121
°
C. Bahan-bahan yang biasa disterilkandengan cara ini antara lain medium biakan yang
umum, air suling, peralatanlaboratorium, biakan yang akan dibuang, medium tercemar, dan
bahan-bahandari karet. (Anonym, 2012)Ada 4 hal utama yang harus diingat bila melakukan
sterilisasi basah,yaitu :a.
 
Sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkanbetul-betul dari ruang
autoklaf (sterilisator).b.
 
Semua bagian bahan yang disterilkan harus terkenai uap,karena itutabung dan labu kosong
harus diletakan dalam posisi tidur agar udara tidak terperangkap di dasarnya.c.
 
Bahan-bahan yang berpori atau berbentuk cairan harus permeabelterhadap uap.d.
 
Suhu sebagaimana yang terukur oleh termometer harus mencapai121
°
C dan dipertahankan setinggi itu selama 15 menit. (Anonym, 2012).
XI.
 
Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :1.
 
Alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum mikrobiologi harusdalam keadaan
steril atau bebas dari mikroorganisme baik yang patogenatau pun yang tidak. Baik yang
vegetatif maupun yang non-vegetatif (spora).2.
 
Metode sterilisasi antara lain secara fisik, kimia, dan mekamik.3.
 
Sterilisasi dengan menggunakan autoklaf termasuk kedalam sterilisasifisik yang menggunakan
pemanasan basah ( menggunakan uap airbertekanan) yang dilakukan pada suhu 121
°
C dan tekanan 15 Psi selama15 menit.4.
 
Alat dan bahan yang disterilisasi dengan autoklaf ini harus dapat ditembusdengan uap air
(bukan alat atau benda yang menolak uap air/hidrofobik).

Trusted by over 1 million members


Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.
 
Daftar Pustaka/ Daftar Acuan

Anonym. 2012. Jurnal Pengenalan Alat dan
Sterilisasi.http://www.farmasiq.blogspot.com/feeds/comment.default.[04Oktober 2012].

Anonym. 2012. Sterilisasi secara
kimia.http://www.blogcatalog.com/directory/educationnad_training/secondary.[04 Oktober
2012].

Indan. 2003.
Mikrobiologi dan Parasitologi 
. PT. Citra AdityaBakti; Bandung.

Suriawira. 2005.
Pengantar Mikrobiologi Umum 
. Angkasa.Bandung.

Yusriani, dr. 2008.
Kumpulan Diktat Kuliah Mikrobiologi.
UIT;Makassar.
 

PROSEDUR STERILISASI WADAH DAN ALATDENGAN METODE PANAS


BASAH

Tujuan :1 . M e m a h a m i c a r a s t e r i l i s a s i p a n a s b a s a h 2 . M e l a k u k a n s t e r i l i s a s i
alat dengan
autoklaf 3 . M e l a k u k a n   p e m b u a t a n   s e d i a a n   s t e r i l   d e n g a n   s t e r i l i s a s i  
p a n a s   b a s a h   d e n g a n   d e n g a n menggunakan autoklaf Tahap kerja:1 . H i d u p k a n
pemanas air
p a d a   a u t o k l a f   2 . M a s u k k a n   w a d a h / a l a t   p a d a   r u a n g   s t e r i l i s a t o r , 
U s a h a k a n   a l a t   y a n g   d i s t e r i l k a n mempunyai keseragaman jenis, besar
maupun tebal.3.Tutup autoklaf dengan posisi klep terbuka. Lakukan tahap
sterilisasi berikut:
a.
Tahap pengusiran udara: biarkan klep terbuka selama 5 menitset
e l a h keluarnya uap dari klep. Selanjutnya tutup klep.  b . T a h a p   p e m a n a s a n :   t a h a p   i n i
s a m p a i t e r p e n u h i n y a s u h u p e m b i n a s a a n   ( 1 1 5 ° C atau 121°C)c.Tahap
keseimbangan: tahapan yang diperlukan untuk menghasilkan kesamaansuhu
disemua titik pada ruang autoklaf dan semua benda yang disterilkan.Lamanya
tahap keseimbangan tergantung jenis, volume dan tebal alat
yangdisterilkan.d.Tahap pembinasaan: waktu yang diperlukan untuk proses
pembinasaan (misalsuhu 121°C mempunyai waktu pembinasaan 15
menit)e . T a h a p   p e n j a m i n a n :   w a k t u   y a n g   d i p e r l u k a n   u n t u k   s e m
p u r n a n y a   p r o s e s  pembinasaan mikroorganisme. Lama waktu penjami
n a n   =   ½   d a r i   w a k t u  pemerataan.
f.
Tahap jatuh: waktu yang diperlukan untuk menghabiskan uap jenuh dalamruang
autoklaf (ditandai dengan tidak keluarnya uap air dari klep)
You're reading a preview. Unlock full access with a free trial. 
Pages 2 to 5 are not shown in this preview.

Download With Free Trial

 
g.Tahap pendinginan: waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu 80°C.
You're Reading a Preview

Unlock full access with a free trial.


Download With Free Trial
 
PROSEDUR KERJA STERILISASI WADAH DAN ALATDENGAN METODE
STERILISASI PANAS KERING
Tujuan:1 . M e m a h a m i c a r a s t e r i l i s a s i p a n a s k e r i n g 2 . M e l a k u k a n s t e r i l i s a s i
alat dengan
oven3 . M e l a k u k a n   p e m b u a t a n   s e d i a a n   s t e r i l   d e n g a n   s t e r i l i s a
s i   p a n a s   k e r i n g   d e n g a n menggunakan ovenTahap
kerja:1 . O v e n   d i n y a l a k a n 2.Atur tombol pada ruang oven sampai didapatkan
temperature yang dikehendaki3 . M a s u k k a n a l a t   p a d a   r u a n g o v e n , d e n g a n
p o s i s i s e d e m i k i a n r u p a , s e h i n g g a   t i d a k a d a alat yang terhalang kontak dengan
suhu4.Tutup oven dan lakukan proses sterilisasi dengan tahapan sebagai
berikut:a . T a h a p   p e m a n a s a n   :   t a h a p a n   i n i   s a m p a i   t e r p e n u h i n y a   s u h
u   p e m b i n a s a a n (misalnya 170°C)
b.
Tahap pembinasaan : waktu yang diperlukan untuk proses
pembinasaanc . T a h a p   p e n j a m i n a n :   a k t u   y a n g   d i p e r l u k a n   u n t
u k   s e m p u r n a n y a   p r o s e s  pembinasaan mikroorganisme. Lama wak
t u   p e n j a m i n a n   =   ½   d a r i   w a k t u  pemerataand.Tahap pendinginan: waktu yang
diperlukan untuk mencapai suhu 40°C

 LUS
 PINTEREST
 LINKEDIN
 INSTAGRAM
 YOUTUBE
 GITHUB
 DRIBBBLE
 RSS
Laporan Mikrobiologi Umum Sterilisasi
on July 01, 2015  in laporan praktikum, mikrobiologi umum  with No comments
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM
STERILISASI

Oleh

Bayu Apriliwan
05031281320017

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam mempelajari mikroorganisme dalam kultur murni, para mikrobiolog


memerlukan alat-alat yang menunjang dalam usaha mendapatkan kultur  murni. Dalam
mikrobiologi, peralatan laboratorium merupakan unsur penting yang harus ada. Peralatan
yang ada dalam laboratorium pun haruslah steril agar dapat menunjang pekerjaan yang
berhubungan dengan mikroorganisme dan hal tersebut merupakan syarat mutlak. Artinya,
pada bahan atau peralatan yang akan digunakan harus bebeas dari mikroorganisme yang tidak
diingikan yang dapat merusak media atau koloni suatu mikroorganisme yang diinginkan. 
Adapun peralatan yang umumnya digunakan di dalam laboratorium mikrobiologi antara lain :
Media yaitu; cair, semi solid, solid (agak miring (siant), agak tegak (deep), agak
cawan(plate)) dan peralatan yaitu;  autoklaf, tabung kultur, cawan petri, jarum inokulasi,
pipet, waterbath, inkubator, dan lemari pendingin (Suriawira,2005)
            Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme
yang terdapat pada atau didalam suatu benda. Ketika anda untuk pertama kalinya melakukan
pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya anda telah menggunakan salah satu
sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai
dalam pekerjaan mikrobiologis akan menjadi rusak bila dibakar. Untungnya tersedia berbagai
metode lain yang efektif (Hadioetomo, 1993).
          Ada tiga cara yang umum digunakan dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas,
penggunaan bahan kimia dan penyaringan (Filtrasi). Bila panas digunakan bersama – sama
dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembut atau sterilisasi basah, bila tanpa
kelembapan maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering (Hadioetomo, 1993).
          Sterilisasi kimiawi dapat dilakukan  dengan menggunakan gas atau radiasi. Metode
sterilisasi yang umum digunakan secara rutin dilaboratorium mikrobiologi ialah yang
menggunakan panas (Hadioetomo, 1993).
Mikroorganime hidup di segala tempat (tanah, air udara makanan, pembuangan, dan pada
permuikaan tubuh). Keberadaan mereka yang ada di segala tempat menyulitkan para
mikrobiolog untuk memperoleh suatu koloni mikroorganisme tertentu dan yang sejenis tanpa
adanya mikroorganisme lain yang mencampuri koloni tersebut. Kultur mikroorganisme yang
tersusun dari sel-sel sejenis (tuinggal) disebut juga sebagai kultur murni.
Steril merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam lab mikrobiologi. Dalam
melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat dilakukan secar
sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain yang  mengkontaminasi media.
Sterilisasi adalah proses untuk menjadikan alat-alat terbebas dari segala bentuk kehidupan.
Seperti yang telah disebutkan bahwa tujuan sterilisasi untuk mematikan mikroorganisme
yang tidak diinginkan agar tidak ikut tumbuh.
Ada beberapa teknik sterilisasi, yaitu dengan cara fisik dengan panas, mekanik
dengan filtrasi dan kimia dengan senyawa-senyawa kimia. Dalam praktikum ini kami
mencoba mempelajari bagaimana cara mensterilisasi alat-alat yang nantinya dipakai untuk
bekerja di dalam laboratorium mikrobiologi. Kami mencoba untuk melakukan sterilisasi guna
bekal untuk keberhasilan dalam menumbuhkan suatu biakan koloni mikroorganisme yang
diinginkan.

B. Tujuan Percobaan
Untuk memahami cara sterilisasi dengan menggunakan autoclave dalam kondisi yang
aseptis.

II. TINJAUAN PUSTAKA


            Suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, jika ditumbuhkan di alam
suatu medium tidak ada jasad renik yang dapat berkembang baik dinamakan Sterilisasi .
Sterilisasi harus dapat membunuh renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz,
1992). Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri
masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung
sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan
mikrobia akan diluluhkan (Lay dan Hatowo, 1992).
            Sterilisasi ada beberapa cara diantaranya sterilisasi secara fisik (pemanasan,
penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan
disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan
udara panas, dipergunakan alat “bejana/ruang panas” (oven dengan temperatur 170-1800C 
dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas). Sterilisasi
secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin).
Sterilisasi secara makanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi
atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter.
Sitem kerja filter, seperti pada saringan adalah melakukan seleksi terhadap pertikel-partikel
yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba) (suriawiria, 2005)
            Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoclave uap yang mulai diangkat
dengan menggunakan uap air jenuh pada suhu 1210C selama 15 menit. Adapun alasan
digunakannya suhu 1210C itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada ketinggian permukaan laut.
Autoclave merupakan alat yang essensial dalam setiap laboratorium mikrobiologi, ruang
sterilisasi di rumah-rumah sakit serta tempat-tempat lain yang memproduksi produk steril.
Pada umumnya (tidak selalu) autoclave dijalankan padaa tekanan kira-kira 15-16 per  (5
kg/cm2) pada suhu 1210C . Waktu yag diperlukan untuk sterilisasi bergantung pada sifat
bahan yang disterilkan, tipe wadah dan volume bahan. Misalnya 1000 buah tabung reaksi
yang masing-masing berisi 10 ml medium cair dapat disterilkan dalam waktu 10-15 menit
pada suhu 1210C, sedangkan jumlah medium yang sama bila ditempatkan dalam wadah 10
wadah berukuran 1 liter akan membutuhkan 1 liter akan membutuhkan waktu 20-30 menit
pada suhuyang sama untuk menjamin tercapainya sterilisasi (Pelczar dan Schan, 1992).
            Antonie Van Leuwenhook adalah orang yang pertama kali melihat bakteri dengan
menggunakan instrumen optik yang terdiri atas lensa bikonvens. Pada waktu itu ia
menemukan bakteri dalam berbagai cairan, diantara cairan tubuh, air, ekstrak lada, serta bir.
Penemuan mikroskop pada waktu itu membuka peluang unttuk dilakukannya penelitian
mengenai proses terjadinya fermentasi dan penemuan jasad renik penyebab penyakit
(Ferdias, 1992).
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik
dan kimiawi (Indra, 2008) :
1. Sterilisasi mekanik/Filtrasi
Sterilisai secara mekanik (filtrasi) dikerjakan dalam suhu ruangan dan menggunakan
suatu saringan yang berpori sangat kecil ( 0.22 mikron atau 0.45 mikron ) sehingga mikroba
tertahan pada saringan tersebut. Sterilisasi ini ditujukan untuk bahan yang peka panas,
misalnya larutan enzim dan antibiotik.
2. Sterilisasi Fisik
Sterilsasi fisik dapat digunakan dengan cara pemanasan atau penyinaran. Terdapat
empat macam sterilisasi dengan pemanasan :
a.  Pemijaran Api
membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b.  Panas kering
Sterilisasi panas kering yaitu sterilisasi dengan menggunakan udara panas. Karakteristik
sterilisasi kering adalah menggunakan oven suhu tinggi (170-180’C) dengan waktu yang
lama (1-3 jam). Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya
erlenmeyer, tabung reaksi dll. Sebelum dimasukkan ke dalam oven alat/bahan teresbut
dibungkus, disumbat atau dimasukkan dalam wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi
ketika dikeluarkan dari oven.
c. Uap panas
Konsep ini hampir sama dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat
menggunakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d. Uap panas bertekanan (Autoclaving)
Alat yang digunakan adalah autoclave. Cara kerja alat ini adalah menggunakan uap panas
dengan suhu 121oC selama 15 menit pada tekanan 1 atm. Sterilisasi uap tergantung pada:
1) alat/bahan harus dapat ditembus uap panas secara merata tanpa mengalami kerusakan
2) Kondisi steril harus bebas udara (vacum)
3) Suhu yang terukur harus mencapai 121oC dan dipertahankan selama 15 menit.
Bahan/alat yang tidak dapat disterilisasi dengan uap panas adalah serum, vitamin,
antibiotik, dan enzim, pelarut organik, seperti fenol, buffer dengan kandungan detergen,
seperti SDS. Erlenmeyer hanya boleh diisi media maksimum ¾ dari total volumenya.
Prosedur dalam penggunaan autockave :
a)    Pelajari bagian-bagian autoclave dan fungsinya masing-masing.
b)   Tuangkan air suling ke dalam autoclave hingga batas yang dianjurkan.
c)    Masukkan alat/bahan yang akan diserilkan, ditata sedemikian rupa sehingga uap air secara
merata dapat menembus alat/bahan yang akan disterilkan tersebut.
d)   Tutup autoclave dan hidupkan alat. Perhatikan tahap kenaikan suhu dan tekanan pada
autoclave. Tunggu hingga alat mencapai suhu 121oC selama 15 menit. Autoclave akan
otomatis membunyikan alarm, jika proses sterilisasi sudah selesai.
e)    Hindari membuka tutup autoclave begitu proses sterilisasi selesai, tunggu sampai tekanan
dan suhunya turun.
Sterilisasi fisik dengan penyinaran dapat dengan menggunakan sinar Ultra Violet (Riantini,
2001)
3. Sterilisasi kimiawi
Digunakan pada alat/bahan yang tidak tahan panas atau untuk kondisi aseptis
(Sterilisasi meja kerja dan tangan). Bahan kimia yang dapat digunakan adalah Alkohol, asam
parasetat, formaldehid dll.

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu


            Praktikum ini dilaksnakan pada hari senin tanggal 15 september 2014 pukul 10.00
sampai dengan selesai di laboratorium Kimia Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya.

B. Alat dan Bahan


           
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah: 1) Autoklaf, 2) Bunsen, 3)
Cawan petri, 4), Erlenmeyer, 5) Pipet mikro, 6) Tabung reaksi
            Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah: 1) Aquadesh, 2) Agar-agar,
3) Kapas, 4) Kertas, 5) Plastik.

C. Cara Kerja
Cara kerja dalama peraktikum ini adalah sebagai berikut:
1.    Alat yang akan digunakan dicuci bersih dan dikering anginkan.

2.    Alat tersebut kemudian dibungkus dengan kertas hingga semua bagian tertutup rapat.
Kemudian semua alat dibungkus dengan plastik HDPE dan diikat dengan karet.

3.    Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu bayaknya air dalam autoklaf. Gunakan air
destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.

4.    Masukan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka tutup harus
dikendorkan.

5.    Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan buat pengaman agar tidak ada uap yang keluar
dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.

6.    Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 1210C.

7.    Tunggu sampai air mendidih,. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu
sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.

8.    Jika alaram tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompertemen turun hingga
sam dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka
nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasildariketidakpastiandalampengukuransebagaiberikut :
No Nama Alat Gambar Alat Keterangan
1 Autoklaf Autoklaf disini diguna
mensterilkan alat-alat labo
ingin kita gunakan dengan
tekanan uap dengan suhu 1
menit.

2 Bunsen Bunsen disini gunakan seba


sementara untuk membunuh
yang ada disekelilingny
pengambilan sampel ataup
sampel pada media

3 Cawan petri Cawan petri digunakan seba


mikrobia dengan tambahan
cawan yaitu agar

4 Erlenmeyer Erlenmeyer disini berfung


sementara aquadrest ya
sterilisasikan

5 Pipit mikro Pipet mikro disini digun


mengambil sampel denga

6 Tabung reaksi Tabung reaksi digunakan


pencampuran aquadrest den
telah diambil dengan p

7 Kapas Kapas digunakan sebagai


erlenmeyer pada saat diste
uap tidak keluar, juga dig
menutup mulut tabun

8 Kertas Kertas untuk membungkus a


akan disterilisasikan agar t
dibungkus pela

9 Plastik HDPE Plastik HDPE ini digun


membungkus alat-alat kim
disterilkan.

B. Pembahasan
   Yang dimaksud sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan
semua organisme yang terdapat pada atau didalam suatu benda (Hadioetomo, 1993).
Sterilisasi alat–alat laboratorium untuk pengamatan mikroba sebelum digunakan adalah
penting, cara yang salah satu yang dapat digunakan adalah Autoclave.
Autoclave adalah cara sterilisasi dengan menggunakan uap bertekanan panas.
Autoclave merupakan sebuah alat yang terdiri atas suatu bejana yang tahan terhadap tekanan
tinggi yang dilengkapi manometer (barometer), termometer dan klab bahaya. Prinsip kerja
alat ini sama dengan prinsip kerja kukusan hanya saja memiliki tekanan sehingga
menghasilkan panas yang lebih tinggi.
Dalam pratikum  ini kita telah mengenal beberapa alat mikroba yang dimana alat–alat
tersebut mempunyai peranan masing–masing. Seperti cawan petri dan erlenmeyer yang dapat
kita gunakan untuk peletakan media. Tabung reaksi yang berguna untuk meletakkan agar
miring, dan untuk meletakan tabung ini kita bisa menggunakan rak tabung reaksi. Mikropipet
dan pipet hisap yang dapat kita gunakan untuk mengambil suspensi mikroba, yang dapat
dibantu oleh bluetip dan yellowtip. Untuk membuat wilayah steril kita dapat menggunakan
lampu bunsen.
Untuk mengaduk sample kita dapat menggunakan spatula dan magnetic stirer serta
shaker. Untuk steril media kita dapat menggunakan autoclave dan oven, dan inkubator dapat
digunakan untuk menginkubasi media dengan suhu ruang.
Dalam sterilisasi yang menggunakan autoclave kita menggunakan suhu 121°C, ini
dikarenakan pada suhu ini mikroorganisme sudah mati. Pada sterilisasi alat dibutuhkan waktu
20–30 menit, dan untuk bahan 15 menit.
Pada waktu sterilisasi alat dan bahan terdapat perbedaan waktu, ini di karenakan besar
tekanan yang digunakan tergantung pada macam bahan dan alat yang disterilkan, sehingga
terjadi perpanjangan waktu pemanasan.
Dalam percobaan ini mungkin saja teradi faktor kesalahan, contohnya seperti pada saat
pembukusan cawan petri mungkin saja akan salah pembukusan dan terbaliknya cawan petri.

Bahan-bahan yang biasa  disterilkan dengan cara ini antara lain medium biakan yang
umum, air suling, peralatan laboratorium, biakan yang akan dibuang, medium tercemar, dan
bahan-bahan dari karet.
Ada 4 hal utama yang harus diingat bila melakukan sterilisasi basah,yaitu :
a)    Sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul-betul dari ruang
autoklaf (sterilisator).

b)   Semua bagian bahan yang disterilkan harus terkenah  iuap, karena itu tabung dan labu kosong
harus  diletakan dalam posisi tidur agar udara tidak terperangkap di dasarnya.

c)    Bahan-bahan yang berpori atau berbentuk cairan harus permeable terhadap uap.

d)   Suhu sebagaimana yang terukur oleh termometerharus mencapai121°C dan


dipertahankansetinggi itu selama 15 menit.
Sterilisasi dapat berjalan baik bilamana seorang praktikan sebelumnya telah dibekali
dengan pengetahuan mengenai pengenal analat  sehingga pada praktikum ini tujuan sterilisasi
dapat tercapai dan peralatan serta bahan yang disterilisasi tersebut tidak rusak dan juga dapat
dengan tepat mengambil keeputusan metodesterilisasi yang akan dipakai.

V. KESIMPULAN
Dari percobaan ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.      Sterilisasi adalah suatu perlakuan membebaskan benda yang akan digunakan dari
mikroorganisme kontaminan.

2.      Metode sterilisasi antara lain secara fisik, kimia, dan mekanik.

3.      Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan menggunakan udara panas atau uap air panas dengan
tekanan tinggi dengan temperatur uap 1210C.

4.      Sterilisasi secara kimia menggunakan desinfektans, larutan alkohol, larutan formalin latutan
AMC, karena dapat membunuh mikroba dengan tekanan osmotiknya.

5.      Sterilisasi secara mekanik yaitu menggunakan saringan atau filter.


DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D.2005. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.

Ferdias.1992.Sterilisasi.
(onlin).http://www.academia.edu/directory/educationnad_training/secondary. (diakses pada
tanggal 17 september 2014)

Hadioetomo. Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka
Utama

Indra. 2008.Mikrobiologi dan ParasitologiI. PT. Citra AdityaBakti; Bandung.

Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta : Andi.

Nursina.2012.Sterilisasi.(online).https://www.academia.edu/7236446/Laporan_Sterilisasi_Alat
-alat_mikrobiologi. (diakses pada tanggal 17 september 2014).

Riantini. (2001). Sterilisasi secara fisik. (onlin). http:/ / www.ed.uiuc.edu./mikroorganisme/ste rili-


sasi-secara-fisik/Html. (diakses pada tanggal 17 september 2014)

Suriawira. 2005. Pengantar Mikrobiologi Umum . Angkasa.Bandung.

Yusriani, dr. 2008.Kumpulan Diktat Kuliah Mikrobiologi.UIT;Makassar

Lay dan Hatowo, 1992. “Mikroorganisme; Sterilisasi Alat Kimia”. Perlakuan perlepasan


mikroorganisme. 28 (2), 30-34
mikroorganisme, peristiwa ini disebut dengan kontaminasi atau pencemaran.
(Hans, 1994).
Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa :
a.
Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan
sinar gelombang pendek
yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan
berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas
digunakan alat “bejana/ ruang panas” (oven dengan temperatur 170°C
-
180°C
dan
waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas.
b.
Sterilisai secara kimia (misalnya dengan menggunakan desinfektan, larutan
alkohol, dan larutan formalin.).
c.
Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat
pemanas
an tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan msalnya adalah
dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah
melakukan seleksi terhadap partikel
-
partikel yang lewat (d
alam hal ini adalah
mikroba). (S
uriawira, 2005).
d.
Sterilisasi dengan panas lembab
Sterilisasi dengan panas lembab biasanya dilakukan dalam suatu bejana
logam yang disebut autoklaf. Sterilisasi ini dilakukan dengan uap air jenuh
bertekanan 15 lb/in
2
(15 Psi/ Pound square inch) selama
+
15 menit pada suhu
121°C. Suhu tersebut merupakan suhu sterilisasi terbaik untuk bahan
-
bahan yang
akan disimpan dalam waktu yang cukup lama. Hubungan antara tekanan dan suhu
tersebut hanya berlaku bagi tempat
-
tempat pada permukaan laut. Untuk tempat
-
tempat diatas permukaan
laut diperlukan tekanan yang lebih tinggi untuk
mencapai suhu yang sama.
Autoklaf pada umumnya digunakan untuk mensterilkan bahan
-
bahan
yang dapat ditembus oleh kelembapan (tidak menolak air) tanpa merusaknya.
Contoh bahan yang dapat disterilkan dengan a
utoklaf adalah media biakan,
larutan, kapas, sumbar karet, dan peralatan laboratorium. Kontak langsung antara
uap air dan benda yang akan disterilkan amat penting bagi keberhasilan sterilisasi.
Penataan muatan didalam autoklaf harus agak longgar sehingga m
emungkinkan
tekanan uap air menembus ke seluruh bahan
-
bahan yang disterilkan tersebut.
Pengaruh panas lembab di dalam proses sterilisasi ialah
mengkoagulasikan protein
-
protein mikroba dan mengaktifkannya secara searah
tak terkebalikan. Proses sterilisasi
dapat berjalan dengan baik jika di dalam
autoklaf hanya terdiri atas uap air saja tanpa ada udara. Oleh karena itu, udara
yang ada di dalam autoklaf harus dikeluarkan dahulu. Setelah di dalam autoklaf
tidak ada udara lagi, uap air dibiarkan mengisi ruanga
n sampai suhu mencapai
121°C. Setelah suhu tersebut tercapai masih diperlukan waktu antara 11
-
12 menit
untuk mematikan endospora bakteri yang tahan panas.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam sterilisasi antara lain
kepadatan muatan, volume cairan, dan ukuran wadah yang dipakai. Umumnya
bahan yang memakan tempat dan mendekati kedap air memerlukan pemanasan
yang lebih lama. Volume media di dalam boto
l atau labu jangan sampai melebihi
dua pertiga dari tinggi wadah. Wadah sterilisasi yang berukuran kecil semakin
baik digunakan. Sebagai contoh jika ingin mensterilkan lima liter media lebih baik
menggunakan
lima labu yang masing
-
masing berisi satu liter m
edia daripada
menggunakan satu labu berisi lima liter media. Volume yang lebih kecil
memerlukan waktu sterilisasi yang lebih pendek. Jadi, lamanya siklus sterilisasi
harus disesuaikan dengan ukuran dan jumlah wadah.
Hal yang harus diperhatikan pula yaitu
botol tidak boleh disumbat terlalu
ketat sehingga kedap udara. Untuk menyumbat dapat digunakan kapas yang
kemudian dilindungi dengan kertas atau alumumium foil supaya kapas tidak
terkena tetesan air sewaktu sterilisasi. Apabila perlu, dapat juga digunakan
sumbat
karet, tutup sekrup, atau tutup plastik. Laju pendinginan dan pembebasan tekanan
harus dilakukan dengan perlahan
-
lahan untuk mencegah pecahnya perangkat kaca
pada waktu siklus sterilisasi telah selesai. Untuk itu, suhu di dalam autoklaf harus
dibia
rkan turun kembali seperti suhu kamar sebelum tutup autoklaf dibuka.
(Suriawira, 2005).
V.
Alat dan Bahan
Alat
Bahan
Cawan petri
Gelas ukur
Aquadest
Kertas koran
Jarum inokulum
Gelas kimia
Alkohol 70%
Autoklaf
Oven
Spirtus
Tabung reaksi
Pinset
Kapas
Labu erlenmeyer
Pipet ukur
Alumunium foil
Bunsen burner
Korek api
VI.
Prosedur Kerja
A.
Sterilisasi dengan cara pembakaran
Bunsen Burner
Dinyalakan dan diatur besar api nya
Jarum Inokulum (ose)
Dibakar hingga menyala dari
ujung hingga pangkalnya
Jarum ose yang telah dipanaskan
Didiamkan hingga dingin
Jarum ose siap digunakan untuk inokulasi mikroba
B.
Persiapan alat sebelum sterilisasi dengan Autoklaf
a.
Tabung Reaksi
b.
Cawan Petri
Tabung
R
eaksi
Lubang tabung
reaksi di tutup (disumbat)
dengan kapas sekuat mungkin
Tabung yang sudah disumbat
Cawan Petri
Dibungkus rapi dengan kertas koran
Cawan yang sudah dibungkus dengan kertas koran
C.
Sterilisasi dengan Autoklaf
Alat
-
alat yang akan disterilisasi yang telah disiapkan
Dimasukkan kedalam autoklaf
Autoklaf
Sumber panas (Kompor) dinyalakan lalu simpan
autoklaf diatasnya. Tunggu hingga semua udara
keluar (hanya uap yang memenuhi ruangan autoklaf
Autoklaf
Setelah keluar uap air, dan suhu mencapai 121
°
C dan
tekanan 15 Psi hitung timer selama 15 menit
Autoklaf
Setelah 15 menit
Dimatikan sumber panasnya (kompor) dan tunggu
hingga tekanan dalam autoklaf sama dengan
tekanan
udara di lingkungan ( diluar )
Alat
-
alat
Alat
-
alat siap digunakan
Setelah tekanan rendah alat
-
alat dikeluarkan dari autoklaf
VII.
Hasil Pengamatan
A.
Persiapan alat sebelum di sterilisasi dengan autoklaf
Tabung Reaksi
Cawan Petri
Sebelum tabung rekasi di tutup dengan kapas
siapkan kapas yang telah digulung.
Cawan Petri disimpan diatas koran
Kertas koran dilipat menutupi cawan petri
Kapas dimasukkan kelubang tabung reaksi
(disumbatkan) sepadat mungkin,
tapi kapas
masih dapat ditarik keluar.
Kertas koran menutupi seluruh permukaan cawan
Tabung rekasi siap untuk di sterilisasi dengan
autoklaf
Cawan Petri
siap untuk di
sterilisasi
dengan autoklaf
B.
Sterilisasu pada autoklaf
Gambar
ketika proses sterilisasi dengan Autoklaf
keterangan
Gambar ketika proses pemanasan Autoklaf di
atas kompor sebagai sumber panas.
Pada proses ini dibutuhkan waktu selama 15
menit (dihitung sejak suhu mencapai 121
°
C
dan tekanan mencapai 15 Psi.
Dan tutup
uap keluar dibuka sekali
-
kali untuk
mendapatkan suhu dan tekanan yang tetap
yaitu 121
°
C dan tekanan 15 Psi.
Gambar pada saat Autoklaf selesai
mensterilisasi benda
-
benda di dalam nya.
Autoklaf boleh dibuka pada saat tekanan dan
suhu mencapai angka nol
pada alat pengukur
suhu dan tekanan yang terdapat pada Autoklaf
ini.
VIII.
Pembahasan
Sterilisasi adalah suatu proses dimana kegiatan ini bertujuan untuk
m
embebaskan alat atau bahan dari berbagai macam mikroorganisme. Suatu bahan
atau alat bisa dikatakan
steril apabila bebas dari mikroorganisme hidup yang
patogen maupun tidak, baik dalam bentuk vegetatif ataupun bentuk non
-
vegetatif
(spora).
Sebelum melakukan percobaan atau praktikum mikrobiologi khususnya pada
praktikum penanaman (inokulasi) mikroba, atau
pada penelitian
-
penelitian lainnya
mengenai mikroba, alat yang digunakan harus disterilisasi terlebih dahulu untuk
menghindari kontaminasi dari maikroba atau zat
-
zat lain yang menempel pada
bahan atau alat yang akan digunakan. Adapun metode sterilisasi ya
ng digunakan
pada praktikum kali ini yaitu sterilisasi pemanasan basah, yaitu dengan
menggunakan autoklaf.
Ad
apun pembahasan pada praktikum kali
ini adalah :
1.
Persiapan alat yang akan di sterilisasi dengan autoklaf
, yaitu pertama
perlakuan pada tabung r
eaksi yaitu dengan menyumbat
lubang tabung reaksi
dengan menggunakan kapas sepadat mungkin tetapi masih dapat dibuka
(kapasnya, tidak menyumbat selamanya). Lalu kedua perlakuan pada cawan
petri yang akan di sterilisasi juga menggunkan autoklaf yaitu dengan
membungkusnya menggunakan kertas koran pada seluruh permukaan cawan
petri dengan rapi. Lalu alat
-
alat tersebut pun siap untuk di sterilisasi dengan
autoklaf.
2.
Sterilisasi dengan menggunakan autoklaf. Prinsip kerja autoklaf adalah
menggunakan uap air ber
tekanan untuk mensterilisasikan suatu benda dengan
mengkoagulasikan protein pada bakteri sehingga bakteri akan mati.
Sterilisasi menggunakan autoklaf ini termasuk kedalam sterilisasi panas
basah
karena menggunakan uap air bertekanan dalam proses men
-
steri
l
-
kan
benda nya. Sterilisasi basah ini dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa
saja yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu
yang berkisar antara 110
°
C dan 121
°
C. Bahan
-
bahan yang biasa disterilkan
dengan cara ini antara
lain medium biakan yang umum, air suling, peralatan
laborato
rium, biakan yang akan dibuang, medium tercemar, dan bahan
-
bahan
dari karet. (
Anonym, 2012)
Ada 4 hal utama yang harus diingat bila melakukan sterilisasi basah,
yaitu :
a.
Sterilisasi bergantung pad
a uap, karena itu udar
a harus dikosongkan
betul
-
betul dari ruang autoklaf (sterilisator).
b.
Semua bagian bahan yang disterilkan harus terkenai uap,karena itu
tabung dan labu kosong harus diletakan dalam posisi tidur agar udara tidak
terperangkap di dasarnya.
c.
Bahan
-
bahan yang berpori atau berbentuk cairan harus permeabel
terhadap uap.
d.
Suhu sebagaimana yang terukur oleh termometer harus mencapai
121
°
C dan dipertahankan setinggi itu selama 15 menit. (Anonym, 2012).
XI.
Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat
disimpulkan bahwa :
1.
Alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum mikrobiologi harus
dalam keadaan steril atau bebas dari mikroorganisme baik yang patogen
atau pun yang tidak. Baik yang vegetatif maupun yang non
-
vegetatif
(spora).
2.
Metode sterilisasi a
ntara lain secara fisik, kimia, dan mekamik.
3.
Sterilisasi dengan menggunakan autoklaf termasuk kedalam sterilisasi
fisik yang menggunakan pemanasan basah ( menggunakan uap air
bertekanan) yang dilakukan pada suhu 121
°
C dan tekanan 15 Psi selama
15 menit.
4.
Al
at dan bahan yang disterilisasi dengan autoklaf ini harus dapat ditembus
dengan uap air (bukan alat atau benda yang menolak uap air/hidrofobik
).
Daftar Pustaka/ Daftar Acuan

Anonym. 2012. Jurnal Pengenalan Alat dan Sterilisasi
.
http://www.farmasiq.blogspot.com/feeds/comment.default
.
[04
Oktober 2012].

Anonym. 2012. Sterilisasi secara kimia.
http://www.blogcatalog.com/directory/educationnad_training/se
condary
. [04 Oktober 2012].

Indan. 2003.
Mikrobiologi dan Parasitologi
. PT. Citra Aditya
Bakti; Bandung.

Suriawira. 2005.
Pengantar Mikrobiologi Umum
. Angkasa.
Bandung.

Yusriani, dr. 2008.
Kumpulan D
iktat Kuliah Mikrobiologi.
UIT;
Makassar.
Sunday, November 13, 2011 Teknik Sterilisasi Alat BAB I PENDAHULUAN A.      Latar Belakang       
Salah satu hal yang terpenting dalam kegiatan yang bersinggungan dengan aktivitas mikrobiologi
adalah proses sterilisasi. Tujuan utama dengan adanya adalah untuk meminimalisir atau
meniadakan potensi kontaminasi dari mikroba yang tidak diinginkan. Kontaminasi yang timbul dari
mikroba yang tidak diharapkan dikhawatirkan dapat menghambat aktivitas dari mikroba yang
ditumbuhkan atau dapat membahayakan keselamatan dari pelaksana kegiatan tersebut. Metoda
sterilisasi yang dilakukan diupayakan berlangsung secara cepat dan dapat meminimalkan atau
menghilangkan potensi kontaminasi mikroba seefektif mungkin. Proses sterilisasi yang tidak
sempurna dapat menyebabkan munculnya kontaminasi mikroba baik yang berasal dari peralatan
tersebut atau kontaminasi mikroba dari lingkungan.           Sterilisasi merupakan usaha untuk
membebaskan alat dari segala bentuk kehidupan. Dalam melakukan suatu pekerjaan dalam praktek
mikrobiologi sangat dipengaruhi oleh kebersihan suatu alat yang digunakan sehingga perlu dilakukan
sterilisasi untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal pada saat melakukan biakan murni yaitu
hanya satu spesies mikroba yang berkembang.           Berdasarkan pemaparan diatas sterilisasi
sangat penting dalam melakukan suatu percobaan, sehingga melatar belakangi praktikan dalam
membuat laporan ini agar pengerjaan praktikan mikrobiologi selanjutnya dapat berjalan lancar
sesuai dengan tujuan percobaa]n.   B.       Tujuan                               Untuk mengetahui jenis-jenis
dan teknik yang digunakan dalam sterilisasi alat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA           Dekontaminasi
adalah proses menghilangkan atau membunuh mikroorganisme sehingga objek aman untuk
ditangani, tujuannya untuk melindungi praktikan yang melakukan percobaan menggunakan bakteri
atau semacamnya. Tiga metode umum dalam proses dekontaminasi yaitu sterilisasi, desinfeksi dan
sanitasi. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua
bentuk kehidupan. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik,
fisik dan kimiawi. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori
sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikrob) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut.
Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.
Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran. Pemanasan dapat
dilakukan dengan cara pemijaran, pemanasan kering, menggunakan uap air panas, dan
menggunakan uap air panas bertekanan (Agalloco, 2008).            Salah satu teknik sterilisasi yang
umum digunakan adalah metode sterilisasi menggunakan uap air panas bertekanan atau
menggunakan prinsip kerja autoclav. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media
yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan
udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu 121oC dan tekanan 15 lb/in2 (SI =
103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 121oC atau 249,8 oF adalah karena air
mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian di
permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 100oC, sedangkan untuk autoklaf yang
diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan memdididh pada suhu
121oC. Ingat kejadian ini hanya berlaku untuk sea level, jika dilaboratorium terletak pada
ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan
pada ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 121oC
untuk mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan mati jika dididihkan pada suhu 121oC dan
tekanan 15 psi selama 15 menit (anonim, 2011).           Pemijaran langsung digunakan untuk
mensterilkan spatula logam, batang gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut
botol, vial, dan labu ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur
dengan pemijaran langsung. Dalam semua kasus bagian yang paling kuat 20 detik. Dalam keadaan
darurat ampul dapat disterilisasi dengan memposisikan bagian leher ampul kearah bawah lubang
kawat keranjang dan dipijarkan langsung dengan api dengan hati-hati. Setelah pendinginan, ampul
harus segera diisi dan disegel (anonim, 2011).           Menurut Tim Penyusun Praktikum Mikrobiologi
tahun 2011, sterilisasi ada dua jenis  yaitu: 1.    Sterilisasi dengan cara fisik A.    Pemanasan          
Air dan uap adalah media panas yang baik. Dalam waktu relatif singkat, alat yang akan disterilkan
akan mencapai suhu yang diinginkan. Udara adalah penyalur panas yang kurang baik. Oleh karena
itu, untuk mecapai suhu yang diinginkan akan membutuhkan waktu yang cukup lama. 1.    Panas
kering Cara ini untuk membunuh mikroba hanya memakai udara panas kering yang tinggi. Sterilisasi
panas kering dibedakan atas : a.    Panas membara           Dengan jalan menaruh benda yang akan
di sterilkan dalam nyala api bunsen sampai merah membara. Alat yang disterilkan yaitu sengkelit,
jarum, ujung pinset dan ujung gunting. b.    Melidah - apikan           Dengan melewatkan benda
dalam api bunsen, namun tidak sampai menyala terbakar. Alat yang disterilkan yaitu scalpel, kaca
benda, mulut tabung dan mulut botol. c.    Udara kering           Oven merupakan ciri umum yang
dimaksud. Alat ini terbuat dari kotak logam, udara yang terddapat di dalamnya mendapat udara
panas melalui panas dari nyala listrik. Alat yang disterilkan yaitu tabung reaksi, cawan petri, pipet,
scalpel dari logam, gunting dan botol. Pemanasan satu jam dengann temperatur 160 oC dianggap
cukup. 2.    Panas Basah           Yang dimaksud panas basah adalah pemansan menggunakan air atau
uap air. Uap air adalah media penyalur panas yang terbaik dan terkuat daya penetrasinya. Panas
basah mematikan mikroba. Oleh karena koagulasi dan denaturasi enzim dan protein protoplasma
mikroba. Untuk mematikan spora diperlukan panas basah selama 15 menit pada suhu 121 oC.
Sterilisasi panas basah dapat dibedakan atas tiga golongan yaitu: a.    Panas basah <100 oC
(Pasteurisasi)           Pasteurisasi yaitu pemanasan pada suhu 60 oC selama 30 menit. Pasteurisasi
tidak dapat membunuh spora atau dipanaskan pada suhu 71,6 – 80 oC selama 15 – 30 detik
kemudian cepat – cepat didinginkan. b.    Panas basah pada suhu 100 oC           Di sini menggunakan
air mendidih (suhu 100 oC) selama 10 menit. Untuk mematikan bentuk spora dilakukan pemansan 3
hari berturut – turut selama 15 – 45 menit sehingga spora yang tidak mati pada pemanasan pertama
akan beruah menjadi bentuk vegetatif pada hari kedua steleh inkubasi pada shu 37 oC begituu pula
spora yang tidak mati pada hari kedua, akan berubah menjadi bentuk vegetatif pada hari ketiga.
c.    Panas basah >100 oC           Sterilisasi dengan cara ini hasilnya mutlak steril, sehingga biasa
dipergunakan di rumah sakit dan laboratorium besar. Cara ini menggunakan tangki yang diisi dengan
uap air yang disebut autoclave. Alat yang disterilkan adalah alat dari kaca, kain kasa, media
pembenihan, cairan injeksi, dan bahan makanan. B.  Filtrasi / Penyaringan           Penyaringan
dilakukan dengan mengalirka larutan melalui suatu alat penyaringan yang memiliki pori – pori cukup
kecil. Untuk menahan mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Saringan yang umum digunakan
tidak dapat menyaring virus. Penyaringan dilakukan dengan untuk mensterilkan cairan yang tidak
tahan terhadap pemanasan dengan suhu tinggi seperti : serum, larutan yang mengandung enzim,
toksin kuman, ekstrak  sel, antibiotik dan asam amino. C. Radiasi / Penyinaran          
Mikroorganisme dapat dibunuh dengan penyinaran yang memakai sinar ultrraviolet yang panjang
gelombangnya antara 220 – 290 nm. Radiasi paling efektif adalah 253,7 nm. Sinar matahari langsung
mengandung sinar ultraviolet 290 nm, sehingga sinar matahari adalah sinar yang bersifat bakterida
yang baik. 2.    Sterilisasi Dengan Cara Kimia           Zat kimia yang dapat digunakan untuk sterilisasi
dapat berwujud : a.    Gas : Ozon, formaldehyde, ethylene oxide gas b.    Larutan : deterjen,
yodium, alcohol, peroksida fenol, formalin, AgNO3 dan merkuroklorid      Sterilisasi dengan cara
kimia antara lain dengan disenfektan. Daya kerja antimikroba disenfektan ditentukan oleh
konsenntrasi, waktu dan suhu. Beberapa contoh desinfektan yang digunakan antara lain :
Desinfektan lingkungan misalnya : 1.    Untuk permukaan meja : lisol 5%, formalin 4% dan alcohol.
2.    Untuk di udara : natrium hipoklorit 1%, lisol 5% atau senyawa fenol lain 3.    Desinfektan kulit
atau luka : dicuci denngan air sabun, providon yodium dan etil alkohol 70%. BAB III METODOLOGI
A.      Waktu dan Tempat           Adapun waktu dan tempat pada praktikum Mikrobiologi ini
dilaksanakan pada : Hari/Tanggal          : Kamis, 03 November 2011 Waktu                    : Pukul
10.00 -15.30 WITA Tempat                   : Laboratorium Biologi Dasar Jurusan Biologi
FMIPA UNTAD B.       Alat           Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah : 1.        
Erlenmeyer 500 ml 2.         Autoklaf 3.         Oven 4.         Cawan petri 5.         Gelas Ukur 100 ml
6.         Gelas Kimia 50 ml 7.         Corong 8.         Labu Ukur 9.         Batang Pengaduk C.      Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 1.      Kertas 2.      Plastik tahan panas
3.      Kapas 4.      Alumunium foil D.      Prosedur Kerja           Adapun prosedur kerja yang
digunakan dalam praktikum ini adalah : 1.         Menyiapkan bahan-bahan yang akan di
sterilisasikan. 2.         Membungkus masing-masing alat ( Erlenmeyer,Gelas Kimia, Corong, labu
Ukur, dan Cawan Petri, Batang pengaduk) dengan menggunakan kertas yang bersih secara rapat-
rapat. 3.         Setelah bahan-bahan dibungkus, kemudian memasukkannya kedalam oven bersuhu
108 oC selama dua jam. 4.         Setelah dua jam, alat-alat tersebut dikeluarkan dari oven. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN        A.      Hasil Pengamatan            Adapun hasil pengamatan yang
diperoleh adalah sebagai berikut : No. Nama Alat Gambar 1. Tabung Reaksi 3. Erlenmeyer 4. Gelas
Ukur 5. Cawan Petri                                                                                                            6. Pipet
Tetes 7. Autoklaf 8 Oven 9. Batang Pengaduk 10. Labu ukur B.       Pembahasan           Berdasarkan
hasil pengamatan yang digunakan untuk mensterilisasi adalah oven dalam mensterilisasi dapat
dilakukan dengan dua jenis cara yaitu sterilisasi fisik dan kimia. Sterilisasi fisik terdiri dari
pemanasan, filtrasi atau penyaringan, dan radiasi. Tujuan dari sterilisasi adalah usaha untuk
membebaskan alat dari kontaminasi mikroba. Pada percobaan ini alat yang digunakan untuk
mensterilkan alat yaitu oven, oven merupakan alat sterilisasi dengan cara fisik yaitu panas kering.
Oven (Hot Air Sterilizer), digunakan untuk mensterilisasi alat yang terbuat dari kaca dan kertas
yang tahan terhadap suhu tinggi. Oven terbuat dari kotak logam, udara yang didalamnya mandapat
udara yang panas melalui panas daya listrik. Sebelum dimasukkan alat-alat seperti erlenmeyer,
cawan petri, labu ukur, batang pengaduk, pipet tetes, gelas ukur, tabung reaksi atau- alat yang
terbuat dari kaca dibungkus dengan kertas terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya keretakan
dan kontaminasi pada saat alat dikeluarkan dari dalam oven. Alat-alat yang akan disterilisasi dicuci
dan dikeringkan, alat yang mempunyai mulut ditutup dengan kapas seperti labu ukur pipet tetes,
tabung reaksi, Erlenmeyer, gelas ukur, cawan petri dan labu ukur setelah ditutup dengan kapas,
dibungkus lagi dengan kertas sedangkan untuk batang pengaduk dibungkus seperti biasa. Tujuan
dari pembungkusan yaitu agar alat-alat tidak terkontaminasi  dengan bakteri luar dan alat tidak
pecah karena pada umumnya alat terbuat dari karca. Alat-alat yang sudah dibungkus dimasukkan
kedalam oven dengan temperature 170-180 oC selama 1-2 jam. Setelah pemanasan slesai oven
dimatikan sampai mencapai suhu kamar. Hal ini bertujuan untuk menghindari keretakan alat atau
masuknya udara yang mengandung partikel debu. Setelah dilakukan sterilisasi alat siap digunakan
untuk melakukan percobaan. Suhu yang digunakan 170 oC-180 oC Karena panas kering kurang
efektif untuk membunuh mikroba dibandingkan dengan uap air panas maka metode ini memerlukan
temperature yang lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang.           Alat lain yang digunakan dalam
sterilisasi adalah autoclave yang berfungsi untuk sterilisasi dengan uap panas bertekanan. Autoclave
digunakan untuk mensterilisasi alat-alat gelas, kayu, plastic, larutan dan medium yang tidak tahan
terhadap suhu tinggi. Autoclave juga dapat digunakan untk melisiskan mikroba. Adapun bagian-
bagian dari autoclave adalah panic luar, panic dalam untuk meletakkan alat dan saluran uap,
bagian penutup terdiri dari penunjuk tekanan dan saluran uap, terdapat katup dan pengunci. Untuk
mematikan spora diperlukan panas basah selama 15 menit pada suhu 121oC.           Ketika ingin
menggunakan autoclave, harus diisi dengan air sampai batas rang atau dasar yang berlubang-lubang
tempat meletakkan alat. Alat-alat yang ingin disterilkan harus terlebih dahulu dibungkus dengan
alumunium foil dan bagian mulutnya ditutup dengan kapas. Hal ini dilakukn untuk menghindari
terbentuknya uap air didinding dan didalam alat-alat yang dipanaskan. Alat-alat yang ingin
dipanaskan kemudian dimasukkan kedalam autoclave, selanjutnya tutup dipasang hingga pas. Kran
pengatur tempat keluar air dibiarkan terbuka sampai uap air saja dan semu udara terdesak keluar
dengan demikian didalam bejana hanya terdapat tekann uap air saja. Besarnya tekanan yang
digunakan tergantung pada jenis bahan atau alat yang disterilisasi.             Berdasarkan literatur
suhu yang digunakan pada oven pada saat sterilisasi sesuai dengan literatur yang menyatakan “
Pemanasan kering sering dilakukan dalam sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium, dimana
menggunakan oven dengan suhu 160-180oC selama 1,5-2 jam dengan sistem udara statis (Fardiaz,
1992). Suhu yang digunakan pada autoklaf 121oC hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan
“Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang digunakan bersama-sama dengan uap air.
Pemanasan basah biasanya dilakukan didalam autoklaf atau aterilisator uap yang mudah diangkat
dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121oC selama 15 menit (Hadioetomo,
1985). BAB IV PENUTUP A.      Kesimpulan           Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan : 1.        
Sterilisasi sangat di perlukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti tumbuhnya
mikroba diluar yang dipraktekkan 2.         Setiap alat sterilisasi memiliki fungsi dengan dan teknik
penggunaan yang berbeda-beda . 3.         Sterilisasi dibagi menjadi dua jenis yaitu sterilisasi kimia
dan sterilisasi fisik 4.         Sterilisasi merupakan suatu usaha untuk mensterilasasi alat agar tidak
terkontaminasi dengan mikroba. 5.         Sterilisasi merupakan suatu proses penghancuran secara
lengkap semua mikroba hidup dan spora-sporanya. 6.         Terdapat 5 metode umum sterilisasi
yaitu sterilisasi uap, sterilisasi panas kering, B.       Saran           Adapun saran untuk praktikum
selanjutnya ialah agar praktikum teknik proses sterilisasi alat diperbanyak banyak lagi agar dapat
diketahui lebih banyak dan juga praktikan dalam melakukan percobaan dalam laboratorium tidak
gaduh agar praktikum dapat berjalan lancar. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2011, Metode Sterilisasi,
http://rgmaisyah.wordpress.com/ metode-sterilisasi/, Diakses 5 November 2011, Pukul 19.00
James Agalloco, 2008, Validation of Pharmaceutical Processes (electronic version),  USA : Informa
Healthcare Inc. Tim Dosen Mikrobiologi, 2011, Penuntun Praktikum Mikrobiologi, FMIPA  UNTAD,
Palu

Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto


Iklan

Anda mungkin juga menyukai