Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

PERCOBAAN 6

ISOLASI ETIL p-METOKSI SINAMAT DARI KENCUR


(Kaemferia galangal l. ) DAN SINTESIS ASAM p-
METOKSISINAMAT

Sintesis Turunanya dan Penetapan Struktur

Disusun oleh :

Nama : Azizah Lutfiana

NPM : 10060314083

Shift/Kelompok : C/6

Asisten : Lutfi Ashri K. N ,S. Farm.,Apt

Tanggal Praktikum : 14 Juni 2016

Tanggal Laporan : 21 Juni 2016

LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT A

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2016 M/ 1437 H
I. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mengisolasi etil p-Metoksisinmat dari kencur dengan metode

refluks

2. Memurnikan asam sinamat etil p-Metoksisinamat hasil isolasi

dengan metode rekristalisasi

3. Menghidrolisis etil p-Metoksisinamat dan hasil hidrolisis dengan

metode refluks

4. Mengidentifikasi etil p-Metoksisinamat dalam etil p-

Metoksissinamat hasil hidrolisis dan hasil isolasi dengan

menggunakan Kromatografi lapis Tipis.

II. PRINSIP PERCOBAAN

1. Metode Rrefluks yaitu isolasi atau hidrolisis senyawa berdasarkan

pada perbedaan kepolaran dan kelarutan pada pemanasan suhu

tinggi.

2. Rekristalisasi yaitu pemurnian kristal yang tidak murni dengan

melarutkannya dalam pelarut panas yang dilanjutkan dengan

pendinginan untuk terjadi perubahan fasa menjadi kristal kembali.

3. Kromatografi Lapis Tipis yaitu pemisahan suatu senyawa

berdasarkan perbedaan kepolaran dan kecepatan migrasi sampel

dengan pelarut yang digunakan.


III. TEORI DASAR

Asam sinamat diperoleh dari fenilalanin berdasarkan eliminasi

amonia secara enzimatikdilanjutkan dengan hidroksilasi aromatik

dan metilasi. Mula pertama dipercayai bahwabiosintesis melalui

jalan asam fenilpiruvat yang direduksi dan di dehidrasi, tetapi saat

asamsinamat ditemukan terlihat bahwa dapat mengeliminasi amonia

langsung dari asam amino, makajalan tersebut dinyatakan sebagai

langkah utama. Reaksi ini dikategorikan sebagai

reaksiberkesinambungan eliminasi – , dengan adanya pusat basa pada

enzim yang mengikat -α β βproton. Asam sinamat dan benzoat

kebanyakan terdapat sebagai ester glikosida karbohidrat,flavonoid,

dan asam hidroksi karboksilat. Asam 3- kafeoilquinat (asam

kloroquinat) telah diisolasi oleh Payen pada tahun 1846 dalam bentuk

kristal dari kopi dan ternyata senyawatersebut terdapat sebagai

metabolit yang umum dalam tanaman (Harborne, 1989: 59).

Sudah merupakan kelaziman untuk membedakan antara

metabolisme primer dansekunder. Para peneliti pendahulu

berpendapat bahwa proses fotosintesis menghasilkan senyawayang

sederhana dan terdistribusi luas yang memiliki berat molekul

rendah seperti asamkarboksilat pada daur krebs, asam –

asam amino, karbohidrat, lemak dan protein. Padahakikatnya

tidak ada perbedaan yang tajam antara metabolit primer dengan

metabolit sekunder.Gula – gula yang lazim seperti glukosa, fruktosa,


manosa, di mana fungsi dan kekimiannya telahdipelajari secra

mendalam oleh biokimiawan, dimasukkan dalam kelompok pertama

(metabolitprimer), sedangkan senyawa gula yang jalan kaitannya

masih dekat seperti khalkosa, streptosa mikaminosa, yang diketahui

sebagai konstituen antibiotik dan diketemukan oleh pakar kimia

organik dikategorikan sebagai metabolit sekunder. Asam amino pokok

prolin dipandang sebagaimetabolit primer tetapi asam pepekolat

cincin lingkar 6 yang analog dengan plorin diklasifikasikan

sebagai metabolit sekunder atau dikenal sebagai alkaloid

(Hardjono Sastrohamidjojo,1995 : 3).

Tanaman kencur (Kaemfria galanga L) dikenal sebagai cukup luas

dalam masyarakatkita, karena manfaatnya yang sangat banyak. Di

samping digunakan untuk penyedap makanan,kencur banyak

digunakan dalam ramuan obat tradisional yang khasiatnya dapat

mengobatiberbagai macam penyakit misalnya : masuk angin, radang

lambung, batuk, nyeri perut, muntah –muntah, panas dalam dan lain –

lain. Salah satu senyawa etil ester yang terdapat dalam kencuradalah

etilparametoksi sinamat yang tergolong fenilpropanoid. Biosintesis

senyawa ini mengikutijalur sinamat dan digunakan sebagai antifungi,

analgesik dan antipiretik. Sintesis senyawa ini adalah sebagai berikut :

Etil – para- metoksi sinamat. Kencur (Kaemfria galanga L) adalah

salah satu empon – empon / tanaman obat yangtergolong dalam suku

temu – temuan (Zingiberaceae). Rimpang atau rizoma tanaman


inimengandung minyak atsiri dan alakaloid yanhg dimanfaatkan

sebagai stimulan. Nama lainadalah cekur (Maloysia) dan pro tiom

(Thailand). Dalam pustaka internasional (bahasa inggris) kerap terjadi

kekacauan dengan menyebut kencur sebagai lesser galangal (Alpinia

offieinarum)maupun zedoary (temu putih), yang sebetulnya spesies

yang berbeda dan bukan merupakanrempah pengganti. Terdapat pula

kerabat dekat kencur yang biasa ditanam di pekarangan sebagai

tanaman obat, temu rapet (K. rotonda Jaeq), namun mudah

dibedakan dari daunnya. Etil p-metoksisinamat (EPMS) adalah salah

satu senyawa hasil isolasi rimpang kencur(Kaempferia galanga L)

yang merupakan bahan dasar senyawa tabir surya yaitu pelindung

kulitdari sengatan sinar matahari. EPMS termasuk dalam golongan

senyawa ester yang mengandungcincin benzena dan gugus metoksi

yang bersifat non-polar sehingga dalam ekstraksinya

dapatmenggunakan pelarut – pelarut yang mempunyai variasi

kepolaran yaitu etanol, etil asetat,metanol, air dan heksana

(Asyharist08, 2011).

Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan salah satu metode yang

digunakan untuk memisahkan komponen – komponen atas dasar

perbedaan migrasi dan distribusi senyawa atau ion – ion dalam fasa

yang berbeda. KLT biasanya menggunakan lempeng gelas atau lapisan

tipis alumina, silika gel, atau bahan serbuk lainnya. Kromatografi lapis
tipis pada umumnya dijadikan metode pilihan pertama pada pemisahan

dengan kromatografi karena prosesnya yang mudah dan cepat.

Biasanya pelat KLT menggunakan bahan indicator fluoresens yang

dapat memancarkan warna biru keunguan di bawah lampu UV pada

panjang gelombang 254 nm. Senyawa yang akan diuji dan ditotolkan

pada pelat KLT, yang menyerap sinar UV pada panjang gelombang

tersebut akan memberikan penampakan noda di bawah lampu UV.

Cara lain untuk melihat penampakan noda adalah memasukkan pelat

KLT ke dalam wadah yang berisi iod padat yang akan menyublim dan

mengabsorbsi molekul organik pada fasa gas, sehingga akan terbentuk

noda keclokatan.

Selain berfungsi sebagai analisis kualitatif, KLT juga menyediakan

gambaran kuantitatif kromatografik yang disebut nilai Rf. Nilai Rf

adalah ”retardation factor” atau nilai “ratio-to-front” yang

diekspresikan sebagai fraksi desimal.

Kencur (Kaempferia galanga L), adalah terna aromatik yang tergolong

kedalam famili Zingiberaceae (temutemuan).Adapun klasifikasi terna

kencur sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivisio : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida

Sub-kelas : Commelinidae

Ordo : Zingiberales

Familia : Zingiberaceae

Genus : Kaempferia

Spesies : Kaempferia galanga L.

Kencur (Kaempferia galanga L.) banyak digunakan sebagai bahan

baku obat tradisional (jamu), fitofarmaka, industri kosmetika,

penyedap makanan dan minuman, rempah, serta bahan campuran saus

rokok pada industri rokok kretek. Secara empirik kencur digunakan

sebagai penambah nafsu makan, infeksi bakteri, obat batuk, disentri,

tonikum, ekspektoran, masuk angin, sakit perut. Minyak atsiri didalam

rimpang kencur mengandung etil sinnamat dan metil p-metoksi

sinamat yang banyak digunakan didalam industri kosmetika dan

dimanfaatkan sebagai obat asma dan anti jamur (Rostiana et al, 2005).

Kencur (Kaempfria galanga L) termasuk suku tumbuhan

Zingiberaceae dan digolongkansebagai tanaman jenis empon – empon

yang mempunyai daging buah paling lunak dan tidak berserat. Kencur

merupakan terna kecil yang tumbuh subur di daerah dataran rendah

ataupegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air.

Rimpang kencur mempunyaiaroma yang spesifik. Daging buah kencur

berwarna putih dan kulit luarnya berwarna coklat.Jumlah helaian daun

kencur tidak lebih dari 2 sampai 3 lembar dengan susunan


berhadapan.Bunganya tersusun setengah duduk dengan mahkota bunga

berjumlah antara 4 – 12 buah, bibirbunga berwarna lembayung dengan

warna putih lebih dominan. Kencur tumbuh dan berkembangpada

musim tertentu, yaitu pada musim penghujan. Kencur dapat ditanam

dalam pot atau dikebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah

dan di tempat terbuka (ipteknet, 2011).

Kencur adalah istilah jawa untuk rimpang jenis panggilan, jika

masyarakat Aceh disebutceuko, nama ilmiahnya adalah Kaemferia

galanga L. Dia termasuk kerabat jahe- jahean (Gamilia

zingiberaceae), jadi masih saudaranya kunir, jahe, kunyit dan

sebagainya. Sepertisaudaranya, nama lain yang masih saudaranya,

kencur punya kemiripan di sana – sini tanpapertumbuhan batang dan

membentuk rimpang di dalam tanah (Anneahira,2011).

IV. ALAT DAN BAHAN

Alat

- Labu bundar - Corong Buchner

- Alat refluks - Timbangan digital

- Penanggas air - Spektrofotometer

- Kertas saring UV&IR

- Alat distilasi - Kapiler

sederhana - Plaat KLT

- Penanggas es - Chamber

Bahan
- Kencur - Methanol

- Heksan - Benzaldehid

- Petroleum eter - Asam malonat

- Etil p-Metoksisinamat - Piridin

- Etanol - Piperidin

- NaOH - Asam p-

- Air Metoksisinamat

- HCL - Klorofoam

V. PROSEDUR

A. Isolasi etil-p-metoksisinamat

Rimpang kencur sebanyak 15 gram dimasukkan ke dalam labu

bundar 250 mL, kemudian sekitar 100 mL heksana ditambahkan

hingga selapis heksana terdapat di atas permukaan rimpang kencur.

Kondensor refluks pada labu bundar di pasang dan dilakukan

refluks dalam penangas air selama 30 menit. Campuran kencur

yang telah direfluks di saring ke dalam labu bundar 100 mL,

dilakukan destilasi sederhana terhadap filtrate dalam labu bundar

tersebut dalam penangas air sampai tersisa sekitar 10 mL larutan

dalam labu. Labu di dinginkan pada suhu kamar hingga terbentuk

kristal berwarna putih, jika belum terbentuk kristal juga, labu di

dinginkan pada penangas es. Padatan kristal putih yang terbentuk

di saring dengan corong Buchner. Kristal di timbang dan di hitung

rendemen nya. Dilakukan rekristalisasi dalam petroleum eter atau


n-heksana, kemudian di ukur titik leleh nya dan di bandingkan

dengan literatur. (Lit. 48-50˚C).

B. Hidrolisis etil-p-metoksisinamat

Dilarutkan 2,5 g etil-p-metoksisinamat dalam 5 mL etanol

dalam labu bulat 100 mL. 1,25 g NaOH dan 20 mL air di

tambahkan, kemudian campuran reaksi di refluks selama 30 menit

kemudian di dinginkan dalam suhu kamar. Dengan HCl encer di

netralkan menghasilkan kristal putih, di saring dengan corong

Buchner dan di cuci dengan air kristal yang di peroleh. Dilakukan

rekristalisasi dengan pelarut methanol. Di ukur titik leleh nya dan

di bandingkan dengan literature. (Lit 174˚C).

C. Pembuatan asam sinamat

Campuran yang terjadi dari 2 g benzaldehid, 3 g asam malonat,

6 mL piridin dan 4 tetes piperidin di panaskan di dalam penangas

air selama 1 jam. selama pemanasan ini karbondioksida akan di

bebaskan. Dilakukan pendidihan campuran tersebut dilanjutkan

selama beberapa menit. Di dinginkan dan ke dalam nya di

tambahkan 40 g butiran es dan 20 mL larutan HCl 5 M. hasil reaksi

di saring, dan di cuci dengan air es dan di rekristalisasi dengan air

atau etanol atau campuran air-etanol. Titik leleh di ukur serta

spectrum UV dan IR nya.

D. Pemeriksaan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)


Dilarutkan sampel kristal hasil isolasi dan hasil hidrolisis

masing-masing dalam petroleum eter atau n-heksan, di totolkan

pada plat KLT ukuran 2x5 cm menggunakan pipa kapiler, pada

jarak 0,5 cm dari bawah, di gunakan etil-p-metoksisinamat dan

asam p-metoksi sinamat standar sebagai pembanding. Di masukkan

ke dalam chamber yang telah di jenuhkan dengan eluen kloroform,

dilakukan pengamatan bercak dengan melihatnya di bawah lampu

UV atau di masukkan kedalam chamber iodium. Di hitung Rf dan

di bandingkan dengan standar. Dilarutkan kristal hasil isolasi dan

hasil hidrolisis masing-masing dalam methanol kemudian di buat

spektrum ultravioletnya pada daerah panjang gelombang 200-350

nm. Kristal hasil isolasi dan hasil hidrolisis dibuat pellet dengan

KBr kering, kemudian dibuat spektrum inframerahnya.

VI. HASIL PENGAMATAN

Dari hasil percobaan yang kami dapat dari hasil ekstraksi dari 90ml

larutan yang digabungkan menjadi satu hasil yang didapat tetap sedikit

dan tidak menghasilkan kristal.

VII. PEMBAHASAN

Percobaan ini bertujuan untuk memperoleh etil parametoksi

sinamat dari kencur. Di dalam kencur juga terdapat minyak atsiri.

Untuk memperoleh etil-parametoksi sinamat dari kencur, hal pertama

yang dilakukan yaitu ditimbang rimpang kencur . Kemudian setelah

ditimbang rimpang kencur direndam dengan menggunakan larutan N-


Heksan . Pelarut N-Heksan digunakan karena etil p-metoksi sinamat

termasuk dalam senyawa ester yang mengandung cincin benzena dan

juga gugus metoksi yang bersifat nonpolar serta gugus karbonil yang

mengikat etil yang bersifat polar sehingga dalam ekstraksinya dapat

menggunakan pelarut polar sebagaimana prinsip dari isolasi yaitu

proses pengambilan suatu zat dari bahan alam yang menggunakan

pelarut yang sesuai, dalam hal ini dilihat dari tingkat kepolarannya.

Selain itu, digunakan N-Heksan juga karena N-Heksan adalah pelarut

yang mudah mendidih sehingga mudah menguap serta mudah menarik

zat yang terkandung dalam sampel yaitu etil p-metoksi sinamat dari

sampel (kencur). Karena mudah menguap sehingga memudahkan

pemisahan antara ekstrak dengan pelarutnya dalam hal ini N-Heksan.

Proses perendaman yang dilakukan adalah prinsip kerja maserasi yaitu

dengan cara perendaman dengan menggunakan pelarut yang sesuai.

Proses perendaman dilakukan selama 24 jam agar zat dari kencur

tersebut dapat tertarik lebih banyak oleh N-Heksan sehingga ekstrak

yang dihasilkan banyak pula. Proses perendaman dapat dilakukan lebih

dari 24 jam dengan setiap saat mengganti pelarutnya denga pelarut

yang sama karena semakin lama direndam maka semakin banyak pula

ekstrak yang akan diperoleh.

Kemudian setelah direndam, larutan hasil rendaman disaring yang

bertujuan untuk memisahkan ekstrak dengan ampasnya. Setelah itu

ekstraknya disaring kembali menggunakan corong buchner yang


bertujuan agar proses penyaringan lebih cepat dan pada corong

buchner juga menggunakan kertas saring yang memiliki pori-pori lebih

rapat, sehingga pada saat disaring ampas yang masih terdapat diekstrak

tidak ikut bercampur dengan ekstrak. Proses penyaringan berlangsung

cepat karena corong buchner juga dilengkapi dengan pompa vakum

yang mengisap ekstrak pada saat disaring. Setelah disaring,. Dilakukan

distilasi karena etil p-Metoksisinamat bila dipanaskan terlalu panas

zatnya akan rusak karena etil-parametoksi sinamat tidak tahan dengan

pemanasan dengan suhu tinggi, setelah didistilasi , larutan tersebut

didiamkan dalam gelas kimia selama beberapa menit, sehingga

terbentuk endapan berwarna kuning kehijauan dan warna larutan yang

diperoleh yaitu kuning keruh. Setelah beberapa menit, endapan

kemudian disaring dan diperoleh larutan berwarna kuning jernih dan

endapan kuing keruh. Endapan tersebut bukan etil parametoksi sinamat

melainkan minyak atsirinya bercampur ampas. Penyebab, tidak tidak

terbentuknya kristal etil parametoksi sinamat (Epms) dikarenakan

adanya beberapa kesalahan pada saat proses pelaksanaan praktikum.

Jadi, karena proses isolasi etil parametoksi sinamat tidak menghasilkan

kristal maka titik lelehnya pun tidak dapat ditentukan. Berdasarkan

teori apabila dalam percobaan ini diperoleh kristal maka karakteristik

kristal etil parametoksi sinamat berbentuk jarum-jarum, berwarna putih

kekuningan dan mempunyai titik leleh 48-500C.


Hasil pemilihan pelarut dalam penelitian ini terlihat bahwa n-

heksan lebih sesuai hal ini ditunjukkan oleh persentase hasil yang lebih

besar dibandingkan dengan pelarut lain pada suhu kamar. Kenyataan

ini menunjukkan bahwa kepolaran etil p-Metoksisinamat lebih

mendekati heksan karena dalam etil p-Metoksisinamat ada dua gugus

yang mendukung sifat nonpolar yaitu gugus eter dan lingkar benzen,

sedang gugus yang mendukung ke arah polar hanya satu yaitu adanya

karbonil dalam gugus ester.

Hasil optimasi suhu menunjukkan bahwa suhu optimum dalam

isolasi menggunakan pelarut terpilih yaitu n-heksan adalah 50oC.

Kenyataan ini memberikan gambaran jelas bahwa proses pelarutan

etil p-Metoksisinamat dalam heksan tergolong endoterm yaitu

memerlukan kalor dimana kenaikan kalor pada proses ekstraksi diikuti

dengan kenaikan prosentase hasil isolasi. Pada suhu diatas 50oC terjadi

penurunan hasil isolasi disebabkan karena EPMS yang telah terekstrak

sebagian mengalami penguraian struktur karena pemanasan.

Hasil Analisa kemurnian dengan penentuan titik leleh

menunjukkan angka menurut literature standard yaitu 48-500C. ,

namun pada uji titik leleh ini tidak dilakukan dan senyawa yang

diperoleh benar etil p-Metoksisinamat karena tidak terbentuknya

kristal selanjutnya dilakukan analisis lebih lanjut.

Dari Uji KLT dengan berbagai komposisi dan jenis pelarut

pengembang menunjukkan bahwa hasil RF tidak berbeda dengan


senyawa etil p-Metoksisinamat standard pada pelarut pengembang

yang sama, hal ini menunjukkan bahwa benar hasil yang kita dapat

dalam isolasi ini adalah etil p-Metoksisinamat.

Analisa IR yang dilakukan terhadap senyawa hasil isolasi

dibandingkan dengan etil p-Metoksisinamat standard hal ini

memberikan informasi bahwa hasil isolasi identik dengan etil p-

Metoksisinamat standard.

VIII. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang dilakukan pada isolasi etil p-

Metoksisinamat dari kencur tidak didapatkan kristal meskipun sudah

digabungkan sehingga percobaan yang kami lakukan tidak sempurna.

IX. DAFTAR PUSTAKA

- Anneahira. 2011. Manfaat Kencur. (http://www.anneahira.com).

Diakses pada 21 Januari 2011.

- Asyaharstf08. 2011. Isolasi Etil p Metoksi Sinamat dari Kencur

Kaempferia Galanga L dan Sintesis Asam pMetoksi Sinamat

Sintesis Turunannya dan Penetapan Struktur.

- .Harborne. 1989. Metode Fitokimia. Bandung : ITB Bandung.Iptek

net. 2011.

- .Sastroharmidjojo, Hardjono. 1995. Sintesis Bahan Alam.

Yogyakarta : Gadjah Mada University

- Otih Rostiana, Rosita SMD, Mono Rahardjo dan Taryono, 2005,

Budidaya Tanaman Kencur, Badan Penelitian dan Pengembangan


Pertanian Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika,

Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai