Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KONSENTRASI OXYGEN DEMAND (OD) DI

SUNGAI CIAPUS, BOGOR

ANALYSIS OF THE CONCENTRATIONS OF OXYGEN


DEMAND (OD) IN CIAPUS RIVER, BOGOR
Anggun Fatimah1, Ayu Sartika Imia Manik2, Dian Hestiyantari3, Emir Aulia4, Triyogo
Aleksandria5
Kelompok 5 – Selasa Pagi

1,2,3,4,5)
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jl. Kamper, Kampus
IPB Dramaga, Bogor 16680
ayusartikaimiamanik@gmail.com

Abstrak : Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang untuk
memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan. Sadar atau tidak dalam proses pemanfaatan
sumberdaya tersebut, manusia akan menghasilkan limbah pada atau disebut juga sampah. Masalah
utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu
memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk kebutuhan domestik yang semakin
menurun. Limbah cair dapat mengandung bahan organik seperti karbohidrat, sianida, Chemical
Oxygen Demand (COD) dan Biochemical Oxygen Demand (BOD) yang tinggi sehingga diperlukan
proses pengolahan yang tepat sebelum dibuang ke lingkungan perairan. Oleh karena itu tujuan
penelitian ini adalah mengetahui kualitas perairan Sungai Ciapusu dengan menganalisis nilai
kadar BOD dan DO. Praktikum analisis kadar BOD (Biochemical Oxygen Demand) dilakukan pada
hari Selasa, 16 April 2019 pukul 08.00 – 10.30 WIB di Laboratorium Teknik Lingkungan,
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Metode yang dilakukan pada penelitian kali ini adalah metode analisis kadar BOD dengan
mengukur DO hari pertama dan kelima sampling. Berdasarkan hasil data kelompok diperoleh rata-
rata kadar oksigen terlarut (DO) pada sungai Ciapus yaitu sebesar 6.996 mg/l pada sampel 1
dengan volume titrasi sebesar 4.387 ml dan sebesar 6.996 mg/l pada sampel 2 dengan volume
titrasi sebesar 4,387 ml. Berdasarkan standar DO menurut PP No. 81 tahun 2001 yaitu kadar DO
pada air maksimum sebesar 6 mg/l dan minimum sebesar 0 mg/l. Berdasarkan hasil sampel air
yang diperiksa dari sungai Ciapus tidak memenuhi standar baku yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Semakin banyak bahan organik dalam air, maka semakin besar BOD nya sedangkan
DO nya akan semakin rendah.
Kata Kunci : DO, limbah cair, mikroorganisme, sungai

Abstract : Human activities are not detached from the need for space to exploit natural resources
and the environment. Conscious or not in the process of exploiting the resource, humans will result
in waste or also known as junk. The main problems faced by water resources include the quantity
of water that has not been able to meet the ever increasing needs and the quality of water for
domestic needs are declining. Liquid waste can contain organic substances such as carbohydrates,
cyanide, Chemical Oxygen Demand (COD) and Biochemical Oxygen Demand (BOD) is high so that
the necessary processing before being dumped into the aquatic environment. Therefore the purpose
of this research is to know the quality of the waters of the Ciapusu River by analyzing the value of
the levels of BOD and DO. Practical analysis of levels of BOD (Biochemical Oxygen Demand) will
be conducted on Tuesday, April 16, 2019 at 08.00 – 10.30 A.M in the laboratory of environmental
engineering, civil and Environmental Engineering Department, Faculty of agricultural technology,
Bogor agricultural University. Methods undertaken at this time, research is a method of analysis by
measuring levels of BOD DO the first day of the fifth and sampling. Based on the results of a data
group obtained the average levels of dissolved oxygen (DO) in the river outside looking i.e. of 6,996
mg/l in a sample of 1 with the volume of 4.387 ml and titration of 6,996 mg/l in sample 2 of Titrate
with volume 4,3875 ml. Based on DO standard according to REGULATION No. 81 year 2001 i.e.
levels DO on water maximum of 6 mg/l and a minimum of 0 mg/l. Based on the results of the water
samples were examined from the outside looking does not meet the standards set by the baku

1
Government. The more organic material in the water, then the greater the BOD of his while his
would DO the lower.
Keywords : BOD, liquid waste, microorganism, river

PENDAHULUAN
Pembangunan di Indnonesia menghasilkan tatanan kehidupan sosial yang
semakin meningkat. Hasil pembangunan yang semakin meningkat akan makin
mendekatkan masyarakat kepada tingkat kehidupan yang lebih baik. Kosekuensi
logis dari adanya pembangunan adalah pencemaran pada badan air sehingga
mengakibatkan berbagai dampak bagi kehidupan.
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energy dan atau komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia, sehingga
kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya (PP No. 82 tahun 2001).
Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang untuk
memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan. Sadar atau tidak dalam proses
pemanfaatan sumberdaya tersebut, manusia akan menghasilkan limbah pada atau
disebut juga sampah. Sisa suatu usaha atau kegiantan yang berwujud padat baik
berupa zat organic maupun anorganik ini bersifat dapat teruruai maupun tidak dapat
terurai yang dianggap sudah tidak berhuna lagi sehingga langsung dibuang ke
lingkungan (Nandi 2005).
Tingkat pencemaran pada badan air dapat diidentifikasi menggunaka uji
Chemical Oxygen Demand (COD). Chemical Oxygen Demand (COD) merupakan
jumlah total oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organic secara
kimiawi. Limbah rumah tangga dan industry merupakan sumber utama limbah
organik dan merupakan oenyebab utama tingginya konsentrasi (Wardhana 2001).
Penelitian ini akan mengalisis jumlah total oksigen pada air sungai sehingga dapat
diketahui proses oksidasi pada bahan organik yang terdapat pada air sungai.

METODOLOGI
Praktikum analisis kadar BOD (Biochemical Oxygen Demand) dilakukan pada
hari Selasa, 16 April 2019 pukul 08.00 – 10.30 WIB di Laboratorium Teknik
Lingkungan, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu
penentuan kadar BOD pada hari ke 0 dan kadar BOD pada Hari ke 5. Bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah contoh uji air sungai, air suling, Larutan
mangan sulfat, Alkali, Asam Sulfat pekat, larutan Na-tiosulfat, larutan kanji, dan
Larutan Natrium Sulfit. Langkah langkah dalam penelitian kali ini disajikan pada
Gambar 1.
Adapun persamaan yang digunakan dalam perhitungan BOD disajikan pada
persamaan (1) dan (2) :

Konsentrasi DO (mg/l) =
Keterangan :
V = Volume Na2S2O3yang terpakai untuk tirtrasi
N = Normalitas larutan Na2S2O3

2
F = Faktor

Konsentrasi BOD (mg/l)= (DO0-DO5)..................................................................(2)

Mulai

Contoh air yang akan diuji dimasukkan ke dalam botol winkler

1 ml MnSO4 dan 1 ml kombinasi kanji dimasukkan

Tutup botol, kemudian dihomogenkan

2 ml H2SO4 pekat dimasukkan dan dihomogenkan kembali

Larutan sebanyak 50 ml dipindahkan ke tabung erlenmeyer dan dititrasi dengan


larutan Na2S2O3 hingga berwarna kuning terang

Ditambahkan larutan kanji hingga berwarna biru.

Larutan tersebut dititrasi kembali dengan NA2S2O3 hingga warna biru hilang
dan kemudian catat volume total, kemudian dilakukan peritungan DO

Selesai

Gambar 1 Diagram alir analisi BOD

HASIL DAN PEMBAHASAN


Oksigen terlarut atau disebut dengan Dissolved Oxygen (DO) merupakan sesuatu
yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup dalam air dalam melakukan
pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan
energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Selain itu, oksigen juga dibutuhkan
untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber
utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas
dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut (Salmin 2000).
Menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, baku mutu kandungan DO
disungai adalah 6 Mg/L. Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari
beberapa faktor, seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan

3
udara seperti arus, gelombang dan pasang surut. BOD atau Biochemical Oxygen
Demand adalah suatu karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang
diperlukan oleh mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk mengurai atau
mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik (Umaly dan Cuvin 1988).
Pengukuran oksigen dapat dilakukan secara analitik dengan cara titrasi (metode
Winkler) atau dengan menggunakan alat yang disebut DO meter yang dilengkapi
dengan probe khusus (Fardiaz 1992). Pengukuran tingkat kualitas air dilihat dari
oksigen terlarut (Dissolved Oxygen). Semakin tinggi kandungan Dissolved Oxygen
(DO) semakin bagus kualitas air tersebut (Simanjutak 2007). Prinsipnya dalam
kondisi gelap, agar tidak terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan oksigen, dan
dalam suhu yang tetap selama lima hari, diharapkan hanya terjadi proses
dekomposisi oleh mikroorganime sehingga yang terjadi hanyalah penggunaan
oksigen, dan oksigen tersisa ditera sebagai DO5. Hal penting yang diperhatikan
adalah mengupayakan agar masih ada oksigen tersisa pada pengamatan hari kelima
sehingga DO5 tidak nol. Bila DO5 nol maka nilai BOD tidak dapat ditentukan
(Effendi 2003).
Faktor- faktor yang mempengaruhi BOD yaitu kandungan serta jenis bahan
organik, suhu, densitas plankton, oksigen terlarut, nilai pH, dan keberadaan
mikroba. Apabila kandungan BOD tinggi, maka akan mengakibatkan penyusutan
oksigen terlarut melalui proses penguraian bahan organik pada kondisi aerobik dan
penurunan nilai pH dalam suatu perairan (Purhadi dan Yasin 2008). Reaksi oksidasi
selama pemeriksaan BOD merupakan hasil dari aktivitas biologis dengan kecepatan
reaksi yang berlangsung sangat dipengaruhi oleh jumlah populasi dan suhu. Oleh
sebab itu, selama pemeriksaan BOD, suhu harus diusahakan konstan pada 20°C
yang merupakan suhu yang umum di alam.

Tabel 1 Data hasil perhitungan DO tiap kelompok

Sampel 1 Sampel 1
Kelompok
Volume Titrasi (ml) DO0 (mg/l) Volume Titrasi (ml) DO0 (mg/l)
1 4,2 6,697 4,3 7,856
2 4,5 7,176 4,4 7,016
3 4,2 6,697 4,3 5,856
4 4,4 7,016 4,5 7,175
5 4,2 6,697 4 6,379
6 4,4 7,016 4,5 7,175
7 4,6 7,335 4,5 7,176
8 4,6 7,34 4,6 7,34
Rata-Rata 4,3875 6,99675 4,3875 6,996625

Pengujian nilai DO dilakukan pada sampel air yang diambil dari sungai Ciapus.
Pengujian nilai DO bertujuan untuk mengukur kebutuhan oksigen terlarut yang
diperlukan mikroorganisme untuk mendegradasi material kebutuhan organik
menjadi karbondioksida dan air. Metode yang digunakan adalah metode Winkler
dengan menggunakan larutan MnSO4, Iodida Azida, H2SO4 pekat,
titrasi Na Tiosulfat, penambahan indikator amylum dan titrasi kembali dengan Na
Tiosulfat.

4
Pengambilan sampel air dilakukan sebanyak 2 botol yang kemudian di uji kadar
oksigen terlarutnya pada hari ke 0 (𝐷𝑂)0 dan hari ke 5 (𝐷𝑂)5 . Berdasarkan hasil
perhitungan kelompok 5 diperoleh kadar oksigen terlarut (𝐷𝑂)0 pada sampel 1
sebesar 6.697 mg/l dengan volume titrasi sebesar 4,2 ml dan kadar oksigen terlarut
(𝐷𝑂)0 pada sampel 2 sebesar 6.378 mg/l dengan volume titrasi sebesar 4 ml.
Berdasarkan hasil data kelompok diperoleh rata-rata kadar oksigen terlarut (DO)
pada sungai Ciapus yaitu sebesar 6.996 mg/l pada sampel 1 dengan volume titrasi
sebesar 4,387 ml dan sebesar 6,996 mg/l pada sampel 2 dengan volume titrasi
sebesar 4,387 ml. Pengukuran kadar oksigen terlarut (𝐷𝑂)0 terbesar terjadi pada
kelompok 8, yaitu 6,697 mg/l pada sampel 1 dengan volume titrasi sebesar 4,2 ml
dan sebesar 6,378 mg/l pada sampel 2 dengan volume titrasi sebesar 4 ml.
Faktor – faktor yang dapat menyebabkan atau mempengaruhi hasil yang didapat
yaitu terdapat gelembung udara di dalam winkler pada saat pengisian sampel,
pengukuran volume yang tidak kuantitatif karena kesalahan mengukur ataupun
melihat angka yang tertera, titrasi yang kurang sempurna karena titran yang
ditambahkan terlalu banyak, interpretasi perubahan warna yang kurang tepat, botol
winkler yang diuji pada DO hanya 2 karena pada botol 1 titrasi pertama tidak terjadi
perubahan warna menjadi cokelat, melainkan langsung bening.
Berdasarkan standar DO menurut PP No. 81 tahun 2001 yaitu kadar DO pada
air maksimum sebesar 6 mg/l dan minimum sebesar 0 mg/l. Berdasarkan hasil
sampel air yang diperiksa dari sungai Ciapus tidak memenuhi standar baku yang
telah ditetapkan oleh pemerintah. Semakin banyak bahan organik dalam air, maka
semakin besar BOD nya sedangkan DO nya akan semakin rendah. Air yang bersih
adalah jika tingkat DO nya tinggi sedangkan BOD dan zat terlarutnya rendah.
Apabila kadar oksigen terlarut kurang dapat mengakibatkan hewan-hewan yang
menempati perairan tersebut mati dan menjadi tercemar. Dampak bagi kesehatan
yaitu dapat meyebabkan diare bagi orang yang mengkonsumsi air yang memiliki
kadar BOD tinggi.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil data kelompok diperoleh rata-rata kadar oksigen terlarut (DO)
pada sungai Ciapus yaitu sebesar 6.996 mg/l pada sampel 1 dengan volume titrasi
sebesar 4.387 ml dan sebesar 6.996 mg/l pada sampel 2 dengan volume titrasi
sebesar 4,387 ml. Pengukuran kadar (𝐷𝑂)0 dan volume titrasi yag dibutuhkan pada
masing-masing kelompok berbeda-beda, hal tersebut dikarenakan pengukuran
volume yang tidak kuantitatif karena kesalahan mengukur ataupun melihat angka
yang tertera, titrasi yang kurang sempurna karena titran yang ditambahkan terlalu
banyak dan sebagainya. Berdasarkan standar DO menurut PP No. 81 tahun 2001
yaitu kadar DO pada air maksimum sebesar 6 mg/l dan minimum sebesar 0 mg/l.
Berdasarkan hasil sampel air yang diperiksa dari sungai Ciapus tidak memenuhi
standar baku yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Semakin banyak bahan organik
dalam air, maka semakin besar BOD nya sedangkan DO nya akan semakin rendah

Saran
Praktikum sudah terlaksana dengan baik, hanya saya diperlukan keteliatian yang
tinngi saat sedang melakukan proses titrasi agar pengukuran volume lebih akurat,
titrasi dapat terjadi secara sempurna serta tidak terjadi kesalahan saat melihat angka.

5
Daftar Pustaka
Arya Wardana, Wisnu. 2001. Dampak pencemaran lingkungan. Yogyakarta (ID):
Penerbit Andi.
Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta (ID) : Kanisnus.
Fardiaz. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta (ID) : Kanisius.
Nandi. 2005. Kajian keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah
dalam konteks Tata Ruang. Jurnal “GEA” pendidikan Geografi. (9): 5 [halaman
tidak diketahui]
Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air.
Purhadi dan Yasin H. 2008. Mixed Geographically Weighted Regression Model
(Case Study: the Percentage of Poor Households in Mojokerto. European
Journal of Scientific Research ISSN 1450-216X. 69(2) : 188-196.
Salmin. 2005. Oksigen terlarut (DO) dan kebutuhan oksigen biologi (BOD) sebagai
salah satu indikator untuk menentukan kualitas perairan. Oseana. 30 (3) : 21-26.
Simanjutak, M. (2007), Oksige Terlarut dan Apparent Oxygen Utilization di
Perairan Teluk Klabat Pulau Bangka. Jurnal Ilmu Kelautan, Juni 2007. 12 (2):
59-66
Umaly RC dan Cuvin. 1988. Limnology: Laboratory and field guide, Physico-
chemical factors, Biological factors. Manila (USA) : National Book Store.

6
Lampiran 1 Contoh Perhitungan

Contoh Perhitungan
V x N x 8000 x F
Konsentrasi DO (mg/l) =
50
Keterangan :
V : volume Na2SO3 yang terpakai untuk titrasi
N : normalitas larutan Na2SO3 (0.0099)
300
F : faktor volume ( )
298
300
4.2 x 0.0099 x 8000 x 298
Konsentrasi DO0 (mg/l) Sampel 1 = = 6.697 mg/l
50
300
4 x 0.0099 x 8000 x 298
Konsentrasi DO0 (mg/l) Sampel 2 = = 6.378 mg/l
50

7
Lampiran 2 Dokumentasi praktikum

Gambar 2 Sampel air setelah ditambahkan MnSO4, H2SO4, dan Na2S2O3

Gambar 3 Sampel setelah dilakukan itrasi pertama.

Anda mungkin juga menyukai