A. TUJUAN
• Memahami dan melaksanakan proses sterilisasi yang tepat dan sesuai untuk alat dan bahan
B. TEORI DASAR
dahulu untuk meminimalisir organisme yang aktif dari suatu sistem bakteri atau virus.
aman untuk ditangani, tujuannya untuk melindungi praktikan yang melakukan percobaan
1. Sterilisasi : proses penghancuran secara lengkap semua mikroba hidup dan spora-sporanya.
vegetatif, jamur, dan virus yang mengandung lipida relatif yang mudah didekontaminasi dengan
senyawa kimia. Virus yang tidak mengandung lipida dan bakteri berlapis lilin memiliki tingkat
resistensi tinggi. Resistensi terhadap dekontaminan kimia dipengaruhi beberapa faktor, seperti :
konsentrasi dari zat aktif, lamanya kontak, pH, suhu, kelembapan, dan kehadiran senyawa organik.
Inaktivasi mikroorganisme dengan dekontaminan kimia dapat melalui mekanisme sebagai berikut :
Lisis
Oksidasi
1. Target mikroorganisme.
5. Tipe permukaan dari target seperti : padat, berpori atau mudah diterbangkan udara.
8. Prosedur antisipasi yang diperlukan dalam dekontaminasi agar efisien dalam waktu dan
Sterilisasi adalah suatu proses penghancuran secara lengkap semua mikroba hidup dan spora-
4. Sterilisasi Gas
Metode yang biasa digunakan untuk sterilisasi alat dan bahan pengujian mikrobiologi adalah
metode sterilisasi uap (panas lembab) dan metode sterilisasi panas kering.
Sterilisasi Uap dilakukan menggunakan autoclave dengan prinsipnya memakai uap air dalam
tekanan sebagai pensterilnya. Temperatur sterilisasi biasanya 121℃, tekanan yang biasa
digunakan antara 15-17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm. Lamanya sterilisasi tergantung
dari volume dan jenis. Alat-alat dan air disterilkan selama 1 jam, tetapi media antara 20-40 menit
tergantung dari volume bahan yang disterilkan. Sterilisasi media yang terlalu lama menyebabkan :
1. Penguraian gula.
Bila ada kelembapan (uap air) bakteri akan terkoagulasi dan dirusak pada temperatur yang lebih
rendah dibandingkan jika tidak ada kelembapan. Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air
panas adalah terjadinya denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial dari organisme
tersebut.
Kondisi yang dibutuhkan untuk sterilisasi uap dengan menggunakan autoclave adalah :
Metode sterilisasi uap umumnya digunakan untuk sterilisasi sediaan farmasi dan bahan-bahan lain
yang tahan terhadap temperatur yang dipergunakan dan tahan terhadap penembusan uap air,
larutan dengan pembawa air, alat-alat gelas, pembalut untuk bedah, penutup karet dan plastik,
Sterilisasi Panas Kering dilakukan menggunakan oven pensteril, karena metode sterilisasi panas
kering kurang efektif untuk membunuh mikroba dibandingkan dengan sterilisasi uap. Metode ini
memerlukan temperatur yang lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang, sterilisasi panas kering
biasanya ditetapkan pada temperatur 160-170 ℃ dengan waktu 1-2 jam. Umumnya digunakan
untuk senyawa-senyawa yang tidak efektif untuk disterilkan dengan uap air, seperti minyak lemak,
minyak mineral, gliserin (berbagai jenis minyak), petrolatum jelly, lilin, wax, dan serbuk yang tidak
stabil dengan uap air. Metode ini efektif untuk mensterilkan alat-alat gelas dan bedah.
Karena tingginya suhu yang diterapkan dalam sterilisasi panas kering, maka metode ini dapat
digunakan untuk alat-alat gelas yang membutuhkan keakuratan. Contohnya alat ukur dan penutup
karet atau plastik. Kondisi yang dibutuhkan untuk sterilisasi panas kering dengan menggunakan
Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi sampai kering.
Selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga menyebabkan mikrobanya mati.
Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi) digunakan untuk sterilisasi larutan yang termolabil,
penyaringan ini menggunakan filter bakteri. Metode ini tidak dapat membunuh mikroba, mikroba
hanya akan tertahan oleh pori-pori filter dan terpisah dari filtratnya. Dibutuhkan penguasaan teknik
aseptik yang baik dalam melakukan metode ini. Filter biasanya terbuat dari asbes, porselen. Filtrat
bebas dari bakteri tetapi tidak bebas dari virus. Cara kerja dari sterilisasi ini berbeda dari metode
lainnya karena sterilisasi ini menghilangkan mikroorganisme melalui penyaringan dan tidak
penyaring dengan matriks pori ukuran kecil yang tidak membiarkan mikroorganisme untuk dapat
melaluinya. Cara sterilisasi ini untuk produk berupa cairan yang dapat disaring atau bahan yang
tidak tahan terhadap panas dan tidak dapat disterilkan dengan cara sterilisasi lain. Teknologi tinggi
4. Sterilisasi Gas
Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh mikroorganisme dan
sporanya. Meskipun gas dengan cepat berpenetrasi ke dalam pori dan serbuk padat, sterilisasi
adalah fenomena permukaan dan mikroorganisme yang terkristal akan dibunuh. Sterilisasi yang
digunakan dalam bidang farmasi untuk mensterilkan bahan-bahan dan menghilangkan dari bahan
yang disterilkan pada akhir jalur sterilisasi, gas ini tidak inert, dan kereaktifannya terhadap bahan
yang disterilkan harus dipertimbangkan misalnya thiamin, riboflavin, dan streptomisin kehilangan
protein ketika disterilkan dengan etilen oksida. Sterilisasi gas berjalan lambat waktu sterilisasi
tergantung pada keberadaan kontaminasi kelembaban, temperatur dan konsentrasi etilen oksida.
Konsentrasi minimum etilen oksida dalam 450 mg/L, 271 Psi, konsentrasi ini 85°C dan 50%
kelembaban relatif dibutuhkan 4-5 jam pemaparan. Di bawah kondisi sama 1000 mg/L
membutuhkan sterilisasi 2-3 jam. Dalam pensterilan digunakan bahan kimia dalam bentuk gas
atau uap, seperti etilen oksida, formaldehid, propilen oksida, klorin oksida, beta propiolakton,
metilbromida, kloropikrin. Digunakan untuk sterilisasi bahan yang termolabil seperti bahan biologi,
makanan, plastik, antibiotik. Aksi antimikrobialnya adalah gas etilen oksida mengadisi gugus –SH,
-OH, -COOH,-NH2 dari protein dan membentuk ikatan alkilasi sehingga protein mengalami
Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi ini termasuk kelembaban, konsentrasi gas, suhu dan
distribusi gas dalam chamber pengsterilan. Penghancuran bakteri tergantung pada adanya
kelembaban, gas dan suhu dalam bahan pengemas, penetrasi melalui bahan pengemas, pada
pengemas pertama atau kedua, harus dilakukan, persyaratan desain khusus pada bahan
pengemas.
5. Sterilisasi dengan Radiasi
Sterilisasi dengan radiasi digunakan untuk bahan/produk dan alat-alat medis yang peka terhadap
panas (termolabil) dan jika residu etilen oksida tidak diharapkan. Pengukuran presisi dari dosis
radiasi, yang tidak berhubungan dengan suhu, adalah merupakan faktor kontrol dalam sterilisasi
radiasi selama dengan waktu radiasi. Monitoring dan kotrol proses sangat sederhana, tetapi kehati-
hatian akan keamanan harus dilakukan oleh operator sterilisasi. Prinsip sterilisasi radiasi adalah
radiasi menembus dinding sel dengan langsung mengenai DNA dari inti sel sehingga mikroba
mengalami mutasi. Ada dua macam radiasi yang digunakan yakni gelombang elektromagnetik
• Alat :
– Autoclave
– Oven
• Bahan :
– Gelas ukur – Media (Nutrien Agar dan Nutrien Broth)
Alat-alat yang mempunyai mulut ditutup dengan kapas berlemak, seperti: tabung reaksi,
Sepotong kapas dilipat kedua ujungnya membentuk segi empat sebesar mulut alat.
Bungkus dengan kain kasa, masukkan ke dalam mulut alat sedalam 2/3.
Khusus Pipet
Kapas yang terurai keluar dari mulut pipet dihilangkan dengan melewatkan mulut pada api
bunsen.
Kapas penutup ditutup aluminium foil/bahan lain, bila perlu diikat dengan benang kasur.
Alat yang permukaannya harus steril ditutup aluminium foil satu per satu.
Cawan petri dibungkus seluruhnya dengan aluminium foil/kertas bekas bersih (bukan koran).
Nutrient agar ditimbang untuk pembuatan 250 ml dan Nutrien Broth untuk pembuatan 150 ml.
Masing-masing media dimasukkan dalam Erlenmeyer yang sudah ditandai.
+ akuades, panaskan di atas nyala api bunsen sambil di aduk sampai larutan jernih.
Dituang dalam botol media dan ditutup kapas serta aluminium foil.
Diikat benang kasur dan diberi etiket (tanggal pembuatan, nama media, dan nama pembuat).
Kondisi media diamati dan dicatat dengan melihat kejernihan, pengamatan dilakukan 24 jam.
Hasil Pengamatan
Nutrien agar = berwarna salem (coklat muda), berbentuk serbuk kasar seperti granul dan agak
berbau.
Berat nutrien agar = 10,05 gr+Aquades = 500 ml –> Larutan berubah warna menjadi kuning tua
keruh.
Dipanaskan pada suhu 315 ℃, larutan menjadi berwarna kuning tua jernih.
Berat nutrien Broth = 3,9150 gr+Aquades 300 ml Larutan berubah warna menjadi kuning
keruh.
Nutrien agar berubah bentuk menjadi seperti agar (kenyal/gel) berwarna kuning tua.
E. PERHITUNGAN
Untuk pembuatan Nutrien Agar dan Nutrien Broth, dikarenakan dilakukan untuk 2 kelompok maka
500 ml x 20 gr = 10 gr
1000 ml
300 ml x 13 gr = 3,9 gr
1000 ml
F. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini dilakukan sterilisasi alat-alat yang berada di laboratorium mikrobiologi.
Tujuan dilakukannya sterilisasi alat ialah agar alat-alat yang berada di laboratorium tidak
terkontaminasi dengan mikroorganisme yang ada di lingkungan sekitar. Alat- alat yang disterilisasi
yaitu tabung reaksi, labu ukur, labu takar, labu Erlenmeyer, pipet volume, dan cawan petri. Alat-
alat yang disterilisasi menggunakan autoclave merupakan alat-alat gelas yang presisi. Dalam
sterilisasi uap (panas lembab) menggunakan autoclave dengan membutuhkan waktu yang sangat
singkat untuk mensterilkan alat dan pada suhu 121℃, karena alat gelas tidak akan memuai
sehingga tidak akan merubah ukuran alat. Sedangkan jika menggunakan oven dalam sterilisasi
uap membutuhkan waktu yang lama yaitu 1-2 jam dan membutuhkan suhu yang tinggi 160-170
℃. Karena pada suhu 160-170 ℃, alat gelas akan memuai sehingga dapat merubah ukuran alat.
Sebelum alat-alat gelas disterilisasikan menggunakan autoclave, semua alat ditutup dengan kapas
yang dibungkus kain kasa dan dilapisi alumunium foil. Tujuannya yaitu semua alat yang
disterilisasi benar-benar steril dari mikroba agar tidak ada lagi spora mikroba yang masuk.
Percobaan selanjutnya adalah pembuatan dan sterilisasi media serta larutan pengencer. Media
yang digunakan adalah Nutrien Agar dan Nutrien Broth. Nutrien Agar adalah medium umum untuk
uji air dan produk pangan. Nutrien juga digunakan untuk pertumbuhan dari mikroorganisme yang
tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana
yang dibuat dari ekstrak beef, pepton dan agar. Lalu Nutrien Broth adalah media untuk
mikroorganisme yang berbentuk cair. Kegunaan dari Nutrien Broth tidak jauh berbeda dengan
Nutrien Agar. Pembuatan media Nutrien Broth dilakukan terlebih dahulu karena Nutrien Broth tidak
mengandung agar sehingga dapat mudah larut dalam aquades dan waktu yang dibutuhkan untuk
Untuk membuat media Nutrien Broth dibutuhkan 3,9150 gram Nutrien Broth dan 300 ml aquades.
Nutrien Broth lalu dilarutkan dengan aquades dan menghasilkan larutan yang berwarna kuning
keruh. Warna kuning keruh ini berarti larutan masih belum steril. Lalu larutan Nutrien Broth
dipanaskan menggunakan hot plate. Pemanasan dilakukan sambil diaduk menggunakan magnetik
stirrer yang bertujuan agar Nutrien Broth larut sempurna dan menghasilkan larutan berwarna
kuning yang jernih. Setelah dilakukan pemanasan, labu Erlenmeyer ditutup dengan kapas yang
dibungkus kain kasa dan dilapisi dengan menggunakan alumunium foil. Sedangkan untuk
membuat media Nutrien Agar dibutuhkan 10,05 gram Nutrien Agar dan 500 ml aquades. Nutrien
agar dilarutkan dengan aquades dan menghasilkan larutan yang berwarna kuning tua keruh.
Warna kuning tua keruh ini berarti larutan masih belum steril, setelah itu Nutrien Agar dipanaskan
juga menggunakan hot plate . Pemanasan dilakukan sambil diaduk menggunakan magnetik stirrer
yang bertujuan agar Nutrien Agar larut sempurna dan menghasilkan larutan berwarna kuning tua
jernih. Setelah dilakukan pemanasan, labu Erlenmeyer ditutup dengan kapas yang dibungkus kain
kasa dan dilapisi dengan menggunakan alumunium foil. Tujuan ditutup kapas dan alumunium foil
agar proses sterilisasi media Nutrien Broth berjalan lancar dan menghasilkan media Nutrien Broth
yang benar-benar steril. Setelah itu labu Erlenmeyer dimasukkan kedalam autoclave dengan suhu
121℃ selama 15 menit. Setelah 15 menit, labu dikeluarkan dari autoclave dan menghasilkan
larutan Nutrien Broth yang berwarna kuning jernih sama dengan warna larutan Nutrien Broth
sebelum dimasukkan kedalam autoclave. Setelah itu larutan Nutrien broth didiamkan selama 24
jam di laboratorium. Pendiaman ini dilakukan karena mikroba atau bakteri dapat berkembang biak
Tujuan dilakukan membuat media dari Nutrien Agar dan Nutrien Broth adalah untuk biakan jamur
pada Nutrien Agar, dan sebagai media pertumbuhan bakteri pada Nutrien Broth. Dari percobaan
yang telah dilakukan ternyata hasil yang diperoleh dari media Nutrien Agar tidak terdapat bakteri
yang berupa lendir pada bagian atas media dan pada Nutrien Broth tidak terdapat jamur yang
tumbuh di sekitar mulut tabung. Hal ini di sebabkan karena alat-alat yang dipakai masih steril,
sedangkan jika terdapat bakteri dan jamur pada media alat-alat yang dipakai sudah dalam kondisi
• Sterilisasi adalah suatu proses penghancuran secara lengkap semua mikroba hidup dan spora-
sporanya.
• Ada 5 metode umum sterilisasi, yaitu : sterilisasi uap (panas lembab), sterilisasi panas kering,
• Prinsip penggunaan autoclave di dasarkan pada mikroorganisme termasuk spora yang tahan
panas, mudah terbunuh dengan panas lembab pada temperatur sedikit di atas titik didih air.
• Media Nutrien Agar dan Nutrien Broth hasil yang diperoleh tidak terdapat bakteri maupun jamur
H. DAFTAR PUSTAKA
Validation of Pharmaceutical Processes (electronic version). James Agalloco. 2008. USA : Informa
Healthcare Inc.
Scoville’s : The Art of Compounding, Glenn L. Jenkins et.all. 1957. New York : MC-Graw Hill Book
Companies.
Publishing Company.
http://www.scribd.com/doc/16574529/petunjuk-praktikum-mikpl_sharing_status_hidden=1robiologi-
o
o
RENUNGAN
Sterilisasi Alat
October 09, 2013
0 Comments
LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU PENYAKIT TUMBUHAN
“Sterilisasi Alat”
Oleh
Nama : M Guruh Arif Zulfahmi
NIM : 105040201111091
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu hal yang terpenting dalam kegiatan yang bersinggungan dengan aktivitas
mikrobiologi adalah proses sterilisasi. Tujuan utama dengan adanya adalah untuk
meminimalisir atau meniadakan potensi kontaminasi dari mikroba yang tidak diinginkan.
Kontaminasi yang timbul dari mikroba yang tidak diharapkan dikhawatirkan dapat
menghambat aktivitas dari mikroba yang ditumbuhkan atau dapat membahayakan
keselamatan dari pelaksana kegiatan tersebut. Metoda sterilisasi yang dilakukan diupayakan
berlangsung secara cepat dan dapat meminimalkan atau menghilangkan potensi kontaminasi
mikroba seefektif mungkin. Proses sterilisasi yang tidak sempurna dapat menyebabkan
munculnya kontaminasi mikroba baik yang berasal dari peralatan tersebut atau kontaminasi
mikroba dari lingkungan.
Sterilisasi merupakan usaha untuk membebaskan alat dari segala bentuk kehidupan.
Dalam melakukan suatu pekerjaan dalam praktek mikrobiologi sangat dipengaruhi oleh
kebersihan suatu alat yang digunakan sehingga perlu dilakukan sterilisasi untuk mendapatkan
hasil yang lebih optimal pada saat melakukan biakan murni yaitu hanya satu spesies mikroba
yang berkembang.
Berdasarkan pemaparan diatas sterilisasi sangat penting dalam melakukan suatu
percobaan, sehingga melatar belakangi praktikan dalam membuat laporan ini agar pengerjaan
praktikan mikrobiologi selanjutnya dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan percobaan.
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari proses sterilisasi, macam – macam
sterilisasi serta metode untuk melakukan sterilisasi.
Manfaat
a. Mendapatkan pemahaman tentang cara melakukan sterilisasi alat.
b. Mengetahui macam – macam metode sterilisasi.
c. Mengetahui cara pelaksanaan sterilisasi alat laboratorium.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika
ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak.
Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri
(Fardiaz, 1992). Sterilisasi adalah suatu proses perlakuan terhadap bahan atau barang dimana
pada akhir proses tidak terdapat mikroorganisme pada bahan atau barang tersebut (Diana
Arisanti, 2004). Sterilisasi adalah setiap proses kimia , fisika dan mekanik yang membunuh
semua bentuk kehidupan , terutama mikroorganisme ( waluyo,2005).
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Autoklaf : Digunakan untuk sterilisasi alat atau media lain (termasuk
sterilisasi basah)
b. Bahan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum Ilmu Penyakit Tumbuhan dengan materi sterilisasi, metode yang kami
terapkan ialah pemanasan basah dengan uap bertekanan menggunakan alat autoklaf.Untuk
mensterilkan kurang lebih 60 Cawan Petri kami memanaskan alat tersebut dengan suhu
125oC, dengan tekanan 1 atm selama kurang lebih 45 menit. 30 menit pertama ialah waktu
yang digunakan agar tekanan pada alat tersebut dapat naik begitu juga suhunya, kemudian
ditambah sekitar 15 menit agar alat yang disterilisasi benar – benar steri dan bebas dari
mikroba atau zat
Alat yang disterilisasi (cawan petri) dapat dikatakan steril apabila tidak ada mikroba atau
kontaminan pada alat tersebut. Indikasinya dapat diketahui pada saat alat tersebut digunakan
sebagai wadah untuk penempatan media atau bahan yang lain. Jadi salah satu factor yang
menyebabkan terjadinya kontaminasi pada media buatan adalah tempat yang kurang
steril.Namun, kemungkinan terjadinya kondisi tersebut cukup kecil.
Sterilisasi adalah proses atau kerja untuk membebaskan suatu bahan seperti medium
pertumbuhan mikroba atau peralatan laboratorium dari semua bentuk kehidupan. Proses
sterilisasi dapat dibedakan menurut teknik pengerjaannya, yaitu sterilisasi dengan
penyaringan, khususnya untuk bahan cair yang bersifat termolabil, seperti ekstrak enzim,
serum, toksin bakteri, dan medium pertumbuhan, sterilisasi dengan pemanasan melalui teknik
pemijaran, udara panas, uap air panas maupun uap air panas bertekanan, sterilisasi dengan
senyawa kimia, seperti etilen oksida, maupun beta propiolacton dan sterilisasi melalui
medium UV.
Untuk sterilisasi dengan menggunakan pemanasan, biasanya yang digunakan adalah
pemanasan kering yaitu menggunakan oven sebagai alat sterilisasinya, dimana dengan
menggunakansuatu siklus oven modern yang dilengkapi udara yang dipanaskan dan disaring.
Rentang suhu khas yang dapat diterima di dalam bejana sterilisasi kosong adalah lebih
kurang 15o , jika alat sterilisasi beroperasi pada suhu tidak kurang dari 250o. selain
menggunakan oven, pemanasan kering juga bisa menggunakan alat yang disebut bunsen dan
spiritus, dimana alat ini biasanya untuk mensterilisasi jarum ose yang akan digunakan pada
proses inokulasi mikroba. Sedangkan pada pemanasan basah yaitu menggunakan alat yang
disebut autoclave, dimana alat ataupun bahan yang akan disterilisasi akan dipanaskan dengan
suhu 1210C, dengan tekanan 1-2 atm, selama 45 menit.
Ketika ingin menggunakan autoclave, harus diisi dengan air sampai batas rang atau dasar
yang berlubang-lubang tempat meletakkan alat. Alat-alat yang ingin disterilkan harus terlebih
dahulu dibungkus dengan alumunium foil dan bagian mulutnya ditutup dengan kapas. Hal ini
dilakukn untuk menghindari terbentuknya uap air didinding dan didalam alat-alat yang
dipanaskan. Alat-alat yang ingin dipanaskan kemudian dimasukkan kedalam autoclave,
selanjutnya tutup dipasang hingga pas. Kran pengatur tempat keluar air dibiarkan terbuka
sampai uap air saja dan semu udara terdesak keluar dengan demikian didalam bejana hanya
terdapat tekann uap air saja. Besarnya tekanan yang digunakan tergantung pada jenis bahan
atau alat yang disterilisasi.
Berdasarkan literatur suhu yang digunakan pada oven pada saat sterilisasi sesuai dengan
literatur yang menyatakan “ Pemanasan kering sering dilakukan dalam sterilisasi alat-alat
gelas di laboratorium, dimana menggunakan oven dengan suhu 160-180oC selama 1,5-2 jam
dengan sistem udara statis (Fardiaz, 1992). Suhu yang digunakan pada autoklaf 121oC hal ini
sesuai dengan literatur yang menyatakan “Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang
digunakan bersama-sama dengan uap air. Pemanasan basah biasanya dilakukan didalam
autoklaf atau aterilisator uap yang mudah diangkat dengan menggunakan uap air jenuh
bertekanan pada suhu 121oC selama 15 menit (Hadioetomo, 1985).
BAB V
KESIMPULAN
Pada praktikum ini, metode sterilisasi yang diterapkan adalah metode sterilisasi secara
fisik dengan uap bertekanan yaitu dengan menggunakan alat yang disebut autoklaf. Secara
teknis proses sterilisasi telah dilakukan secara procedural dan dapat dikatakan berhasil.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat dipahami bahwa sterilisasi adalah proses
atau kerja untuk membebaskan suatu bahan seperti medium pertumbuhan mikroba atau
peralatan laboratorium dari semua bentuk kehidupan. Macam – macam metode sterilisasi
diantaranya sterilisasi secara fisik, kimia dan mekanik.
Saran
Adapun saran untuk praktikum selanjutnya ialah agar praktikum teknik proses
sterilisasi alat diperbanyak banyak lagi agar dapat diketahui lebih banyak dan juga praktikan
dalam melakukan percobaan dalam laboratorium tidak gaduh agar praktikum dapat berjalan
lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Dinoto. 2007. Media Agar. Ide Besar Istri Peneliti. http://www.nvtech.com
Diunduh tanggal 19 maret 2013
Anonymous. 2012. Laporan Praktikum Sterilisasi. http://fheeyraredzqiiy.wordpress.com/
Diunduh 19maret 2013
Arisanti, Dian. 2004. Efektivitas Sterilisasi Menggunakan Sinar Ultraviolet Terhadap
Penurunan Angka Kuman Udara Di Ruang Operasi Ibs Rsud Tugurejo
Semarang.Unpublished.
Iman, M. S. 2010. Sterilisasi Dan Pembuatan Media Mikroba.Program Studi Teknik
Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru
Lay, B. W. dan Hastowo. 1982.Mikrobiologi. Rajawali Press Jakarta.
Scoville’s : The Art of Compounding, Glenn L. Jenkins et.all., 1957, New York : MC-Graw
Hill Book Companies.
Validation of Pharmaceutical Processes (electronic version), James Agalloco, 2008, USA :
Informa Healthcare Inc.
Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi Umum. UMM Press, Malang.
Pengaruh panas lembab di dalam proses sterilisasi ialahmengkoagulasikan protein-protein
mikroba dan mengaktifkannya secara searahtak terkebalikan. Proses sterilisasi dapat berjalan
dengan baik jika di dalamautoklaf hanya terdiri atas uap air saja tanpa ada udara. Oleh karena
itu, udarayang ada di dalam autoklaf harus dikeluarkan dahulu. Setelah di dalam
autoklaf tidak ada udara lagi, uap air dibiarkan mengisi ruangan sampai suhu
mencapai121°C. Setelah suhu tersebut tercapai masih diperlukan waktu antara 11-12
menituntuk mematikan endospora bakteri yang tahan panas.Beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dalam sterilisasi antara lainkepadatan muatan, volume cairan, dan ukuran wadah yang
dipakai. Umumnyabahan yang memakan tempat dan mendekati kedap air memerlukan
pemanasanyang lebih lama. Volume media di dalam botol atau labu jangan sampai
melebihidua pertiga dari tinggi wadah. Wadah sterilisasi yang berukuran kecil semakinbaik
digunakan. Sebagai contoh jika ingin mensterilkan lima liter media lebih baik menggunakan
lima labu yang masing-masing berisi satu liter media daripadamenggunakan satu labu berisi
lima liter media. Volume yang lebih kecilmemerlukan waktu sterilisasi yang lebih pendek.
Jadi, lamanya siklus sterilisasiharus disesuaikan dengan ukuran dan jumlah wadah.Hal yang
harus diperhatikan pula yaitu botol tidak boleh disumbat terlaluketat sehingga kedap udara.
Untuk menyumbat dapat digunakan kapas yangkemudian dilindungi dengan kertas atau
alumumium foil supaya kapas tidak terkena tetesan air sewaktu sterilisasi. Apabila perlu,
dapat juga digunakan sumbatkaret, tutup sekrup, atau tutup plastik. Laju pendinginan dan
pembebasan tekananharus dilakukan dengan perlahan-lahan untuk mencegah pecahnya
perangkat kacapada waktu siklus sterilisasi telah selesai. Untuk itu, suhu di dalam autoklaf
harusdibiarkan turun kembali seperti suhu kamar sebelum tutup autoklaf dibuka.(Suriawira,
2005).
V.
Alat dan Bahan
Alat Bahan
Cawan petri Gelas ukur Aquadest Kertas koranJarum inokulum Gelas kimia Alkohol 70%Aut
oklaf Oven SpirtusTabung reaksi Pinset KapasLabu erlenmeyer Pipet ukur Alumunium foilB
unsen burner Korek api
VI.
Prosedur KerjaA.
Sterilisasi dengan cara pembakaran
Bunsen BurnerDinyalakan dan diatur besar api nyaJarum Inokulum (ose)Dibakar hingga
menyala dariujung hingga pangkalnyaJarum ose yang telah dipanaskanDidiamkan hingga
dinginJarum ose siap digunakan untuk inokulasi mikroba
B.
Persiapan alat sebelum sterilisasi dengan Autoklaf
a.
Tabung Reaksib.
Cawan PetriTabung ReaksiLubang tabung reaksi di tutup (disumbat)dengan kapas sekuat
mungkinTabung yang sudah disumbatCawan PetriDibungkus rapi dengan kertas koranCawan yang
sudah dibungkus dengan kertas koran
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Tujuan :1 . M e m a h a m i c a r a s t e r i l i s a s i p a n a s b a s a h 2 . M e l a k u k a n s t e r i l i s a s i
alat dengan
autoklaf 3 . M e l a k u k a n p e m b u a t a n s e d i a a n s t e r i l d e n g a n s t e r i l i s a s i
p a n a s b a s a h d e n g a n d e n g a n menggunakan autoklaf Tahap kerja:1 . H i d u p k a n
pemanas air
p a d a a u t o k l a f 2 . M a s u k k a n w a d a h / a l a t p a d a r u a n g s t e r i l i s a t o r ,
U s a h a k a n a l a t y a n g d i s t e r i l k a n mempunyai keseragaman jenis, besar
maupun tebal.3.Tutup autoklaf dengan posisi klep terbuka. Lakukan tahap
sterilisasi berikut:
a.
Tahap pengusiran udara: biarkan klep terbuka selama 5 menitset
e l a h keluarnya uap dari klep. Selanjutnya tutup klep. b . T a h a p p e m a n a s a n : t a h a p i n i
s a m p a i t e r p e n u h i n y a s u h u p e m b i n a s a a n ( 1 1 5 ° C atau 121°C)c.Tahap
keseimbangan: tahapan yang diperlukan untuk menghasilkan kesamaansuhu
disemua titik pada ruang autoklaf dan semua benda yang disterilkan.Lamanya
tahap keseimbangan tergantung jenis, volume dan tebal alat
yangdisterilkan.d.Tahap pembinasaan: waktu yang diperlukan untuk proses
pembinasaan (misalsuhu 121°C mempunyai waktu pembinasaan 15
menit)e . T a h a p p e n j a m i n a n : w a k t u y a n g d i p e r l u k a n u n t u k s e m
p u r n a n y a p r o s e s pembinasaan mikroorganisme. Lama waktu penjami
n a n = ½ d a r i w a k t u pemerataan.
f.
Tahap jatuh: waktu yang diperlukan untuk menghabiskan uap jenuh dalamruang
autoklaf (ditandai dengan tidak keluarnya uap air dari klep)
You're reading a preview. Unlock full access with a free trial.
Pages 2 to 5 are not shown in this preview.
g.Tahap pendinginan: waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu 80°C.
You're Reading a Preview
LUS
PINTEREST
LINKEDIN
INSTAGRAM
YOUTUBE
GITHUB
DRIBBBLE
RSS
Laporan Mikrobiologi Umum Sterilisasi
on July 01, 2015 in laporan praktikum, mikrobiologi umum with No comments
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM
STERILISASI
Oleh
Bayu Apriliwan
05031281320017
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Percobaan
Untuk memahami cara sterilisasi dengan menggunakan autoclave dalam kondisi yang
aseptis.
C. Cara Kerja
Cara kerja dalama peraktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Alat yang akan digunakan dicuci bersih dan dikering anginkan.
2. Alat tersebut kemudian dibungkus dengan kertas hingga semua bagian tertutup rapat.
Kemudian semua alat dibungkus dengan plastik HDPE dan diikat dengan karet.
3. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu bayaknya air dalam autoklaf. Gunakan air
destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
4. Masukan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka tutup harus
dikendorkan.
5. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan buat pengaman agar tidak ada uap yang keluar
dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
6. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 1210C.
7. Tunggu sampai air mendidih,. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu
sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
8. Jika alaram tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompertemen turun hingga
sam dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka
nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.
A. Hasil
Hasildariketidakpastiandalampengukuransebagaiberikut :
No Nama Alat Gambar Alat Keterangan
1 Autoklaf Autoklaf disini diguna
mensterilkan alat-alat labo
ingin kita gunakan dengan
tekanan uap dengan suhu 1
menit.
B. Pembahasan
Yang dimaksud sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan
semua organisme yang terdapat pada atau didalam suatu benda (Hadioetomo, 1993).
Sterilisasi alat–alat laboratorium untuk pengamatan mikroba sebelum digunakan adalah
penting, cara yang salah satu yang dapat digunakan adalah Autoclave.
Autoclave adalah cara sterilisasi dengan menggunakan uap bertekanan panas.
Autoclave merupakan sebuah alat yang terdiri atas suatu bejana yang tahan terhadap tekanan
tinggi yang dilengkapi manometer (barometer), termometer dan klab bahaya. Prinsip kerja
alat ini sama dengan prinsip kerja kukusan hanya saja memiliki tekanan sehingga
menghasilkan panas yang lebih tinggi.
Dalam pratikum ini kita telah mengenal beberapa alat mikroba yang dimana alat–alat
tersebut mempunyai peranan masing–masing. Seperti cawan petri dan erlenmeyer yang dapat
kita gunakan untuk peletakan media. Tabung reaksi yang berguna untuk meletakkan agar
miring, dan untuk meletakan tabung ini kita bisa menggunakan rak tabung reaksi. Mikropipet
dan pipet hisap yang dapat kita gunakan untuk mengambil suspensi mikroba, yang dapat
dibantu oleh bluetip dan yellowtip. Untuk membuat wilayah steril kita dapat menggunakan
lampu bunsen.
Untuk mengaduk sample kita dapat menggunakan spatula dan magnetic stirer serta
shaker. Untuk steril media kita dapat menggunakan autoclave dan oven, dan inkubator dapat
digunakan untuk menginkubasi media dengan suhu ruang.
Dalam sterilisasi yang menggunakan autoclave kita menggunakan suhu 121°C, ini
dikarenakan pada suhu ini mikroorganisme sudah mati. Pada sterilisasi alat dibutuhkan waktu
20–30 menit, dan untuk bahan 15 menit.
Pada waktu sterilisasi alat dan bahan terdapat perbedaan waktu, ini di karenakan besar
tekanan yang digunakan tergantung pada macam bahan dan alat yang disterilkan, sehingga
terjadi perpanjangan waktu pemanasan.
Dalam percobaan ini mungkin saja teradi faktor kesalahan, contohnya seperti pada saat
pembukusan cawan petri mungkin saja akan salah pembukusan dan terbaliknya cawan petri.
Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain medium biakan yang
umum, air suling, peralatan laboratorium, biakan yang akan dibuang, medium tercemar, dan
bahan-bahan dari karet.
Ada 4 hal utama yang harus diingat bila melakukan sterilisasi basah,yaitu :
a) Sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul-betul dari ruang
autoklaf (sterilisator).
b) Semua bagian bahan yang disterilkan harus terkenah iuap, karena itu tabung dan labu kosong
harus diletakan dalam posisi tidur agar udara tidak terperangkap di dasarnya.
c) Bahan-bahan yang berpori atau berbentuk cairan harus permeable terhadap uap.
V. KESIMPULAN
Dari percobaan ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Sterilisasi adalah suatu perlakuan membebaskan benda yang akan digunakan dari
mikroorganisme kontaminan.
3. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan menggunakan udara panas atau uap air panas dengan
tekanan tinggi dengan temperatur uap 1210C.
4. Sterilisasi secara kimia menggunakan desinfektans, larutan alkohol, larutan formalin latutan
AMC, karena dapat membunuh mikroba dengan tekanan osmotiknya.
Ferdias.1992.Sterilisasi.
(onlin).http://www.academia.edu/directory/educationnad_training/secondary. (diakses pada
tanggal 17 september 2014)
Hadioetomo. Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka
Utama
Nursina.2012.Sterilisasi.(online).https://www.academia.edu/7236446/Laporan_Sterilisasi_Alat
-alat_mikrobiologi. (diakses pada tanggal 17 september 2014).