Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

EKSTRAKSI CAIR-CAIR

NAMA : EMPAT PATONAH

NIM : (140621010)

KELOMPOK : 3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

Jalan Fatahillah Watubelah Sumber Cirebon

1. TUJUAN
Memisahkan naphtalena dan naphtol dengan memanfaatkan
penggunaan corong psah

2. TEORI DASAR
Ekstraksi pada prinsipnya menggunakan konsep kelarutan dari
suatu zat pada pelarut atau pengekstrak yang digunakan. Ekstraksi cair-
cair adalah proses pemisahan zat terlarut di dalam 2 macam zat pelarut
yang tidak saling bercampur atau dengan kata lain perbandingan
konsentrasi zat terlarut dalam pelarut organik, dan pelarut air. Hal
tersebut memungkinkan karena adanya sifat senyawa yang dapat larut
air dan ada pula senyawa yang larut dalam pelarut organik. Satu
komponen dari campuran akan memiliki kelarutan dalam kedua lapisan
tersebut (biasanya disebut fase) dan setelah beberapa waktu dicapai
keseimbangan biasanya dipersingkat oleh pencampuran kedua fase
tersebut dalam corong pisah (Najib, 2008).
Apabila zat yang tercampur mempunyai kelarutan yang sama pada
satu pelarut maka pemisahan dengan dengan cara ekstraksi tidak dapat
diterapkan, maka untuk menerapkan teknik ini salah satu zat yang
tercampur harus dirubah atau ditransformasikan terlebih dahulu menjadi
zat lain misalnya dengan penambahan asam atau basa sehingga
dihasilkan dua zat yang kelarutannya berbeda.
Pada metode ekstraksi cair-cair, ekstraksi dapat dilakukan dengan
cara bertahap (batch) atau dengan cara kontinyu. Cara paling sederhana
dan banyak dilakukan adalah ekstraksi bertahap. Tekniknya cukup
dengan menambahkan pelarut pengekstrak yang tidak bercampur
dengan pelarut pertama melalui corong pemisah, kemudian dilakukan
pengocokan sampai terjadi kesetimbangan konsentrasi solut pada kedua
pelarut. Setelah didiamkan beberapa saat akan terbentuk dua lapisan
dan lapisan yang berada di bawah dengan kerapatan lebih besar dapat
dipisahkan untuk dilakukan analisis selanjutnya (Rahayu. 2009).
Kerap kali sebagai pelarut pertama adalah air sedangkan sebagai
pelarut kedua adalah pelarut organik yang tidak bercampur dengan air.
Dengan demikian ion anorganik atau senyawa organik polar sebagian
besar terdapat dalam fase air, sedangkan senyawa organik non polar
sebagian besar akan terdapat dalam fase organik. Hal ini yang dikatakan
like dissolves like , yang berarti zat akan larut pada pelarut yang
disukainya atau zat terlarut dan pelarutnya mempunyai sifat-sifat yang
hampir sama trntang polaritasnya atau dengan kata lain senyawa polar
akan mudah larut dalam pelarut polar, dan sebaliknya (Dirjen POM,
1979).

OH

(1) Naphtalena (2) naphtol

Naphtalena (1) dan naphtol (2) merupakan zat padat yang


strukturnya hanya berbeda pada gugus fungsi OH. Apabila kedua zat ini
bercampur, maka pemisahan secara ekstraksi tidak dapat langsung
diterapkan karena kedua zat ini mempunyai kelarutan yang sama pada
satu pelarut misalnya DCM atau Dichloromethana sehingga perlu
dilakukan teknik transformasi terlebih dahulu sehngga kedua zat tersebut
mempunyai kelarutan yang berbeda.
Pemisahan campuran naphtalena (1) dan naphtol (2) dapat
dilakukan dengan ekstraksi asam basa setelah mentransformasi naphtol
(2) menjadi garam, sehingga mempunyai kelarutan yang berbeda.

3. PROSEDUR KERJA

Naphtalena Naphtol
0,5 gram campurkan 0,5 gram

Larutkan dengan 10 mL
dichloromethana
aduk sampai semuanya terlarut

tambahkan

Masukan kedalam NaOH 1 M


sebanyak 1 mL
kocok sampai terjadi pemisahan
corong pisah

tambahkan

dikocok kembali sampai


Aquades sebanyak 10 mL
terlihat jelas pemisahan nya

Pisahkan lapisan
aqoueus dan
dichloromethana

Keringkan lapisan
Saring dan uapkan
dichloromethana (DCM)
DCMnya dengan
yang mengandung
rotary evaporator
naphtalena dengan MgSO4

Timbang dan tentukan


persentasenya

4. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


Data Pengamatan
Perhitungan
5. PEMBAHASAN
6. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
Praktikan Dosen
Pengampu
(Empat Patonah) (Indah Karina Yulina,
S.Pd, M.Si)

Anda mungkin juga menyukai