Perairan Waduk Bade memerlukan pemantauan terhadap kualitas fisika kimiawi perairan
nya. Pemantauan harus dilakukan secara kontinyu dan dilakukan pada tempat-tempat yang dapat
mewakili kondisi perairan secara menyeluruh sehingga perubahan kualitas perairan dapat
diketahui lebih dini. Pemantauan terhadap kualitas air dapat dilakukan dengan melakukan
pengamatan terhadap parameter fisiko-kimiawi perairan. Penelitian ini bertujuan untuk
memahami kondisi aliran luar waduk Bade dilihat dari parameter fisiko-kimiawi nya.
PERHITUNGAN
Contoh perhitungan Stasiun V :
Respirasi (R)
= DO awal DO gelap = 6,2 6,2 = 0 mg O2/L
Fotosintesis kotor (FK)
= DO terang DO gelap = 8,5 6,2 = 2,3 mg O2/L
Fotosintesis bersih (FB)
= DO terang DO awal = 8,5 6,2 = 2,3 mg O2/L
Respirasi harian
=
=
= 0 mg O2/m2/hari
10541,6667 mg O2/m2/hari
HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Data Hasil Pengukuran Fisiko Kimiawi Aliran Luar Waduk Bade
Standar baku
Stasiun
mutu PP. No
Parameter
82 Tahun
I
II
III
IV
V
2001 kelas III
Sechi hitam
31 cm
Sechi putih
33 cm
Fisikawi
Kedalaman (m)
1
1
1
1
1
Deviasi 3
Suhu (C)
28
29
29
29
29
Warna (PtCo)
271
430
401
397
341
DHL (
/cm)
330
TDS (mg/L)
Turbiditas (FTU)
150
156
pH
NH3 (mg/L)
NH4 (mg/L)
NO2 (mg/L)
NO3 (mg/L)
PO43- (mg/L)
P total (mg/L)
Fe (mg/L)
Cl2 (mg/L)
S2- (mg/L)
Alkalinitas (mg/L)
Kesadahan total
Kesadahan Ca
Kesadahan Mg
COD
DO awal (mg O2/L)
DO gelap (mg O2/L)
DO terang (mg O2/L)
Klorofil a (mg/L)
7.4
1.99
2.4278
0.002
0
0.45
0.1485
0.71
0
0.090
88.704
212.5
60
152.5
2024
4,5
3,2
3,1
1,0387
360
150
95
Kimiawi
7.5
2.70
3.294
0
2.2
0.61
0.2013
0.31
0.02
0.625
79.632
235
57.5
177.5
2480
2,6
2,2
2,9
0,0526
380
420
370
180
82
200
80
180
62
1000
7.2
2.41
2.9402
0
2.3
0.52
0.1716
0.34
0
0.621
75.6
205
75
130
1280
4,9
4,4
5,8
0,0424
7.1
2.46
3.0012
0
1.4
0.71
0.2343
0.45
0.01
0.486
74.592
242.5
70
172.5
2240
4,5
4,5
6,5
0,0498
6.6
2.24
2.7328
0
2.2
0.21
0.0693
0.73
0
0.552
69.552
392.5
70
322.5
3120
6,2
6,2
8,5
0,1605
6-9
0.06
20
1
-
50
3
Klorofil b (mg/L)
Klorofil c (mg/L)
Respirasi (mg O2/L)
Fotosintesis kotor
(mg O2/L)
Fotosintesis bersih
(mg O2/L)
Respirasi harian
(mg O2/m2/hari)
Mg O2/M3/menit
0,2235
0,0851
1,3000
-0,1000
0,0103
0,4159
0,4000
0,7000
0,0189
0,0567
0,5000
1,4000
0,0569
0,0216
0,0000
2,0000
0,0511
0,3556
0,0000
2,3000
-1,4000
0,3000
0,9000
2,0000
2,3000
0,0000
0,0000
5112
7329
4670
5040
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian parameter fisika aliran luar waduk Bade pada stasiun 4
diperoleh suhu = 29 , DHL = 420
FTU. Perbandingan parameter fisikawi dan baku mutu disajikan pada Tabel 1. Bila dibandingkan
dengan stasiun III dan V, nilai TDS masih memenuhi nilai baku mutu dan parameter suhu
memiliki nilai yang tidak jauh berbeda dengan stasiun lainnya. Sedangkan parameter kimiawi
waduk Bade pada stasiun IV diperoleh pH = 7,1; NH3 = 2,46 mg/L; NH4 = 3,0012 mg/L; NH4 =
3,0012 mg/L; NO2 = 0 mg/L; NO3 = 1,4 mg/L; PO43- = 0,71 mg/L; P total = 0,2343 mg/L; Fe =
0,45 mg/L; Cl2 = 0,01 mg/L; S2- = 0,486 mg/l; alkalinitas = 74,592 mg/L; Kesadahan total =
242,5 mg CaCO3/L; Kesadahan Ca = 70 mg CaCO3/L; Kesadahan Mg = 172,5 mg CaCO3/L;
COD = 2240 mg/L; DO = 4,5 mg/L. Nilai pH, NO2, NO3 dan total P untuk ke-5 stasiun sudah
memenuhi standar baku mutu, sedangkan untuk nilai DO dan COD sudah melebihi standar baku
mutu.
Nilai derajat keasaman (pH-perairan) di aliran luar waduk bade berkisar pada angka 6,6
7,5 yang menunjukkan kondisi air bersifat netral. pH netral ini menunjukkan bila terjadi proses
fotosintesis dan respirasi yang seimbang di dalam danau, jumlah CO 2 yang diserap oleh
tumbuhan dan jumlah CO2 yang dikeluarkan pada proses respirasi besarnya sama banyak. Selain
itu penyebab pH netral ini juga dapat disebabkan adanya unsur kalsium yang terdapat dalam air
asli itu sendiri.
Dari hasil pengamatan yang didapatkan (lihat Tabel 1) untuk amonia, nitrit dan nitrat
didapatkan hasil yang berbeda - beda untuk setiap stasiun. Perbedaan hasil yang terjadi pada
ketiga kandungan senyawa tersebut dikarenakan banyak hal seperti sebaran nitrat dan nitrit yang
tidak merata pada tiap tiap stasiun, aktivitas manusia yang menyebabkan kandungan berubah,
dekomposisi senyawa lain seperti limbah rumah tangga, industri ataupun peternakan. Hasil
terkecil diperoleh oleh NO2-, pada perairan senyawa NO2- akan dioksidasi menjadi NO3-. Oksidasi
dilakukan oleh bakteri Nitrobacter. Proses ini disebut nitratasi. Berdasarkan Tabel 1, kandungan
klorida berkisar antara 0 0,02 mg/L. Kadar ini terbilang masih sangat kecil dan menunjukkan
bila waduk Bade belum tercemar oleh Cl-.
Oksigen merupakan salah satu gas terlarut di perairan alami dengan kadar bervariasi yang
dipengaruhi oleh suhu, salinitas, turbulensi air dan tekanan atmosfir. Selain diperlukan untuk
kelangsungan hidup organisme di perairan, oksigen juga diperlukan dalam proses dekomposisi
senyawa - senyawa organik menjadi senyawa anorganik. Sumber oksigen terlarut (DO) terutama
berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer. Difusi oksigen ke dalam air terjadi secara
langsung pada kondisi stagnant (diam) atau karena agitasi (pergolakan massa air) akibat adanya
gelombang atau angin (Marganof, 2007 dalam Pujiastuti et al., 2013). Kandungan oksigen
terlarut (DO) menunjukkan jumlah oksigen yang terlarut di dalam air. Adanya oksigen yang
terlarut dalam air secara mutlak terutama dalam air permukaan (Pujiastuti et al., 2013).
Kandungan oksigen terlarut (DO) ini memberikan gambaran bahwa secara umum perairan
waduk Bade pada stasiun I, III, IV dan V sudah tercemar oleh bahan organik yang mudah terurai
dari limbah penggunaan pupuk, limbah pertanian, buangan rumah tangga di daerah hulu, limbah
budidaya ikan dan dari dalam waduk sendiri (internal loading).
Nilai COD menunjukkan banyaknya oksigen yang diperlukan oleh oksidator kalium
dikromat untuk mengoksidasi zat - zat organik yang terkandung dalam air limbah menjadi
karbondioksida dan uap air. Nilai COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat - zat
organik yang secara alamiah tidak dapat dioksidasi melalui proses mikrobiologi dan
mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air. Bakteri dapat mengoksidasi zat organik
menjadi CO2 dan H2O (Sastrawijaya, 2000 dalam Pujiatsuti et al., 2013). Dari hasil analisis
kualitas kimiawi waduk Bade menunjukkan bahwa nilai COD pada ke lima (5) stasiun lebih
tinggi dari standar baku mutu kelas 3 yaitu 50 mg/L seperti yang terlihat pada Tabel 1. Sehingga
dapat dikatakan perairan waduk Bade telah mengalami pencemaran oleh bahan organik yang
sulit terurai oleh mikroorganisme. Dengan demikian perairan waduk Bade secara umum tidak
lagi memenuhi syarat untuk digunakan sebagai sumber baku air minum, tapi masih layak untuk
perikanan, pertanian dan pariwisata.
Pada stasiun 4, nilai alkalinitas yang didapatkan adalah 74,592 mg/L sehingga dapat
digolongkan mempunyai produktivitas sedang. Nilai alkalinitas antara 0,0 10,0 mg/l CaCO3
equivalent mengindikasikan kualitas air sangat asam, antara 10,0 50,0 mg/l CaCO3 equivalent
perairan tergolong kurang produktif, antara 50,0 200,0 mg/l CaCO3 equivalent perairan
digolongkan mempunyai produktivitas sedang.
Alkalinitas merupakan penyangga (buffer) perubahan pH air dan indikasi kesuburan
yang diukur dengan kandungan karbonat. Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan
tambahan asam tanpa penurunan nilai pH larutan (Alaerts dan Ir. S. Sumetri. S). Alkalinitas
dalam air disebabkan oleh ion ion karbonat (CO 32-), bikarbonat (HCO3-), hidroksida (OH-) dan
juga borat (BO32-), fosfat (PO43-), silikat (SiO44- ) dan sebagainya.
Alkalinitas mempunyai hubungan erat dengan pH dan kesadahan air. Suatu perairan
dengan alkalinitas tinggi biasanya mempunyai pH dan kesadahan air yang relatif tinggi pula
karena sumber utama alkalinitas biasanya dari batuan karbon (batu kapur) yang sebagian besar
terbentuk dari CaCO3. Alkalinitas dan kesadahan di waduk Bade semakin menurun pada setiap
stasiun.
KESIMPULAN
1. Kualitas perairan waduk Bade berdasarkan parameter Fisika Kimiawi sudah tercemar
DAFTAR PUSTAKA
Azrita. 2010. PARAMETER FISIKA, KIMIA DAN BIOLOGI PENCIRI HABITAT IKAN
BUJUK (Channa lucius, Channidae). Padang : Fakultas Biologi Universitas Bung Hatta.
Maruru, S.M.M., 2012. Studi Kualitas Air Sungai Bone Dengan Metode Biomonitoring. pp.1-12.
Pujiastuti, P., Ismail, B. & Pranoto, 2013. Kualitas Dan Beban Pencemaran Perairan Waduk
Gajah Mungkur. Eekosains, 5(1), pp.59-75.
Wikipedia, 2014. Wikipedia. [Online] Available at: https://id.wikipedia.org/wiki/Klego,_Boyolali
[Accessed 17 November 2015].