PENDAHULUAN
Air merupakan senyawa yang bersifat pelarut universal, karena sifatnya tersebut,
maka tidak ada air dan perairan alami yang murni. Tetapi didalamnya terdapat unsur dan
senyawa yang lain. Dengan terlarutnya unsur dan senyawa tersebut, terutama hara
mineral, maka air merupakan faktor ekologi bagi makhluk hidup. Walaupun demikian
ternyata tidak semua air dapat secara langsung digunakan memenuhi kebutuhan makhluk
hidup, tetapi harus memenuhi kriteria dalam setiap parameternya masing-masing (Dian
Maesita, 2014).
Rusaknya sifat kimia air tersebut akan berpengaruh terhadap fungsi dari air itu
sendiri. Sebagaimana diketahui bahwa oksigen memegang peranan penting sebagai
indikator kualitas perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan
reduksi bahan organik dan anorganik. Selain itu, oksigen juga menentukan kegiatan
biologis yang dilakukan oleh organisme aerobik atau anaerobik. Sebagai pengoksidasi
dan pereduksi bahan kimia beracun menjadi senyawa lain yang lebih sederhana dan tidak
beracun (Dian Maesita, 2014).
Apabila semakin sedikit kandungan udara di dalam air maka angka COD akan
semakin besar.Besarnya angka COD tersebut menunjukkan bahwa keberadaan zat
organik di air beradadalam jumlah yang besar. Organik-organik tersebut mengubah
oksigen menjadikarbondioksida dan air sehingga perairan tersebut menjadi kekurangan
oksigen.Hal inilah yang menjadi indikator seberapa besar pencemaran didalam limbah
cair oleh pembuagan domestik dan industri.Semakin sedikit kadar oksigen didalm air,
semakin bear jumlah pencemar (organik) didalm perairan tersebut.Karena itu air yang
biasa di konsumsi harus memiliki kadar COD yang rendah (Dian Maesita, 2014).
1.2 Tujuan
Menentukan besarnya kandungan oksigen kimiawi (COD) dalam contoh uji
sehingga dapat diketahui kualitasnya.
1.3 Ruang Lingkup
1. Sampel yang digunakan merupakan Air Danau Sangatta North PT. KPC di
Sangatta Kalimantan Timur.
2. Parameter yang diuji adalah menganalisis kandungan COD pada sampel.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air
4. Penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Teknik Lingkungan Fakultas
Teknik di UPN ”Veteran” Jawa Timur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Alat
1. Erlenmeyer 250 ml
2. Buret 25 ml
3. Pipet pump
4. Pipet tetes
3.2 Bahan
1. Air sampel
2. Metil jingga
3. NaOH
4. Fenolftalien
BAB IV
PROSEDUR KERJA DAN GAMBAR KERJA ALAT
4
Mengukur kembali benda uji
100 mL dan memasukkan ke
dalam labu Erlenmeyer,
menambahkan 3 tetes indicator
fenolftalin
5
Mentitrasi dengan larutan NaOH
0,02 N sampai warna merah
muda, catat mL larutan NaOH
yang dipergunakan misalnya
(A).
BAB V
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
5.2 Pembahasan
Dari tabel terlihat bahwa nilai rata-rata dari COD adalah 5,57 mg/l. Nilai COD
pada stasiun P1, P2 dan P3 menunjukkan nilai dibawah batas baku mutu untuk
katagori air kelas II dengan batas nilai 25 mg/l. Mengacu pada Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar COD adalah :
1. Oksigen Terlarut
2. Zat Organik
3. Sumber pencemar lainnya.
(Anonim, 2019)
Berdasarkan faktor-faktor diatas hal-hal yang menyebabkan nilai COD di
ketiga stasiun sama yaitu kandungan oksigen terlarut dan at organik yang terdapat
di ketiga stasiun sama, selain itu sumber pencemar juga kemungkinan sama di
ketiga stasiun.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Hasil pengukuran COD adalah 5,57 mg/l. Hal ini menunjukkan masih sesuai dan tidak
melebihi baku mutu air limbah kelas II pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Secara umum kualitas air pada danau Sangatta North dalam kondisi stabil dan normal
sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, pengairan pertanian dan peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air
pada kelas II.
6.2 Saran
Seharusnya melakukan praktikum dengan fokus dan teliti dengan mengikuti prosedur
kerja agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan data hasil analisa kurang valid.
Pada saat pengambilan sampel harus hati-hati jangan sampai sampel terkena zat-zat
lainnya. Sebaiknya jika menganalisa COD langsung dilokasi pengambilan sampel agar
hasil analisanya lebih valid.
DAFTAR PUSTAKA