Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR ASISTENSI

Praktikum Operasi Teknik Kimia 2

Judul Bab : Ekstraksi Cair-Cair

Kelompok :4

Nama : 1. Desi Nurisnaeni Saputri (1631410157)


2. Hardika Bayu Priasmoko (1631410078)
3. Novelita Anisti Nadya Sari (1631410156)

Tanggal Praktikum : 2 April 2018

NO. Tanggal Asistensi TTD

Dosen Pembimbing

(Anang Takwanto, ST., MT)


BAB I
EKSTRAKSI CAIR-CAIR

1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari modul Ekstraksi Cair-Cair adalah untuk menghitung
koefisien distribusi asam propionate (A) – TCE (B) – air (C), dan membuat kurva
kesetimbangan asam propionate (A) – TCE (B) – air (C).

1.2 Tinjauan Pustaka


Ekstraksi adalah salah satu metode memisahkan larutan dua komponen
dengan menambahkan komponen ketiga (solvent) yang larut dengan solute tetapi
tidak larut dengan pelarut (diluent). Dengan penambahan solvent ini, sebagian
solute akan berpindah dari fasa diluent ke fasa solvent (disebut ekstraksi) dan
sebagian lagi akan tetap tinggal di dalam fasa diluent (disebut rafinat). Perbedaan
konsentrasi solute di dalam suatu fasa dengan konsentrasi pada keadaan
setimbang merupakan pendorong terjadinya pelarutan (pelepasan) solute dari
larutan yang ada. Gaya dorong (driving force) yang menyebabkan terjadinya
proses ekstraksi dapat ditentukan dengan mengukur jarak sistem dari kondisi
setimbang (Asnafi, 2012).
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan
pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk
mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Seringkali
campuran bahan padat dan cair (misalnya bahan alami) tidak dapat atau sukar
sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis yang telah
dibicarakan. Misalnya saja, karena komponennya saling bercampur secara sangat
erat, peka terhadap panas, beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil atau tersedia dalam
konsentrasi yang terlalu rendah (Rada, 2016).
Pelarut ekstraksi yang meninggalkan kontaktor cari – cair disebut
ekstrak. Rafinat adalah fase cair yang tersisa dari umpan setelah proses ekstraksi
pada kedua fase. Pelarut pencuci adalah cairan yang ditambahkan proses
fraksinasi cari–cair untuk mencuci atau memperkaya kemurnian zat terlarut dalam
fase ekstrak. Pemisahan antara ekstrak dan rafinat terjadi apabila kedua fase
tersebut dalam keadaan keseimbangan sehingga, secara fisik pemisahan kedua
fase dalam lapisan yang jelas (Asnafi, 2012).
Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solute)
diantara dua fasa cair yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat
berguna untuk pemisahan secara cepat dan “bersih” baik untuk zat organik
maupun zat anorganik. Cara ini juga dapat digunakan untuk analisis makro
maupun mikro. Selain untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak
digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organik,
biokimia dan anorganik dilaboratorium. Alat yang digunakan dapat berupa corong
pemisah (paling sederhana), alat ekstraksi soxhlet sampai yang paling rumit
berupa alat “Counter Current Craig” (Sudarsono, 2016).
Jenis aliran pada proses ekstraksi yaitu (Asnafi, 2012):
1. Crosscurrent Ekstraksi
Adalah serangkaian proses ekstraksi di mana rafinat R dari satu tahap ekstraksi
dikontakkan langsung dengan tambahan solvent S pelarut dalam tahap
berikutnya.
2. Countercurrent Ekstraksi
Adalah skema ekstraksi dimana pelarut memasuki tahap atau akhir ekstraksi
dan umpan F masuk dan dua fase berkontak berlawanan satu sama lain.
Tujuannya adalah untuk mentransfer satu atau lebih komponen dari larutan
umpan F ke ekstrak E.
Pada metode ekstraksi cair-cair, ekstraksi dapat dilakukan dengan cara
bertahap (batch) atau dengan cara kontinyu. Cara paling sederhana dan banyak
dilakukan adalah ekstraksi bertahap. Tekniknya cukup dengan menambahkan
pelarut pengekstrak yang tidak bercampur dengan pelarut pertama melalui corong
pisah, kemudian dilakukan pengocokan sampai terjadi kesetimbangan konsentrasi
solut pada kedua pelarut. Setelah didiamkan beberapa saat akan terbentuk dua
lapisan dan lapisan yang berada dibawah dengan kerapatan lebih besar dapat
dipisahkan untuk dilakukan analisa selanjutnya (Sudarsono, 2016).
Operasi ekstraksi cair-cair terdiri dari beberapa tahap yaitu
(Sudarsono, 2016):
1. Kontak antara pelarut (solvent) dengan fasa cair yang mengandung komponen
yang akan diambil (solute), kemudian solute akan berpindah dari fasa umpan
(diluent) ke fasa pelarut.
2. Pemisahan dua fasa yang tidak saling melarutkan yaitu fasa yang banyak
mengandung pelarut disebut fasa ekstrak dan fasa yang banyak mengandung
umpan disebut fasa rafinat.

Untuk proses ekstraksi yang baik, pelarut harus memenuhi beberapa


kriteria sebagai berikut (Sudarsono, 2016) :
1. Koefisien distribusi yang besar.
2. Selektivitas tinggi. Faktor ini diperlukan jika terdapat lebih dari satu zat
terlarut, karena umumnya hanya diinginkan mengurangi satu zat terlarut saja.
3. Mudah diregenerasi.
4. Kelarutan dalam larutan umpan rendah.
5. Perbedaan densitas dengan umpan cukup besar.
6. Tegangan antar muka menengah. Tegangan antar muka yang terlalu tinggi
menyebabkan kesulitan pembentukan tetes (cairan), sedangkan tegangan antar
muka yang terlalu rendah dapat menyebabkan terbentuknya emulsi.
7. Mudah diperoleh dan harganya cukup murah.
8. Tidak korosif, tidak mudah terbakar dan tidak beracun.

Koefisien Distribusi (Rada, 2016).


Pada percobaan ini, menentukan koefisien distribusi untuk sistem
tri khloro etilena–asam propionate–air dan menunjukan ketergantungannya
terhadap konsentrasi. Pada campuran ketiga, zat ini dianggap bahwa fasa berada
pada kesetimbangan. Pada konsentrasi rendah, koefisien distribusi tergantung
pada konsentrasi, sehingga
Y=K.X
Y : konsentrasi solute dalam fasa ekstrak
X : konsentrasi solute dalam fasa rafinat
K : koefisien distribusi
1.3 Metodologi Percobaan
Percobaan ini dilakukan untuk menghitung koefisien distribusi asam propionate
propionate (A) – TCE (B) – air (C) dan membuat kurva kesetimbangan asam
propionate (A) – TCE (B) – air (C). Subbab ini akan diuraikan bahan-bahan dan
alat yang digunakan selama praktikum serta diagram prosedur kerja.

1.3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel I.1.
Tabel I.1 Daftar alat dan bahan
Alat Bahan
Batang Pengaduk Aquadest
Beaker Glass HCl 0,1 N
Buret Indikator PP
Corong NaOH 0,1 N
Corong Pisah TCE
Gelas Ukur
Pipet
Statip dan Klem
1.3.2 Prosedur Percobaan

Mengisi corong pisah bervolume 250 cc dengan TCE (100-125 cc) dan
menimbang beratnya.

Menyiapkan Asam Propionate (10-20 cc) mengukur berat dan mencampurkan


dalam corong pisah yang berisi TCE, mengocok hingga larut sempurna.

Mengambil 10 cc campuran TCE-Asam Propionat, lalu mentirasi dengan


NaOH 0,1 N dan menghitung konsentrasi Asam Propionat.

Menambahkan aquadest kedalam corong pisah yang sebanding dengan Asam


Propionate, mengocok hingga terbentuk 2 lapisan.

Memisahkan ekstrak dan rafinat, kemudian masing masing diambil 10 cc


untuk di titrasi dengan NaOH, dan menghitung konsentrasi masing-masing.

Mengukur sisa ekstrak dan rafinat masing-masing berat dan volumenya.

Lapisan rafinat yang telah ditimbang dan dihitung volumenya, diekstrak lagi
menggunakan air dengan volume yang sebanding, sedangkan sisa ekstrak
sudah tidak digunakan lagi dan bisa di tamping ke wadah tersendiri.

Mengulangi memisahkan ekstrak dan rafinat, kemudian masing-masing


diambil 10 cc untuk di titrasi dengan NaOH, dan menghitung konsentrasi
masing-masing, hingga volume rafinat 30 cc.

Menghitung koefisien distribusi.

Gambar I.1 Diagram alir praktikum Ekstraksi Cair-Cair


1.6 Referensi

Asnafi, A. (2012): Jurnal Laporan Praktikum Ekstraksi Cair-Cair. Diakses tanggal


8 April 2018 dari https://independent.academia.edu/agusasnafi

Rada, Y. (2016): Laporan Praktikum Ekstraksi Cair-Cair Laboratorium Satuan


Operasi II. Jurusan Teknik Kimia. Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Sudarsono, S. (2016): Laporan Praktikum Ekstraksi Cair-Cair. Program Studi D3


Teknik Kimia. Universitas Riau
APPENDIKS

Data Pengamatan

V NaOH
Ekstraksi V NaOH untuk Konsentrasi Konsentrasi
untuk ekstrak Ekstrak (Y) Rafinat (X) β
ke- rafinat (ml) Ekstrak (N) Rafinat (N)
(ml)
1 41.05 13.5 0.4105 0.1355 0.02035 0.00925 3.189
2 13.25 3.25 0.1325 0.0325 0.0098 0.00135 4.195
3 1.85 1.75 0.05 0.0175 0.00325 0.00125 2.82
4 0.4 0.6 0.004 0.006 0.00125 0.00435 5.8

Anda mungkin juga menyukai