Anda di halaman 1dari 33

Kosmetika pelindung adalah kosmetika yang dipakaikan pada kulit yang sudah bersih dengan tujuan

untuk melindungi kulit dari berbagai pengaruh lingkungan sakitar yang merugikan kulit. Terdapat
dua tipe dari produk pelindung matahari, kimiawi dan fisik. Masing-masing memiliki fungsi dan cara
kerja yang berbeda untuk melindungi kulit Anda.
• Sunblock
Sunblock mengandung mineral seperti zinc oxide atau titanium dioxide yang membangun lapisan di
atas permukaan kulit, berfungsi sebagai dinding penghalang kulit dari sinar matahari. Tekstur lotion
sunblock lebih kental, berwarna putih susu, dan dapat terlihat jelas oleh mata. Sunblock adalah
rekomendasi perlindungan terbaik jika Anda memiliki aktivitas berjam-jam di bawah sengatan
matahari, seperti berenang atau bermain di pantai.
• Sunscreen
Sunscreen, atau tabir surya secara umum, adalah lotion cair kimiawi yang bertindak sebagai
penyaring sinar matahari. Lotion sunscreen masuk ke dalam kulit dan akan menyerap radiasi UV
sebelum mencapai lapisan kulit Anda dan merusaknya. Namun, tetap akan ada sebagian sinar
matahari yang terserap oleh tubuh. Tekstur sunscreen lebih tipis dan akan terlihat tidak kasat mata
saat diaplikasikan.
• Tabir surya didesain untuk mencegah radiasi sinar ultraviolet membakar kulit.
Sediaan tabir surya sering tampil sebagai sistem emulsi, mengandung bahan
aktif tabir surya dalam formulasi. N
o
N
il
a
i
S
P
K
a

e
g
o
t

F ri

• Formulasi sangat dipengaruhi oleh kinerja bahan aktif tabir surya. Kinerja tabir
P
r
o
t
e
k
si
T
a
b

surya didefinisikan sebagai kemampuan untuk melindungi kulit dari paparan


ir
S
u

y
a
r

sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kulit terbakar. Kinerja tabir surya
1 2
-
4
P
r
o

e
t

ditentukan oleh faktor pelindung matahari (sun protection factor/ SPF). SPF
k
si
m
i
n
i
m
a

dipengaruhi oleh tipe bahan aktif tabir surya, fasa minyak emulsi, fasa air
2 4
-
6
P
r
o

e
l

emulsi, proses emulsifikasi, dan faktor lain.


k
si
s
e
d
a
n
g

• SPF merupakan singkatan dari Sun Protection Factor. SPF dalam sebuah
3 6 P
- r
8 o
t
e
k
si
e
k

produk pelindung matahari akan memberi tahu Anda sebaik apa produk
4 8
-
st
r
a

P
r

tersebut dalam melindungi kulit Anda dari sengatan matahari. Angka SPF
1 o
5 t
e
k
si
m
a
k

adalah penentu seberapa lama Anda dapat berada di bawah sinar matahari
5 ≥
si
m
a

P
l

tanpa terbakar selama memakai produk tersebut.


1 r
5 o
t
e
k
si
u
lt
r
a
Keefektifan Sediaan Tabir Surya Berdasarkan
Nilai SPF
No Nilai SPF Kategori Proteksi Tabir
Surya
1 2-4 Proteksi minimal
2 4-6 Proteksi sedang
3 6-8 Proteksi ekstra
4 8-15 Proteksi maksimal
5 ≥ 15 Proteksi ultra
• Mekanisme kerja tabir surya antara lain:
a. Senyawa yang dapat menyerap atau menghalangi cahaya UV. Fotoprotektor
ini biasanya ditemukan pada sediaan topikal.
b. Senyawa yang secara kompetitif bersaing dengan senyawa yang dapat
dirusak oleh senyawa matahari. Cahaya UV dapat memacu pembentukan
sejumlah senyawa reaktif atau radikal bebas pada kulit. Senyawa dengan
kemampuan antioksidan atau penangkap radikal bebas dapat berkompetisi
dengan molekul target dan mengurangi atau mengacaukan efek yang
merugikan.
c. Senyawa yang dapat memperbaiki senyawa yang rusak karena cahaya
matahari, contohnya nukleotida dapat mencegah edema karena cahaya UV
dan digunakan pada perawatan kulit karena fotosensitif. Namun hal ini masih
perlu penelitian lebih lanjut (Black,1990)
• Syarat tabir surya
• Untuk mendapatkan sediaan tabir surya yang sesuai terdapat beberapa syarat yang diperlukan
menurut Wilkinson dan Moore (1982), yaitu :
a) Efektif dalam menyerap sinar eritmogenik pada rentang panjang gelombang 290-320 nm tanpa
menimbulkan gangguan yang akan mengurangi efisiensinya atau yang akan menimbulkan toksik
atau iritasi
b) Memberikan transmisi penuh pada rentang panjang gelombang 300-400 nm untuk memberikan
efek terhadap tanning maksimum
c) Tidak mudah menguap dan resisten terhadap air dan keringat
d) Memiliki sifat-sifat mudah larut yang sesuai untuk memberikan formulasi kosmetik yang sesuai
e) Tidak berbau dan memiliki sifat-sifat yang memuaskan, misalnya daya lengket
f) Tidak menyebabkan toksik, tidak iritan, dan tidak menimbulkan sensitivitas
g) Dapat mempertahankan daya proteksinya selama beberapa jam
h) Stabil dalam penggunaan
i) Tidak memberikan noda pada pakaian
Sediaan Tabir Surya
• Lotion
Lotion dapat berupa suatu suspensi, emulsi atau larutan, dengan atau tanpa obat untuk
penggunaan topikal. Lotion dimaksudkan untuk digunakan pada kulit sebagai pelindung atau untuk
obat karena sifat bahan-bahannya. Kecairannya memungkinkan pemakaian yang merata dan cepat
pada permukaan kulit yang luas. Lotion dimaksudkan segera kering pada kulit setelah pemakaian dan
meninggalkan lapisan tipis dari komponen obat pada permukaan kulit (Ansel, 1989).
• Krim
Krim didefinisikan sebagai “bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah krim ini digunakan untuk
sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam
minyak atau minyak dalam air” (Departemen Kesehatan, 1995). Sediaan krim terdiri atas 2
komponen utama, yaitu bahan aktif dan bahan dasar (basis) krim. Bahan dasar krim terdiri dari fase
minyak dan air yang dicampur dengan adanya bahan pengemulsi (emulgator) sehingga membentuk
basis krim
Parameter
a.Identitas
Salah satu kontrol kualitas untuk spesifikasi produk jadi adalah
kenampakan atau penampilan produk yang bersifat subyektif. Hal ini
menunjukkan identitas produk. Warna, bau, dan konsistensi termasuk dalam
pengamatan identitas.
b.Pengukuran pH (Aswal, 2013)
Pengukuran pH menggunakan pH meter. Ditimbang sebanyak 0,5 gram
krim dan dilarutkan dalam 50 mL aquadest, kemudian pH nya diukur. Rentang
toleransi pH krim berkisar antara 4,0- 7,5
c.Uji Homogenitas
Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan menggunakan gelas objek.
Sejumlah tertentu krim dioleskan pada kaca objek dan diamati adanya butiran
kasar secara visual.
d. Viskositas
Viskositas adalah besaran yang menyatakan tahanan dari cairan untuk mengalir. Semakin besar
viskositas maka cairan sukar mengalir.
Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan viskometer HAAKE, viskotester 6R. sediaan
disimpan dalam beaker glass 100 ml. Power alat ditekan dan alat akan mengkalibrasi terlebih dahulu,
kemudian dipilih spindel yang cocok dengan kecepatan 2 rpm.
e. Daya sebar
Kemampuan daya sebar berkaitan dengan seberapa luas permukaan kulit yang kontak dengan
sediaan topikal ketika diaplikasikan. Semakin besar daya sebar, luas permukaan kulit yang kontak
dengan lotion akan semakin luas dan zat aktif akan terdistribusi dengan baik. Kemampuan daya
sebar lotion yang dapat dilihat dari luas sebaran yang dihasilkan pada uji daya sebar. Sejumlah
tertentu lotion diletakan di pusat antara dua lempeng gelas kaca, lempeng sebelah atas dalam interval
waktu tertentu dibebani oleh anak timbangan. Luas penyebaran yang dihasilkan dengan naiknya
beban menggambarkan suatu karakteristik untuk daya sebar.
f. Daya lekat
Uji daya lekat lotion menggambarkan kemampuan lotion melekat pada kulit atau mukosa saat
digunakan. Lotion yang baik mampu melekat di kulit dengan waktu kontak yang cukup sehingga
tujuan penggunaanya tercapai. Hal ini terkait dengan efektifitas kerja lotion dan kenyamanan
penggunaan. Daya lekat ini dapat digambarkan dengan waktu lekat lotion diantara dua buah objek
gelas yang ditindih dengan beban tertentu
Pengukuran Nilai SPF
Formulasi tabir surya
Formulasi sangat dipengaruhi oleh kinerja bahan aktif tabir surya.
Kinerja tabir surya didefinisikan sebagai kemampuan untuk melindungi
kulit dari paparan sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kulit
terbakar.
Kinerja tabir surya ditentukan oleh faktor pelindung matahari
(sun protection factor/ SPF). SPF dipengaruhi oleh tipe bahan aktif tabir
surya, fasa minyak emulsi, fasa air emulsi, proses emulsifikasi, dan
faktor lain.
Tipe Pembawa Tabir Surya
1.Emulsi
2.Minyak
3. Gel
4. Salep
5. Spray
6. Stick
Spektrum ultraviolet. Berger (1975) membahas tentang spektra
eletromagnetik.
Umumnya UVC meliputi panjang gelombang mulai dari 200 nm sampai
280 nm, UVB mulai dari 280 nm hingga 320 nm,dan UVA mulai dari
320 nm hingga 400 nm. Batasan ini mungkin berbeda antara negara satu
dengan negara lainnya, tetapi biasanya dijelaskan dalam peraturan
perundang-undangan. Sebagai contoh Eropa mengklasifikasikan UVB
mulai dari 280 nm hingga 315 nm, Amerika Serikat (FDA) mulai dari
290 nm hingga 320 nm
Pemilihan bahan aktif tabir surya

Bahan tabir surya aman dan efektif untuk mencegah terbakarnya


kulit akibat sinar matahari, seperti ditentukan menurut cara uji SPF.
Selama bertahun- tahun Padimate O merupakan bahan aktif
tabir surya pilihan karena sangat efektif, tidak mahal, dan relatif mudah
diformulasikan, saat ini yang lebih luas digunakan oleh formulator
berpengalaman adalah oktil metoksi sinamat karena terjadinya
fotosensitisasi pada penggunaan padimate O jika dibandingkan dengan
oktil metoksi sinamat. Saat ini publik menginginkan tabir surya bebas
PABA.
Titan dioksida dan seng oksida adalah dua bahan aktif tabir surya
baru yang penting untuk formulator. Kedua logam ini menunjukkan sifat
absorbsi pada sebagian besar daerah spektrum UVB dan UVA. Bahan
aktif ini dapat menyebabkan nilai SPF tinggi pada konsentrasi relatif
rendah sehingga memberikan perlindungan pada spektrum yang lebih
luas dan relatif murah.
Nama INCI Konsentrasi Rentang Nama Dagang Penyuplai Terpilih
Maksimum Perlindungan
PABA 15% UVB PABA Rona
Avobenzon 3% UVA Parsol 1789 Roche
Sinoksat 3% Tidak ada Tidak ada
Dioksibenzon 3% UVA Benzophenone-8 American Cyanamid
Homosalat 15% UVB HMS Rona
Mentil antranilat 5% UVA Neo Heliopan MA Haarman & Reimer

Oktokrilen 10% UVB/UVA Excalol 597 ISP Van Dyke


Oktil metoksisinamat 7,50% UVB Parsol MCX Roche
Escalol 557 ISP Van Dyk
Oktil salisilat 5% UVB Escalol 587 ISP Van Dyk
Oksibenzon 6% UVA Neo Heliopan BB Haarman & Reimer

Padimat O 8% UVB Escalol 507 ISP Van Dyk


Fenilbenzimidazol 4% UVB Eusolex 232 Rona
asam sulfonat Parsol HS Roche
Sulibenzon 10% UNS 40 BASF
Titanium dioksida 25% UVB/UVA Kobo
Trolamin salisilat 12% UVB Tidak ada Tidak ada
Seng oksida 25% UVB/UVA Kobo
Sunsmart
Pelarut bahan aktif tabir surya

Sesudah memutuskan bahan aktif yang akan digunakan dalam


formulasi tabir surya, tahap selanjutnya adalah memilih pelarut atau
campuran pelarut untuk mensolubilisasi bahan aktif tabir surya.
Diantara pelarut ini adalah butil oktil salisilat (Hall Brite/BHB) yang
dapat pula menstabilkan beberapa bahan aktif tabir surya terhadap
fotodegradasi
Daya resistensi tabir surya terhadap air
Agen yang menyebabkan sediaan tahan air adalah material yang
melindungi bahan aktif tabir surya dari penghilang/peluruhan oleh air dengan
mudah. Pada kondisi ini, bahan formulasi tabir surya harus mampu mencegah
hilangnya efikasi bahan aktif dalam lingkungan berair
Tabir surya tahan air untuk pertama kali dikembangkan pada tahun 1977
oleh Johnson Johnson, kemudian di ikuti oleh Coppertone dengan produk tahan
air menggunakan suatu resin polihidrat. PA-18 sebagai agen penahan air
menunjukan karakteristik ideal untuk digunakan sebagai agen penahan air
karena :
• Pertama, sediaan tabir surya menjadi tahan air, dan bekerja secara efektif
• Kedua, tidak mahal
• Ketiga, aman digunakan secara topikal berdasarkan pengalaman setelah
penggunaan selama bertahun tahun.
Masalah formulasi tabir surya secara umum
1.Emulsi sangat tahan air/kedap air
Hal ini merupakan tugas yang sangat sulit. Formulator harus menggunakan pengemulsi hidrofilik
seminimal mungkin. Karena jika tertinggal pada kulit dapat berkombinasi dengan air yang ada
(keringat atau sisa air bekas berenang) membentuk emulsi M/A sehingga penyaring sinar ultraviolet
akan tercuci.(4)
Sebaliknya, emulsi A/M bersifat kedap air dan tidak memerlukan pembentuk film untuk menahan air.
Selain itu, inklusi pembentuk film resina dapat meningkatkan perlindungan tabir surya dengan
membentuk lapisan film tabir surya yang lebih tebal pada kulit.
2.Tabir surya partikel partikulat
Penggunaan tabir surya partikulat (ZnO dan TiO2) sendiri atau dikombinasikan dengan tabir surya
organik cukup populer. Jika menggunakan partikel partikulat, maka pendispersian dan stabilitas
suspensi harus terjamin. Jika tidak, perlindungan tabir surya akan lebih rendah, dan dapat
menimbulkan pemutihan kulit secara berlebihan. Jika menggunakan ZnO, cegah penggunaan asam
lemak, karena Zn akan membentuk kompleks dengan sabun polivalen, yang dikenal merupakan
pengemulsi A/M.
Oksibenzon
Oksibenzon menunjukkan kelarutan yang terbatas. Jika akan digunakan
dalam formulasi, maka harus dipastikan bahwa fasa minyak cukup besar
jumlahnya untuk mensolubilisasi oksibenzon, jika kurang dapat terjadi
kristalisasi.
Masalah lain terkait penggunaan tabir surya adalah kehilangan warna
(discoloration). oksibenzon adalah suatu keton, keton dan aldehida
dengan keberadaan amin primer dan sekunder dalam sistem emulsi akan
bereaksi menurut reaksi basa Schiff. Reaksi ini sangat berwarna
sehingga emulsi menjadi berwarna kuning atau oranye. Jika
menggunakan oksibenzon, maka gunakan NaOH untuk menetralisasi
dan jangan gunakan trietanolamin (TEA). penggunaan larutan encer
untuk menetralisasi akan meminimalkan pembentukan warna.
Avobenzon
Jika menggunakan avobenzon (butil metoksi di benzoil metan), maka
pastikan untuk mensolubilisasikannya secara cukup untuk mencegah
terjadinya kristalisasi. Selain itu, formaldehida membentuk kompleks
dengan avobenzon sehingga menurunkan penyerapan sinar uv.(4)
Masalah lain adalah stabilitas ultraviolet dari tabir surya. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa avobenzon mengalami degedrasi
ultraviolet bila dimasukkan ke dalam formulasi tabir surya. Beberapa
kombinasi tabir surya disarankan untuk memperlambat degedrasi ini,
seperti oksibenzon, oktorilen, metil benzeliden, camphora, dan alkil
salisilat. Akan tetapi, harus dilakukan secara berhati - hati karena FDA
hanya menyetujui beberapa kombinasi saja dalam penggunaan
avobenzon saat ini
Daya perlindungan agen tabir surya pada kulit bergantung pada berbagai faktor seperti :
• Struktur kimia
• Konsentrasi
• Penetrasi
• Penyebaran
• Keterikatan (adherence)
Kebanyak dari karakteristik ini ditentukan secra eksklusif oleh formulasi tabir
surya. Bentuk emulsi merupakan bentuk sediaan tabir surya paling umum di seluruh dunia.
Efektivitas agen tabir surya yang diaplikasikan dalam bentuk emulsi, terutama dipengaruhi
oleh agen pengemulsi dan komponen lemak. Pengemulsi dan struktur kimia dari pelembut
dalam emulsi dapat menunjukkan efek yang berbeda; dalam beberapa hal terdapat
perbedaan besar dalam efektivitas produk akhir.
Pengemulsi untuk produk tabir surya
Pemilihan pengemulsi akan mempengaruhi spektra absorpsi dari bahan aktif tabir surya, penetrasi bahan aktif
tabir surya, penyebaran bahan aktif, dan perlengketan bahan aktif pada kulit.
Jika bahan aktif tabir surya ditempatkan secara seharusnya pada kulit, maka kemampuannya mengabsorpsi
radiasi ultraviolet akan maksimal. Lapisan tabir surya yang lebih tebal dapat menghasilakan orientasi yang lebih
baik.
Penyebaran dan tegangan permukaan, penting dan sangat penting diperhatikan formulator tabir surya. Umumnya
sediaan berbentuk krem menunjukkan SPF lebih tinggi daripada bentuk losion.
Komponen biaya terbesar pembuatan produk tabir surya adalah untuk bahan aktif. Oleh sebab itu, dalam
mendesain sediaan tabir surya, diupayakan kandungan bahan aktif berkonsentrasi rendah, tetapi dengan nilai
SPF tinggi. Oleh sebab itu, beberapa industri sudah mengembangkan bahan sebgai peningkat/booster SPF, yaitu
bahan aktif tabir surya. Bahan peningkat SPF ini hanyalah untuk meningkatkan SPF tanpa meningkatkan
konsentrasi bahan tabir surya.
Dalam menggunakan peningkat SPF ini perlu diperhatikan bahwa bahan tidak bekerja secara universal sehingga
kemungkinan hanya dapat meningkatkan nilai SPF bahan aktif tertentu, tetapi tidak untuk yang lain sehingga
perlu dilakukan evaluasi.
PENETAPAN KADAR
Penetapan Kadar Sunscreen
Setelah melakukan identifikasi dilanjutkan dengan uji kuantitatif menggunakan
spektrofotometri UV-VIS. Sampel sunscreen mengandung Giv-Tan F, Eusolex
232, dan Eusolex 6300.
Prosedur :
Larutan uji :
Kocok 1 gram sampel dengan beberapa NaCl Kristal dan 5mL methanol.
Saring dan gunakan filtrat untuk TLC.

Larutan baku :
Buat larutan baku dengan konsentrasi 0,25% yang mengandung 250g
sunscreen.
TLC :
Gunakan lempeng silica yang telah di aktivasi. Gunakan fase gerak yang sesuai,
contoh : untuk Giv-Tan F dan Eusolex 6300 gunakan diisopropileter : N-Heksan :
Asam Asetat (75 : 35 : 1) atau untuk Eusolex 232 gunakan Etil Asetat : Methanol :
Ammonia 35% ( 65 : 30 : 5 ). Totolkan larutan uji dan baku masing masing 100l.
Lakukan eluasi setelah itu tandai bercak dengan pensil. Gunting dan larutkan
bercak. Untuk Giv-Tan F dan Eusolex 6300 gunakan methanol sebnyak 10mL,
kocok dan saring. Filtrat diencerkan 5 kali dengan methanol. Ukur Absorbansi pada
panjang gelombang 200-360nm dengan panjang gelombang maksimum 310nm
untuk Gif-Tan F, dan 300nm untuk Eusolex 6300. Untuk Eusolex 232 gunakan
campuran 5mL air + 5mL methanol + 2tts NaOH 4M. Filtrat diencerkan 5 kali
dengan methanol Ukur absorbansi pada panjang gelombang 200-360nm dengan
panjang gelombang maksiumum 312,5nm. Bandingkan absorbansi larutan uji
dengan larutan baku.
Penetapan Kadar Oksibenzon dalam Gel Tabir
Surya secara Spektrofotodensitometri

Prosedur asli
Persiapan uji :
100 mg oksibenzon dilarutkan dalam 100 ml metanol, lalu ditepatkan dan dihomogenkan, saring bila
perlu. Pipet 1 ml filtrat, masukan kedalam labu ukur 100 ml, addkan dengan metanol hingga batas
tanda. Lalu homogenkan.
Larutan baku :
Dibuat larutan baku dengan konsentrasi 10 μg/ml.
Prosedur :
Diukur serapan larutan uji dan larutan baku menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang
287 nm dengan metanol sebagai blanko. Hitung kadar yang diperoleh dengan rumus:
Prosedur modifikasi :
Larutan uji :
Timbang 10 mg oksibenzon ditambah 1 ml HCl 4M ditambahkan 3 ml metanol, diaduk, dipanaskan
di waterbath. Lalu masukan kedalam labu ukur 10,0 ml. Lalu di ultrasonic dan diadd kan dengan
metanol hingga batas tanda. Saring menggunakan natrium sulfat anhidrat.
Larutan baku:
Ditimbang 10 mg oksibenzon BPFI dimasukan kedalam labu ukur 10,0 ml dan di add kan dengan
metanol hingga batas tanda.
Cara penetapan :
Dilakukan penetapan menggunakan KLT dengan ketentuan sebagai berikut:
Fase Diam : Silika gel GF 254
Fase Gerak : Toluena : Asam Asetat Glasial
Penjenuhan : Dengan Kertas Saring
Volume Penotolan : masing-masing 80μl
Penetapan Kadar Oksibenzon dalam Tabir
Surya secara Kromatografi Gas
Larutan uji :
Ditimbang 0,3 gram sampel, dimasukan kedalam labu ukur 25 mL kemudian ditambah 10 mL pelarut
lalu divortex dan diencerkan dengan pelarut sampai tanda batas (A).
Larutan Baku Internal :
Sejumlah 0,5 mL benzilbenzoat dipipet kedalam labu ukur 250 mL kemudian ditambah 100 mL
pelarut divortex dan diencerkan sampai tanda batas (B).
Larutan Baku :
Sejumlah 30 mg Oksibenzon, dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL kemudian ditambahkan 20 mL
pelarut lalu divortex dan diencerkan dengan pelarut sampai tanda batas (C).
Larutan C dipipet masing – masing 0,5 ; 2,0 ; 3,0 ; 4,0 ; 5,0 ; 6,0 mL dimasukkan ke dalam labu ukur
10 mL ditambahkan 2 mL baku internal dan 2 mL pelarut kemudian divortex lalu diencerkan sampai
tanda batas, disaring dengan membrane filter 0,45μm (bila perlu).
Penetapan :
Larutan A ; C1 ; C2 ; C2 ; C3 ; . . . ; C6 , Gas Pembawa : Helium
disuntikkan 1μL lakukan penetapan dengan
Make up gas : Nitrogen
kromtografi gas denga kondisi sebagai berikut :
Gas pembakar : Hidrogen udara
Kolom : kapiler (30 m x 0,25 mm) berisi 5%
diphenyl/ 95% dimetil polysilixane, Volume Penotolan : 1µl
tebal lapisan film 0,25 μm. Injektion mode : splitless
Detektor : ionisasi nyala Sampling time : 0.5 menit
Suhu : injektor 250°C, detector Flow control mode : Linear velocity
310°C
Laju alir kolom : 1,30 ml/menit
laju kenaikan suhu
Linear velocity : 32,2 cm/detik
°C/ menit Suhu (°C) Waktu (menit)
Split ratio : 10,0
- 80 0

20 290 10
Soal
1.Yang termasuk jenis tabir surya , 3.Pengujian yang dilakukan terhadap tabir
kecuali... surya, kecuali...
A.Emulsi A.Uji daya serap
B.Gel B.Uji viskositas
C.Semprotan C.Uji daya sebar
D.Salep D.Uji organoleptik
E.Serbukan E.Uji bobot jenis

2.Syarat tabir surya, kecuali... 4. suatu suspensi, emulsi atau larutan,


A.Tidak berbau dengan atau tanpa obat untuk penggunaan
B.Menimbulkan sensitisas topikal, termasuk pengertian..
C.Memberikan transmisi penuh pada A.Lotion
panjang gelombang 300-400nm B.Gel
D.Stabil dalam penggunaan C.Emulsi
E.Tidak menyebabkan toksik D.Cream
E.Semprotan
5.Daya tahan tabir surya lebih baik 7. Penggunaan tabir surya disarankan
.... menit sebelum beraktivitas di
dikulit berwarna...
bawah sinar matahari
A.Putih A.1-10 menit
B.Sawo matang B.10-15 menit
C.Kuning langsat C.15-30 menit
D.Hitam D.30-60 menit
E.Coklat E.60-120 menit
6.Penggunaan tabir surya yang 8. Zat aktif yang terdapat dalam tabir
baik adalah setiap... surya ialah.....
A.1 jam sekali A.Oksibenzon
B.2 jam sekali B.Asam salisilat
C.3 jam sekali C.Metil paraben
D.Hidrokuinon
D.4 jam sekali
E.Zink piritoin
E.5 jam sekali
9.Daya perlindungan agen tabir surya Soal Essay
pada kulit bergantung pada faktor,
kecuali ...
A. Struktur Kimia 1. Perbedaan sunscreen dan sunblock ?
B. Konsentrasi 2. Bagaimana cara kerja dari tabir
C. Penetrasi surya secara fisik dan kimia?
D. Penyebaran 3. Apa itu spf?
E. Karakteristik 4. Apa saja hal-hal yang perlu di
10.Jika tabir surya memiliki SPF 6 - 8 perhatikan dalam memilih tabir
maka masuk kedalam kategori proteksi surya?
tabir surya ..... 5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
A.Proteksi minimal tabir surya?
B.Proteksi sedang
C.Proteksi ekstra
D.Proteksi maksimal
E.Proteksi ultra

Anda mungkin juga menyukai