Anda di halaman 1dari 7

Nama/Nim : 1.

Aprilia Pratiwi (652012004)


2. Valeri Stefania (652012009)
3. Olvi Lakahina (652012017)
Tanggal Praktikum : 23 Mei 2014

A. JUDUL : PELARUT-PELARUT ORGANIK

B. TUJUAN
1. Agar praktikan dapat membuktikan titik didih praktikum terhadap teori
2. Agar praktikan dapat menentukan sifat kelarutan senyawa dengan pelarut polar (akuades)
3. Agar praktikan dapat menentukan sifat kelarutan senyawa dengan pelarutnya
C. DATA FISIK
Pelarut Mw
Bp
(C)
Mp
(C)
d Sifat khusus
n-heksana 86,18 69 -95s/d-100 0,6603
- Tidak berwarna
- Mudah terbakar
- Tidak larut dalam air
Aseton 58,08 56,2 -93,35 0,7888
- Tidak berwarna
- Mudah terbakar
- larut dalam air
Etanol 46,07 78,5 -117,3 0,789
- Tidak berwarna
- Mudah terbakar
- larut dalam air
Formaldehida 30,03 96 -92 1,085
- Tidak berwarna
- Mudah terbakar
- kelarutan dalam air
> 100g/100 ml (20C)
Sikloheksana 84,16 83 -80,7 0,7785
- Tidak berwarna
- Mudah terbakar
- Tidak larut dalam air
Diklormetan 84,93 40 -95,1 1,3266
- Tidak berwarna
- Tidak mudah terbakar
Kloroform 119,39 61,7 -63,5 1,484
- larut dalam alkohol, benzene,
eter, CCl
4

- Sedikit larut dalam air
Etil asetat 88,1 77 -83,6 0,9003
- Mudah terbakar
- larut dalam air

Naphtalene

128,19

218,8

80,2
0,9628-
1,162
- Tidak larut dalam air
- larut dalam benzene, alkohol,
etana
Gula 180,16 - 146 1,038 - Larut dalam air, bentuk kristal
Asam Benzoat 122,13 249,13 122,4 1,0749
- Berupa padatan putih
- Kelarutan dalam etanol,
alkohol, benzena, aseton,
kloroform

D. METODA
Alat
- Tabung reaksi - Rak Tabung
reaksi
- Spatula
- Termometer
- Waterbath - Bunsen, kaki tiga
dan kasa
- Pipet tetes
- Beaker glas

Bahan
- n-heksana
- Aseton
- Etanol
- Formaldehid
- Sikloheksana
- Diklormetan
- Kloroform
- Etil asetat
- Akuades
- Naftalen
- Gula
- asam benzoat

Cara kerja
1. Pengukuran Titik Didih Etanol dan Formaldehida
1. Dipipetkan 2 pipet tetes etanol kedalam tabung reaksi
2. Dimasukkan tabung reaksi kedalam waterbath.
3. Diukur titik didih dari etanol dengan thermometer
4. Diulangi percobaan diatas dengan mengganti etanol dengan formaldehida
2. Uji Pencampuran Pelarut Organik dengan Air (untuk semua pelarut yang tersedia)
1. Dimasukan 1 pipet pelarut ke dalam tabung reaksi (diusahakan volume pelarut sama untuk setiap
tabung)
2. Dimasukan 1 pipet akuades ke dalam setiap tabung reaksi
3. Dihomogenkan setiap tabung reaksi dengan dikocok
4. Diamati apakah pelarut bercampur dengan akuades atau tidak
5. Dipanaskan tabung reaksi berisi campuran tersebut jika tidak bercampur
6. Diamati kembali apakah pelarut bercampur dengan akuades atau tidak setelah dipanaskan
3. Uji Kelarutan Senyawa Organik
1. Dimasukan 2 pipet pelarut ke dalam tabung reaksi
2. Dimasukan seujung spatula gula ke dalam masing-masing tabung reaksi yang berisi pelarut
3. Dihomogenkan setiap tabung reaksi dengan cara dikocok
4. Diamati apakah pelarut bercampur dengan gula atau tidak
5. Dipanaskan tabung reaksi berisi campuran tersebut jika tidak bercampur
6. Diamati kembali apakah pelarut bercampur dengan gula atau tidak setelah dipanaskan
E. HASIL PENGAMATAN
Pengukuran Titik Didih
Pelarut
Boiling Point
Teori (
0
C) Hasil Praktek (
0
C)
Etanol 78,5 68
Formaldehida 96 94

Uji Pencampuran Pelarut Organik dengan Akuades
Pelarut
Akuades
Sifat Pelarut
t kamar (
0
C) t (
0
C)
n-Heksana tidak bercampur tidak bercampur non polar
Aseton Bercampur - Polar
Etanol Bercampur - Polar
Formaldehida Bercampur - Polar
Sikloheksana tidak bercampur tidak bercampur Nonpolar
Diklorometan tidak bercampur Bercampur Nonpolar
Kloroform tidak bercampur tidak bercampur Nonpolar
Etil Asetat Bercampur - Semi polar

Uji Kelarutan Senyawa Organik
Senyawa Pelarut t kamar (
0
C) t (
0
C)
Asam Benzoat
n-Heksana larut -
Aseton Larut -
Etanol Larut -
Formaldehida tidak larut larut
Sikloheksana tidak larut larut sebagian
Diklorometan Larut -
Kloroform Larut -
Etil Asetat Larut -
Akuades tidak larut larut
Naphtalene
n-Heksana larut -
Aseton Larut -
Etanol tidak larut Larut
Formaldehida tidak larut tidak larut
Sikloheksana larut -
Diklorometan Larut sebagian larut
Kloroform Larut -
Etil Asetat Larut -
Akuades tidak larut tidak larut

Gula
n-Heksana tidak larut tidak larut
Aseton tidak larut tidak larut
Etanol tidak larut tidak larut
Formaldehida tidak larut larut
Sikloheksana tidak larut larut sebagian
Diklorometan tidak larut larut sebagian
Kloroform larut sebagian larut sebagian
Etil Asetat tidak larut tidak larut
Akuades Larut -


F. PEMBAHASAN
1. Pengukuran Titik Didih
Pada percobaan yang kami lakukan, hasilnya berbeda dengan literatur. Titik didih etanol pada
literatur adalah 78,5
0
C sedangkan pada percobaan pada 68
0
C etanol sudah mendidih. Hal yang sama
terjadi pula pada pengukuran titik didih formaldehida yang pada literatur seharusnya 96
0
C namun pada
percobaan di suhu 94
0
C sudah mendidih. Perbedaan hasil praktikum dan literatur dapat disebabkan dari
perbedaan tekanan dan temperatur pengukuran. Suhu pada literatur adalah 20
0
C sedangkan pengukuran
dilakukan pada suhu sekitar 27-30
0
C. Tekanan lab 711mmHg sedangkan pada literatur 760mmHg, jika
menggunakan tekanan lab (etanol: 711/760 x 78,5
0
C= 73,44
0
C ; formaldehida: 711/760 x 96
0
C =
89,81
0
C) seharusnya etanol mendidih saat 73,44
0
C dan formaldehida mendidih saat 89,81
0
C. Selain
karena perbedaan tekanan, perbedaan hasil juga dapat dikarenakan pengukuran temperatur yang kurang
teliti karena seluruh permukaan tabung dipenuhi oleh gelembung air sehingga dapat menyebabkan
kekeliruan dalam melihat apakah pelarut sudah mendidih atau belum. Titik didih senyawa juga
dipengaruhi oleh ikatan dalam senyawa. Formaldehid merupakan senyawa aprotik dipolar dimana tidak
memiliki ikatan OH sedangkan etanol adalah senyawa polar. Seharusnya etanol memiliki titik diidh
lebih tinggi dibanding formaldehid namun karena etanol hanya mungkin membentuk 1 ikatan hidrogen,
sedangkan formaldehid mampun membuat 2 ikatan hidrogen, maka titik didih formaldehidlebih tinggi
dibanding titik didih etanol.

2. Uji Pencampuran Pelarut Organik dengan Akuades
Akuades merupakan pelarut polar sehingga pelarut yang bersifat polar dapat larut dalam
akuades dan pelarut yang bersifat nonpolar tidak dapat larut dalam akuades. (Teori like dissolves like).
Sedangkan pelarut organik yang bersifat polar dan nonpolar maka akan larut sebagian dalam akuades.
Namun hal ini tidak mutlak, karena masing-masing larutan mempunyai sifat dan daya kelarutan masing-
masing. Kepolaran senyawa dapat dibagi menjadi 3 bagian( kepolaran dipengaruhi oleh momen dipol,
konstanta dielektrik, kelarutan dengan air, semakin besar momen dipol, semkain larut dalam air dan
konstanta dielektrik senyawa maka semakin besar sifat polarnya.):
-Protik Polar: ditunjukkan dengan senyawa yang memiliki ikatan -OH. Seperti akuades, metanol, asam
asetat.
-Aprotik dipolar: ditunjukkan dengan senyawa yang tidak memiliki ikatan OH. Ikatan dalam senyawa
ini adalah ikatan yang memiliki ikatan dipol besar, biasanya ikatan ganda antara C=O maupun C-N,
seperti aseton, etil asetat.
-Non Polar: ditunjukkan dengan senyawa yang memiliki konstanta dielektrik rendah seperti benzena,
kloroform, dietil eter.
Pada data fisik, ada 4 senyawa yang dikategorikan sebagai senyawa non polar yaitu n-heksana,
diklormetan, klorofom dan sikloheksana. Pada percobaan, ada 3 senyawa yang sifat non polarnya besar
sehingga walaupun dibantu dengan pemanasan tetap tidak bisa larut dalam akuades, sedangkan diklormetan
merupakan satu-satunya senyawa yang dapat larut dalam akuades setelah dibantu dengan pemanasan, hal ini
dapat dikarenakan momen dipol dan konstanta dielektrik diklormetan lumayan tinggi sehingga dapat larut
dalam air setelah di bantu pemanasan. Pemanasan ditujukan untuk memperbesar daya kelarutan dan laju reaksi
senyawa.
Aseton, etanol dan formaldehid yang bersifat polar juga dengan mudah larut dalam akuades tanpa
pemanasan. Dan hal ini membuktikan teori like dissolves like, sedangkan etil asetat yang bersifat semi polar
juga dapat bercampur dalam akuades, namun belum tentu dapat bercampur dengan pelarut polar lainnya
karena sifat dasar dari etil asetat adalah semi polar. Etil asetat dikategorikan sebagai semi polar karena
memiliki 2 gugus dalam senyawanya, yaitu COOH yang merupakan polar dan C
2
H
5
yang merupakan non
polar.

3. Uji Kelarutan Senyawa Organik
Gula atau glukosa merupakan senyawa polar karena mengandung gugus CHO. Hal ini terbukti
dengan larutnya gula pada hasil percobaan gula dengan akuades. Gula memiliki gugus yang bersifat
hidrofilik sehingga dapat berasosiasi dan berinteraksi dengan air melalui ikatan hidrogen. Hal yang agak
menyimpang terjadi pada pelarut polar formaldehid, aseton, etanol dan etil asetat. Dari hasil percobaan,
gula tidak dapat larut pada pelarut polar ini, hanya formaldehid yang dapat melarutkan gula dibantu
dengan pemanasan. Hal ini mungkin disebabkan oleh struktur molekul gula panjang, sehingga untuk
larut, gula perlu perlakuan khusus. Contohnya diaduk untuk mempercepat reaksi, dipanaskan pada suhu
tinggi, dan tekanan tinggi. Dan juga disebabkan oleh perbedaan titik didih antara pelarut dan gula, serta
dalam percobaan terlalu banyak gula yang dimasukan kedalam tabung reaksi, sehingga gula susah larut
dalam pelarut. Selain itu, adanya perbedaan momen dipol dan konstanta dielektrik dari masing-masing
pelarut juga sangat berpengaruh.Gula tidak larut pada semua pelarut non polar yang diugnakan, namuns
etelah adanya pemanasan, gula dapat larut sebagian pada sikloheksana, diklormetan dan kloroform
sedangkan n-heksana tetap tidak bisa melarutkan gula. Hal ini sesuai dengan teori like dissolves like
dimana pelarut non polar sulit melarutkan senyawa polar.
Asam benzoat memiliki 2 gugus yang berbeda sifat, cincin benzena merupakan non polar
sedangkan gugus-COOH bersifat polar. Oleh sebab itu kelarutannya dalam senyawa polar dan non polar
tidak sesuai aturan like dissolves like, tergantung pada jenis pelarutnya, suhu dan tekanan percobaan.
Pada percobaan ini asam benzoat tidak dapat larut dengan akuades dan formaldehid yang bersifat polar,
setelah dipanaskan barulah dapat larut, tapi dapat larut dengan aseton, etanol dan etil asetat yang bersifat
polar. Hal ini membuktikan asam benzoat perlu dipanaskan supaya sifat polarnya lebih menonjol
C H
3
CH
3
hexane
C H
3
CH
3
O
acetone
dibanding non polar sehingga dapat larut pada pelarut polar. Karena memiliki cincin benzen yang
merupakan non polar, asam benzoat dapat larut dalam senyawa non polar, namun tidak semua pelarut
non polar karena perlu diingat asam benzoat juga memiliki gugus COOH yang bersifat polar. Pada
percobaan ini asam benzoat larut pada diklormetan, n-heksana dan kloroform sedangkan dalam
sikloheksana perlu dilakukan pemanasan baru asam benzoat dapat larut, hal ini berarti pemanasan
membantu asam benzoat untuk lebih mengaktifkan gugus nonpolarnya dalam pelarut sikloheksana.
Dengan hasil percobaan seperti ini kita dapat mengetahui bahwa asam benzoat merupakan senyawa semi
polar dilihat dari dapat larut pada beberapa pelarut polar dan nonpolar, sedangkan pada literatur asam
benzoat adalah senyawa non polar.
Pada percobaan dengan menggunakan senyawa organik naphtalene didapat bahwa naphtalene
larut dalam n-heksana, aseton, sikloheksan, diklorometan (larut sebagian), etil asetat dan kloroform,
pada suhu kamar. Dan yang tidak larut pada suhu kamar adalah akuades, etanol dan formaldehida, yang
setelah dilakukan pemanasan hanya pada etanol yang bisa larut. Pada literatur napthalene bersifat non
polar, sehingga dapat larut dalam pelarut non polar dan artinya teori like dissolves like berlaku. Tetapi
terjadi perbedaan antara literatur dengan hasil percobaan,yaitu pada aseton yang bersifat polar.
Dari semua percobaan, tidak semua teori like dissolves like tepat berlaku. Kelarutan senyawa
pada pelarut kembali pada sifat dasar masing-masing. Momen dipol dan konstanta dielektrik antar
masing-masing senyawa sangat berpengaruh dalam kelarutan. Perbedaan dengan literatur dikarenakan
tekanan dan suhu lab dan literatur tidak sama sehingga terjadi penyimpangan. Jumlah zat yang tidak
sebanding dengan pelarut juga dapat menghambat hasil pengamatan karena mungkin jumlah senyawa
lebih banyak dari pelarut sehingga harusnya langsung dapat larut tapi karena pelarut kurang jadi hanya
larut sebagian.

G. KESIMPULAN
Titik didih senyawa pada praktikum tidak persis sama dengan literatur dikarenakan perbedaan tekanan
ruang dan temperatur ruang.
Aseton, Etanol, formalin adalah senyawa polar sehingga dapat larut pada pelarut polar (akuades) begitu
pula etil asetat (semi polar) dapat larut dalam akuades, sedangkan n-heksana, sikloheksana dan
kloroform adalah senyawa non polar dimana tidak dapat larut dalam akuades walau dipanaskan dan
diklormetan adalah senyawa non polar yang larut dalam air jika dipanaskan.
Teori like dissolves like tidak selalu berlaku pada percobaan, pada percobaan ini naftalen terbukti
bersifat non polar, gula bersifat polar dan asam benzoat semi polar.
H. JAWAB PERTANYAAN
1. Tuliskan rumus molekul dan rumus strukturnya dari pelarut-pelarut yang digunakan serta kegunaannya!
Jawab:
Pelarut Rumus molekul Rumus struktur Kegunaan
n-Heksana CH
3
(CH
2
)
4
CH
3

Mengekstraksi lemak
Melarutkan lemak sehingga
merubah warna dari kuning
menjadi jernih
Aseton CH
3
COCH
3




Cairan pembersih cat kuku
Pelepas lem super.
Mengencerkan dan
membersihkan resin kaca
serat dan epoksi.
Cairan pembersih dalam
mengatasi tinta permanen.
C H
3
OH
ethanol
O
H
H
formaldehyde
cyclohexane
Cl
H
Cl
dichloromethane
Cl
Cl
Cl
chloroform
O
CH
3
O
H
5
C
2
Etil Asetat
Etanol C
2
H
6
O
Pelarut
Campuran minuman
(intoxicant)
Sintesis bahan kimia lain
membantu proses
metabolisme dengan cara
diminum sedikit dengan
campuran air
Formaldehida H
2
CO



disinfektan
bahan pengawet
pembersih lantai, kapal,
gudang dan pakaian
mengeringkan kulit
contohnya mengangkat kutil
membalsem untuk
mematikan bakteri
Sikloheksana C
6
H
12




pelarut nonpolar
bahan mentah dalam
pembuatan asam adipat dan
kaprolaktam, yang
merupakan bahan produksi
nilon.
Diklorometan


CH
2
C
l2






Pelarut untuk pengujian
bahan aspal

Kloroform CHCl
3




bahan pembius
pelarut nonpolar
Atil Asetat
C4H
8
O
2

Atau
CH
3
COOC
2
H
5




Pelarut polar
2. Sebutkan masing-masing 3 pelarut polar dan 3 pelarut non polar selain yang di pakai dipraktikum !
Jawab .
a. Pelarut non polar : benzene, dietil eter, dan toluene.
b. Pelarut polar :
3. Sebutkan penggunaan dalam industry masing-masing pelarut polar dan non polar !
Jawab.
a. Penggunaan Pelarut non polar:
- benzene : banyak digunakan sebagai pelarut nonpolar, misalnya dalam pembersih cat dan
pembersih karburator, sebagai bahan dasar pembuatan senyawa turunan benzene, bahan
pembuatan plastic, bahan peledak, tinta, zat pewarna, karet sintetik, nilon, dan detergen, Sintesis
: stirena, fenol, nilon, anilin, isopropil benzen, detergen, insektisida, anhidrida asam maleat, dsb.
- dietil eter : digunakan sebagai pelarut, sebagai zat anestetik (pemati rasa atau obat bius pada
operasi), Metil ters-butil eter (MTBE) digunakan untuk menaikkan angka oktan bensin.
- toluene : sebagai campuran yang ditambahkan ke bensin untuk meningkatkan nilai oktan,
digunakan untuk memproduksi benzena dan sebagai pelarut dalam cat, pelapis, pengharum
sintetis, lem, tinta, dan agen-agen pembersih, dan juga digunakan dalam produksi polimer yang
digunakan untuk membuat nilon, botol soda plastik, dan poliuretan serta untuk obat-obatan,
pewarna, produk kosmetik kuku, dan sintesis kimia organik.
b. Penggunaan pelarut polar :
I . DAFTAR PUSTAKA
- Soetjipto,H. 2001. Petunjuk Praktikum Kimia Organik II. Salatiga. FSM Kimia. UKSW.
- The Merk Indek. Eight Edition. An Encyclopedia of Chemical and Drugs. Merk and co. Inc. 1968.
- Anonim. 2011. Lemak Soxhlet. [Online] Available from: URL: eviaws.blogspot.com/2011/06/lemak-
soxhlet.html [Accessed 28 januari 2012]
- Anonim. 2012. Aseton. [Online] Available from: URL: http://id.wikipedia.org/wiki/Aseton. [Accessed
28 januari 2012]
- Anonim. 2011. Etanol. [Online] Available from: URL: http://id.wikipedia.org/wiki/Etanol#Penggunaan.
[Accessed 28 januari 2012]
- Anonim. 2011. Formaldehida. [Online] Available from: URL:
http://id.wikipedia.org/wiki/Formaldehida#Kegunaan. [Accessed 28 januari 2012]
- Anonim. 2011. Etil Asetat. [Online] Available from: URL: http://id.wikipedia.org/wiki/Etil_asetat.
[Accessed 28 januari 2012]
- Anonim. 2011. Kloroform. [Online] Available from: URL: id.wikipedia.org/wiki/Kloroform. [Accessed
28 januari 2012]

Anda mungkin juga menyukai