Keterangan : Kb = Volume FAS yang digunakan untuk menitar blanko (ml)
Kc = Volume FAS yang digunakan untuk menitar contoh uji air
tanah (ml)
N = Molaritas FAS
8 = Berat ekivalen oksigen
Contoh uji air tanah di Babakan Raya VI, jika dibandingkan dengan PP No. 82
Tahun 2001 masuk ke dalam kelas satu karena memiliki konsentrasi kurang dari
10 mg/l yaitu sebesar 7.512 mg/l. Hal itu mengartikan bahwa air dapat digunakan
sebagai air minum ataupun kebutuhan lainnya. Hal tersebut cocok dengan
penelitian sebelumnya mengenai parameter BOD yang juga menetapkan sampel
air tanah tersrbut ke dalam air kelas 1 (satu).
Tabel 2. Data hasil konsentrasi COD dalam air tanah
Kelompok Contoh Uji
Konsentrasi
COD (mg/l)
1 Dramaga Regency 23.76
2 Ciherang 26.29
3 Duta Berlian 7.512
4
Balumbang Jaya
9.85
5 Babakan Raya III 3.756
6 Balio 41.316
7 Babakan Raya VI 7.512
8 Leuwikopo 11.27
Tabel 2 menunjukkan data konsentrasi COD dari delapan kelompok yang
melakukan penelitian. Konsentrasi COD terbesar terdapat di Balio yaitu sebesar
41.316 mg/l. Sedangkan konsentrasi COD terkecil terdapat di Babakan Raya III
yaitu sebesar 3.756 mg/l. Berdasarkan PP No.82/2001, air tanah di Balio termasuk
air kelas 2 (dua) yaitu air yang tidak dapat dikonsumsi tetapi air yang dapat
digunakan untuk sarana/prasarana rekreasi air, peternakan, pertanaman, dan
pembudidayaan ikan air tawar. Sedangkan air tanah di Babakan Raya III termasuk
air kelas 1(satu) yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum.
Jika konsentrasi COD melebihi baku mutu yang ditetapkan, langkah
penanggulangan wajib dilakukan untuk mengembalikan kembali suatu objek yang
sebelumnya telah rusak atau tercemar. Penanggulangan pencemaran pada
prinsipnya terbagi 2, yaitu penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis.
Penanggulangan secara non-teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi
pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang
dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan
industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan
ini hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri
yang akan dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan
kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan secara
teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya,
misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu
yang dapat mengurangi pencemaran (Darliana, 2004).
SIMPULAN
Pengujian konsentrasi Chemical Oxygen Demand (COD) telah dilakukan dengan
metode titrasi sehingga diperoleh konsentrasi COD di Babakan Raya VI sebesar
7.512 mg/l. Sedangkan, setelah dibandingkan dengan hasil dari kelompok lainnya,
dapat diketahui bahwa konsentrasi BOD terbesar terdapat di Balio yaitu sebesar
41.316 mg/l, sedangkan konsentrasi BOD terkecil terdapat di Babakan Raya III
yaitu sebesar 3.756 mg/l. Kriteria mutu air dapat ditinjau dari kandungan COD
dan berdasarkan PP No.82/2001, terbagi menjadi empat kelas yaitu, kelas satu
sebesar 10 mg/l, kelas dua sebesar 25 mg/l, kelas tiga sebesar 50 mg/l, dan kelas
empat sebesar 100 mg/l. Maka dapat disimpulkan bahwa kandungan COD air
Babakan Raya VI berada pada kelas satu. Hal tersebut menunjukkan bahwa air
tanah masih layak dikonsumsi atau untuk keperluan minum setelah diolah atau
dimasak terlebih dahulu dan dapat digunakan dalam kegiatan sehari-hari.
Saran
Contoh uji air tanah masih layak untuk digunakan dalam kehidupan sehari-
hari sehingga diharapkan masyarakat yang berada di daerah sekitar pengambilan
contoh uji dapat menjaga kestabilan air tanah dan mencegah terjadinya
pencemaran air tanah, dalam kasus ini berupa Chemical Oxygen Demand (BOD).
Sebaiknya dilakukan uji lainnya untuk menentukan tingkat pencemaran air tanah
pada contoh uji.
Daftar Pustaka
Darliana, Ina. 2004. Pencemaran air dan beberapa usaha dan penanggulangannya.
[terhubung berkala] http://e-journal.kopertis4.or.id (9 Maret 2014).
Nurdin, M. 2009. Pengembangan metode baru penentuan Chemical Oxygen
Demand (COD) berbasis sel fotoelektrokimia: karakterisasi elektroda kerja
lapis tipis TiO
2
/ITO. [terhubung berkala] http://repository.ui.ac.id/contents
/koleksi/2/74c8df13f957e56c85887e60bfd7edfb555134a7.pdf (9 Maret
2014).
Pusarpedal. 2012. Laporan Pengkajian Kriteria Mutu Air. Indonesia :
Kementerian Lingkungan Hidup.
Wiryawan, Adam. 2011. Prinsip titrasi. [terhubung berkala] http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/titrasi-volumetri/prinsip-titrasi/ (4
Maret 2014)
Lampiran 1. Lokasi pengambilan contoh uji air
Lampiran 2. Alat dan bahan pada praktikum
Lampiran 3. Setelah penambahan indikator ferroin
Lampiran 4. Warna contoh uji setelah titik akhir